• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN Konsep Wirausaha dalam Perspektif Al Quran da Al Haditss

N/A
N/A
Khilmi Zuhroni

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN Konsep Wirausaha dalam Perspektif Al Quran da Al Haditss"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Konsep Wirausaha dalam Perspektif Al-Quran dan Al-Hadits Oleh : Khilmi Zuhroni

(STKIP Muhammadiyah Sampit, 2020)

Abstrak

Wirausaha merupakan fenomena yang penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Konsep wirausaha juga memiliki akar yang dalam dalam ajaran Islam, seperti yang ditemukan dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Artikel ini menyelidiki konsep wirausaha dalam perspektif Al-Quran dan Al-Hadits, dengan mengeksplorasi nilai- nilai, prinsip, dan panduan yang diberikan Islam kepada para wirausaha. Dalam kajian ini, kita akan menjelajahi konsep-konsep seperti tawakkal (percaya kepada Allah), usaha, keadilan, dan kontribusi sosial, serta bagaimana konsep-konsep ini dapat membentuk karakter dan praktik wirausaha Muslim.

Pendahuluan

Al-Quran adalah lebih dari sekadar kitab suci bagi umat Islam; itu adalah pandangan hidup yang komprehensif yang memberikan pedoman bagi individu dalam setiap aspek kehidupan. Sebagai sumber utama ajaran Islam, Al-Quran mengandung prinsip-prinsip moral, etika, dan spiritual yang membimbing umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka.

Al-Quran mengajarkan nilai-nilai yang mendasar, seperti kasih sayang, keadilan, dan kejujuran, yang membentuk landasan moral bagi individu dalam hubungan mereka dengan Allah dan sesama manusia. Ajaran-ajaran ini membimbing umat Islam dalam memperkuat ikatan sosial, mempromosikan perdamaian, dan membangun masyarakat yang adil dan harmonis.

Selain itu, Al-Quran memberikan petunjuk praktis dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal ibadah, kehidupan keluarga, bisnis, dan politik.

Ayat-ayat Al-Quran mengajarkan cara menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran, tawakkal kepada Allah, dan penekanan pada akhlak yang baik.

(2)

2

Al-Quran juga mengajarkan pentingnya pengembangan diri dan pencarian ilmu. Umat Islam dianjurkan untuk terus belajar, merenungkan makna ayat-ayat Al- Quran, dan meningkatkan pemahaman mereka tentang ajaran Islam. Dengan demikian, Al-Quran bukan hanya menjadi sumber petunjuk spiritual, tetapi juga menjadi panduan praktis bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka secara menyeluruh.

Wirausaha bukanlah hanya tentang menciptakan bisnis atau mencari keuntungan semata. Ini adalah tentang membangun masyarakat yang lebih baik, memberdayakan individu, dan menciptakan nilai untuk semua pihak yang terlibat.

Dalam Islam, konsep wirausaha dijelaskan dalam Al-Quran dan Al-Hadits sebagai bagian dari ajaran yang luas tentang keadilan, usaha, dan kontribusi sosial. Dalam kajian ini, kita akan mengeksplorasi konsep wirausaha dalam perspektif Islam, dengan memperhatikan nilai-nilai yang diberikan Al-Quran dan Al-Hadits kepada para wirausaha.

Nilai-nilai Wirausaha dalam Al-Quran

Al-Quran mengajarkan sejumlah nilai-nilai yang relevan dalam konteks wirausaha:

1. Tawakkal (Percaya kepada Allah)

Salah satu konsep sentral dalam wirausaha menurut Islam adalah tawakkal, yaitu kepercayaan penuh kepada Allah dalam segala hal. Al-Quran mengajarkan bahwa manusia harus berusaha keras, tetapi pada akhirnya hasilnya ada di tangan Allah. Oleh karena itu, wirausaha Muslim dipandu oleh tawakkal dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam bisnis mereka. Tawakkal, atau kepercayaan penuh kepada Allah, memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan wirausaha. Seorang wirausaha yang memiliki tawakkal yang kuat percaya bahwa hasil akhir dari usaha mereka ada di tangan Allah. Meskipun mereka berusaha keras dan membuat perencanaan yang matang, mereka menyadari bahwa akhirnya segala sesuatu tergantung pada kehendak Allah.

(3)

3

Dalam konteks wirausaha, memiliki tawakkal yang kokoh membantu mengurangi kecemasan dan ketakutan akan kegagalan. Wirausaha yang percaya kepada Allah tidak terlalu khawatir akan risiko atau hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam bisnis mereka. Mereka memiliki keyakinan bahwa jika mereka berusaha dengan sungguh-sungguh dan bertindak dengan integritas, Allah akan memberkahi usaha mereka dan membimbing mereka melalui setiap rintangan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tawakkal bukanlah alasan untuk mengabaikan perencanaan atau usaha keras. Sebaliknya, tawakkal dan usaha saling melengkapi. Seorang wirausaha yang memiliki tawakkal yang kuat akan terus berusaha dan merencanakan dengan baik, sambil tetap meletakkan keyakinan penuh kepada Allah atas hasil akhirnya. Dengan demikian, tawakkal memberikan landasan spiritual yang kuat bagi wirausaha dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam bisnis mereka.

2. Usaha dan Kerja Keras

Al-Quran juga menekankan pentingnya usaha dan kerja keras dalam mencapai kesuksesan. Dalam banyak ayat, Al-Quran mengajarkan bahwa Allah akan memberkahi usaha orang-orang yang bekerja keras dan tekun dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, wirausaha Muslim dihimbau untuk bekerja keras, bersungguh-sungguh, dan berusaha mencapai keunggulan dalam bisnis mereka. Al-Quran mengajarkan pentingnya usaha dan kerja keras dalam mencapai kesuksesan dan kesejahteraan. Dalam Surah Al-Imran ayat 200, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap sedia, serta bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat keberuntungan." Ayat ini menekankan pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi rintangan, sambil terus melakukan usaha dan persiapan dengan tekun.

Surah Al-Ankabut ayat 69 juga mengingatkan umat manusia bahwa mereka harus berusaha keras dalam mencapai tujuan mereka. Allah berfirman, "Dan

(4)

4

orang-orang yang berjihad di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan memberikan bimbingan kepada mereka yang berusaha dengan sungguh- sungguh untuk meniti jalan-Nya.

Dengan demikian, Al-Quran menekankan pentingnya usaha dan kerja keras dalam mencapai tujuan hidup, baik dalam hal keberhasilan dunia maupun kebahagiaan akhirat. Usaha yang ditekankan dalam Al-Quran adalah usaha yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah, serta dilakukan dengan integritas dan kejujuran. Dengan berpegang teguh pada ajaran Al-Quran, umat Islam diharapkan untuk menjadi orang-orang yang berusaha keras, bertakwa, dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan mereka.

3. Keadilan dan Etika Bisnis

Al-Quran menegaskan pentingnya keadilan dan etika bisnis dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis. Wirausaha Muslim diharapkan untuk menjalankan bisnis mereka dengan keadilan, integritas, dan menghindari praktik-praktik yang tidak etis seperti penipuan, riba, atau penyalahgunaan kekuasaan. Keadilan dan etika bisnis merupakan nilai yang sangat penting dalam ajaran Islam, sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Quran. Surah Al-Hujurat ayat 9 mengingatkan umat Muslim untuk berlaku adil dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis. Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok); dan jangan pula wanita (suatu kaum) mengolok-olok wanita (kaum lain), boleh jadi wanita (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)."

Selain itu, Surah An-Nisa ayat 29 mengajarkan pentingnya berlaku adil dalam transaksi bisnis. Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

(5)

5

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antaramu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."

Dari ayat-ayat tersebut, kita dapat memahami bahwa Al-Quran menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis.

Keadilan dalam bisnis berarti memperlakukan semua pihak dengan adil dan menghormati hak-hak mereka. Selain itu, etika bisnis yang baik, seperti jujur, amanah, dan menghindari penipuan, juga ditekankan dalam Al-Quran sebagai bagian dari nilai-nilai moral yang harus diterapkan dalam setiap transaksi bisnis.

Dengan mengikuti ajaran Al-Quran, umat Muslim diharapkan untuk menjalankan bisnis mereka dengan integritas dan menghindari segala bentuk perilaku yang tidak etis.

4. Pemberdayaan Masyarakat

Al-Quran juga menekankan pentingnya kontribusi sosial dan pemberdayaan masyarakat. Wirausaha Muslim diharapkan untuk tidak hanya mencari keuntungan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, pemberian sedekah, dan proyek-proyek amal yang bermanfaat. Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep penting dalam ajaran Islam, yang ditekankan dalam Al-Quran sebagai bagian dari prinsip-prinsip sosial dan kemanusiaan. Al-Quran memberikan panduan tentang bagaimana membentuk masyarakat yang berdaya, adil, dan bermartabat.

Salah satu ayat yang menekankan konsep pemberdayaan masyarakat terdapat dalam Surah Al-Asr ayat 3. Allah berfirman, "Dan berimanlah, serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." Ayat ini menekankan pentingnya kerjasama dan dukungan antarindividu dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama, seperti kebenaran dan kesabaran.

Selain itu, Surah Al-Baqarah ayat 195 juga mengajarkan tentang pentingnya memberdayakan masyarakat melalui kegiatan amal dan kontribusi sosial. Allah berfirman, "Dan di antara mereka ada orang-orang yang menafkahkan hartanya

(6)

6

untuk mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyayang terhadap hamba- hamba-Nya." Ayat ini menekankan pentingnya memberikan sumbangan dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan dalam masyarakat, sehingga mereka dapat merasa dihargai dan didukung dalam upaya mereka untuk meningkatkan kualitas hidup.

Al-Quran juga mengajarkan pentingnya pendidikan dan pengetahuan dalam membentuk masyarakat yang berdaya. Surah Al-Zumar ayat 9 menyatakan,

"Apakah mereka yang mengetahui sama dengan mereka yang tidak mengetahui?" Ayat ini menekankan pentingnya mencari ilmu dan meningkatkan pemahaman sebagai kunci untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan dalam masyarakat.

Dengan demikian, Al-Quran menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama umat Muslim. Hal ini melibatkan kerjasama, dukungan, sumbangan, dan pendidikan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masyarakat yang berdaya, adil, dan bermartabat. Dengan mengikuti ajaran Al-Quran, umat Muslim diharapkan untuk aktif terlibat dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.

Panduan dari Al-Hadits

Selain Al-Quran, Al-Hadits juga memberikan panduan praktis bagi para wirausaha Muslim:

1. Niat yang Murni: Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya memiliki niat yang murni dalam setiap tindakan, termasuk dalam bisnis. Wirausaha Muslim diharapkan untuk memiliki niat yang baik, yaitu untuk mencari keridhaan Allah dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

2. Kejujuran dan Amanah: Al-Hadits menekankan pentingnya kejujuran dan amanah dalam setiap transaksi bisnis. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa seorang Muslim harus menjaga amanah dan berlaku jujur dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis. Konsep kejujuran dan amanah dalam Islam

(7)

7

sangatlah penting dan ditekankan dalam banyak hadits Nabi Muhammad SAW.

Salah satu hadits yang terkenal adalah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada Surga. Seseorang terus berbicara jujur dan berusaha keras untuk jujur, sampai Allah mencatatnya sebagai orang yang jujur di sisi-Nya. Dan hati-hati dengan kebohongan, karena kebohongan membawa kepada dosa, dan dosa membawa kepada neraka.

Seseorang terus berbohong dan berusaha keras untuk berbohong, sampai Allah mencatatnya sebagai pendusta di sisi-Nya."

Hadits ini menekankan pentingnya kejujuran dalam semua aspek kehidupan dan memperingatkan tentang bahaya kebohongan. Seorang Muslim diharapkan untuk selalu berbicara jujur, memenuhi janji-janjinya, dan menjaga amanah dalam setiap transaksi dan interaksi mereka. Amanah juga ditekankan dalam banyak hadits, di mana umat Islam dianjurkan untuk menjaga amanah mereka dan tidak memanfaatkannya dengan cara yang tidak benar. Dengan mematuhi konsep kejujuran dan amanah seperti yang diajarkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, umat Islam diharapkan untuk menjalani kehidupan yang penuh integritas, kejujuran, dan keadilan.

3. Pengelolaan Risiko dan Tawakkal: Al-Hadits juga mengajarkan pentingnya pengelolaan risiko dan tawakkal dalam berbisnis. Rasulullah SAW memberikan contoh tentang bagaimana berbisnis dengan bijaksana, tetapi pada akhirnya menyerahkan hasilnya kepada kehendak Allah.

Kesimpulan

Konsep wirausaha dalam perspektif Al-Quran dan Al-Hadits mengandung nilai-nilai yang penting dan relevan dalam konteks bisnis modern. Wirausaha Muslim dihimbau untuk menggabungkan nilai-nilai ini dalam praktik bisnis mereka, dengan berusaha keras, memiliki tawakkal kepada Allah, menjalankan bisnis dengan keadilan dan etika, serta berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam pembangunan

(8)

8

ekonomi dan sosial, sesuai dengan ajaran Islam yang mendorong kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zaini, Kewirausahaan Islami: Konsep, Strategi, dan Implementasi, 2015, Jakarta: Erlangga

Dede Rifki, Kewirausahaan Islami: Perspektif Ekonomi Islam dalam Manajemen Bisnis, 2017, Bandung: Alfabeta

Eka Maulana Ali, Kewirausahaan Berbasis Syariah: Konsep, Teori, dan Implementasi, 2018, Yogyakarta: Deepublish

M. Syafi'i Antonio, Bisnis & Bank Syariah, 2018, Jakarta: Gema Insani

Muhammad Irwan Ariffin, Kewirausahaan Berbasis Syariah: Implementasi dalam Bisnis Usaha Kecil dan Menengah, 2019, Bogor: Penerbit IPB Press Yusuf Qardhawi, Ekonomi Islam: Sebuah Telaah Kritis, 2014, Bandung: Mizan

Referensi

Dokumen terkait

Media Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur'an Hadits

Namun demikian, berangkat dari ungkapan Imam Ibn Taymiah bahwa Cara terbaik untuk menafsirkan al-Quran adalah dengan al-Quran maka dapat disimpulan bahwa pada dasarnya

Untuk memahami petunjuk-petunjuk tersebut dengan benar, maka diperlukannya berbagai macam ilmu yang membahas/mengkaji Al-Quran itu yaitu Ulumul Quran, didalamnya

Penelitian yang berjudul usaha guru al-quran hadis dalam meningkatkan kemampuan belajar al-qura siswa di MTs Al-Huda Bandung membahas tentang berbagai usaha yang

masalah aktual” yaitu mengungkap konsep riba dalam ekonomi Islam yang digali dari beberapa ayat Al Quran dan hadits Nabi saw dengan pendekatan integratif melewati.. suatu

Dan tabel rekapitulasi tentang pengaruh pembiasaan tadarus Al- Quran terhadap motivasi belajar ekstrinsik siswa pada mata pelajaran Al- Quran Hadits di

makalah ini membahas peran wirausaha dalam membangun ekonomi, serta tantangan dan

Atas segala rahmat- Nya , kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul Makalah “ Konsep Tentang Al-quran , As-sunnah , dan Ijtihad dalam Membangun