• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download this PDF file - Jurnal Universitas Serambi Mekkah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Download this PDF file - Jurnal Universitas Serambi Mekkah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

181 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA MATERI TEKS

EKSPLANASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS XI IPA 1

MAN 1 BANDA ACEH Sutinah1

Guru Bahasa Indonesia / MAN 1 Banda Aceh

Diterima : 07 Juni 2021 Disetujui : 14 Juni 2021 Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi teks eksplanasi siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran CIRC. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument soal (tes tertulis). Data dianalisis dengan cara statistik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 35,29 % pada pra siklus meningkat menjadi 61,76 % pada siklus I dan meningkat menjadi 88,24 % pada siklus II. Penggunaan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi teks eksplanasi siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model pembelajaran CIRC. Bahasa Indonesia, Teks eksplanasi.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang menjadi jembatan untuk memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Bahasa juga merupakan lambang suatu komunitas dengan komunitas lainnya. Melalui bahasa manusia dapat mengidentifikasi diri sebagai komunitas yang sama atau berbeda, melalui bahasa pula manusia dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Di Indonesia, bahasa yang resmi menjadi sarana komunikasi antarwarga negara adalah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada pendidikan dasar dan menengah. Pada kongres bahasa Indonesia kesepuluh tahun 2013 yang lalu, menteri pendidikan Indonesia menyatakan bahwa suatu keistimewaan dalam kurikulum 2013 adalah menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan (Mahsun, 2013). Sebagai penghela ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sarana untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan dan meneruskan ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya.

Dalam hal ini, bahasa menjadi sarana untuk berpikir. Pembelajaran bahasa memiliki empat aspek keterampilan yang harus dimiliki yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap siswa. Menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti.

Namun, tidak semua orang menguasai keterampilan menulis karena sebagian orang tidak menyukai aktivitas menulis dan menganggap bahwa menulis merupakan hal yang sulit dan membosankan. Dalam menulis dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang bahasa dan harus sering melakukan latihan dalam menuliskan ide/gagasan. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis sangat diperlukan oleh siswa baik siswa tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi.

Menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan masyarakat. Sukirno (2010) menyatakan bahwa menulis sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaaan secara tertulis sehingga diketahui oleh orang lain, dapat

(2)

bekerja sama mengenal adat istiadat, dan tata krama masyarakat. Artinya, setiap ide atau gagasan yang ada dalam fikiran manusia dapat dituangkan melalui sebuah tulisan sehingga orang lain yang membacanya akan mengetahui ide atau gagasan yang ada dalam fikiran manusia tersebut melalui tulisan.

Melalui menulis, manusia juga dapat memperkenalkan budaya atau adat istiadat kepada masyarakat sehingga dapat diketahui oleh orang banyak.

Dewasa ini banyak pembelajaran menulis teks eksplanasi dilakukan secara konvensional. Artinya, siswa diberi teori menulis teks eksplanasi kemudian guru memberikan contoh sebuah teks eksplanasi dan akhirnya siswa ditugasi untuk memproduksi teks eksplanasi. Kesimpulan di atas diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang variatif belum dimunculkan oleh guru. Sumber belajar selain guru yang dimanfaatkan oleh siswa yaitu buku teks bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, suasana belajar mengajar tentang keterampilan menulis teks eksplanasi tersebut membuat siswa jenuh mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga belum mampu dalam mengidentifikasi sebuah fenomena/peristiwa yang terjadi di sekitarnya untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan. Maka upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam menulis teks eksplanasi kompleks perlu dilakukan.

Dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya di MAN 1 Banda Aceh berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilaksanakan memperlihatkan rendahnya kemampuan menulis siswa karena siswa kurang memperhatikan kohesi dan koherensi dalam paragraf. Siswa hanya terfokus pada hasil tulisan teks eksplanasi saja. Keterampilan menulis teks eksplanasi kompleks dibangun melalui salah satu unsur bahasa, yaitu koherensi kalimat. Menurut KBBI koherensi adalah hubungan logis antara bagian karangan atau antara kalimat dalam satu paragraf. Jadi, dalam sebuah teks eksplanasi kompleks setiap kata atau kelompok kata yang membentuk kalimat harus memiliki hubungan timbal balik yang jelas.

Berdasarkan kondisi yang demikian, penulis berusaha memberikan solusi dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks supaya segala permasalahan dan kendala yang dialami oleh siswa maupun guru dapat teratasi.

Setelah dilakukan diskusi antara pihak penulis dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia lainnya di MAN 1 Banda Aceh mengenai permasalahan dalam kegiatan menulis teks eksplanasi kompleks, penggunaan metode yang tepat agar memperbaiki dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis perlu dilakukan. Selain itu, guru hendaknya menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi secara kreatif agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis Teks Eksplanasi.

Penulis memilih MAN 1 Banda Aceh sebagai tempat penelitian karena selain penulis bertugas di sekolah tersebut, MAN 1 Banda Aceh sudah menggunakan kurikulum 2013. Minat belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis masih relatif rendah dan penggunaan metode pembelajaran yang dipakai guru kurang bervariasi sehingga pembelajaran menulis menjadi kurang efektif. Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan efektif jika ditandai dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam menjalani proses pembelajaran.

Teks Eksplanasi bisa dikatakan belum efektif karena ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Beberapa siswa berbincang-bincang dengan temannya dan ada pula siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja. Oleh sebab itu, guru perlu melakukan suatu inovasi dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks.

Pembelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 untuk satuan pendidikan Madrasah Aliyah (MA) terdapat beberapa materi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis. Salah satunya adalah materi tentang memproduksi teks eksplanasi. Pada silabus kelas XI semester ganjil dalam Kompetensi Dasar 4.4 yang berisi memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulisan dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan. Dalam kompetensi ini, siswa diharapkan mampu memproduksi teks eksplanasi secara tepat.

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya peristiwa/fenomena alam, sosial, atau yang lainnya (Sobandi, 2014). Teks eksplanasi menjelaskan atau menganalisis proses muncul atau terjadinya suatu peristiwa atau kejadian.

Model yang dipilih penulis untuk meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi adalah menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). CIRC merupakan kepanjangan dari Cooperative Integrated Reading and Composition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.

(3)

Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain.

Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Hal senada diungkapkan oleh Robert E. Slavin bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam CIRC adalah meliputi: (1) kegiatan-kegiatan dasar terkait (2) pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan dan seni berbahasa dan menulis terpadu. Dalam semua kegiatan ini siswa bekerjadalam tim-tim yang heterogen. Semua kegiatan mengikuti siklus regularyang melibatkan prestasi dari guru, latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes.

Dikarenakan hal tersebut, maka penulis ingin menerapkan pembelajaran CIRC pada materi teks eksplanasi di MAN 1 Banda Aceh agar proses pembelajaran dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap prestasi belajar dan aktivitas siswa.

1.2. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun pelajaran 2019/2020.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun pelajaran 2019/2020.

2. Metode Penelitian 2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) diawali dengan refleksi awal yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan partisipan mencari informasi lain untuk mengenali dan mengetahui kondisi awal atau mencari masalah yang ada pada tempat yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Secara umum penelitian tindakan kelas memiliki desain dengan 4 langkah utama, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan observasi dan refleksi. Penelitian ini direncanakan terdiri atas 2 siklus, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi teks eksplanasi siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.

2.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 34 orang siswa laki-laki pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.

2.3. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh yang berada di Jalan Pocut Baren No.116 Desa Keuramat Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh. Dilaksanakan dilaksanakan mulai dari bulan September 2019 s/d November 2019 pada semester ganjil.

2.4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes hasil belajar yang terdiri dari 5 item soal yang diberikan pada setiap akhir siklus.

2.5. Analisis Data

Analisis Data dalam Penelitian tindakan kelas terdiri analisis data hasil belajar dilakukan dengan rumus persentase menurut Depdiknas (2003):

% 100 N x

Pf

(4)

Keterangan : P = Presentase

f = Jumlah skor yang diperoleh siswa N = Jumlah Skor Maksimal

2.6. Indikator Keberhasilan

Indikator dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator kinerja seperti rata-rata dan ketuntasan hasil belajar. Dari segi kinerja ditandai dalam proses pembelajaran baik dalam kerja kelompok maupun diskusi kelompok sesuai dengan rencana dan memenuhi tahap-tahap pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC dan hasil evaluasi pemahaman siswa jika semua siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh memperoleh nilai ketuntasan persentase 85%. Maka siklus berikutnya tidak dilanjutkan lagi karena indikator keberhasilan telah tercapai.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian, guru memberikan pretes kepada siswa. Pretes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran. Hasil pretes siswa sebelum penerapan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Pretest Siswa

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 90

2 Nilai terendah 40

3 Rata-rata 63,82

4 Ketuntasan Klasikal 35,29%

Berdasarkan tabel 1 di atas, hasil pretest siswa yang dilakukan pada saat pra penelitian memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 35,29 %. Nilai terendah pada pretest adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90. Nilai rata-rata pada pretest adalah 63,82. Setelah melakukan pretest, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada Siklus I.

3.2. Hasil Penelitian Siklus 1 a. Perencanaan

Kegiataan perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah:

1) Merancang silabus 2) Merancang RPP

3) Menyusun instrument tes

4) Mendesain bahan ajar sesuai dengan materi.

b. Pelaksanaan

Penelitian siklus I yang telah di jelaskan pada Bab III dilaksanakan sesuai perencanaan dengan melakukan tes pada tanggal 11 September 2019 yaitu pada pertemuan kedua. Setelah penerapan model pembelajaran CIRC pada siklus I, siswa telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi teks eksplanasi, hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan model pembelajaran CIRC pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 50

(5)

mencapai KKM

4 Jumlah siswa yang nilai belum

mencapai KKM 13

5 Rata-rata 78,24

6 Ketuntasan Klasikal 61,76 %

Berdasarkan tabel 2 di atas, dari 34 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran CIRC terdapat 21 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 13 siswa belum mencapai ketuntasan nilai KKM. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu 100 dan nilai terendah adalah 50. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 61,76 %, dengan nilai rata-rata 78,24. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti ingin melanjutkan penelitian pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran CIRC yang sama dengan siklus I. Pada siklus II, peneliti mengharapkan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, sehingga persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan sesuai dengan indikator siklus II yang telah ditetapkan oleh peneliti.

c. Refleksi

Setelah siklus I selesai dilaksanakan beserta penilaian terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti ingin melakukan sebuah tindakan dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Tindakan yang ingin dilakukan peneliti pada siklus II yaitu:

1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru.

2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelesaikan tugas individu yang diberikan kepadanya dengan baik.

3) Pengelolaan waktu lebih efektif agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3.3. Hasil Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan

Kegiataan perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah:

- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari.

- Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menyelesaikan tugas individu yang diberikan kepadanya dengan baik.

- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk digunakan pada pembelajaran yang akan dilakukan.

- Menyiapkan instrument tes untuk penelitian pada akhir pembelajaran.

- Pengelolaan waktu lebih efektif agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai..

b. Pelaksanaan

Penelitian siklus II yang telah di jelaskan pada Bab III di laksanakan sesuai perencanaan dengan melakukan tes pada tanggal 25 September 2019 yaitu pada pertemuan kedua. Setelah penerapan model pembelajaran CIRC pada siklus II, siswa telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi teks eksplanasi , hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan model pembelajaran CIRC pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 70

3 Jumlah siswa dengan nilai

mencapai KKM 30

4 Jumlah siswa yang nilai belum

mencapai KKM 4

5 Rata-rata 87,94

(6)

6 Ketuntasan Klasikal 88,24 %

Berdasarkan tabel 3 di atas, dari 38 siswa terdapat 35 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai klasikal dan 3 siswa lagi belum mencapai ketuntasan klasikal. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada siklus II yaitu 100 dan nilai terendah adalah 60. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebesar 92.10 % dengan nilai rata-rata 87.10. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II, maka peneliti mencukupkan penelitian sampai pada siklus II, hal ini dilakukan karena siswa telah mencapai indikator ketuntasan yang harapkan oleh guru.

c. Refleksi

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II, terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa menjadi lebih baik setelah penerapan model pembelajaran CIRC. Pada siklus II, siswa terlihat lebih memiliki keseriusan dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa yang mengikuti pembelajaran melakukan dengan aktif dan tertib. Pada siklus II semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

3.4. Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan II, Penerapan model pembelajaran CIRC telah memberikan nilai yang positif terhadap peningkatan hasil belajar Bahasa indonesia pada siswa terutama pada materi teks eksplanasi. Perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Pra siklus, Siklus I dan Siklus II.

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari Pra siklus ke Siklus I dan siklus I ke siklus II. Pada pra siklus sebelum penerapan model pembelajaran CIRC hanya mampu memberikan persentase 35,29 %. Sedangkan pada siklus I setelah penerapan model pembelajaran CIRC telah mampu memberikan persentase hasil belajar siswa yaitu sebesar 61,76 % dan telah mengalami peningkatan menjadi 88,24 % pada siklus II.

Secara rinci perbandingan peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

35,29%

61,76%

88,24%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

Pra SIklus Siklus I SIklus II

Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa

Pra SIklus Siklus I SIklus II

(7)

Tabel 4. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

Kategori Nilai Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai 40 2 siswa - -

Nilai 50 11 siswa 1 siswa -

Nilai 60 6 siswa 4 siswa -

Nilai 70 3 siswa 8 siswa 4 siswa

Nilai 80 11 siswa 11 siswa 10 siswa

Nilai 90 1 siswa 7 siswa 9 siswa

Nilai 100 - 3 siswa 11 siswa

Jumlah siswa tuntas 12 21 30

Jumlah siswa tidak tuntas 22 13 4

Nilai Rata-rata 63,82 78,24 87,94

Persentase ketuntasan 35,29 % 61,76 % 88,24 %

Berdasarkan tabel 4, terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap Siklus. Pada Pra Siklus, nilai terendah 40 dan nilai tertinggi adalah 90. Siklus I, nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100. Pada Siklus II, nilai terendah adalah 70 dan nilai tertinggi adalah 100. Peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus menandakan bahwa penerapan model pembelajaran CIRC telah memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Secara keseluruhan, penerapan model pembelajaran CIRC telah memberikan peningkatan hasil belajar pada siswa dan telah mencapai indikator ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II yang ditetapkan oleh peneliti.

4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1) Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 35,29 % pada pra penelitian meningkat menjadi 61,76 % pada siklus I dan meningkat menjadi 88,24 % pada siklus II.

2) Secara keseluruhan penerapan Model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi Teks eksplanasi pada siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2019/2020.

4.2. Saran

Berdasarkan simpulan, maka disarankan:

1) Bagi Sekolah

Agar sekolah dapat mensosialisasikan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Bagi Guru

Model pembelajaran CIRC dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama pada materi materi Teks eksplanasi.

3) Bagi Siswa

Siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Banda Aceh, diharapkan setelah penelitian ini selesai dilaksanakan tetapi berani mengungkapkan pendapatnya dan tetap aktif dalam proses pembelajaran.

5. Daftar Pustaka

[1] Agus Suprijono. 2015. Cooperative Learning; teori & aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[2] Damayanti, DM. 2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas XI SMA NEGERI 1 Situbondo dengan Teknik Konsep Kalimat. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018.

[3] Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

[4] Glendoni. Komponen-Komponen Pembelajaran. diakses 30 Oktober 2013

[5] Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

(8)

[6] Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot. Jakarta: PT. Prestasi Pustakrya.

[7] Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[8] Slavin, R. 2008. Cooperative Learning Terjemahan. Bandung: Nusa Media.

[9] Sobandi. 2014. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI Kurikulum 2013. Jakarta:

Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menulis melalui permainan sate kata mulai dari siklus I sampai siklus II memberikan hasil yang positif terhadap proses

& Siti Nur Azizah...49-64 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA PADA MINAT WIRAUSAHA: STUDI KASUS KNPI KOTA SEMARANG Ahmad Zaenal Arifin&Deden Dinar Iskandar...65-79 PENGEMBANGAN MATA

Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap nilai perusahaan telah di lakukan oleh Miller dan Modigliani 1960 yang menunjukkan hasil bahwa nilai perusahaan di tentukan oleh

Dalam hal ini, guru selalu memberikan pelatihan dan penggunaan model pembelajaran yang beragam agar peserta didik tidak merasa bosan saat pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan dari

yang sama selama suatu siklus pemilihan, dan terdapat kecenderungan yang kuat untuk mengubah identifikasi mereka dari pemilihan ke pemilihan.23 Jika demikian, ternyata ayunan dari

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kekuatan hubungan yang kuat antara variabel Kepemimpinan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti yaitu nilai moral yang terdapat dalam kumpulan cerita rakyat karya Tira Ikranegara

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan analisis statistik deskrptive dan analisis korelatif nilai T dan nilai F terdapat hubungan yang signifikan pada taraf nyata 5%, oleh