• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download (107kB) - Repository UIN Raden Fatah Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Download (107kB) - Repository UIN Raden Fatah Palembang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

INDAH MAIRIANI 09210071

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG

2012

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan tentunya tidak terlepas dari subyeknya atau siapa yang melakukan pendidikan tersebut baik yang mendidik ataupun yang dididik.

Sedangkan pendidikan dalam bidang agama menurut Zakiah Drajat adalah pendidikan adalah tanggung jawab bersama, berkenaan dengan tanggung jawab ini, maka pendidikan agama di sekolah berarti suatu usaha usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka penbentukan manusia beragama. Pemberian pengaruh pendidikan agama disini mempunyai arti ganda yaitu, pertama sebagai salah satu sarana agama (dakwah islamiyah) yang diperlukan bagi

1Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal. 1.

(3)

pengembangan kehidupan keagamaan dan kedua sebagai salah satu sarana pendidikan nasional untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa.2

Seiring dengan tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuanya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik. Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami metode-metode pembelajaran yang akan diterapkannya, pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar peserta didik yang dihadapinya. 3

Dalam surah Al-Baqarah ayat 32 Allah SWT berfirman:

           

 

Artinya: Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.4

2 Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 172.

3 Hamzah B. Uno, Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2011), hal. 10.

4 Al – Qur’an Dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: CV. Jaya Sakti, 1989), hal. 14.

(4)

Maksud ayat diatas bahwasanya Allah SWT telah mengajarkan kepada kita tentang apa yang tidak kita ketahui menjadi tahu atau kita sadari karena semua itu adalah kekuasaan Allah SWT.

Jika secara psikologi siswa kurang tertarik dengan pendekatan yang digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik (feedback) psikologi yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Semangat reformasi menghendaki adanya perubahan-perubahan mendasar dalam sistem pembelajaran. Di antarannya adalah bagaimana pembelajaran itu menguntungkan semua pihak baik sekolah, guru dan terutama peserta didik.

Semua gaya belajar itu harus diketahui oleh guru karena masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, tentu saja penggunaan metode juga harus variatif, tepat sesuai dengan gaya belajar siswa, agar kegiatan pembelajaran berjalan lancar. Cara mengajar guru sangat dipengaruhi oleh pemahaman tentang pembelajaran, selama ini prinsip-prinsip teori belajar behaviorisme amat mendominasi pemahaman guru prihal tersebut.5

Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat memiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevensian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan.

Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhassilan yang terpatri di dalam suatu tujuan.

Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-

5 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Surabaya: Pustaka Belajar, 2009), hal. 35.

(5)

macam. Dalam mengajar jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi dikombinasikan dari dua atau beberapa macam metode. Penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.6

Sekarang ini guru harus merancang pola pembelajaran yang lebih berorientasi pada kepentingan siswa dan tidak lagi berorientasi pada kepentingan guru semata, oleh karena itu memilih metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi guru dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal lain ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin.7

Dengan demikian sudah jelas bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif yang kesemuannya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda-beda.

6 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2010), hal 5.

7 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008), hal. 18.

(6)

Metode mengajar pendidikan Agama Islam merupakan suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam menyampaikan pelajaran Agama Islam. Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar antara lain:

1. Tujuan yang hendak dicapai 2. Siswa

3. Guru

4. Bahan pelajaran 5. Situasi yang berbeda 6. Fasilitas

7. Partisipasi dalam pembelajaran

8. Kebaikan dan kelemahan metode tertentu.8

Dalam menyampaikan pendidikan Agama Islam seorang guru dituntut untuk tidak hanya menggunakan satu metode saja akan tetapi ia harus menggunakan beberapa metode misalnya, metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode Cooperative Script dan metode lainnya.

Di dalam memilih metode mengajar, seorang guru harus mengetahui siapa murid yang akan di ajar, fasilitas atau perlengkapan apa yang akan digunakan, serta harus dapat menguasai metode mengajar itu sendiri telebih dahulu. Setelah semua itu terpenuhinya barulah sebuah metode dapat dipilih untuk mengajarkan suatu materi pelajaran dalam hal ini pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 07 November 2012 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang diperoleh informasi bahwa masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru, ada beberapa siswa yang sibuk sendiri ketika guru menyampaikan materi pelajaran, ada

8 Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hal. 14.

(7)

juga beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangku atau temannya yang lain, dan ada juga siswa yang sibuk berjalan-jalan di dalam kelas ketika guru menyampaikan materi pelajaran. Ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode lama seperti ceramah, Tanya jawab, dan latihan, dan metode-metode lama ini tidak dikombinasikan dengan metode-metode lain yang lebih menarik. Sehingga membuat siswa bosan, jenuh, dan kurang semangat dalam menerima pelajaran khususnya pelajaran Akidah Akhlak. Maka dari itu penulis mencoba untuk menerapkan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Akidah Akhlak yang diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan, kerjasama, motivasi belajar siswa agar lebih baik lagi.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Beranjak dari latar belakang masalah diatas penulis menemukan beberapa identifikasi masalah, beberapa masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem penerapan metode pembelajaran disekolah.

2. Kurangnya kemampuan guru dalam mengkombinasikan metode pembelajaran.

3. Kondisi kelas yang berbeda, sehingga mempengaruhi penerapan metode pembelajaran.

(8)

4. Siswa kurang termotivasi atau kurang tertarik dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

5. Adanya faktor penghambat dan faktor pendukung metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas.

6. Kurangnya efektifnya waktu yang tersedia dalam menerapkan metode pembelajaran tertentu di dalam kelas.

2. Batasan Masalah

Mengingat luasnya objek penelitan yang akan dibahas oleh peneliti, serta mencegah penyimpangan arah kajian penelitian, agar masalah yang akan dibahas lebih jelas maka peneliti membatasi objek kajian masalahnya, hanya pada masalah penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

3. Rumusan Masalah

Dari masalah yang akan saya teliti, maka dalam penulisan proposal ini difokuskan pada beberapa masalah yang relevan dengan judul Penerapan Metode Cooperative Script pada Pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang, yaitu:

1. Bagaimana penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

(9)

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti sudah tentu mempunyai tujuan dan kegunaan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

2. Kegunaaan penelitian

a. Untuk memberikan bahan masukkan yang berharga serta memberikan dorongan kepada guru untuk dapat menggunakan metode pembelajaran yang baik dan tepat, agar bisa terciptanya suatu proses pembelajaran yang menarik dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan pembelajaran. Agar bisa tercapai proses pembelajaran yang baik yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

D. Kajian Pustaka

Tulisan mengenai Penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang. Sejauh yang penulis lihat belum ada, tetapi secara implisit penelitian serupa ini telah ada. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan penelitian saat ini, untuk

(10)

menunjukkan bahwa penelitian yang akan digunakan ini belum ada yang membahasnya. Berikut beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan.

Adi Chandra dalam skripsinya “Hubungan Kreatifitas Guru Agama dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka”, menyimpulkan bahwa kreatifitas guru yang kurang baik maka prestasi siswa pun menjadi kurang baik, atau sebaliknya kreatifitas guru yang baik maka prestasi belajar siswa pun akan baik, kreatifitas guru yang kurang baik tersebut tercermin dari metode – metode yang kurang sejalan dengan tujuan materi dan keadaan siswa, metode demikian akan membosankan siswa pada akhirnya siswa kurang memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan sebaliknya.9

Novriani dalam skripsinya “Aktifitas Siswa dalam Kegiatan Ekstrakulikuler Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI Pangkal Pinang”.

Menyimpulkan Bahwa Aktifitas siswa dalam kegiatan Ekstrakulikuler antara lain mempelajari buku agama, menulis karangan ilmiah agama, mengerjakan soal pelajaran agama diluar pelajaran jam sekolah, pengadaan belajar kelompok siswa dalam pelajaran Agama Islam, mengikuti ceramah agama berjama’ah dalam peringatan besar Islam di sekolah. Dalam mempelajari materi PAI memang tidak hanya cukup dengan belajar di sekolah akan tetapi harus ditambah dengan aktifitas di luar sekolah hal ini memang di samping dirasakan kurangnya waktu juga luasnya

9 Adi, Chandra, Kreatifitas Guru Agama dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA

Muhammadiyah Toboali Kabupatan Bangka, (Palembang: Fak Tarbiyah, IAIN Raden Fatah, 2003), hal. 32. tidak. diedarkan.

(11)

materi PAI yang harus diterima siswa dengan tujuan pendidikan dan pengajaran Agama Islam yang harus diterima siswa dengan tujuan pendidikan yang baik.10

Irmayasari dalam skripsinya “Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Aktif Learning”. Menyimpulkan bahwa proses pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menitik beratkan pada anak sebagai subjek pendidikan dan secara teoritis lebih menekankan pada kemampuan yang dimiliki oleh anak didik.11

Bobi Depoter dalam bukunya yang berjudul Quantum Teaching mengajak para guru untuk mencetak siswa-siswa yang tak hanya memiliki keterampilan akademis, tetapi juga memiliki keterampilan hidup ( life skill ) sebuah keterampilan penting yang penggunanya tidak dibatasi oleh dinding – dinding ruang kelas, melainkan oleh langit, udara, laut, dan bumi. Quantum teaching menawarkan cara – cara memaksimalkan dampak usaha pengajaran dengan berstandar pada konsep,

“bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarakan dunia mereka ke dunia kita.12 Isnaini Mulyasari dalam skripsinya “Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Resitasi dan Metode Konvensional (Studi Perbandingan Pada Hasil Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMA Darul Aitam Palembang”.

Menyimpulkan bahwa metode resitasi adalah metode penyampaian materi pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu sebelum siswa melakukan kegiatan belajara

10Novriani, Aktifitas Siswa dalam Kegiatan Ekstrakulkuler dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SMP PGRI Pangkal Pinang, (Palembang: Fak Tarbiyah, IAIN Raden Fatah, 2002), hal. 34. tidak. diedarkan.

11 Irmayasari, Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Aktif Learning, (Palembang: Fak Tarbiyah, IAIN Raden Fatah, 2008), hal. 35. tidak. diedarkan.

12 Bobbi Depoter, Mike Haracki, dkk, Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Teaching Diruang – ruang Kelas, (Bandung: Keifa, 2003), hal. 84.

(12)

yang dalam pelaksanaannya memiliki tahapan-tahapan. Sedangkan metode konvensional adalah metode pembelajaran tanpa pemberian tugas resitasi maksudnya guru mengajar menggunakan metode ceramah atau Tanya jawab. Hubuungnya dengan hasil belajar yaitu apakah dengan menggunakan kedua metode ini hasil belajar siswa dapat meningkat atau sebaliknya.13

Jadi pada intinya metode pembelajaran itu sangat penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan agar dapat tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

Perbedaan penelitan yang akan dilakukan penulis dengan penelitan sebelumnya adalah Pertama, Bahwa judul penerapan metode Cooperative Script penelitian ini belum pernah diteliti di MAN 1 Palembang, kedua, penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diatas hanya dititik beratkan pada hasil atau pengaruh dari penelitian yang dibahas. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi dari metode tersebut tidak di jelaskan

Persamaan penelitian yang akan dilakukan penulis dengan penelitan sebelumnya adalah ingin mengetahui seberapa besar peran guru dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang baik dan memberikan motivasi terhadap guru agar bisa menggunakan metode-metode belajar yang tepat dalam kegiatan pembelajaran agar terciptanya suatu tujuan pembelajaran yang tidak hanya aktif saja akan tetapi

13 Isnaini Mulyasari, Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Resitasi dan Metode Konvensional (Studi Perbandingan pada Hasil Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMA Darul Aitam Palembang, (Palembang: Fak Tarbiyah, IAIN Raden Fatah, 2004), hal. 9. tidak.

diedarkan.

(13)

bagaimana usaha guru untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang menarik sehingga siswa yang diberikan ilmu pengetahuan terhadap guru bisa menerima dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara benar.

E. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah uraian singkat tentang teori yang dipakai dalam penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian.14 Kerangka teori ini penulis jadikan sebagai batasan dalam pembutan skripsi.

A. Pengertian Metode Cooperative Script

Pengertian metode, secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode”

(method). Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan bila ditinjau dari segi terminology (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya.15 Sedangkan Metode pengajaran Agama Islam adalah suatu cara menyampaikan bahan pelajaran Agama Islam.16

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga

14Ismail, dkk, Pedoman Penelitian Skripsi dan Karya Ilmiah, (Palembang: IAIN Raden Fatah, 2011), hal. 10.

15Ismail, Loc. Cit., hal. 8.

16 Zakiah Darajat, Loc. Cit., hal. 1.

(14)

akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai yang diharapkan.

Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.17

Dalam surah Al-Kahfi ayat 65 Allah SWT berfirman:

         

  

Artinya: Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba kami, yang Telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami, dan yang Telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.18

Maksud ayat diatas bahwasanya Allah SWT mengutus diantara hamba- hambanya yang diberikan rahmat ilmu kepadanya yang bermanfaat untuk mengajarkannya kepada hamba-hamba yang lain.

Menurut Slavin dalam buku Rusman mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif yaitu suatu materi yang menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah

17 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Loc. Cit., hal. 72.

18 Al-quran terjemah, Loc. Cit., hal. 454.

(15)

suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Menurut Nurhayati dalam buku Rusman Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi, dalam pembelajaran ini siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainya.19

Sanjaya dalam buku Rusman mendefenisikan Cooperative Learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Tommy V.Savage dalam buku Rusman, mengemukakan bahwa Cooperative Learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.20

Pembelajaran Cooperative adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jeniskerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran Cooperative dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membentuk peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.21

Jadi pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

19 Rusman, Model – Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 202.

20 Ibid., hal. 203.

21 Agus Suprijono, Loc. Cit., hal. 54.

(16)

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Metode pembelajaran Kooperatif Skrip (Cooperative Script) merupakan metode belajar dimana siswa bekerja sama berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah metode pembelajaran Cooperative Script yaitu:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagikan siswa wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang menjadi pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannnya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sedangkan pendengar menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.

Serta membantu menghafal, mengingat ide-ide pokok dengan menghubungkan materi-materi sebelimnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula sebagai pendengar ditukar menjadi pembicara dan sebaliknya, serta lakukan seperti diatas.

6. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.

7. Penutup. 22

F. Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam kajian penelitian ini, yang tentu mengandung pengertian, maka peniliti akan menjelaskan beberapa istilah yang dibahas dalam penilitian ini diantaranya:

22 Ibid., hal. 126.

(17)

Metode adalah cara-cara yang dipakai oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Cooperative script adalah salah satu metode yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas dengan bentuk belajar berkelompok secara berpasangan dan bergantian dengan bertukar ide pada masing-masing pasangan.

Jadi metode Cooperative Script adalah suatu cara-cara yang akan dipakai Dengan cara belajar kelompok secara berpasangan untuk memecahkan suatu persoalan dalam materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Akidah adalah suatu bentuk aktualisasi dari suatu ikatan atau keyakinan seseorang terhadap Agama Allah (Agama Islam).

Akhlak adalah suatu bentuk keadaan jiwa manusia untuk melakukan suatu perbuatan. Seperti perbuatan baik maupun perbuatan yang tidak baik yang timbul dari diri manusia itu masing-masing.

Jadi Akidah Akhlak adalah suatu keyakinan manusia terhadap Allah (Agama Islam) yang dilakukan melalui perbuatan yang baik, seperti shalat lima waktu, berprilaku sesuai dengan yang disunahkan Rasulullah SAW, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi semua larangannya.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekataan kualitatif deskriptif.

Metode penelitian semacam ini mempunyai karakteristik tersendiri seperti yang

(18)

dikemukakan H.Muhammad Ali dalam bukunya, pertama, data diambil langsung dari latar (setting) alamiah dan penelitian itu sendiri yang menjadi instrument kunci.

Kedua, bersifat deskriptif yaitu hanya bersifat mendeskripsikan makna data atau bukan hasil atau produk. Ketiga, mengutamakan makna dibalik data dan keempat, analisis datanya bersifat indukatif, yaitu metode pemikiran yang bertolak belakang dari kaidah khusus untuk menentukan kaidah umum.23

2. Jenis dan sumber data a. Jenis data

Jenis data yang digunakan ialah data kualitatif yang meliputi tentang penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

Sumber data yang digunakan adalah data yang berkaitan dengan persoalan penelitian, terutama yang berkenaan langsung dengan pokok bahasan:

1) Data primer adalah data yang diambil dari sumber langsung dari sumber data melalui informan yaitu terdiri dari guru yang mengajar Akidah Akhlak kelas XI di MAN 1 Palembang.

2) Data sekunder adalah data penunjang yang bersumber dari skripsi, makalah- makalah, hasil observasi dan pengumpulan data serta guru yang diwawancari yang ada relevasinya dengan pokok bahasan.

3. Informan Penelitian

23 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Rhineka Cipta: Jakarta, 2002), hal .129.

(19)

Informan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang memberi informasi atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (Nara sumber).

Informan adalah orang yang diwawancari, diminta informasi oleh peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan memahami data informasi, ataupun fakta dari objek penelitian, dengan kata lain informan penelitian adalah orang yang ada dalam latar penelitian artinya orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.24

Informan penelitian ini adalah guru yang mengajar Akidah Akhlak kelas XI di MAN 1 Palembang berjumlah 1 orang yaitu ibu Dra. Delima dalam melaksanakan pembelajaran sudah menggunakan metode Cooperative Script

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Data dalam penlitian ini dikumpulkan melalui:

a. Observasi

Observasi adalah metode atau cara pengumpulan data yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan secara sistematis terhadap objek yang diteliti oleh peneliti.25 Observasi digunakan untuk mengamati penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang, serta kondisi sekolah.

b. Wawancara

24 http://www.bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=informan. Tgl 07 Mei 2012.

25 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Statistic 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 17.

(20)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab atau percakapan yang dilakukan oleh kedua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.26 Wawancara dilakukan untuk mengetahui berdirinya Madrasah Aliyah serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di dalam kelas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah, Tekhnik pengumpulan karena yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.27 Data-data tentang keadaan umum sekolah, jumlah guru, sarana dan prasarana serta surat menyurat atau data lain yang dianggap penting dalam penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang.

5. Teknik Analisis Data

Tahapan-tahapan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah memilih dan mengkaji secara kritis bahan-bahan bacaan dan referensi yang berkaitan dengan demokratisasi pembalajaran Islam setelah itu di analisis. Pola analisis data digunakan dalam penelitian berdasarkan prosedur yang dikemukakan oleh Nasution yaitu reduksi data,display data dan verifikaasi data.28

Analisis data dengan menggunakan ketiga prosedur diatas adalah sebagai berikut:

26 Lexy j maleong, Metodelogi Penelitian kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 1999), hal .186.

27 Anas sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 76

28 S. Nasution, Metode Naturalistik, Kualitatif, (Bandung : Tarsito, 1992), hal. 130.

(21)

a. Reduksi data, yaitu melakukan pengecekan atau pemeriksaan atas kelengkapan data seluruh yang telah dikumpulkan hasil dari teknik pengumpulan data.

Reduksi data ini dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataaan- pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya.29

b. Kemudian dilaksanakan proses memilih menyederhanakan memfokuskan dan menyusunnya dalam satuan-satuan dan kemudian dikategorikan sesuai dengan penelitian.

c. Dan yang ketiga verifikasi data, yaitu pemantapan kesimpulan dengan mengadakan pemeriksaan keabsahan data, hal ini dilakukan sehingga ditemukan kesimpulan yang valid dan mendasar (grounded).

H. Sistematika Pembahasan

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang terdiri dari empat bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

29Lexy J Maleong, Op. Cit., hal. 19.

(22)

Bab pertama, pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metodelogi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, meerupakan pendekatan teori atau pembahasan tentang penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang..

yang meliputi pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan itu sendiri.

Bab ketiga, disajikan data mengenai gambaran umum MAN 1 Palembang.

yang berisi tentang sejarah berdirinya, keadaan guru-guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana.

Bab keempat, analisis tentang penerapan metode Cooperative Script pada pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Palembang..

Bab kelima, penutup yang meliputi, kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang penulis buat dengan judul Analisis Penerimaan Dan Penggunaan Sistem E-Learning Pada Uin Raden Fatah Palembang Menggunakan Pendekatan Utaut dibuat

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami beberapa metode inferensi serta defuzzifikasi fuzzy Mampu membangun sistem cerdas menggunakan Bahasa pemrograman/tools yang sesuai

ABSTRACT Name : Dwi Apriyani Putri Study Program/Faculty : Islamic Psychology/ Psychology Title :Fenome Phubbing dikalangan Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus Hockey UIN Raden Fatah

S3, W1: 95-102 Dari Peinjeilasan suibjeik diatas bahwa suibjeik beineir meinjeilaskan meingeinai keihiduipan suibjeik dalam organisasi, ini teirkonfirmasi dari peinjeilasan

Sosial phubbing dikalangan mahasiswa fakultas psikologi universitas negeri makassar.. Diploma thesis, Universitas Negeri Makassar Ahmadi,

Peirtimbangan peinuilisan meingguinakan peineilitian ini kareina keiteirtarikan peineiliti teirhadap peineilitian kuialitatif, seibagaimana yang diuingkapkan oleih Koeintjoro

Keitiga suibjeik meingalami hal yang sama pada feinomeina phuibbing ini pada lingkuingan Uinit Keigiatan Mahasiswa Khuisuis Hockeiy UiIN Radein Fatah Paleimbang ini peineiliti teimuikan

Situasi yang bagaimana membuat saudara merasa bermain ponsel lebih menyenangkan ketimbang berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota yang ada dalam organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa