• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Perencanaan Jalur Evakuasi

N/A
N/A
20-139 Bagus Hilmi

Academic year: 2023

Membagikan "Dokumen Perencanaan Jalur Evakuasi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Jalur Evakuasi

Perencanaan

Jalur Evakuasi

(2)
(3)

3. Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan

Biasanya diperuntukkan untuk bangunan pemukiman berlantai banyak dan merupakan bangunan yang lebih kompleks.

Beberapa hal yang termasuk ke dalam kategori dari sistem ini :

ƒ Perencanaan dan kalkulasi jumlah penghuni / pemakai Bangunan

ƒ Perencanaan tangga kebakaran

ƒ Pintu kebakaran

ƒ Tanda (sign), simbol, penerangan (lampu) darurat, dl

ƒ Daerah perlindungan sementara, kompartemenisasi, dll

ƒ Jalur keluar bangunan

ƒ Peralatan dan perlengkapan evakuasi SISTEM PROTEKSI PASIF

SISTEM PROTEKSI PASIF

(4)

JALUR KELUAR

Banguanan harus didisain memiliki fasilitas keluar yang memadai saat darurat.

Yang perlu diperhatikan ::

ƒ Perencanaan dan kalkulasi jumlah penghuni / pemakai Bangunan

ƒ Jumlah dan kapasitas yang cukup.

ƒ Jarak yang terbatas dan dapat dicapai

ƒ Terproteksi dari api dan asap

ƒ Memliki penerangan dan tanda yang jelas.

(5)

EXIT

Saat alarm berbunyi. Penghuni bangunan bergerak ke arah ruang keluar darurat untuk kemudian ke luar bangunan.

Pada bangunan dimana terjadi antrian ke ruang darurat, pintu & tangga perlu diberi kemampuan yang cukup.

Perencanaan lebar jalur keluar darurat diperlukan untuk membatasi waktu antrin

Jumlah & dimensi jalur keluar darurat, sangat dipengaruhi oleh jumlah penghunian dalam bangunan.

Kalkulasi populasi didasari pada apa yang dikenal dengan

Ocupancy Load Factors, untuk mengetahui densitas

(kepadatan) penghunian.

(6)

Beberapa Tabel Penting

(7)

Building Escape Strategy

Escape Strategy untuk koridor linier pada low rise building ditunjukkan pada gambar di bawah :

„„

Tangga Tangga di di pusat pusat bangunan bangunan tidak tidak dianjurkan dianjurkan untuk untuk di di buat, buat , karena karena jalur jalur ini ini tidak

tidak dapat dapat dipakai dipakai bila bila koridor koridor dipenuhi dipenuhi oleh oleh asap. asap . Begitupun, Begitupun , balkon balkon eksterior

eksterior dapat dapat ditambahkan ditambahkan untuk untuk dapat dapat menjadi menjadi alternative alternative jalur jalur penyelamatan

penyelamatan. .

(8)

„„

Tangga Tangga darurat darurat yang yang dipasang dipasang pada pada ujung- ujung -ujung ujung koridor koridor dapat dapat memberikan

memberikan alternative alternative jalur jalur keluar keluar yang yang lebih lebih dekat, dekat , cepat cepat dan dan aman aman

pada pada penghuni. penghuni .

(9)

„„

Tangga Tangga luar luar (eksterior ( eksterior) yang ) yang dapat dapat diproteksi diproteksi dapat dapat memberikan memberikan jalur jalur yang

yang aman aman dari dari asap. asap .

(10)

ESCAPE & REFUGE

„

Akses ke exit direncanakan bebas dari bahaya api dan asap, dan dapat dijangkau oleh semua penghuni bangunan setiap saat.

„

Exit dibuat berpisah satu dengan yang lainnya, sehingga penghuni tidak mudah terhalang oleh kebakaran pada lokasi tertentu.

„

Menentukan lebar unit exit yang baik, dapat menggunakan rumus

(11)

ESCAPE & REFUGE

(12)

RINTANGAN & JALUR BUNTU

„

Tidak diijinkan membuat exit melalui ruangan tertentu yang dapat terkunci sehingga menjadi rintangan evakasi

„

Hindari jalur buntu yang dapat membingungkan atau menjebak penghuni bila ruangan penuh asap

„

Ada peraturan dan standard mengatur panjang jalur buntu yang diijinkan untuk tiap jenis bangunan.

Rintangan Akses

Koridor Buntu

(13)

„

Maksimum travel distance yang diijinkan bergantung pada jenis penghunian , bahaya kebakaran, dan kemampuan fisik & antisipasi penghuni. Begitu pula dengan jalur buntu (dead end)

„

Untuk bangunan hunian, dead end harus lebih pendek (karena penghuni tidak selalu siaga)

DEAD END

(14)
(15)

ESCAPE OPTIONS

„ Sangat memungkinkan jalue evakuasi terhalangi pandangan oleh asap atau api, sehingga penghuni harus balik dan mencari alternatif lain untuk keluar.

„ Sangat dibutuhkan alternatif jalur keluar pada batasan tertentu jarak di dalam bangunan untuk memungkinkan penghuni keluar dengan aman.

TRAVEL DISTANCE

„ Travel distance adalah besaran jarak sepanjang lantai dari titik tertentu dalam bangunan ke pintu keluar darurat terdekat. Bila layout bangunan tidak merupakan jalur lurus langsung, disebut direct distance.

„ Direct distance maksimal sebesar 2/3 dari travel distance.

„ Jumlah exit dan lokasinya harus dapat melayani penghuni untuk melakukan evakuasi dengan aman.

„ Maksimum ukuran yang diijinkan untuk jarak tempuh (travel distance), tergantung pada fungsi bangunan (tabel). Lebih spesifik lagi : jenis penghuni, tingkat bahaya api, kemampuan fisik dan antisipasi terhadap sinyal bahaya oleh penghuni bangunan.

„ Jarak tempuh, akan tergantung pada seberapa cepat penghuni bereaksi dan menyelamatkan diri dan seberapa lama proses terjadinya hingga pergerakan tersebut mencapai jalur yang aman.

(16)

TRAVEL DISTANCE

(17)
(18)
(19)

TANGGA KEBAKARAN

„

Bangunan berlantai banyak, harus menyediakan tangga darurat dengan jarak tertentu (sesuai dengan peraturan setempat) dari setiap titik jangkauan dalam bangunan. Jarak maksimal 35 m (atau disesuaikan dengan travel distance berdasarkan fungsi).

„ Setiap tangga harus ditutup shaft dengan pintu dan dinding memiliki fire resistance.

„ Tangga eksternal yang di hubungkan dengan selasar atatu balkon darurat, dapat diperbolehkan.

„ Berdasarkan peraturan yang umum dikenal untuk tangga :

„

Bangunan dengan ketinggian 3 lantai, tangga internal dapat dibuat terbuka.

„ Bangunan dengan ketinggian lebih dari 3 lantai, dianjurkan tangga tertutup dengan dinding pengaman.

„ Bangunan tinggi (hi rise) harus memiliki minimal 2 buah tangga dengan salah satunya ditutup dengan dinding pengaman.

(20)

EVAKUASI MELALUI TANGGA KEBAKARAN

„ Proses evakuasi yang aman belum selesai bila penghuni belum sampai pada tempat yang aman yaitu ruang terbuka di luar bangunan. Sehingga, tangga kebakaran disyaratkan untuk keluar langsung menuju ruang terbuka.

„ Bangunan besar dengan lantai dasar yang lebih besar dari lantai di atasnya, jalur langsung tersebut tidak memungkinkan. Tangga kebakaran dapat direncanakan keluar di lantai dasar, kemudian menggunakan jalur protektif (tahan api dan asap) ke ruangan terbuka di luar bangunan.

„ Pada bangunan komersial dimana tangga kebakaran terletak di dalam, dibuat keluar pada lobby yang memiliki resiko rendah terhadap kebakaran.

„ Posisi keluar tangga kebakaran juga dapat diletakkan sedekat mungkin dengan pintu yang menuju keluar bangunan. (lebih ideal bila diproteksi tambahan dengan sistem sprinkler otomatis).

„ Khusus untuk bangunan dengan basement, tangga kebakaran dapat dibuat melayani lantai basement maupun lantai di atasnya. Tangga kebakaran dari basement di desain langsung menuju ke arah ruang terbuka tanpa adanya resiko kemungkinan bertumpuknya arus evakuasi penghuni dari lantai-lantai di atasnya.

„ Tangga kebakaran dari lantai atas tidak diijinkan menuju kearah daerah basement.

(21)

Persyaratan tangga kebakaran

„ Terbuat dari konstruksi baja atau beton, dengan ketahanan api selama 2 jam.

„ Tangga dipisahkan dengan ruang lain dengan dinding beton yang tebalnya minimum 15 cm, atau tebal tembok 30 cm, dan mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam.

„ Bahan finishing, seperti lantai dari bahan yang tidak licin, tidak mudah terbakar, susunan tangga terbuat dari besi.

„ Lebar tangga minimum 120 cm (untuk lalu lintas 2 orang).

„ Pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakarannya 2 jam.

„ Pintu paling atas, membuka ke arah luar dan semua pintu lainnya membuka ke arah ruangan tangga, kecuali pintu bawah, membuka ke luar dan langsung berhubungan dengan ruang luar.

„ Daun pintu yang terbuat dari pintu tahan api dilengkapi dengan engsel, kunci, dan pegangan yang juga tahan api.

„ Letak pintu kebakaran paling jauh dalam jarak radius 25 m.

„ Agar asap kebakaran tidak masuk dalam ruangan tangga, diperlukan : Exhaust Fan, Pressure Fan, untuk memberi tekanan di dalam ruang tangga yang lebih besar dari pada tekanan pada ruang luar.

„ Adanya alat penerangan, berupa lampu otomatis/Emergency.

(22)

Konstruksi Tangga Kebakaran

(23)

LAYOUT TANGGA KEBAKARAN

„ Alternatif layout tangga

kebakaran yang dapat dibuat :

„ langsung keluar bangunan

„ keluar ke koridor terproteksi

„ keluar kemudian melalui pintu keluar terdekat

„ keluar ke lobby (yang relatif aman terhadap bahaya)

(24)

Konstruksi Tangga Kebakaran

„ Lebar tangga minimal 1,5 m, bebas halangan (bersih tanpa handrail)

„ Jumlah tanjakan maksimal 18 buah

„ Injakan (g), tanjakan (r) dan jumlah (2r + g) sesuai tabel persyaratan.

„ Injakan & tanjakan selalu konstan, dengan bukaan antar injakan maksimal 12.5 cm

„ Diberi anti slip pada ujung injakan.

„ Bordes diijinkan untuk mengurangi jumlah tanjakan dengan persyaratan lebar bersih minimal 1,6 m dan panjang bersih minimal 2,7 m.

„ Disediakan pegangan tangga yang menerus sepanjang tangga, sedikitnya pada salah satu sisi tangga bila lebar lebih dari 2 m dipasang pada kedua sisi.

„ Tinggi pegangan biasanya disesuaikan fungsi bangunan.

„ Dipasangi penerangan darurat yang memiliki instalasi terproteksi.

(25)

Alternatif Tangga Darurat (Eksterior)

(26)

Contoh Tangga Darurat (Eksterior)

„

Rumah Susun Pasar Jumat

(27)

Contoh Tangga Darurat (Eksterior)

„

Rumah Susun Kemayoran

(28)

Contoh Tangga Darurat (Eksterior)

„

Rumah Susun Sarijadi Bandung

(29)

Sekian

Sekian

(30)

Kepmen PU No 10/KPTS/2000

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Singkil memiliki wilayah rawan banjir dengan luas 149,51 Ha dengan jumlah bangunan terdampak sebanyak 5.906 bangunan dan penduduk terdampak sebanyak

Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik jika dalam perencanaan bangunan tersebut memperhatikan klasifikasi yang telah dibuat oleh pemerintah sesuai dengan

Fungsi bangunan ini dalam perencanaan PLTA adalah untuk membelokkan aliran air dari sungai dalam jumlah yang diinginkan untuk kebutuhan PLTA.. Besarnya bukaan pintu tergantung dengan

- Lebar bersih pintu eksit menuju ruang terbuka yang aman di luar bangunan gedung harus mampu menerima beban hunian di lantai pertama dan jumlah pengguna dan pengunjung

Hasil evaluasi standar jalur evakuasi kebakaran pada Bangunan Gedung BAPPEDA Kabupaten Nagan Raya, belum sesuai standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008

3 Jumlah hydrant fasilitas kesiagaan kebakaran Unit 1 3 Program Peningkatan Kesiagaan & Pencegahan Bahaya Kebakaran 4 Jumlah sarana dan prasarana areal makam

Aedes Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah- wa jumlah penghuni yang banyak atau termasuk dalam kategori keluarga besar berpengaruh ter- hadap jumlah TPA

Dari keempat sarana yang tersedia, menunjukkan bahwa ketersediaan pintu sebagai akses utama keluar-masuk gedung sudah cukup memenuhi standar, terutama dari segi jumlah,