• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Pemilu Yang Demokratis

N/A
N/A
Kelvin

Academic year: 2024

Membagikan "Dokumen Pemilu Yang Demokratis "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

3. Pemilu yang demokratis dan berkualitas diharapkan dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin yang mumpuni dan kredibel untuk memimpin pemerintahan.

Dengan adanya figur pemimpin yang kompeten dan didukung rakyat, stabilitas politik dan kepastian hukum dapat terjaga.

Stabilitas politik sangat penting untuk menarik masuknya investasi asing maupun domestik. Semakin terbukanya iklim investasi maka semakin banyak modal yang masuk dan diedarkan untuk kegiatan produksi. Dengan naiknya investasi, kapasitas produksi barang dan jasa juga akan meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, pemimpin yang bersih dan akuntabel juga dipercaya mampu mengelola anggaran negara secara efisien dan efektif. Penggunaan anggaran yang tepat sasaran akan mendukung program-program strategis seperti infrastruktur dan pendidikan yang berperan vital dalam pembangunan ekonomi.

Dari sisi kebijakan, Pemilu juga memengaruhi arah kebijakan fiskal dan moneter suatu negara. Jika pemimpin terpilih ingin mendorong stimulus ekonomi, maka defisit anggaran atau kebijakan moneter longgar bisa dilakukan. Sebaliknya jika ingin menahan inflasi, kebijakan fiskal dan moneter yang ketat menjadi pilihan.

Pemilu tidak hanya penting untuk memilih wakil rakyat tapi juga menentukan arah kebijakan ekonomi makro. Pemilu yang berkualitas dan menghasilkan pemimpin yang tepat diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dari perspektif ekonomi makro, pemilu yang berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang kredibel diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan kepastian hukum. Stabilitas politik sangat penting untuk menarik investasi, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintahan yang

(2)

bersih dan transparan juga diharapkan mampu mengelola keuangan negara dengan efisien sehingga anggaran dapat disalurkan untuk program-program yang produktif.

Pemilu juga dapat memengaruhi kebijakan fiskal dan moneter suatu negara. Misalnya jika pemimpin terpilih memiliki visi untuk meningkatkan belanja infrastruktur, maka kebijakan fiskal ekspansif dapat ditempuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun sebaliknya, jika ingin menekan inflasi maka kebijakan moneter yang lebih ketat bisa diambil. Dengan demikian arah kebijakan ekonomi makro suatu negara dipengaruhi oleh figur dan visi pemimpin yang terpilih melalui pemilu.

Dari sisi ekonomi makro Islam, pemilu diharapkan menghasilkan pemimpin yang adil, jujur, dan mengutamakan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana Rasulullah SAW memilih pemimpin berdasarkan kapabilitas dan akhlaknya. Seperti dalam hadits Artinya: “Apabila sifat Amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat”.

Orang itu bertanya, “Bagaimana hilangnya amanah itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat”. (Hadis riwayat Imam al-Bukhari).

Dengan pemimpin yang demikian, pengelolaan keuangan negara diharapkan sejalan dengan prinsip-prinsip syariah seperti keadilan distribusi, menghindari riba, menolak kezaliman, dan menutup pintu kemungkaran. Seperti hadits Nabi Muhammad SAW tentang hadits:

Artinya: ” Dan sehebat-hebatnya riba ialah merusak kehormatan seorang muslim“.

(HR. Ibnu Majah)

Beberapa prinsip ekonomi makro Islam yang relevan antara lain:

 Menghindari riba dalam sistem keuangan dan perbankan demi stabilitas ekonomi.

 Menerapkan sistem zakat dan pajak yang adil untuk redistribusi kekayaan.

(3)

 Menjalankan kebijakan fiskal dan anggaran yang berpihak pada rakyat miskin.

 Melakukan investasi pemerintah yang berorientasi pada kepentingan umum.

Penerapan prinsip-prinsip tersebut diharapkan dapat menciptakan fundamental ekonomi yang kuat sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan merata.

Selain prinsip-prinsip umum ekonomi makro Islam, beberapa kebijakan strategis yang diharapkan dapat dilakukan oleh pemimpin hasil Pemilu yang berkualitas antara lain:

 Memperkuat sektor keuangan syariah, seperti perbankan dan pasar modal syariah. Ini penting untuk menyediakan alternatif jasa keuangan yang sesuai prinsip bagi hasil.

 Mendorong inovasi keuangan Islam seperti obligasi syariah (sukuk) dan asuransi takaful. Instrumen keuangan syariah ini dapat membantu pembiayaan proyek infrastruktur dan program sosial.

 Mengembangkan sektor UMKM dan koperasi dengan skema pembiayaan yang sesuai syariah. Sektor ini serapan tenaga kerjanya besar sehingga berperan dalam pengentasan kemiskinan.

 Meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di masyarakat. Edukasi masyarakat penting agar memahami alternatif jasa keuangan selain konvensional.

 Mendorong riset dan pengembangan ekonomi syariah. Dibutuhkan terobosan keilmuan dan praktik terbaik untuk pengembangan ekonomi syariah.

 Memperkuat kerja sama ekonomi antar negara Islam. Potensi perdagangan dan investasi antar negara Muslim perlu digali lebih optimal.

Dengan berbagai terobosan kebijakan tersebut, kinerja perekonomian syariah di Indonesia diharapkan dapat semakin meningkat dan memberikan kontribusi penting

(4)

bagi pembangunan nasional. Sehingga cita-cita masyarakat madani dan sejahtera di bawah nilai-nilai Islam dapat semakin cepat terwujud.

Selain aspek kebijakan ekonomi makro, terdapat beberapa poin penting lainnya yang perlu diperhatikan agar pemilu dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian dari perspektif ekonomi Islam:

 Pemilu harus berlangsung secara jujur, adil dan demokratis. Tidak boleh ada praktik politik uang, intimidasi, ataupun kecurangan yang merusak demokrasi.

Proses pemilu yang bersih merupakan syarat penting agar menghasilkan pemimpin terbaik.

 Visi dan misi para kandidat pemimpin perlu disosialisasikan dengan jelas ke masyarakat. Rakyat perlu memahami platform dan kebijakan yang akan dijalankan oleh pemimpin yang akan mereka pilih.

 Peningkatan partisipasi politik seluruh lapisan masyarakat. Semua warga negara, tanpa memandang status sosial, didorong untuk ambil bagian dalam pesta demokrasi melalui hak pilihnya.

 Pengawasan yang ketat oleh berbagai pihak. Aparat penegak hukum, media massa, dan masyarakat sipil perlu terlibat aktif memantau proses pemilu dan memastikan tidak ada kecurangan.

 Peningkatan kualitas dan kapasitas politisi serta parpol. Dibutuhkan politisi yang mumpuni, berintegritas, serta memahami ilmu ekonomi dan pembangunan untuk membuat kebijakan yang tepat.

Dengan berbagai persyaratan dan upaya tersebut, diharapkan Pemilu dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin terbaik yang akan mengelola perekonomian secara bijaksana sesuai prinsip syariah. Sehingga cita-cita masyarakat adil dan makmur di bawah ridha Allah SWT dapat semakin dekat.

4. Kemiskinan merupakan masalah sosial yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2020 mencapai 27,55 juta orang

(5)

(10,19 persen). Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan September 2019 yang sebanyak 24,79 juta orang (9,22 persen).

Data tingkat kemiskinan yang digunakan bersumber dari publikasi BPS berupa persentase penduduk miskin di Indonesia periode September 2020 hingga September 2023. Data tingkat kemiskinan per provinsi juga turut dianalisis untuk melihat sebaran kemiskinan di tanah air.

Berdasarkan data BPS, tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2020 sebesar 10,19%. Angka ini meningkat cukup signifikan dibandingkan September 2019 yang sebesar 9,22%. Kenaikan inflasi akibat pandemi COVID-19 menjadi penyebab utama lonjakan kemiskinan pada 2020.

Tren tingkat kemiskinan terus menurun pada 2021 hingga mencapai 9,71% pada September 2021. Penurunan ini mengindikasikan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi sehingga daya beli masyarakat meningkat.

Pada September 2022, tingkat kemiskinan kembali turun menjadi 9,14%. Angka ini sedikit meleset dari target RPJMN 2020-2024 sebesar 8,5-9%. Meskipun demikian, capaian ini cukup baik ditengah tekanan inflasi dan kenaikan harga BBM di 2022.

Terakhir pada September 2023, tingkat kemiskinan Indonesia berhasil mencapai 8,82%. Angka ini lebih rendah dibandingkan September 2022 dan mendekati target RPJMN. Penurunan tingkat kemiskinan ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan oleh pemerintah cukup efektif.

Dari sisi sebaran regional, 5 provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi pada September 2023 yaitu Papua (29,84%), Papua Barat (28,05%), Maluku (19,66%), Aceh (14,31%), dan Nusa Tenggara Timur (13,77%). Sementara DKI Jakarta memiliki tingkat kemiskinan paling rendah yaitu 3,71%.

Tingkat kemiskinan Indonesia pada 2020-2023 menunjukkan tren penurunan meskipun sedikit meleset dari target RPJMN. Provinsi dengan tingkat kemiskinan

(6)

tertinggi umumnya berada di kawasan Indonesia Timur. Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan program pengentasan kemiskinan yang berfokus pada daerah- daerah tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Pemimpin pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kultur organisasi serta iklim yang kondusif bagi upaya meningkatkan pertumbuhan dan mempertinggi pengembangan

Seorang pemimpin dalam organisasi harus dapat menciptakan integrasi yang serasi dengan para bawahannya juga termasuk dalam membina kerja sama, mengarah dan mendorong gairah

Hubungan yang terjadi antara pemimpin sekolah dengan guru juga perlu diperhatikan guna menciptakan iklim yang kondusif untuk mendorong prestasi siswa.. Karena

Dari beberapa substansi atau materi dalam RUU Pemilu tersebut, maka perlu kiranya bagi kita untuk memberikan penekanan kepada upaya menciptakan sistem politik Indonesia

Salah satu kebijakan yang harus sinergi tersebut adalah kebijakan dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif dan kondusif serta kreatif, sehingga

Atas dasar perkara di atas, maka jelaslah pengangkatan seorang pemimpin (khalifah) mutlak dilakukan, demi terpeliharanya stabilitas politik, keselamatan jiwa dan harta

Jika pada masa orde baru, orientasi kebijakan negara adalah mendukung terciptanya stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi dengan mengekang partisipasi

Dengan melihat berbagai kondisi yang terjadi selama masa demokrasi Liberal, pemilu yang tidak bisa menciptakan stabilitas politik, gejolak di berbagai daerah, diperparah