1. Sejarah Bahasa Indonesia:
- Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) dan Proklamasi Kemerdekaan (18 Agustus 1945) adalah peristiwa penting dalam perkembangan Bahasa Indonesia.
- Sumpah Pemuda memulai perjuangan untuk membuat Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
- Proklamasi Kemerdekaan meneguhkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara.
2. Akar Melayu:
- Bahasa Indonesia berakar kuat pada bahasa Melayu dengan bukti peninggalan bahasa Melayu.
3. Ejaan Bahasa Indonesia:
- Berbagai bentuk ejaan digunakan seiring waktu, seperti Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Republik, dan Ejaan yang Disempurnakan.
- Perubahan ejaan mencerminkan upaya untuk memperbaiki penggunaan Bahasa Indonesia.
4. Kedudukan Bahasa Indonesia:
- Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara.
- Berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa, lambang identitas negara, dan penting dalam kesatuan dan persatuan di Indonesia.
- Memiliki peran penting dalam administrasi pemerintahan dan komunikasi resmi.
5. Fungsi Bahasa Indonesia:
- Alat ekspresi diri, memungkinkan individu untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan identitas mereka.
- Alat beradaptasi sosial, memungkinkan individu berinteraksi dan berintegrasi dalam masyarakat.
- Alat kontrol sosial, digunakan untuk mengatur dan mengendalikan perilaku sosial.
PRESENTASI KELOMPOK 2
Sejarah Bahasa Indonesia:
- Dimulai dengan masuknya bahasa Melayu di Nusantara pada zaman kerajaan Sriwijaya.
- Bahasa Melayu berkembang menjadi bahasa Indonesia pada zaman penjajahan.
- Prasasti seperti Kota Kapur, Talang Tuwo, Karang Brahi, dan Kedukan Bukit menjadi bukti sejarah Bahasa Indonesia.
Ejaan Bahasa Indonesia:
- Mengalami beberapa pembaharuan seiring perkembangan zaman, dari Melindo hingga Ejaan Baru.
- Perubahan ejaan, misalnya "dj" menjadi "j," "ng" menjadi "ŋ," "nj" menjadi "ń."
Kedudukan Bahasa Indonesia:
- Lambang kebanggaan nasional dan identitas nasional.
- Alat pemersatu bangsa, menghubungkan budaya dan daerah di Indonesia.
- Luas penutur dan penyebaran di seluruh wilayah Indonesia.
Fungsi Bahasa Indonesia (Jacobson):
- Fungsi emotif (ekspresi emosi).
- Fungsi puitik (kekayaan bahasa).
- Fungsi konatif (mempengaruhi perilaku).
- Fungsi fatik (menjaga kelancaran komunikasi).
- Fungsi referensial (mengungkapkan informasi).
Fungsi Bahasa Indonesia (Sumiati):
- Fungsi praktis (dalam kehidupan sehari-hari).
- Fungsi edukatif (mengajarkan pengetahuan).
- Fungsi kultural (mengungkapkan budaya).
- Fungsi politis (komunikasi kebijakan dan ideologi).
- Fungsi artistik (ekspresi kreativitas).
Berikut adalah ringkasan dalam format poin-poin dari teks tersebut:
Ragam Bahasa Formal:
- Digunakan dalam komunikasi resmi seperti surat resmi, dokumen hukum, presentasi bisnis, dan pidato.
- Disusun dengan aturan konseptual, logis, resmi, serta memperhatikan aturan sintaksis, semantis, dan sistematis.
- Unsur gramatikal harus eksplisit dan konsisten.
- Imbuhan digunakan secara lengkap.
- Kata ganti yang digunakan bersifat resmi.
- Kata-kata yang digunakan bersifat baku.
- Ejaan harus sesuai dengan aturan.
- Hindari unsur kedaerahan.
- Kalimat cenderung panjang dan spesifik.
- Penggunaan kata ganti orang yang resmi seperti "Anda," "Saudara," atau "Beliau."
- Singkatan digunakan dengan sangat terbatas.
Ragam Bahasa Nonformal
“adalah sebuah variasi bahasa yang terus berkembang sesuai denganperkembangan zaman yang bisa dilihat dari segi pelafalan, tata bahasa,dan kosakata”
- Digunakan dalam percakapan sehari-hari.
- Kalimat sederhana yang tidak lengkap umum.
- Penggunaan subjek jarang diimplisitkan.
- Menggunakan kata-kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
- Penggunaan kata ganti orang yang tidak resmi seperti "Gue," "Kamu," atau "Dia."
- Singkatan lebih sering digunakan.
- Imbuhan dapat mengalami perubahan, seperti "ngopi" daripada "mengopi."
- Struktur kalimat lebih bebas dan gaya percakapan santai.
Kesimpulan:
- Ragam bahasa formal digunakan dalam situasi komunikasi yang resmi dan memiliki aturan yang ketat.
- Bahasa formal memiliki kompleksitas yang tinggi, dengan kata ganti orang yang lebih resmi, sedikit singkatan, dan imbuhan yang sesuai dengan kaidah.
- Ragam bahasa nonformal digunakan dalam situasi komunikasi yang santai dan memiliki aturan yang lebih fleksibel.
- Bahasa nonformal menggunakan kata ganti orang yang tidak resmi, sering menggunakan singkatan, dan imbuhan dapat mengalami perubahan.
- Struktur kalimat dalam bahasa nonformal lebih bebas, dengan gaya percakapan yang santai.
- Dalam bahasa formal, struktur lebih tersusun, gaya tulisan lebih serius dan objektif, dan sikap lebih resmi.
Dengan memahami perbedaan antara ragam bahasa formal dan nonformal, kita dapat menggunakan bahasa yang sesuai dengan konteks dan situasi komunikasi yang kita hadapi.
PRESENTASI KELOMPOK 4
Ragam Karya Tulis Ilmiah (KTI):
- Mematuhi prinsip-prinsip ilmiah dalam penulisan.
- Meliputi jenis tulisan seperti artikel, makalah, skripsi, tesis, dsb.
- Mengikuti struktur yang teratur dan sistematika.
- Menggunakan data yang objektif.
- Argumentasi didasarkan pada teori yang benar.
- Fungsi sebagai sumber referensi dalam berbagai disiplin ilmu.
Ragam Karya Tulis Populer (KP):
- Sifat ilmiah, namun disampaikan dengan cara yang mudah dimengerti.
- Menghadirkan hasil kajian, pandangan, dan argumentasi ilmiah.
- Menggunakan bahasa komunikatif, sederhana, dan mudah dimengerti.
- Sistematika yang jelas dengan judul informatif.
- Fungsi untuk menyampaikan informasi ilmiah kepada masyarakat luas.
Perbedaan antara KTI dan KP:
- Ragam bahasa: KTI menggunakan bahasa ilmiah, KP menggunakan bahasa jurnalistik.
- Sistematika: KTI memiliki sistematika yang konsisten, KP memiliki sistematika yang lebih bebas.
- Proporsionalitas isi: KTI harus proporsional, KP tidak wajib.
Persamaan antara KTI dan KP:
- Mengangkat fakta umum.
- Bersumber pada gagasan penelitian dan pengalaman.
- Bertujuan untuk memaparkan informasi disertai bukti.
- Memiliki peran penting dalam dunia penulisan dan dalam menyampaikan informasi ilmiah.
Kesimpulan:
- Ragam KTI dan KP memiliki perbedaan namun saling melengkapi.
- Keduanya memiliki peran penting dalam dunia penulisan, baik dalam menyampaikan informasi ilmiah maupun memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang mudah dipahami.
Penggunaan Diksi dalam KTI dan KIP:
- KTI adalah karya tulis ilmiah yang mematuhi prinsip ilmiah, sementara KIP adalah karya ilmiah dengan bahasa lebih mudah dimengerti.
- Tujuan KTI adalah menyajikan temuan penelitian dengan sistematis dan objektif, sedangkan tujuan KIP adalah menyampaikan konsep ilmiah kepada publik luas.
- Gaya penulisan KTI lebih formal dan menggunakan bahasa teknis, sedangkan KIP lebih informal dan menarik.
- Kelangsungan pilihan kata dalam penulisan sangat penting dan harus menghindari ambiguitas.
Ragam KTI dan KP:
- Ragam KTI adalah karya tulis ilmiah, seperti skripsi, tesis, yang mengikuti prinsip ilmiah.
- Ragam KTI memiliki struktur yang teratur, menggunakan data objektif, dan argumentasi berdasarkan teori.
- Ragam KP adalah karya ilmiah dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum, seperti esai.
- Ragam KP menggunakan bahasa yang sederhana, judul informatif, dan sistematika jelas.
Sinonim, Kata Slang, Kata Indria, Kata Umum/Khusus, dan Idiom:
- Sinonim adalah kata-kata dengan makna yang sama atau mirip.
- Kata slang adalah istilah tidak formal digunakan dalam situasi informal.
- Kata indria menggambarkan pengalaman manusia melalui panca indria.
- Kata umum/khusus adalah istilah yang digunakan secara umum atau dalam bidang tertentu.
- Idiom adalah ungkapan dengan makna khusus.
Istilah Umum, Khusus, dan Jargon; Kata Ilmiah dan Populer:
- Istilah umum digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, sedangkan istilah khusus digunakan dalam ilmu tertentu.
- Jargon adalah bahasa khusus yang digunakan dalam kelompok sosial atau profesional.
- Kata ilmiah memiliki makna spesifik dalam ilmu pengetahuan, sementara kata populer adalah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat umum.