• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Perancangan (Sempro)

N/A
N/A
yolanda wulandari

Academic year: 2024

Membagikan " Dokumen Perancangan (Sempro)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KONDISI FISIK PERAIRAN PADA PELABUHAN KHUSUS (PT. MARINDO JAYA SAMUDERA) MENGGUNAKAN

ASPEK HIDRO- OSEANOGRAFI.

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh : Muliadi 3321901047

Disusun untuk mengajukan proposal Tugas Akhir Program Diploma III

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK NEGERI BATAM NOVEMBER 2022

(2)

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

KONDISI FISIK PERAIRAN PADA PELABUHAN KHUSUS (PT.

MARINDO JAYA SAMUDERA) MENGGUNAKAN ASPEK HIDRO- OSEANOGRAFI.

Oleh:

Muliadi 3321901047

Proposal ini telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing sebagai persyaratan untuk melaksanakan siding proposal pada

PROGRAM DIPLOMA III

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK NEGERI BATAM Batam, 04 November 2022

Disetujui Oleh:

Pembimbing I,

Wenang Anurogo,S.Si.,M.SC.

NIK.116163

(3)

Daftar Isi Daftar Isi

Daftar Isi ... 2

BAB I ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 5

BAB II ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Dasar Teori ... 8

2.2.1 Pelabuhan ... 8

2.2.2 Hidro-Oseanografi ... 9

2.2.3 Batimetri ... 10

2.2.4 Pasang Surut ... 11

2.2.5 Angin ... 13

2.2.6 Gelombang ... 14

2.2.7 Arus Laut ... 15

BAB III ... 17

3.1 Desain Penelitian ... 17

3.2 Lokasi Penelitian ... 19

3.3 Alat Penelitian ... 19

3.4 Bahan Penelitian ... 20

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.5.1 Data Primer ... 21

3.5.2 Data Sekunder ... 21

3.6 Pengolahan Data ... 22

3.6.1 Pengolahan Data Batimetri ... 22

3.6.2 Pengolahan Data Pasang Surut dengan Metode Admiralty ... 22

3.6.3 Pengolahan Data Arus ... 23

Rencana Pelaksanaan ... 25

(4)

Daftar Pustaka ... 26

(5)

BAB I

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PT.Marindo Jaya Samudera Yang terletak di Kecamatan Sagulung,Kota Batam. Merupkan tempat strategis untuk membangun perindustrian kapal salah satunya ialah Pelabuhan Terminal Khusus. Di pelabuhan, kapal melakukan berbagai kegiatan seperti menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar (Bambang Triatmodjo, 2008:67) Terminal khusus dapat dibangun untuk mendukung (secara berkelanjutan) kegiatan bisnis tertentu untuk keuntungan mereka sendiri. "Industri perkapalan Batam optimistis prospek usahanya bagus, mengingat kebutuhan armada yang terus meningkat.

mengungkapkan ekspansi sektor pertambangan membuat kebutuhan kapal produksi di industri galangan kapal meningkat" Menurut Suri Teo, Ketua Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA).

Yang dimaksud dengan terminal khusus adalah terminal yang terletak di luar Wilayah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Wilayah Kepentingan Lingkungan Pelabuhan (DLKp).Merupakan bagian dari pelabuhan terdekat yang melayani kepentingan sendiri, sesuai dengan bidang usaha utama (UU RI No. 17 Tahun 2008, Pasal 1).Badan Usaha Pelabuhan (BUP) sebagai Pengelola Terminal Khusus.

Setiap pelabuhan harus dapat memastikan bahwa pelabuhan tersebut mumpuni untuk disandari kapal-kapal berukuran besar saat berlabuh dan terlayani dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian terkait kondisi pelabuhan berdasarkan aspek hidro-oseanografi di PT Marindo Jaya Samudera saat ini untuk melihat kelayakan pelabuhan dalam mendukung Perizinan Terminal Khusus. Dengan adanya penentuan klasifikasi pelabuhan yang layak untuk di singgahi, sehingga PT Marindo Jaya Samudera, Kota Batam. Dapat membuat pembangunan terminal khusus guna kelancaran kegiatan.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas ,rumusan masalah yang akan di hadapi ialah sebagai berikut :

1. Bagaimana Kondisi Pasang Surut di Perairan PT. Marindo Jaya Samudera?

2. Bagaimana Informasi Kedalaman dan Peta Kedalaman di Perairan PT. Marindo Jaya Samudera?

3. Bagaimana Pola Sebaran Arus Permukan Laut di Perairan PT. Marindo Jaya Samudera?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang di bahas dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Wilayah kajian di lakukan di area PT Marindo Jaya Samudera

2. Penentuan kelayakan Pelabuhan terminal khusus Mengikuti Kementerian Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

1.4 Tujuan

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah yang sudah di jabarkan di atas, maka penulis akan menjabarkan tujuan dari penelitian sebagai berikut :

1. Menghasilkan Peta Pasang Surut di PT. Marindo Jaya Samudera 2. Mengahasilkan Peta Kedalaman di PT. Marindo Jaya Samudera 3. Menghasilkan Peta Pola Arus di Perairan PT. Marindo Jaya Samudera 1.5 Manfaat

Adapun masalah yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat yang ingin diperoleh dari kajian ini adalah sebagai dasar penentuan area atau lokasi pemantauan dan pengelolaan lingkungan pada saat kegiatan operasi.

2. Sebagai sarana dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan bagi mahasiswa dalam melaksanakan proyek serta mendorong mahasiswa agar lebih aktif, mandiri , dan kreatif dalam memecahkan masalah.

(7)

BAB II

Dasar Teori 2.1 Tinjauan Pustaka

Berbagai penelitian yang membahas tentang “Perizinan pembangunan terminal khusus industri kapal dan perahu serta reparasi kapal, berdasarkan aspek Hidro-Oseanografi” yang sudah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

Diantaranya terdapat kesamaaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Berikut adalah tinjauan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai referensi penelitian yang akan dilakukan : Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

No Peneliti Judul Parameter Metode Hasil Penelitian 1 Try Al Tanto

, Semeidi Husrin , Ulung Jantama Wisha , Aprizon Putra,

Radha Karina Putri

, Ilham

Karakteristik Oseanografi fisik(Batimetri, Pasang Surut, Gelombang signifikan dan arus laut) Perairan Teluk Bungus

Batimetri, pasang surut, gelombang, arus laut.

Metode Kuantatif (didapat dari data lapangan dan

menggunakan data sekunder data dari model pengukuran yang di lakukan pihak lain).

Perairan teluk bungus memiliki kedalaman mencapai 30 m, dapat dilihat dari data

pengelolaannya.

Kedalaman laut masih tergolong dangkal. Daerah teluk bengus merupakan wilayah pertemuan indo- australia plate dan Eurasian plate, hal ini menyebabkan daerah ini termasuk rawan dari gempa.

(8)

Posisi kawasan dari teluk bungus yang terletak pada jalur tektonik tersebut tentunya juga memberi pengaruh yang cukup besar terhadap morfologi dasar lautnya.

2 Denny Nugroho Sugianto

Kajian Kondisi Hidrodinamika (Pasang surut, Arus, Dan Gelombang) Di Perairan Granti Pasuruan, Jawa Timur.

Arus, Gelombang, Pasang Surut.

Metode Kuantitatif deskriptif

Tipe pasang surut di sekitar perairan grati, pasuruan adalah tipe

campuran condong ke harian ganda.

Secara umum pola arus didominasi oleh arus pasang surut, kecuali arus permukaan yang dipengaruhi oleh angin.

3 Rizki Dwi Wardoyo, Supartini, Vivid Dekanawati.

Perizinan Pembangunan Tersus

/

Terminal Khusus

Batimetri, Arus, Pasut, Gelombang.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

Hasil survei hidro oceanografi

pengujian tingkat kebisingan di sekitar pelabuhan yang ditimbulkan karena aktifitas dilokasi pelabuhan

(9)

(Studi Kasus CV Bina Lestari Jaya)

Di

Pangkalpinang Bangka

Belitung

motode deskriptif.

dan tingkat kandungan debu di sekitar area akses jalan yang dilalui truk dalam proses

pengangkutan hasil tambang pasir kwarsa Apabila semua persyaratan secara administrasi dan tehnis memenuhi, maka ijin

pembanguanan tersus dikeluarkan.

2.2 Dasar Teori 2.2.1 Pelabuhan

Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Menurut Triatmodjo (1992) pelabuhan (port) merupakan suatu daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal maupun kendaraan air lainnya

(10)

yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, barang maupun hewan, reparasi, pengisian bahan bakar dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan kapal, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang transito, serta tempat penyimpanan barang dalam waktu yang lebih lama, sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan selanjutnya. Selain itu, pelabuhan merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar daerah, pulau bahkan benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya atau juga dikenal dengan daerah pengaruh. Berdasarkan segi penyelenggaraannya pelabuhan di bedakan menjadi dua yaitu : a. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum merupakan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan palayanan masyarakat umum, yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya diberikan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut.

b. Pelabuhan Khusus/Terminal Khusus

Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya digunakan untuk kepentingan umum dengan keadaan tertentu dan dengan ijin khusus dari Pemerintah.

2.2.2 Hidro-Oseanografi

Survei hidro-oseanografi merupakan serangkaian kegiatan pengadaan data hidro-oseanografi hingga pada tahap akhir berupa peta dan buku-buku publikasi laut lainnya. Rangkaian kegiatan survei tersusun dari tahap perencanaan,persiapan, pelaksanaan, pengendalian, pengolahan data serta diakhiri dengan tahap pengakhiran.

(11)

Ini adalah Rangkaian kegiatan survei dalam melakukan Survei Hidro-Oseanografi:

1. Perencanaan (Pra Kegiatan)

Perencanaan survei berupa penyusunan program rencana garis besar, pengumpulan informasi awal daerah survei, pengumpulan data sekunder serta pengumpulan buku-buku referensi yang berkaitandengan metode pengadaan data, pengolahan data dananalisis data.

2. Persiapan (Kegiatan)

Persiapan survei merupakan kegiatan persiapan pembekalan kebutuhan-kebutuhan teknis dan nonteknis survei adminstrasi berupa persiapan administratif, persiapan personil dan peralatan survei serta pembuatan rencana operasi.

3. Pengolahan Data (Pasca Kegiatan)

Pengolahan data dilakukan dengandua cara yaitu pengolahan data secara langsung di lapangandan pengolahan data yang dilakukan di ruang pengolahandata Pushidrosal. Pengolahan data secara langsung dilapangan dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa data yangdiperoleh di lapangan dapat digunakan secara benar. Pengolahan data yang dilakukan di ruang pengolahan data Pushidrosal dilakukan untuk menyempurnakan hasil pengolahan data di lapangan

2.2.3 Batimetri

Bathimetri adalah studi tentang kedalaman air danau atau dasar lautan. Dengan kata lain, bathimetri adalah setara dengan hypsometry bawah air. Bathimetri berasal dari bahasa Yunani βαθυς, μετρον, deep dan mengukur. Peta batimetri (hidrografi) biasanya diproduksi untuk mendukung keselamatan navigasi permukaan atau sub-permukaan, dan biasanya menunjukkan relief dasar laut atau daerah dasar laut sebagai garis kontur (isodepth) dan pemilihan

(12)

kedalaman (sounding), dan biasanya juga menyediakan informasi mengenai navigasi permukaan.

Pada Survei batimetri ini ada 3 tiga pokok utama yang harus di lakukan, yaitu:

1. Penentuan Posisi

Untuk mengetahui posisi titik kedalaman. Biasanya penentuan posisi di laut ini menggunakan GPS. GPS adalah satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola untuk menentukan letak dipermukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. GPS didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan 3 dimensi serta mengenai waktu, secara continue diseluruh dunia tanpa tergantung waktu dan kepada banyak orang secara simultan.

2. Pengukuran Kedalaman

Dilakukan pada titik-titik yang dipilih untuk mewakili keseluruhan daerah yang juga dilakukan pencatatan waktu saat pengukuran kedalaman koreksi pasut pada hasil pengukuran.

3. Pengamatan Pasang Surut

Pengamatan pasut dilakukan dengan mencatat atau merekam data muka air laut pada setiap interval waktu tertentu.

Digunakan untuk koreksi dari pengukuran kedalaman dan prediksi pasang surut dimasa mendatang disuatu tempat tertentu.

2.2.4 Pasang Surut

pasang surut (disingkat pasut) adalah naik atau turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi:

laut, Matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal

(13)

sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai.

Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam peramalan pasang surut diantaranya adalah metode admiralty, metoda harmonik, dan metoda kuadrat terkecil (Least Square). Dalam studi kelayakan ini metode peramalan pasang surut yang digunakan adalah metode Admiralty. Metode ini menggunakan Metode Admiralty adalah satu dari beberapa metode analisis pasang surut yang banyak digunakan dikarenakan kelebihan yang dimiliki metode ini yaitu dapat menganalisis data pendek pasang surut selama 15 hari dan 29 hari serta dapat memberikan konstanta-konstanta pasang surut yang digunakan dalam penentuan tipe pasang surut serta elevasi muka air laut. Pada umumnya pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu:

1. Pasang surut harian ganda

Pasang surut harian ganda disebut juga dengan pasang surut semi diurnal. Pasang surut ini terjadi apabila dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang mana keduanya mempunyai ketinggian yang hampir sama.

2. Pasang surut harian tunggal

Pasang surut harian tunggal juga bisa kita sebut sebagai pasang surut diurnal. Pasang surut diurnal terjadi apabila dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Pasang surut diurnal ini biasanya terjadi di lautan yang berada di sekitar daerah Khatulistiwa.

3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda

Kemudian ada pasang surut campuran. Karena namanya campuran maka pasang surut yang terjadi adalah campuran antara

(14)

pasang surut tunggal dan juga pasang surut ganda. Dan tipe pertama dari pasang surut campuran adalah pasang surut campuran yang condong ke tipe harian ganda.

Pasang surut tipe ini terjadi apabila terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, namun terkadang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan juga waktu yang berbeda. Contoh pasang surut tipe ini adalah yang terdapat di Pantai Selatan Jawa dan juga Indonesia bagian timur.

4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal

Tipe pasang surut yang selanjutnya adalah pasang surut campuran namun condong ke harian tunggal. Pasang surut tipe ini terjadi apabila dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut namun kadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang mana tinggi dan waktunya sangat berbeda. Pasang surut ini terjadi di pantai selatan Kalimantan dan juga pantai utara Pulau Jawa.

2.2.5 Angin

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya.

Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi (Rosidin, 2007).

(15)

2.2.6 Gelombang

Gelombang laut merupakan energi dalam transisi, yang terbawa oleh sifat aslinya. Prinsip dasar terjadinya gelombang laut apabila digambarkan ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (intensitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang geraknya akan terbentuk gelombang.

Gelombang merupakan gerakan naik turunnya air laut. Bisa dikatakan gelombang laut merupakan gelombang iregular yang permukaannya tidak beraturan atau selalu berubah dari waktu ke waktu dan bervariasi dari suatu tempat ke tempat lain, tergantung dari kecepatan angin.Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang bergerak searah dengan hembusan angin

Sebuah gelombang terdiri dari beberapa bagian antara lain:

a. Puncak gelombang (Crest) adalah titik tertinggi dari sebuah gelombang.

b. Lembah gelombang (Trough) adalah titik terendah gelombang, diantara dua puncak gelombang.

c. Panjang gelombang (Wave length) adalah jarak mendatar antara dua puncak gelombang atau antara dua lembah gelombang.

d. Tinggi gelombang (Wave height) adalah jarak tegak antara puncak dan lembah gelombang.

e. Periode gelombang (Wave period) adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak gelombang yang berurutan untuk melalui satu titik.

(16)

2.2.7 Arus Laut

Arus adalah proses pergerakan massa air menuju keseimbangan yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air.

Gerakan tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).

Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam dibelahan bumi selatan.

Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman

Menurut Gross (1972) arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vektor yang mempunyai besaran, kecepatan dan arah.

(17)

Ada dua jenis gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990) Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, yang terbagi atas :

a. Gerakan dorongan angin

Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.

b. Gerakan termohalin

Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin.

c. Arus Pasut

Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.

(18)

BAB III

Metodologi

3. Metodologi

3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(19)

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memulai dengan studi litelatur.

Studi litelatur dilakukan untuk menentukan parameter yang ingin diteliti, agar nanti nya peneliti dapat melakukan penelitian secara lancar dan supaya bisa menghindari terjadinya kesamaan pada penelitian sebelumnya. Setelah melakukan studi litelatur, kemudian peneliti melakukan pengumpulan data sekunder dan primer. Data primer didapatkan dari hasil pengukuran langsung.

Ada pun data yang didapat seperti data batimetri yang dihasilkan dari data pemeruman, serta data pasang surut yang di ambil setiap jam mengunakan rambu ukur. Yang dilakukan oleh PT. Jaya Makmur Sukses pada 28 juli sampai 02 agustus 2022. Serta beberapa data sekunder seperti data pasang surut air laut, didapatkan dari website http://tides.big.go.id/pasut/, data arus dan gelombang didapatkan dari hasil pengolahan data batimetri dengan pasang surut air laut, serta data angina didapatkan dari website https://cds.elimate.copernicus.eu/, setelah semua data yang diperlukan sudah terkumpul, selanjutnya masuk ke tahap pengolahan data setiap parameter untuk menghasilkan data berupa peta, grafik serta pemodelan yang kemudian akan dianalisa pada setiap parameternya. Berdasarkan hasil analisa dari setiap parameter tersebut maka akan diperoleh hasil untuk perizinan pembangunan terminal khusus industri kapal dan perahu serta raparasi kapal, berdasarkan aspek hidro-oseanografi.

(20)

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di PT. Marindo Jaya Samudra, Kecamatan Sagulung Kota Batam. Berikut peta lokasi kajian dapat dilihat pada Gambar 8.2.

Gambar 8.2 Peta Lokasi Kajian Di PT. Marindo Jaya Samudra, Kecamatan Sagulung, Kota Batam.

3.3 Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 3.3 Alat yang digunakan dalam penelitian

No Nama Spesifikasi Fungsi

1 Laptop atau PC Lenovo Untuk melakukan pengolahan data

2 Arcmap 10.4.1 Melakukan proses pembuatan peta

digital

3 Microsoft Word 2016 Untuk proses pembuatan proposal penelitian

(21)

4 Microsoft Excel 2016 Melakukan penyajian tinggi dan periode gelombang dalam bentuk

grafik

5 WR Plot View 2013 Melakukan proses penyajian data angin dalam windrose

6 Surfer 2020 Melakukan proses pembuatan 3D

data arus

7 Mike 21 2017 Untuk membuat pemodelan

batimetri dan arus 8 Global Mapper Versi 18.0 Untuk membuat kontur dan

pemodelan 3D data batimetri

3.4 Bahan Penelitian

Tabel 3.4 Bahan Penelitian

No Data Spesifikasi Sumber

1 Batimetri -

Data Didapatkan Dari Pengukuran Secara Langsung di Lapangan Bersama PT. Jaya Makmur

Sukses

-

2 Angin - Data Kecepatan dana rah

tiupan angina, diakses pada portal ogimet dan bersumber

dari pengukuran bandara Hang Nadim Batam

Ogimet

3 Pasang Surut - Data pengukuran stasiun pasut Badan informasi

Geospasial (BIG)

BIG

- Elevasi Pasut untuk syarat Ramalan Dhi Mike 21

4 Gelombang - Tinggi dan arah datang

gelombang

Copernicus Marine

(22)

Environtment Monitoring

Service (CMEMS)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

3.5.1 Data Primer

Data primer yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Batimetri

Data batimetri yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan pengukuran langsung di wilayah perairan Tersus (Terminal Khusus) PT Marindo Jaya Samudera Pada 28 Juli – 02 Agustus 2022

2. Data Pasang Surut

Data Pasang Surut yang digunakan dalam penelitian ini di peroleh dengan pengukuran langsung Menggunakan Rambu Ukur Pada wilayah perairan Tersus (Terminal Khusus) PT Marindo Jaya Samudera Pada 28 Juli – 02 Agustus 2022 3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data pasang surut

Data pasang surut diperoleh dari website BIG dengan data pasut pada wilayah Sagulung, Kota Batam pada tahun 2018.

2. Data arus

Data arus diperoleh dari hasil pemodelan data batimetri yang sudah dikoreksikan dengan data pasang surut pada tahun 2018.

(23)

3. Data angin

Data angin diperoleh dari website ECMWF dengan data angin pada wilayah Sagulung Kota Batam pada tahun 2021.

4. Data gelombang

Data gelombang diperoleh dari hasil pembuatan fetch pada pengolahan data angin tahun 2021.

3.6 Pengolahan Data

3.6.1 Pengolahan Data Batimetri

Data batimetri yang didapatkan akan dikoreksi terlebih dahulu dengan nilai rerata muka air laut menggunakan excel. Hasil dari koreksi data batimetri ini selanjutnya akan divisualisasikan menggunakan software ArcGis untuk mendapatkan kontur kedalaman. Selain itu, pengolahan data batimetri ini juga menggunakan software surfer dan Arcscene yang bertujuan untuk membuat pemodelan peta 3D. Terakhir, data batimetri yang sudah dikoreksi juga akan digunakan untuk melakukan pemodelan arus menggunakan software mike21.

3.6.2 Pengolahan Data Pasang Surut dengan Metode Admiralty

Metode Admiralty adalah satu dari beberapa metode analisis pasang surut yang banyak digunakan dikarenakan kelebihan yang dimiliki metode ini yaitu dapat menganalisis data pendek pasang surut selama 15 hari dan 29 hari serta dapat memberikan konstanta- konstanta pasang surut yang digunakan dalam penentuan tipe pasang surut serta elevasi muka air laut.

hitungan Metode Admiralty Proses perhitungan metode Admiralty dilakukan dengan bantuan tabel, untuk waktu pengamatan yang tidak ditabelkan harus dilakukan pendekatan dan interpolasi dengan bantuan tabel. Pada proses perhitungan dan analisa harmonik Metode Admiralty dilakukan pengembangan perhitungan sistem formula dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel, yang akan

(24)

M2, O1, M4 =>

S2 =>

N2 =>

M4 =>

=>

=>

MS4

K2

=>

=>

P1

=>

=>

W = 0; w=0 f = 1; V,u=0 f, u=M2 F = (FM2)𝟐 V = 2 (V M2) u = 2(u M2) V = V M2

A = A S2 x 0,27 g = g S2

A = A K1 x 0,33

g = g K1

menghasilkan harga beberapa parameter yang ditabelkan sehingga perhitungan pada metode ini akan menjadi efisien dan memiliki keakuratan yang tinggi serta fleksibel untuk waktu lama.

Setelah menemukan nilai pada setiap skema, pindahkan harga amplitudo (A) dan kelembagaan fase (g0 ) untuk setiap komponen dari skema –VII ke hasil akhir dengan pembulatan. Nilai tersebut dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Hasil yang didapat dari pengolahan pasang surut dengan menggunakan metode Admiralty yaitu grafik pasang surut.

3.6.3 Pengolahan Data Arus

Pengolahan data arus dilakukan dengan menggunakan software mike untuk menghasilkan model arus laut pada perairan perairan Tersus (Terminal Khusus) PT Marindo Jaya Samudera . Data yang digunakan untuk pengolahan berupa data komponen harmonic pasut serta data batimetri yang sudah dikoreksi dengan nilai msl pasang surut.

(25)

3.6.3 Pengolahan Data Angin

Pengolahan data angin dilakukan dengan menggunakan excel untuk mendapatkan data kecepatan serta kemana arah angin bertiup, setelah itu data yang didapatkan selanjutnya diolah dengan menggunakan Software WR. Plot View untuk mendapatkan hasil berupa mawar angin untuk mengetahui distribusi arah dan kecepatan angin sehingga bisa didapatkan frekuensi kecepatan terbesar dan arah angin dominan.

3.6.4 Pengolahan Data Gelombang

Pengolahan data gelombang dilakukan setelah mendapatkan data kecepatan angin serta data arah dan panjang fetch efektif yang kemudian akan dilakukan penyelesaian persamaan umum peramalan gelombang. Dari hasil pengolahan ini kemudian didapatkan peramalan gelombang laut berupa tinggi dan periode gelombang.

(26)

Rencana Pelaksanaan

No Kegiatan

Alokasi Waktu

Agustus September Oktober November Desember Januari 1 Pengambilan

Data Lapangan 2 Pembuatan

Proposal 3 Pengolahan

Data 4 Pembuatan

Peta Model Survei- Hidrografi 5 Penyususan

Laporan Tugas Akhir

(27)

Daftar Pustaka

Ahmad Fawaiz Safi, D. G. (2017). Pengamatan Pasang Surut Air Laut Sesaat. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6 No. 2 (2017), 2337-3520 (2301-928X Print), 6.

al, D. e. (2003). dalam delfimisa, 8.

Candra Gunawan. (2022, 08 03). INDUSTRI GALANGAN KAPAL BATAM: Peluang Bisnis Masih Cerah. GoKepri.com, pp. 1-1.

Daryanto. (2007). Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin. 26.

Fatma, D. (2017, March 18). https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/laut-pasang- surut. Retrieved from ilmugeografi.com: https://ilmugeografi.com/ilmu- bumi/laut/laut-pasang-surut

Harjo Susmoro, H. D. (2019). STANDAR KUALIFIKASI KOMPETENSI HIDROGRAFI DAN OSEANOGRAFI DALAM MENDUKUNG SURVEI HIDRO-OSEANOGRAFI. Jakarta:

Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL.

Rizki Dwi Wardoyo, S. V. (2020). Perizinan Pembangunan Tersus/Terminal Khusus(Studi Kasus CV Bina Lestari Jaya)Di Pangkalpinang Bangka Belitung. Majalah Ilmiah Bahari Jogja, 1-17.

Roberto Patar Pasaribu, R. S. (2022). Penerapan Metode Admiralty Untuk Mengolah Data Pasang Surut Di Perairan Selat. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(1), January- June 2022 , 15.

Sugianto, D. N. (2009). Ilmu Kelautan, UNDIPwww.ik-ijms.comKajian Kondisi

Hidrodinamika (Pasang Surut, Arus, Dan Gelombang) Di Perairan Grati Pasuruan, Jawa Timur. www.ik-ijms.com, 10.

Try Al Tanto, S. H. (2016). Karakteristik Oseanografi fisik(Batimetri, Pasang Surut,

Gelombang signifikan dan arus laut) Perairan Teluk Bungus. Jurnal Kelautan,9(2), 107-121, Oktober2016, 15.

Universitas Muhamadiyah. (n.d.). 2.1 Gelombang laut. 20.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 8.2 Peta Lokasi Kajian Di PT. Marindo Jaya Samudra,  Kecamatan Sagulung, Kota Batam

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan dermaga tersebut menggunakan data angin tahun 1999-2017 dengan metode peramalan gelombang SMB, data gelombang dengan periode ulang 50 tahun dan data pasang

Berdasarkan data pengamatan yang diplot dalam grafik (Gam- bar 2) terlihat terjadinya ketidaksimetrisan pasut saat menuju pasang tertinggi dan menuju surut terendah ( tidal

Pengumpulan Data - Peta Lokasi dan Bathimetri, data tanah - Data Pasang Surut, Angin, dan Gelombang - Data Kapal dan Jumlah Produksi Ikan.

Gelombang, arus dan pasang surut yang terjadi di pantai desa Bedono ini mempengaruhi kerusakan pantai yang terjadi dimana menyebabkan perubahan garis pantai di desa Bedono

Kemudian data sekunder dalam penelitian ini, yaitu peta Rupabumi Indonesia skala 1 : 25.000 tahun 1999, data pasang surut selama 30 hari yang diperoleh dari stasiun pasang

Dalam perencanaan Break Water tersebut sangat di pengaruhi data – data teknik kepantaian antaralain; pasang surut, gelombang, angin dan data – data bathymetri,

Karakteristik pasut di perairan Pelabuhan Tanjung Priok dari data prediksi model TPXO 7.1 dan data pengamatan langsung sama-sama memiliki tipe pasang surut campuran dominan ke tunggal..

Waktu pemodelan yang akan dilakukan harus cocok dengan data pasang surut yang kita miliki sehingga dalam pengaturan time harus melihat pada data pasut yang kita punya... Pada opsi