Aktivitas pengemis anak bahkan banyak yang mengarah pada aspek kriminal seperti mencuri (Rochatun, 2011; Jamaluddin, 2014; Nurwijayanti, 2012; Purwoko, 2013). Namun menurunnya jumlah anak pengemis di jalan raya pada prinsipnya bukan berarti mereka berhenti, melainkan berpindah ke gang. Pada masa pandemi sejak tahun 1995, dampaknya juga dirasakan oleh keluarga pengemis, khususnya pada aspek pengasuhan anak pengemis.
TINJAUAN PUSTAKA
State Of The Art
Dalam bidang pendidikan, seorang anak pada saat dilahirkan memerlukan pelayanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang berkaitan dengan pemahaman tentang karakteristik anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, yang akan sangat berguna dalam mengadaptasi proses belajar anak pada usianya masing-masing. kebutuhan dan kondisi, intelektual dan emosional, dan sosial. Salah satu fungsi pendidikan anak khususnya pada tingkat anak usia dini hingga sekolah dasar adalah sebagai stimulus untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut, yang dilaksanakan secara formal, informal dan informal. saluran. Anak mempunyai hak untuk hidup layak, ia berhak mendapat pendidikan oleh keluarganya, oleh sekolah, oleh pemerintah dan lingkungan sekitarnya demi masa depannya.
Fungsi dan Peran Keluarga
Kerana nasihat memainkan peranan yang sangat penting dalam menerangkan kepada anak-anak segala fakta, menghiasi mereka dengan akhlak yang mulia dan mengajar mereka tentang prinsip-prinsip Islam (Ulwan, 1992:65). Kaunseling memainkan peranan yang sangat penting dalam menerangkan kepada kanak-kanak hakikat segala sesuatu dan menghiasinya dengan akhlak yang mulia. Kaedah hukuman ialah perbuatan yang dijatuhkan kepada kanak-kanak secara sedar dan sengaja sehingga menyebabkan nestapa.
Peran Sekolah Terhadap Perkembangan Peserta Didik
Penting untuk diingat bahwa penyerahan pendidikan peserta didik (anak) oleh orang tua kepada pendidik sekolah sangat membutuhkan kepercayaan mereka untuk menggantikan perannya di rumah yaitu di sekolah. Organisasi yang dimaksud adalah kerjasama yang paling terorganisir antara orang tua dan wali atau orang tua peserta didik. Sekolah dapat mengeluarkan surat peringatan kepada orang tua jika hasil rapor siswa kurang baik dan perlu diperbaiki dengan bantuan orang tua.
KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGEMIS ANAK
- Keluarga Anti Surianti (SRT)
- Keluarga Zainab (ZNB)
- Keluarga Tiwi (TW)
- Keluarga Mirla (MRL)
- Keluarga Ilham (ILM)
- Keluarga Fatiyah (FTH)
Diantaranya adalah tukang batu dan tukang bangunan, serta mereka yang berdagang di pasar, misalnya menjual aksesoris. Akhirnya melalui saudara suaminya, HRN terlebih dahulu berangkat ke Makassar untuk menjadi kuli bangunan. Saat itu, HRN bolak-balik Takalar ke Makassar setiap minggu karena jadwal kuli bangunan dibayar setiap akhir pekan, dan HRN langsung pulang setelah menerima gajinya.
Dalam kehidupan keluarganya, SKN melakukan banyak pekerjaan seperti tukang cuci dan setrika, pedagang asongan, pedagang pasar bahkan menjadi kuli bangunan tetap. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, HRM mencoba menawarkan salah satu dari mereka pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, yaitu tukang batu dan tukang bangunan. Proyek konstruksi yang dikerjakannya juga dijadwalkan untuk segera selesai sehingga berdampak pada para pembangun yang saat ini harus fokus menyelesaikannya.
Selama tiga tahun berikutnya, HRM menjadi sejumlah besar pekerja konstruksi dan tukang batu di beberapa lokasi. Untuk pertama kalinya, suami BY diajak temannya mencari pekerjaan sebagai tukang batu dan kuli bangunan. Ia kerap ikut bekerja bersama suaminya, seperti kuli bangunan dan payabo (pemulung) barang bekas untuk dijual ke pengepul.
Karena kondisi keuangan yang minim, suami Widuri JML (26 tahun) mencoba bekerja sebagai kuli bangunan di kota Makassar. Setelah suaminya terbilang sehat, SMS tersebut juga memintanya untuk mengurangi pekerjaan fisik seperti tukang batu atau kuli bangunan. Penghasilan seorang pemulung akan selalu ada asal ia bekerja dengan tekun, dibandingkan dengan kuli bangunan yang hasilnya cukup besar namun tidak selalu ada proyek.
POLA STRATEGI PENGUATAN KELUARGA PENGEMIS ANAK
- Menerima Cucian dan Seterikaan
- Buruh Bangunan
- Memulung Plastik dan Barang Bekas
- Jual Koran
- Dagang Asongan
- Usaha Jualan
Kondisi ini merupakan bagian dari rencana orang tua informan untuk melakukan apa saja yang bisa menghasilkan pendapatan potensial. Orang tua informan umumnya bekerja sama dengan suaminya sebagai tukang bangunan sejak pertama kali mereka tiba di kota Makassar. Para orang tua informan perintis jalan menuju kemerdekaan yang memanfaatkan waktunya sebagai pemulung biasanya dibantu oleh anaknya.
Mereka hanya berpikir untuk melindungi anak dari gangguan orang lain, sehingga orang tua harus menjaganya. Kegiatan 'bersih-bersih' yang dilakukan orang tua informan sebagian besar bersifat musiman, jika ada yang berkomitmen untuk mengajaknya. Meski penjualan koran belum memberikan hasil yang cukup, namun bisa menjadi alternatif tambahan bagi para orang tua informan tersebut.
Hingga saat ini – penelitian masih berlangsung – orang tua TW sendiri (terkadang bersama anak) berjualan di jalanan. Rincian praktik sosial orang tua informan di atas dapat dilihat sekilas pada Tabel 3. Kegiatan seperti 'menjajakan' dan 'berjualan' hanya dilakukan oleh orang tua WT perintis kecuali.
Semua kegiatan tersebut membawa perubahan dalam kehidupan keluarga orang tua TW, akunya.
UPAYA GURU MEMAKSIMALKAN
PENGEMIS ANAK
Dalam penerapan penggunaan seluruh perangkat pembelajaran daring tersebut, kenyataan menunjukkan bahwa hal tersebut tidak semudah yang telah dibahas di atas. Ada juga yang tidak selalu mempunyai kuota untuk belajar online, karena fitur Zoom dan Google Meet membutuhkan data dalam jumlah besar dan berbagai kendala lainnya, seperti pengetahuan orang tua untuk bekerja sama membantu anak-anaknya. Dalam proses penerapan strategi tersebut, guru menetapkan jadwal pembelajaran online menggunakan Zoom, misalnya hari Senin pukul 22.00.
Selain itu, secara teknis proses pembelajaran daring yang dilakukan guru lebih banyak berkaitan dengan pemanfaatan website pembelajaran sebagai sumber tugas bagi siswa. Hal ini kemudian menimbulkan kendala pada proses pembelajaran daring dan tertundanya tugas mereka sampai ke guru mata pelajarannya. Selain strategi pembelajaran, keterbukaan dan penerimaan konsep pembelajaran daring oleh orang tua siswa juga tidak kalah diperlukan.
Strategi pembelajaran yang ditetapkan guru akan membuahkan hasil apabila didukung oleh orang tua melalui pengawasan dan bimbingan anaknya di rumah dalam pembelajaran daring. Dukungan orang tua memegang peranan sentral dalam proses pendidikan anak khususnya pembelajaran (daring) dalam beberapa bulan terakhir. Peran guru lebih dari sekedar memediasi siswa dengan mata pelajaran, namun orang tua yang berbagi peran dengan anak mempunyai tugas untuk memperkuat peran guru di rumah.
Perubahan keadaan 'memaksa' guru melakukan perubahan pola sebagai akibat dari pergeseran kondisi latar belakang.
DUKUNGAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN
Dalam konteks yang lebih luas, wawasan orang tua lebih berkaitan dengan visi dan misinya mengenai masa depan pendidikan anaknya. Artinya, ada upaya serius dari para orang tua untuk mempersiapkan anaknya ke arah yang lebih baik. Bagi informan yang tinggal di wilayah prioritas kemerdekaan VI, dukungan orang tua mereka sangat terlihat dari pernyataan informan tentang formulir studi atau pembayaran biaya sekolah yang sering diingatkan atau ditanyakan oleh orang tua mereka apakah sudah membayar atau belum.
Menurut orang tua ZNB dan WWT, pada dasarnya mereka tetap berusaha untuk memotivasi anaknya semaksimal mungkin untuk belajar, namun mereka juga tidak bisa mengontrol kondisi ekonomi keluarganya yang memaksa anak-anak tersebut berusaha mengumpulkan uang untuk kepentingannya. Namun orang tua Rama tidak mengatur secara detail kegiatan Rama seperti mengatur jadwal belajar anak dan lain sebagainya, namun tetap mendukung anaknya untuk keluar rumah mencari uang (mengemis). Selain itu, dalam benak para orang tua, anak-anaknya tetap harus bekerja untuk mencari uang pada waktu-waktu tertentu, terutama pada sore hari.
Oleh karena itu, para orang tua tersebut tidak lagi mengontrol waktu belajar online anaknya. Di bawah ini model dukungan orang tua terhadap proses belajar anak di masa pandemi disajikan dalam bentuk gambar agar dapat dipahami dengan jelas. Melihat lebih dekat gambar di atas, terlihat adanya perubahan pola dukungan orang tua terhadap pendidikan anaknya.
Adapun mengenai beralihnya dukungan orang tua, hal ini dapat dijadikan salah satu alasan perlunya keberadaan lembaga pendidikan alternatif oleh LSM.
PENINGKATAN PARTISIPASI PENDIDIKAN PENGEMIS ANAK
Menurut Irmayanti (2020), dalam pembelajaran daring khususnya di era pandemi, peran orang tua sangat besar dalam mendampingi anaknya. Orang tua telah berperan sebagai guru di sekolah sehingga sudah seharusnya mereka mempunyai pengetahuan tentang tugasnya. Hal ini terpaksa terjadi karena tidak ada orang lain yang bisa mendampingi siswa kecuali orang tuanya.
Dalam konteks ini, peran orang tua sangat penting agar anak memiliki pengaturan diri sehingga ia dapat belajar sendiri dan berupaya memberikan penguatan internal. Dengan menghubungkan pandangan Subart di atas dengan realitas sosial di lokasi penelitian (keluarga anak pengemis), ditemukan bahwa sebagian besar keluarga anak pengemis tidak dilibatkan secara teknis dalam proses pembelajaran anak, kecuali sebagian kecil. orang tua yang sekedar mengingatkan anaknya untuk belajar. . Penyebabnya adalah pemahaman orang tua terhadap visi dan misi pendidikan yang kurang transformatif, serta pandangan lama mereka yang menganggap guru atau sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan, bukan orang tua atau keluarga.
Di kalangan keluarga pengemis, anggapan bahwa tanggung jawab pendidikan bukan berada di tangan keluarga atau orang tua, melainkan di pihak sekolah, khususnya guru, mengakibatkan mereka menyerah dalam pendidikan akhlak dan menanamkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. pada anak-anak mereka. . Apalagi di era pandemi, orang tua merasa semakin berdaya untuk menyuruh anaknya mencari uang dibandingkan harus berdiam diri di rumah. Pernyataan ini menuntut siswa untuk fokus dalam melaksanakan tugasnya dan orang tua tidak memaksakan pekerjaan rumah kepada anaknya yang dapat mengganggu hal tersebut.
Berkenaan dengan situasi keluarga anak pengemis yang orang tuanya secara sosial mengharapkan anaknya mencari pekerjaan sambil bersekolah, sedangkan pendidikan formal memerlukan pembelajaran dengan norma dan aturan yang tampaknya kurang disesuaikan dengan keadaannya, maka diperlukan pemikiran pendidikan alternatif di luar pendidikan formal.
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh work from home (WFH) terhadap kinerja guru SD Negeri Dengkek 01 Pati di masa pandemi Covid-19. Fenomena anak pengemis di pasar Klewer Surakarta (kajian fenomena akses layanan pendidikan pada anak pengemis). Pendidikan Anak Pengemis: Studi Kasus Keluarga Pengemis di Kota Banda Aceh” dalam SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, 8(1) Mei, hlm.89-98.
Fenomena Anak Pengemis (Studi Kualitatif Proses Sosialisasi dan Eksploitasi Ekonomi Anak Pengemis di Makam Sunan Giri Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik), JURNAL KOMUNITAS Universitas Airlangga, 4(1) 2015.
BIOGRAFI PENULIS