• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dosen pun tidak dapat mengexplorasi kekuatan dari model SAS dengan baik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Dosen pun tidak dapat mengexplorasi kekuatan dari model SAS dengan baik"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Hayati Syafri, 2017. Pengembangan Model Strategi Sosial Budaya Afektif untuk Pengajaran Berbicara. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Ada beberapa masalah yang telah ditemukan peneliti di kelas berbicara pada riset awal penelitian ketika mengaplikasikan model Strategi Sosial-Afektif (SAS).

Permasalahannya dilatarbelakangi oleh kondisi mahasiswa yang masih takut dan kurang menghargai kemampuan diri terutama saat berbicara bahasa Inggris. Dosen pun tidak dapat mengexplorasi kekuatan dari model SAS dengan baik. Selain itu, materi dan aktifitas pembelajarannya kurang dapat membuat mahasiswa termotivasi untuk terlibat aktif berbicara bahasa Inggris dan juga kurang mendukung tujuan institusi dalam menghadapi perubahan global dalam kontek multibudaya yang memaksa mahasiswa untuk lebih religius, berbudaya dan profesional. Permasalahan ini membutuhkan solusi khusus untuk membangkitkan kesadaran mahasiswa dalam berbicara. Tujuan penelitian ini untuk menggali permasalahan yang berhubungan dengan aplikasi model SAS dalam pembelajaran speaking, mendesign model pembelajaran, mengembangkan model SAS menjadi model SCAS yang valid, praktis dan efektif di Jurusan Bahasa Inggris IAIN Bukittinggi dan peyebaran produk penelitian.

Design penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan dengan menggunakan Empat-D yang terdiri dari tahap pendefenisian, perancangan, pengembangan dan pendesiminasian.Uji coba produk dilakukan terhadap mahasiswa semester tiga jurusan bahasa Inggris IAIN Bukittinggi dengan menggunakan purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah interview, observasi, test dan dokumentasi untuk mendapatkan hasil yang valid, praktis dan effektif dari pengembangan model dan produk yang dihasilkan. Untuk menganalisa data kualitatif, peneliti menerapkan model interaktif Miles and Huberman dengan data condensation, data display, conclusion drawing and verification. Sedangkan data kuantitatif dianalisa dengan software SPSS 20. Selain itu, peneliti meminta beberapa ahli untuk menvalidasi instrument dan melatih beberapa dosen dan guru.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) model SAS tidak bisa secara lengkap memenuhi kebutuhan institusi, dosen dan mahasiswa. Materi dan aktifitas pembelajarannya tidak dapat sepenuhnya berkontribusi untuk meningkatkan kesadaran dan kenyamanan mahasiswa untuk aktif berbicara (2) rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan adalah penerapan model Socio-Cultural Affective Strategies (SCAS) untuk speaking dengan lima syntaxes; membangun kontekt, mendiskusikan budaya, meningkatkan kesadaran, menyimpulkan dan memberikan tugas. (3) SCAS model lewat produknya termasuk pada kategori valid, praktis, dan efektif. (4) Model SCAS telah disebarkan dengan hasil yang memuaskan ke kelas lain, ke acara seminar dan konferensi tingkat nasional maupun internasional.

Kesimpulannya, dengan memanfaatkan model dan buku hasil produk SCAS dikelas bahasa Inggris, akan dapat memberikan aspek yang bermakna dan permasalahan sehubungan dengan komuniksi dapat diminimalisir.

(2)

ii

ABSTRACT

Hayati Syafri, 2017. Developing Socio-Cultural Affective Strategies (SCAS) Model in Teaching Speaking. Dissertasion. Post Graduate Program of Padang State University.

There were some problems found by the researcher in speaking class during preliminary research when Socio affective strategies (SAS) model was applied. The problems was triggered by students who were still anxiety and low-self esteem especially in speaking performance. The lecturer could not explore the strengths of the model well. Besides, the materials and learning activities could not make the students were motivated to get involved actively in speaking class. Its also could not support the institutional goals facing the global changes in the intercultural context that force students to be more religius, integrity and profesional. This kind of cases need special handling for reviving students’ awareness to speak properly. The aims of the research is to find out problems related to the application of SAS model in speaking instruction, to design the model instruction, to develop SAS model to SCAS model that valid and practical by the cultural strength to find out the effectiveness of the developed model toward students’ speaking achievement at English Education Department in IAIN Bukittinggi, and dissemination.

The research design is Research and Development (R&D) by using Four-D model which consist of define, design, develop and disseminate. The product testing was carried out at the third semester students of English education department in IAIN Bukittinggi by using the purposive sampling. The instruments used for this research were interview, observation, test and documentation to gain the validity, practicality and effectiveness of the developed model and products. To analyze the qualitative data, the researcher applied Miles and Huberman by data condensation, data display, drawing conclusion and verification. Besides, quantitative data is analyzed by using software of SPSS 20. Futhermore, the researcher asked some experts to validate the instruments, and trained some lecturers and teachers.

The research finding exhibit that (1) SAS model did not completely meet the need assessment toward institution, lecturer and students. The material and learning activities could not purely contribute the challenge and active involvement of students in speaking. (2) the instructional design of the model that can solve the practical problems is applying Socio-Cultural Affective Strategies (SCAS) model in speaking instruction by the syntaxes establishing context, discussing culture, raising awareness, concluding remark and previewing task. (3) SCAS model through the products are classified as valid, practice and effective. (4) SCAS model have been disseminate by the satifaction result to other classes, seminars and conferences.

After all, by fostering the products of SCAS Model in speaking class, it can positively deliver the meaningful aspect and the students’ communication issues can be minimized.

Referensi

Dokumen terkait

Hal positif lain yang diperoleh siswa melalui model pembelajaran The “SAS” Team adalah bagi siswa yang menjadi anggota tim, yang mana mereka ini adalah siswa yang memiliki kemampuan