• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN TENTANG MEMBUAT RANGKUMAN

N/A
N/A
saya aw

Academic year: 2023

Membagikan "DOKUMEN TENTANG MEMBUAT RANGKUMAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBUAT RANGKUMAN

MATA KULIAH

IRSYADSHREZA A23323057

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO PALU

2023

(2)

1. Psikodinamika

Pendekatan psikodinamik ini berasumsi bahwa masalah-masalah si pasien disebabkan oleh tekanan psikologis antara alam bawah sadar dan kenyataan yang ada dalam kehidupan individu. Pendekatan ini dipelopori oleh Freud, dimana ajarannya pun menjadi konsep utama dari terapi psikodinamik. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari. Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939).

Sigmund Freud

Kontribusi Sigmund Freud dalam psikodinamika yakni berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem yang terdiri dari 3 unsur, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan the Id, the Ego, dan the Super Ego), yang masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri.

a) Id (Das Es)

Struktur anak pada waktu dilahirkan adalah apa yang disebut Id (Das Es). Id merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata benda impersonal yang berarti “The it” (sang itu), komponen kepribadian yang belum dimiliki.15 Id adalah struktur kepribadian menurut freud yang terdiri atas naluri (instinct), yang merupakan gudang energi psikis individu. Dalam pandangan Freud, id tidak secara total; id tidak memiliki kontak dengan realitas. Id ini yang mendorong anak untuk memuaskan nafsu-nafsunya (prinsip kenikmatan), yaitu mencari keenakan dan menghindarkan diri dari tidak enakan.

(3)

b) Ego (Das Ich)

Ego adalah struktur keribadian menurut freud yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego disebut badan pelaksana (Executive Branch) kepribadian, karena ego membuat keputusan-keputusan rasional. Id dan ego tidak memiliki moralitas, id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah.

Ego atau “I” (sang aku), adalah satu-satunya wilayah jiwa yang berhubungan dengan realitas. Ia tumbuh dari id selama masa bayi dan menjadi satu-satunya sumber komunikasi seseorang dengan dunia eksternal. Dia diatur oleh prinsip realitas yang berusah menjadi substitusi bagi prinsip kesenangan id. Karena dia sebagian sadar, sebagian ambang sadar, dan sebagian bawah sadar, ego dapat membuat keputusan dari masing-masing dari ketiga tingkatan mental ini.

c) Superego (Das Ueber Ich)

Superego adalah struktur kepribadian Ada dua aspek superego:

pertama adalah nurani (conscience), yang merupakan internalisasi dari hukuman dan peringatan. Sementara yang kedua disebut ego ideal. Ego ideal berasal dari pujuan-pujian dan cotoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.

2. Psikoanalisis / Psikoanalitik

Psikoterapi psikoanalitik atau psikodinamik adalah istilah umum yang menggambarkan penerapan klinis psikoterapi dari sekelompok besar teori dan prinsip yang berasal dari psikoanalisis. "psikoterapi psikoanalitik" sering digunakan secara bergantian dengan "psikoterapi psikodinamik", namun istilah ini dibedakan dari psikoanalisis. Terapi ini melibatkan eksplorasi bawah sadar klien, penggalian konflik tak sadar, dan upaya untuk membantu klien memahami dan mengatasi ketidakseimbangan psikologis.

Peter Sifneos

(4)

Tokoh berpengaruh yakni Peter Sifneos dengan pendekatan psikoanalisis (Short-term Anxiety Provoking Psychotherapy/STAPP) Menekankan pada kesiapsiagaan (arousal) terhada kecemasan. Dalam modelnya, Sifneos membuat kontrak sebagai bagaian dari sessi pertama konselingnya. Klien didorong untuk mengenal, menerima dan menyetujui bahwa simtom-simtom yang nampak merupakan gambaran yang riil dari proses-proses yang lebih sentral. Konselor secara terus menerus menafsirkan pertahanan klien terhadap konflik utama yang sedang dikaji dan sedang dipecahkan. Penyimpangan-penyimpangan, kualifikasi, dan tindakan-tindakan untuk menghindari kecemasan yang disiapkan dalam situasi konseling secara kontinyu dikeluarkan dari perhatian klien.

Pendekatan-pendekatan konseling psikodinamik singkat dari Malan dan Sifeneos secara fundamental sama dalam hal dasar teoritik dan teknikny

3. Psikologi Periilaku

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut

John B. Watson

Perspektif Perilaku (Behavioral Perspective) tokoh yang memiliki pengaruh salah satumya John B. Watson (1941, 1919). Pendekatan ini cukup banyak mendapat perhatian dalam psikologi di antara tahun 1920-

(5)

an s/d 1960-an. Ketika Watson memulai penelitiannya, dia menyarankan agar pendekatannya ini tidak sekedar satu alternatif bagi pendekatan instinktif dalam memahami perilaku sosial, tetapi juga merupakan alternatif lain yang memfokuskan pada pikiran, kesadaran, atau pun imajinasi. Watson menolak informasi instinktif semacam itu, yang menurutnya bersifat ”mistik”, ”mentalistik”, dan ”subyektif”. Dalam psikologi obyektif maka fokusnya harus pada sesuatu yang ”dapat diamati” (observable), yaitu pada ”apa yang dikatakan (sayings) dan apa yang dilakukan (doings)”.

4. Psikologi Humanistik

Teori Humanistik ini bermula pada ilmu psikologi yang amat mirip dengan teori kepribadian. Sehingga dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka teori ini diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran formal maupun non formal dan cenderung mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam dunia pendidikan.

Teori ini memberikan suatu pencerahan khususnya dalam bidang pendidikan bahwa setiap pendidikan haruslah berparadigma Humanistik yakni, praktik pendidikan yang memandang manusia sebagai satu kesatuan yang integralistik, harus ditegakkan, dan pandangan dasar demikian diharapkan dapat mewarnai segenap komponen sistematik kependidikan dimanapun serta apapun jenisnya.

Abraham Maslow

Teori humanistik ini menekankan pada proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi ke tingkat yang sebaik mungkin. Teori ini dipelopori oleh Abraham Maslow Sebagaimana yang telah disajikan

(6)

diatas, Maslow membagi kebutuhan bertingkat tersebut menjadi 5 (lima), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri:

 Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (physiological needs)

Kebutuhan-kebutuhan yang menjadi titik tolak teori motivasi adalah apa yang disebut dorongan-dorongan fisiologis.

Kebutuhan fisiologis ini yang paling kuat. Menurut Maslow, ini berarti pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan segala- galanya dalam kehidupan, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar adalah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lainnya. Seseorang yang kekurangan makanan, keamanan, kasih sayang, dan penghargaan besar kemungkinannya akan lebih banyak membutuhkan makanan dari yang lainnya

 Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)

Setelah kebutuhan fisiologis tercukupi, maka selanjutnya timbul kebutuhan akan rasa aman. Manusia yang beranggapan tidak berada dalam keamanan, membutuhkan keseimbangan dan aturan yang baik serta berupaya menjauhi hal-hal yang tidak dikenal dan tidak diinginkan. Kebutuhan rasa aman menggambarkan kemauan mendapatkan keamanan akan upah-upah yang ia peroleh dan guna menjauhkan dirinya dari ancaman, kecelakaan, kebangkrutan, sakit serta marabahaya kebutuhan akan rasa aman adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kenyamanan dan keteraturan dari kondisi lingkungan sekitarnya.

 Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (belongingness and love needs)

Setelah dasar dan rasa aman relative terpenuhi, makan timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai. Setiap manusia ingin memiliki hubungan yang hangat dan akrab bahkan mesra dengan orang lain. kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu keinginan untuk mencintai dan dicintai, karena kedua hal ini syarat dari terciptanya perasaan yang sehat.

 kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs)

Kebutuhan ini berawal ari kemampuan seseorang memperoleh prestasi yang melahirkan kebutuhan agar individu itu dihargai, maka timbullah kebutuhan akan harga diri. Ada dua macam kebutuhan akan harga diri yaitu pertama, kebutuhan- kebutuhan akan kekuatan, kebebasan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Kedua, kebutuhan akan penghargaan

(7)

dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting, prestasi, pujian, hadiah dan apresiasi dari orang lain.

 Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam teori Abraham Maslow. Apabila kebutuhan-kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi muncullah kebutuhan ini. Tanda dari kebutuhan aktualisasi diri adalah hasrat individu mengungkapkan segala potensi yang dimilikinya untuk menjadi apa yang mereka inginkan.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C. (2017). Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer. IRCiSoD.

Mubarok, I. (2020). Studi perbandingan potensi psikologis (inner potential) menurut Imam Al Ghazali dan Abraham Maslow (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Mali, S. (2022). HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMP BINAKARYA

SURABAYA. Inculco Journal of Christian Education, 2(1), 1-13.

Rawson, P. (2019). Short-term psychodynamic psychotherapy: An analysis of the key principles. Routledge.

Rustam, S. P., & Kons, M. P. (2016). Psikologi Kepribadian. Pustaka Rumah Aloy.

Referensi

Dokumen terkait

Then the form is added with the prefix di-, resulting in diperbaiki and diperbaharui (diperbarui). The formation of the word can be modeled as follows. The

Box 61, Cape Town 8000 and Departmeflf of Amhropology, Southern Methodist University, Dallas, Texas, 75275-0336 *Accepted for publication March 1998 ABSTRACT Backed microliths