• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Tentang MAKALAH MAHZAB

N/A
N/A
Ade Elfhina Pilisia

Academic year: 2023

Membagikan "Dokumen Tentang MAKALAH MAHZAB "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAHZAB

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah: Fiqih

Dosen Pengampu: Dr. Zaenal Abidin, M.Pd.I

Disusun Oleh:

SILVIA NURHERLINA

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS HUKUM EKONOMI SYARIAH

STIE SYARI’AH AL-MUJADDID TANJUNG JABUNG TIMUR

2023

(2)

i KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, nikmat sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada sang junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW Tidak lupa pula penyusun ucapakan terimakasih kepada Bapak Dr.Zaenal Abidin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliahFiqih. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan makalah yang ber judul “Mahzab”.

Penyusun menyadari walaupun makalah ini telah disusun semaksimal mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak disengaja.

Maka dari itu penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Terima kasih.

Tanjung Jabung Timur, 13 September 2023

Silvia Nurherlina

(3)

ii

MAHZAB

Disusun oleh: Silvia Nurherlina

ABSTRAK

Banyak persoalan yang timbul akibat ketidakpahaman persoalan mazhab seperti sikap taqlid, fanatisme mazhab dan pendapat mewajibkan suatu mazhab tertentu. Akibatnya, timbul perpecahan dalam ummat Islam hanya gara-gara berbeda mazhab. Lebih ekstrim lagi, hanya karena berbeda dengan mazhabnya atau doktrin ulamanya, maka al-Quran dan Haditspun ditolak. Istilah tidak dikenal pada masa para sahabat, Mazhab-mazhab muncul setelah masa ketiga generasi awal tersebut yaitu pada abad kedua Hijriah.

Masa ini dikenal dengan periode imam-imam mujtahid. Namun, para imam tidak mewajibkan mazhab mereka untuk diikuti. Bahkan mereka memerintahkan para murid dan pengikut mazhabnya untuk mengikuti dalil. Istilah Mazhab menjadi semakin populer pada pertengahan abad ke empat, karena para ulama pengikut mazhab (muqallidin) mengfokuskan diri dalam mengembangkan dan menyebarkan mazhab imamnya masing-masing. Mereka meninggalkan ijtihad dan bertaqlid kepada imam-imam mazhab empat. Menurut mereka, pintu ijtihad telah tertutup. Maka mereka mewajibkan taqlid kepada imam atau mazhab tertentu dan tidak boleh berbeda darinya.

Sejak masa inilah pemikiran dan keilmuan umat Islam mengalami kemunduran. Kondisi ini mendapatkan kritikan tajam dari para ulama besar seperti Imam Addabusi Al-Hanafi, Imam Ibnu Hazm (wafat 456 H), Imam Ibnu Abdi al-Bar (wafat 463 H), al-Hafizh Ibnu al-Jauzi (wafat 597), Imam Izzuddin bin Abdissalam (wafat 660 H), Imam Abu Syamah (wafat 665 H), Imam Nawawi (wafat 676), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H), Imam Ibnu al-Qayyim (wafat 751 H), Imam asy-Syatibi (wafat 790 H), Imam Sayuthi (wafat 911) dan para tokoh ulama lainnya. Mereka mengecam taqlid para ulama dan menyerukan mereka untuk berijtihad.

Mazhab merupakan madrasah dalam belajar syariat. Mazhab bukan syariat yang mutlak kebenarannya dan wajib diikuti. Mengikuti syariat (al-Quran dan as-Sunnah) hukumnya wajib. Adapun mazhab tidak wajib. Taqlid terhadap imam atau mazhab tertentu haram bagi seorang mujtahid. Kewajiban bagi ulama dan penuntut ilmu dalil. Kewajiban orang awam adalah bertanya kepada ulama mazhab siapapun tanpa harus terikat dengan ulama tertentu. Ia tidak wajib mengikuti mazhab tertentu dalam segala persoalan dan secara terus menerus, namun boleh berpindah dari satu mazhab ke mazhab lainnya sesuai dengan dalil.

Kata kunci: mahzab,

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Masalah ... 3

BAB II PEMBAHASAN ... 4

A. Mahzab zahari ... 4

B. Mazhab Syiah Az Zaidiyah ... 5

C. Mazhab Syiah Imamiyah ... 7

D. Mazhab Ibadliyah ... 9

E. Mazhab Ja'fariyah ... 9

F. Sejarah dan Karakteristik Mazhab ... 11

BAB III PENUTUP ... 14

A. Kesimpulan ... 14

B. Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan perintah agama, umat Islam tentu harus berlandaskan pada aturan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Ada begitu banyak ibadah, dan tata caranya, yang mendasari lahirnya ilmu fiqih, yaitu ilmu tentang hukum dan tata cara melakukan ibadah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis. Hukum mengatur halal dan haram, sunat dan makruh, tata cara sholat, cara bersuci dan sebagainya. Dalam agama Islam terutama dalam hal fiqih mengenal adanya Mazhab.

Mazhab yaitu sesuatu yang menjadi pendapat imam atau ahli agama tentang hukum suatu perkara baik dalam urusan agama, masalah ibadah ataupun permasalahan lainnya. Ada banyak Mazhab dalam perkembangannya, namun ada empat Mazhab yang paling masyhur, yaitu Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Mayoritas umat Islam Indonesia menganut Mazhab Syafi'i, hal tersebut tidak lepas dari peran penyebar Islam pertama kali ke Indonesia yang juga menganut Mazhab Syafi'i.

Mazhab Syafi’i memiliki pengaPerkembangan mazhab ada yang mendapat sambutan dan memiliki pengikut yang mengembangkan serta meneruskannya, namun ada juga suatu mazhab yang kalah pengaruhnya oleh mazhab-mazhab lain yang datang kemudian, sehingga pengikut menjadi surut. Ada empat mazhab yang bertahan dan berkembang terus hingga saat ini, yaitu:

1. Mazhab Hanafi, pendirinya Imam Abu Hanifah.

2. Mazhab Maliki, pendirinya Imam Malik.

3. Mazhab Syafi’i, pendirinya Imam Syafi’i.

4. Mazhab Hanbali, pendirinya Imam Ahmad bin Hanbal.

Perkembangan empat mazhab di atas mempunyai keistimewaan, di mana faktor- faktornya menurut Khudari Bek, antara lain:

1. Pendapat-pendapat mereka dikumpulkan dan dibukukan.

2. Adanya murid-murid yang menyebarluaskan pendapat mereka, mempertahankan, dan membelanya. Murid-murid tersebut dalam organisasi

(6)

2 sosial dan pemerintahan mempunyai kedudukan yang menjadikan pendapat tersebut berharga.

3. Adanya kecenderungan jumhur ulama yang menyarankan agar keputusan yang diputuskan oleh hakim harus berasal dari suatu mazhab, sehingga dalam berpendapat tidak ada dugaan yang negatif karena mengikuti hawa nafsu dalam mengadili. Tidak akan dapat terjadi bila tidak terdapat mazhab yang pendapat- pendapatnya dibukukan.

Empat mazhab tersebut kemudian tersebar luas ke seluruh pelosok wilayah yang berpenduduk Muslim. Dengan tersebarnya empat mazhab tersebut, tersebar pula syari’at Islam ke pelosok dunia yang dapat mempermudah umat Islam untuk melaksanakannya.ruh besar dalam tradisi hukum Islam di Indonesia.

Selain empat madzhab yang diuraikan sepintas, masih ada sejumlah madzhab lainnya. Dalam pendapat-pendapat dalam masalah fiqh, mereka memiliki ciri khas.

Namun madzhab-madzhab ini tidak berumur lama sebab mereka hanya muncul di jamannya. Setelah itu mereka hanya tinggal tersimpan di buku-buku fiqh tanpa pengikut yang menyebar luas madzhab mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

1. Mazhab apa saja selain Mazhab yang 4?

2. Apa itu Mazhab Zahiriyyah?

3. Apa itu Mazhab Syiah Az Zaidiyah ?

4. Apa itu Mazhab Syiah Imamiyah?

5. Apa itu Mazhab Ibadliyah?

6. Apa itu Mazhab Ja'fariyah?

7. sejarah dan Karakteristik Mazhab !

(7)

3 C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan makalah diatas maka tujuan dalam makalah ini antara lain : 1. Untuk mengetahui Mahzab-Mazhab selain Mazhab yang 4

2. Untuk Mengetahui apa itu Mazhab Zahiriyyah

3. Untuk Mengetahui apa itu Mahzab Syiah Az Zaidiyah 4. Untuk Mengetahui apa itu Mazhab Syiah Imamiyah 5. Untuk Mengetahui apa itu Mazhab Ibadliyah

6. Untuk Mengetahui apa itu Mazhab Ja'fariyah

7. Untuk Mengetahui Sejarah dan Karakteristik Mazhab

(8)

4 BAB II

PEMBAHASAN

A. Mazhab Zahiri

Mazhab Zhahiri (bahasa Arab: يرهاظلا) adalah salah satu mazhab fikih dan akidah dalam lingkup ahlus sunnah yang mencapai masa jayanya semenjak abad ke-3 hingga ke-8 H. Pengikut mazhab ini mengimani secara harfiah ayat-ayat Al-Quran dan Hadits sebagai satu-satunya sumber hukum Islam. Keyakinan mazhab ini menolak adanya permisalan (kias) dan pemikiran pribadi (Ra'y) sebagai bagian dari sumber hukum fikih. Selain itu juga tidak menganggap fungsi konsesus (Ijmak).

Dalam bidang akidah, keyakinan mazhab ini hanya menyifati Allah menurut dengan apa yang ada dan tertulis jelas dalam Al-Qur-an saja dan menolak dengan keras praktik antropomorfisme (Penyerupaan/tasybih). Praktik pendekatan tradisi Islam ini diperkirakan dimulai di Irak pada abad ke-9 M (ke-3 H) oleh Dawud bin Khalaf (w. 883 M), meskipun karya-karya miliknya tak dapat dijumpai lagi.

Mazhab ini menyebar dari Irak ke Persia, Afrika bagian utara, juga ke Andalusia di mana seorang imam terkenal yang bernama Ibnu Hazm menjadi ulama- besarnya di sana, mayoritas prinsip-prinsip mazhab Zhahiri di masa awal berasal darinya. Meskipun mendapat kritik keras oleh banyak ulama akidah dari mazhab- mazhab lainnya (atas keyakinan literalisnya), mazhab Zhahiri murni tetap dapat bertahan selama lebih dari 500 tahun dalam berbagai keadaanya dan diyakini pada masa-masa akhirnya melebur kepada mazhab Hambali.

Meskipun Dawud Al-Zhahiri banyak dianggap sebagai penggagas mazhab ini, tetapi para pengikut mazhab ini lebih banyak mengikuti pendapat tokoh-tokoh ulama salaf sebelumnya seperti Sufyan al-Tsauri dan Ishaq bin Rahawaih sebagai pendahulu (salaf) peletak prinsip-prinsip mazhab Zhahiri. Prof. Abdul Aziz al-Harbi dari Universitas Ummul Qura menyatakan bahwa generasi pertama umat Islam telah

(9)

5 mengikuti metode mazhab ini oleh karena itu mazhab ini dapat juga disebut sebagai mazhab dari generasi awal umat Islam.1

Pendiri madzhab ini adalah Dawud bin Ali, Abu Sulaiman Al Asfahani Adl Dlahiri. Di lahirkan di Kufah tahun 202 H dan wafat di Baghdad tahun 270. Ia termasuk ahli hadis dengan tingkatan Hadifl (yang menguasai hadis dan ilmunya secara keseluruhan) disamping ia seorang ahli fiqh, mujtahid, memiliki madzhab tersendiri. Sebelumnya ia adalah pengikut madzhab Syafi’i di Bagdad.

Madzhab dlahiri adalah madzhab yang mengambil hukum dan mengamalkan dengan makna tekstual (dlahir) Al Quran dan Sunnah selama tidak ada dalil yang memberikan petunjuk selain makna tekstual. Jika tidak ada teks Al Quran dan Sunnah maka mereka mengambil Ijma’ dengan syarat berdasarkan konsensus semua ulama umat di masa itu. Mereka juga mengambil Ijma’ sahabat Rasulullah saja. Jika tidak teks Al Quran, Sunnah, Ijma maka mereka mengambil dalil Istishab; hukum asal suatu masalah adalah boleh dilakukan.

Namun mereka menolak dalil Qiyas, Istihsan, saddudzarai’, atau bentuk ijtihad lainnya. Disamping itu mereka juga menolak taqlid (mengikut secara total kepada seorang Imam tanpa mengetahui dalil). Salah satu pengikut madzhab Adl Dlahiri yang melakukan pembelaan dan penyebaran di masa pertumbuhan madzhab adalah Abu Muhammad Ali bin Said bin Hazm Al Andalusi (384-456 H) atau yang terkenal dengan sebutan Ibnu Hazm. Madzhab ini tumbuh berkembang pesat di Andalusia di abad V H kemudian punah di abad VIII H.

Di antara pendapat fiqh madzhab yang khas adalah; haramnya bejana emas perak untuk digunakan minum; riba hanya diharamkan pada enam hal saja seperti yang disebutkan dalam hadis, istri yang kaya harus memberi nafkah kepada suaminya yang miskin.

B. Mazhab Syiah Az Zaidiyah

Zaidiyah (bahasa Arab: ةيديزلا) adalah salah satu aliran Syiah yang masyhur.

Pengikut Zaidiyah (Zaidis) berkeyakinan bahwa setelah keimamahan (kepemimpinan) Imam Ali as, Imam Hasan as, Imam Husain as, Imam Ali Zainal

1 Falih al-Dhibyani, Al-zahiriyya hiya al-madhhab al-awwal, wa al-mutakallimun 'anha

yahrifun bima la ya'rifun Diarsipkan 2013-07-03 di Wayback Machine.

(10)

6 Abidin as dan Zaid bin Ali, tanggung jawab imamah diemban oleh laki-laki siapa pun dari keturunan Sayidah Fatimah sa yang memiliki kriteria tertentu. Diantara kriterianya adalah, menyeru umat untuk mengakui ke-imamahannya, adil secara dhahir, alim, pemberani dan orang-orang mukmin membaiatnya untuk melakukan jihad. 2

Aliran ini muncul dalam tubuh mazhab Syiah pada tahun-tahun pertama abad ke- 2 H/ke-8 M. 3Diantara ciri Zaidiyah adalah, mereka memiliki pandangan yang sama dengan mazhab Mu'tazilah dalam masalah husn wa qubh (baik dan buruk).

Dibanding mazhab Syiah lainnya, mereka memiliki lebih banyak kesamaan dengan mazhab Ahlusunah.4 Saat ini sekitar 45 persen penduduk Yaman bermazhab Zaidiyah. 5

Pendiri madzhab ini adalah Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain (W 122 H). ia adalah Imam Syiah Al Zaidiyah. Ia seorang Imam di zamannya dan seorang ilmuwan luas. Sebab ia menguasai ilmu Al Quran, qira’at, fiqh. Bahkan ia terkenal dengan julukan Haliful-quran. Ia juga memiliki kitab fiqh yang paling dahulu “Al Majmu’” dicetak di Italia kemudian diuraikan (syarah) oleh Syarfuddin Al Shan’ani ahun 1221 H dengan judul Ar Raudlun Nadlir dalam empa jilid. Az Zaidiyah: sebuah kelompok yang menjadikan kepemimpinan umat seteleh Ali Zainul Abidin kepada anaknya Zaid bin Ali, pendiri madzhab ini. Ia dibaiat di Kufah di zaman kekhilafahan Hisyam bin Abdul Malik. Yusuf bin Umar memeranginya dan ia terbunuh.

Menurut Imam Zaid, Ali bin Abu Thalib lebih utama menjadi khalifah dibanding dengan sahabat Rasulullah saw lainnya. Salah satu pendapatnya adalah jika seorang pemimpin umat melakukan kedlaliman dan penindasan atas yang lemah maka harus keluar dari baiat. Imam Zaid menentang pengikutnya yang mencela dan menjelek-jelekkan Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Karena menolak pendapat Zaid,

2 Awāil al-Maqālāt, hlm. 39

3 Shabiri, Tharikh Firaq-e Islami, jld. 2,

4 Firaq al-Syi'ah ,Rujuk ke Nubakhti, hlm. 90

5 (Wikipedia, Zaidiyah), rujuk ke Ja'fariyan, Atlas Syi’ah, 465.

(11)

7 mereka membuat kelompok sendiri yang disebut dengan Ar Rafidlah. Sebab pada saat mereka menolak, Zaid mengatakan,”Rafadltumuni (kalian menolak saya),”

Di masa pertumbuhan pertama, madzhab ini tidak jauh berbeda dengan madzhab Ahli Sunnah hanya beberapa masalah saja yang berbeda. Misalhnya madzhab Zaidiyah tidak menganggap masyru’nya (dituntunkannnya) mengusap sepatu saat dalam perjalanan, haramnya sembelihan orang selain Islam (meski dari Ahli Kitab), haramnya menikah dengan perempuan Ahli Kitab berdasarkan firman Allah: “Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir.” (Al Mumahinah: 10).

Berbeda dengan Syiah Imamiyah, madzhab Zaidiyah melarang nikah mut’ah, menambahkan lafadl azan dengan “hayya ala khairil amal” dan melakukan takbir lima kali dalam shalat janazah. Madzhab ini merupakan madzhab syiah yang paling dekat dengan Ahlusunnah. Namun dalam masalah akidah mereka mengambil madzhab Mu’tazilah.

C. Mazhab Syiah Imamiyah

Imamiyah (bahasa Arab: ةيماملإا) atau 12 imam atau syiah 12 imam merupakan bagian dari mazhab syiah yang paling terbesar. menurut keyakinan syiah imamiah bahwa yang berperan sebagai pemimpin masyarakat setelah Nabi saw adalah para imam dan imam ditentukan Allah swt. Para pengikut syiah imamiah dengan bersandar pada beberapa riwayat seperti hadis al-Ghadir meyakini bahwa Imam Ali as sebagai pengganti Nabi Muhammad saw dan ia sebagai imam pertama. mereka meyakini adanya 12 imam setelah Rasulullah saw dan meyakini bahwa imam ke 12 yaitu Imam al-Mahdi masih hidup dan saat ini sementara ghaib.

Zaidiyah dan ismailiyah adalah dua firqah lain dari syiah yang tidak memiliki keyakinan akan adanya 12 imam. mereka tidak membatasi kepemimpinan sampai 12 imam. prinsip keyakinan syiah imamiah ada lima. mereka seperti kaum muslimin yang lain meyakini bahwa tauhid, kenabian dan ma'ad termasuk ushuluddin. selain itu mereka juga menambahkan imamah dan keadilan sebagai bagian dari ushuluddin,

(12)

8 dimana inilah yang membedakannya dengan mazhab Ahlusunah. raj'ah juga sebagai salah satu kekhususan imamiyah. berdasarkan keyakinan ini (raj'ah), mereka meyakini bahwa setelah kemunculan imam mahdi as, sebagian dari orang yang sudah meninggal akan dihidupkan kembali ke dunia ini.

Nampaknya terma Imamiyah mengalami perubahan dalam perjalanan sejarah.

Karena itu, maknanya harus dikaji secara terpisah dalam setiap etape perjalanan sejarah. Sepertinya, semenjak awal-awal dasawarsa abad ke-2 Hijriah/8 Miladiah kelompok ini dinamai dengan sebagai Rafidhah; nama yang mengandung celaan oleh para penentangnya. Namun dalam sebagian riwayat Syiah, terkadang terma ini mengandung makna positif.6

Pendiri madzhab ini adalah Abu Abdullah Ja’far Ash Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin (80-148 H). Syiah Imamiyah menetapkan kepemimpinan 12 imam yang ma’shum (terjaga dari dosa). Dari yang pertama, Abu Al Hasan Ali Al Murtadli dan yang terakhir adalah Muhammad Al Mahdi Al Hujjah.

Imam yang terakhir ini diyakini tersembunyi dan akan muncul di akhir zaman.

Madzhab ini disebarluaskan oleh Ibnu Farrukh di Persia dalam kitabnya Basyair Darajat fi ulumi ali muhammad wama khasshahumullah bihi dicetak tahun 1285 H.

Kitab fiqh pertama dalam madzhab Syiah Imamiyah termasuk kiab Risalatul halal wal haram karangan Ibrahim Ibnu Muhammad Abu Yahya al Madany Al Aslami yang dia riwayatkan dari Imam Ja’far Ash Shadiq. Kemudian anaknya, Ali Ar Ridla menulis kitab fiqh dengan judul “Fiqhu Ar Ridla” dicetak ahun 1274 H di Teheran. Di abad IV muncul penyebar madzhab ini yaitu Muhammad bin Ya’qub bin Ishak Al Kulaini Ar Razi (W 324) yang kemudian mengarang “Al Kafi fi ilmiddin” yang memuat 16.099 hadis dari riwayat ahlul bait, sebuah jumlah melebihi hadis dalam hadis shahih dalam enam buku.

Sehingga Al Kafi menjadi pegangan madzhab Imamiyah. Di samping kitab lain; Man laa yahdluruhu, Shaduq Al Qummi, Tahdbul ahkam, Ath Thusi, Isibshar, Ath Thusi.

6Burqi, al-Mahāsin ,al-Kufi, Tafsir Furāt al-Kufi, , jld. 1,hlm. 376

(13)

9 Madzhab Imamiyah dalam fiqh tidak mengambil dalil setelah Al Quran kecuali dari hadis-hadis yang diriwayatkan dari ahlul bait. Mereka juga melakukan ijtihad, menolak Qiyas yang illatnya tidak ditegaskan dalam nash, menolak Ijma’ kecuali jika Imam mereka masuk dalam mereka. Rujukan dalam masalah hukum bagi mereka dalah Imam mereka saja bukan yang lain.

Di antara masalah fiqh yang berbeda antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah adalah; mereka membolehkah nikah sementara, nikah mut’ah, dalam thalak harus ada saksi, haramnya sembelihan ahli kitab, haram menikah dengan wanita Nasrani dan Yahudi, tidak disyariatkan mengusap sepatu dalam wudlu di perjalanan sebagai ganti mencuci kaki dalam wudlu.

D. Mazhab Ibadliyah

Pendiri madzhab ini adalah Abu Sya’tsa’ Jabir bin Zaid (W 93 H) termasuk dari kalangan Tabiin yang mengamalkan Al Quran dan Sunnah. Ia berguru kepada Ibnu Abbas RA. Mereka berdasarkan Al Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas, Istihsan, Maslahah Mursalah, Istishab, perkataan sahabat. Mereka menolak disebut sebagai kaum Khawarij mereka mengaku dengan Ahlud dakwah, Ahli istiqamah, jamaatul muslimin.Madzhab Ibadliyah terkenal dalam dengan pendapat-pendapat sebagai berikut:

1. Tidak disyariatkan mengusap sepatu dalam wudlu di perjalanan sebagai ganti mencuci kaki dalam wudlu, seperti hal pendapat Syiah Imamiyah.

2. Tidak mengangkat tangan dalam takbiratul ihram dalam shalat, tidak sedakap dalam shalat saat berdiri dan hanya sekali salam di akhir shalat seperti halnya pendapat Maliki dan Zaidi.

3. Bagi orang junub yang masuk waku pagi hari bulan puasa maka ia harus membatalkan puasa. Berdasarkan hadis Abu Hurairah dan pendapat sebagian tabiin.

4. Haramnya semebelihan Ahli kitab yang tidak membayar pajak kepada negara atau kafir harbi.

(14)

10 5. Haram nikahnya anak, ini pendapat Jabir bin Zaid yang berbeda dengan yang

diamalkan dalam madzhab Ibadliyah.

6. Makruh menikai dua anak perempuan paman sekaligus.

7. Wasiat wajib hukumnya bagi kerabat dekat selain ahli waris. Bolehnya memberikan wasiat kepada cucu meski anak ada. Al Baqarah: 180.

8. Hamba sahaya yang melakukan perjanjian merdeka dengan tuannya sudah berstatus merdeka saat perjanjian ditulis.

Di antara kitab pegangan mereka dalam masalah akidah adalah Masyariqul Anwar, Nuruddin As Salami, dalam masalah ushul fiqh adalah Thalausyams, Nuruddin As Salami, dalam masalah fiqh Syarhunail wasyifaulalil, Muhammad bin Yusuf bin, Qamussyariah, As Sa’dy. Madzhab mereka hingga kini masih ada di Oman, Afrika Timur, Aljazair, Libia dan Tunis. Dalam masalah akidah mereka mengatakan orang yang melakukan dosa besar kekal dalam neraka jika tidak bertobat, sifat Allah adalah dzat-Nya itu sendiri, Allah tidak bisa dilihat di akhira sekali pun untuk mengagungkan-Nya.

E. Mazhab Ja'fariyah

Mazhab Ja'fari terbagi pada dua aliran, yakni Akhabari (ahli hadis yang tidak mau menggunakan rasio), dan aliran Ushuli yang melakukan upaya penggalian hukum dengan menggunakan rasio. Sumber Mazhab Ja'fari adalah al-Qur'an, Hadis, Ijma, dan akal. Namun, menurut Mazhab ini pemegangan al-Quran sebagai sumber utama tidak serta merta menelannya secara kebahasaan, tatpi dengan maknanya juga yang nantinya akan diserahkan kepada Imam-Imam. Maka disini mereka menyebutkan bahwa Imam-Imam ini adalah al-Quran al-Natiq dan mushaf al-Quran adalah al-Qur'an al-Samit.

Sunnah atau Hadis merupakan sumber kedua dari Mazhab ini, namun berbeda dengan Mazhab Ahl Sunnah wa al Jamaah, dalam hal ini Mazhab Ja'fari berpendapat bahwa Sunnah dimaksudkan adalah segala sesuatu yang turun dalam bentuk perkataan, perbuatan maupun ketetapan dari Nabi dan Imam yang di Ma'sum. Ijma merupakan sumber hukum yang ketiga dari Mazhab ini. Dalam hal ini mereka para

(15)

11 pengikut Mazhab Ja'fari menganggap bahwa Ijma hanyalah manifestasi dari hadis.

Bukan hanya tu, mereka juga hanya menganggap Ijma yang ada pada zaman Nabi dan para Imam, selain itu (atau saat ini, sebelum atau sesudahnya) mereka tidak menganggapnya sebagai Ijma.

Sumber hukum yang terakhir adalah akal. Namun, meskipun mereka menganggap akal sebagai sumber hukum yang ke empat, akan tetapi mereka tidak meyakini qiyas dan istihsan. Mazhab ini bersifat haram bagi penganut Sunni karna arahnya yang lebih ke Syiah. Salah satu produk yang dikenal sampai sekarang dari produk Mazhab Ja'fari adalah Nikah Mut'ah atau nikah kontrak.7

a. Pendiri

Ja'far al-Shadiq atau Imam Ja'far adalah seorang ahli Fuqaha yang disanjungi oleh kelompok Syiah maupun oleh kelompok Sunni atau Alh Sunnah wa al Jamaah. Beliau merupakan guru dari dua pendiri mazhab besar yang banyak dianut di Indonesia, Malikiyah dan Hanafiyah. Imam Ja'far adalah pendiri dari mazhab Ja'fari.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ja'far bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib al-Alawi Al-Madani al- Shadiq.Dilahirkan pada tahun 80 Hijriah atau 699 Masehi.8

F. Sejarah dan Karakteristik Mazhab 1. Sejarah Mazhab

Sebenarnya ikhtilaf telah ada di masa sahabat, hal ini terjadi antara lain karena perbedaan pemahaman di antara mereka dan perbedaan nash (sunnah) yang sampai kepadamereka, selain itu juga karena pengetahuan mereka dalam masalah hadis tidak sama dan juga karena perbedaan pandangan tentang dasar penetapan hukum dan berlainan tempat.Sebagaimana diketahui, bahwa ketika

7 Al-Ahkam. journal.walisongo.ac.id. Diakses tanggal 2020-04-18.

8 Muhtada, Dani (2015). "Ja'far al-Ṣādiq dan Paradigma Hukum Mazhab Ja'fari". AL AHKAM. volume 25 (1): 69.

(16)

12 agama Islam telah tersebar meluas ke berbagai penjuru, banyak sahabat Nabi yang telah pindah tempat dan berpencar-pencar ke nagarayang baru tersebut.

Dengan demikian, kesempatan untuk bertukar pikiran atau bermusyawarah memecahkan sesuatu masalah sukar dilaksanakan. Sejalan dengan pendapat di atas, Qasim Abdul Aziz Khomis menjelaskan bahwa faktor-faktor yangmenyebabkan ikhtilaf di kalangan sahabat ada tiga yakni :

a. Perbedaan para sahabat dalammemahami nash-nash al-Qur’an b. Perbedaan para sahabat disebabkan perbedaan riwayat

c. Perbedaan para sahabat disebabkan karena ra’yu.

Sementara Jalaluddin Rahmat melihat penyebab ikhtilaf dari sudut pandang yang berbeda, Ia berpendapat bahwa salah satu sebabutama ikhtilaf di antara para sahabat prosedur penetapan hukum untuk masalah-masalah baru yang tidak terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Setelah berakhirnya masa sahabat yang dilanjutkan dengan masa Tabi’in, muncullahgenerasi Tabi’it Tabi’in. Ijtihad para Sahabat dan Tabi’in dijadikan suri tauladan olehgenerasi penerusnya yang tersebar di berbagai daerah wilayah dan kekuasaan Islam padawaktu itu. Generasi ketiga ini dikenal dengan Tabi’it Tabi’in. Di dalam sejarah dijelaskan bahwa masa ini dimulai ketika memasuki abad kedua hijriah, di mana pemerintahan Islam dipegang oleh Daulah Abbasiyyah.

Kelahiran mazhab-mazhab hukum dengan pola dan karakteristik tersendiri ini, tak pelak lagi menimbulkan berbagai perbedaan pendapat dan beragamnya produk hukum yangdihasilkan. Para tokoh atau imam mazhab seperti Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i,Ahmad bin Hanbal dan lainnya, masing- masing menawarkan kerangka metodologi, teoridan kaidah-kaidah ijtihad yang menjadi pijakan mereka dalam menetapkan hukum.

Metodologi, teori dan kaidah-kaidah yang dirumuskan oleh para tokoh dan paraImam Mazhab ini, pada awalnya hanya bertujuan untuk memberikan jalan dan merupakanlangkah-langkah atau upaya dalam memecahkan berbagai persoalan hukum yang dihadapi baik dalam memahami nash al-Quran dan al- Hadis maupun kasus-kasus hukum yang tidak ditemukan jawabannya dalam

(17)

13 nash.Metodologi, teori dan kaidah-kaidah yang dirumuskan oleh para imam mazhabtersebut terus berkembang dan diikuti oleh generasi selanjutnya dan ia - tanpa disadari-menjelma menjadi doktrin (anutan) untuk menggali hukum dari sumbernya. Dengansemakin mengakarnya dan melembaganya doktrin pemikiran hukum di mana antara satudengan lainnya terdapat perbedaan yang khas, maka kemudian ia muncul sebagai aliranatau mazhab yang akhirnya menjadi pijakan oleh masing-masing pengikut mazhab dalammelakukan istinbat hukum.

Teori-teori pemikiran yang telah dirumuskan oleh masing-masing mazhab tersebutmerupakan sesuatu yang sangat penting artinya, karena ia menyangkut penciptaan polakerja dan kerangka metodologi yang sistematis dalam usaha melakukan istinbat hukum. Penciptaan pola kerja dan kerangka metodologi tersebut inilah dalam pemikiran hukum Islam disebut dengan Ushul Fiqih.

2. Karakteristik Mazhab

Mazhab merupakan istilah dari bahasa Arab yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati. Sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik secara konkrit maupun secara abstrak. Mazhab merupakan jalur yang dipilih sehingga terhubung dengan risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Setidaknya ada tiga ruang lingkup yang sering menggunakan istilah mazhab di dalamnya. Pertama mazhab akidah, mazhab politik, dan mazhab fiqih. Dalam hukum Islam atau fiqih terdapat empat mazhab besar yang diakui oleh golongan ahli sunnah wal jamaah, yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.

Ke empat mazhab fiqih ini telah mempengaruhi perkembangan Islam.

Perbedaan implementasi fiqih berdasarkan mazhab masing-masing dalam suatu komunitas tak jarang menjadi perdebatan yang tak berkesudahan. Namun toleransi merupakan kunci terjaganya persaudaraan dalam iman. Ghoffar mengutip pendapat Syamsul Anwar tentang ciri-ciri terbentuknya mazhab, yaitu: memiliki Imam Mazhab, memiliki metode istinbat dan ijtihad, dan memiliki pengikut.

(18)

14 BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun fungsi mengetahui hukum Mazhab adalah agar kita terhindar dari taqlid buta dan kita bisa mendudukan ketetapan hukum sesuai fungsinya.Dimana terjadi perbedaan istinbath dalam hadis yang waktu itu belum terkodifikasi secara sistematis. Mazhab dalam Hukum Islam dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai pendapat hukum ulama di kalangan ulama mazhab. Perbedaan mazhabfiqh merupakan sesuatu nyang niscaya sebagai akibat dari perbedaan kerangka berfikir, letak geografis dan sosial budaya dan politik.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya."

(19)

15 DAFTAR PUSTAKA

Al-Syi'ah ,Firaq, Rujuk ke Nubakhti,

Al-Ahkam. journal.walisongo.ac.id. Diakses tanggal 2020-04-18.

Al-Mahāsin, Burqi ,al-Kufi, Tafsir Furāt al-Kufi, , jld. 1,

Dani ,Muhtada, (2015). "Ja'far al-Ṣādiq dan Paradigma Hukum Mazhab Ja'fari".

AL AHKAM. volume 25 (1): 69.

Falih al-Dhibyani, Al-zahiriyya hiya al-madhhab al-awwal, wa al-mutakallimun 'anha yahrifun bima la ya'rifun Diarsipkan 2013-07-03 di Wayback Machine.

Shabiri, Tharikh Firaq-e Islami, jld. 2, Zaidiyah, rujuk ke Ja'fariyan, Atlas Syi’ah,

Referensi

Dokumen terkait

featured as part of the film Series Modern Mondays at MoMA Sondra Perry featured in Season 2.0 of the podcast series Alfred University alumna Sondra Perry '12 is featured in Season

Keywords: Archives creation; archives preservation; Rhodesia Selection Trust; Anglo-American Corporation; business archives; Zambia Consolidated Copper Mines; mining industry;