• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download this PDF file

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Download this PDF file"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

rssN 0216 - s082

AKUNTAT{SI DAN KEUANGAN

Voluma 6,].{o. 1, Februari 20 10

Pengaruh Transitory Earnings Pada Penggunaan Rasio E/p I)alam Penilaian Perusahaan:

Studi Empirik Di Indonesia Erni Ekawati Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Early lYsrning System Studi Kasus pada PT 5680"

Ester Oktarini Umi Murtini Pengaruh Risiko Kredit terhadap Perubahan Harga saham perusahaan Perbankan Quiteria Costa Ximenes Belo

, ,*i Murtini

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan Peranan Aparat perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Surakarta

Magdalena Nany Endang Satyawati

Ferani

Peran Akuntansi Informasi Akuntansi dalam Keuangan Gereja

Wirawan ED Radianto

(2)

rssN

0216

-

sa82

Editorial Stuff

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANIGAN

Editor in-Chief

Ketua Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis

Manoging

Editor

Dian Indri Purnamasari

Didi Achjan I Wayan Sueirtana Lodovicus Lasdi Umi

Murtini

Elok Pakaryaningsih

Editorial

Board

Universitas Gadjah Mada Universitas Udayana

Universitas Katolik Widya Mandala Universitas Kristen Duta Wacana Universitas Kristen Duta Wacana

Diterbitkan

oleh Prpgram Studi Akuntansi

Fakultas

Ekonomi '

,

Universitas Kristen Duta Wacana

Terbit

Pertama Februari 2005 Periode

Terbit ZKalidalam

Setahun

Alamat

Redaksi

Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin 5

-

19 Yogyakarta 55224

Telp. (0274) s63929 Fax. (0274) 513235 E-mail : [email protected]

(3)

JURNAL

RISBT AKUNTANISI

DAN KEUANGAN

Voluma 6,

No.l,

Februari 2010

PENGARUII TRANSITORY EARNINGS

PADAPENGGT]NAAI\[

RASIO E/P

DALAM PENILAIAN PERUSAHAAI\: STI]DI EMPIRIK DI INDONESIA

Erni Ekawati

PENILAIAN KINERJA

KEUAI\IGATI

DENGAII

MENGGI.JNAKAN

EARLY WARNING

SYSTEM STI.JDI

KASUSPADAPT ..EO'

, j

Ester Oktarini

UmiMurtini

PENGARUH RISIKO KREDIT TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN

Quiteria Costa Ximenes Belo Umi

Murtini

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAKDAN

PERANAN

APARAT PERPAJAKAN TERIIADAP

KEPATUHAII WAJIB PAJAKBUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURAKARTA

Magdalena

Nany

\

Endang Safyawati Ferani

PERAN

AKUNTAI\SI INFORMASI AKUNTANSI DALAM KEUANGAN GEREJA

Wirawan ED Radianto

ISSN 0216

-

s082 Halaman

48

63

77

2t

(4)

ilRTAN R$ETilUT{TilYSI DATI TEAilGAII Vol.6 No. 1, Februad 2010

Hal. 1-19

PENGARUH

TRANSITORY

EARNINGS

PADA PENGGTJNAA}IRASIO E/P

DALAM PENILAIAN PERUSAHAAI\:

STT]DI

EMPIRIK DI INDONESIA

' Erni Ekawati

Universitqs Kristen Duta Wacana

ABSTRACT

The purposes

of

this study are,

firstly, to

confirm the

findings of

the previous study, whether earnings

contain

transitory component$. Secondly,

to

investigate

how

E/P

ratios are

affected when

firms

experience

transitory

earning

changes. Thirdly,

tg examine whether the

dffirences in E/P

ratios across

firms-due to

differences

in

the magnitude of transitory earnings

will

quickly disappear in subsequent years.

(Jsingfinancial

dan

of companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSE).from the periods

of

1993 to 2003, the study

finds

that earning changes etehibit

a

transitory component. Under the condition

of

transitory earnings,

.fir*'t

E/P

ratio

is positively

affected

by

the changes

in earnings.

Industry-adjusted earning changes

variable

is shown to have a high explanqtory power in predicting-firm's E/P

ratio.

As the variation

offirm's

E/P ratios are mainly explained by the transitory component of earnings, time series

pattern of E/P ratios reflects transitory

deviations

due to the

transitory component of earnings changes.

A,

PENDAHULUAN

Banyak praktisi berpandangan bahwa laba akuntansi dan rasio

earningio-price (E/P)

merupakan

informasi yang

sangat

penting dalam

membuat keputusan investasi. Ratio EiP juga telah menarik perhatian para akademisi, dan telah banyak diinterpretasikan untuk berbagai macarn keperluan dengan caxa yang berbeda-beda.

Beberapa interpretasi yang popular dari rasio EIP adalah sebagai pengukur tingkat kapitalisasi laba/ earning capitalization rate (Grahan et al., 1962), sebuah indikator dari saham

yangmispricirg

(Basu, 1977 and Jaffee et al., 1989), sebuah indikator transitory earnings (Beaver and Morse, 1978), dan sebuah pengukur

risiko

(Ball,

le78).

(5)

2

JRAK, Februari 20LA

Beberapa

bukti

empirik yang telah terdokumentasi menyebutkan bahwa perubahan laba dan profitabilitas dapat diprediksi dalam berbagai situasi (Lev, 1969; Freeman

et al.,

1982;

Collins

dan

Kothari,

1989; Easton dan

Zmijewski,

1989;

Ou

dan Penman, 1989; Elgers dan

Lo,

1994; Basu,

1997;

dan Fama and French, 2000;).

Demikian juga bukti empirik yang tersedia di Indonesia (Assih,

1999;

Werdiningsih, 2001; dan Febriyanti, 2004\. Fama dan French

(2000) mendokumentasikan bahwa laba akuntansi mempunyai kecenderungan mengalami mean

reverting.

Peningkatan laba yang tinggi pada perioda tertentu akan

diikuti

dengan pemrnrnan

laba

pada perioda

berikutnya.

Perubahan

laba

cenderung mengalami pembalikan dari satu tahun ke tahun berikuErya, dan perubahan yang besar baik kenaikan atau penurunan berbalik lebih cepat dibandingkan perubahan yang relatif lebih

kecil.

Mereka juga menemukan bahwa penurunan laba berbalik lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan

laba.

Karena perubahan yang ekstrim

dari

laba mengalami pembalikan

yang lebih

cepat, maka dapat diduga bahwa perubahan

tersebut

disebabkan

oleh adanya komponen laba yang

bersifat transilory.

Tidak

seperti komponen laba yang bersifat pernanen, komponen yang bersifat transitory seperti laba dan rugi luar biasa, perubahan laba karena adanya perubahan standar akuntansi, serta perubahan-perubahan

lain,

bersifat sementaxa dan tidak diharapkan berkelanjutan pada masa yang akan dating. Dengan demikian laba yang mengandung komponen

transitory

menjadi kurang relevan dalam pengambilan keputusan investasi (Stunda and Typpo, 2004).

Harga saham

yang

direpresentasikan sebagai penyebut dalarn

rasio E/P

dapat mengalami deviasi

dari nilai

sebenamya pada waktu tertentu, tetapi pada akhirnya dapat terkoreksi dengan sondirinya untuk kembali mendekati

nilai

fundamentalnya.

Dengan demikian sifat time-series

dari

laba akuntansi

memiliki implikasi

yang sangat

penting dalam

melakukan

penilaian

perusahaan dengan menggunakan pendekatan rasio E/P.

Jika rasio E/P dipengaruhi oleh komponen

transitory

dari laba akuntansi, analis keuangan

harus

melakukan penyesuaian terhadap

rasio E/P terkait

dengan perubahan laba yang bersifat transitory tersebut. Sebuah perusahaan yang baru saja mengalami penurunan laba secara ekstrim karena kinerjanya yang buruk, secara

intuitif,

akan berdampak pada

tingginya rasio E/P

(rendahnya

PER).

Namun demikiqn,

jika

penurunan laba yang

terjadi

disebabkan

oleh

adanya laba yang

bersifat transitory,

penyesuaian

yang tepat yang harus dilakukan

adalah menurunkan rasio

E/P. Lebih jauh lagi,

komponen

transitory dari

laba dapat menyebabkan

rasio E/P

perusahaan bergerak menjauhi

nilai yang

sebenamya.

Namun, perbedaan rasio

EIP

antar perusahaen yang disebabkan oleh komponen

(6)

PENGARUH TfrANSIT0RYE/IRNINGS PADA PENGGUNAAN RASIO ..i.r, Erni Ekawati

transitory perlu diwaspadai, karena besaran perbedaan tersebut akan hilang pada perioda mendatang.

Tujuan dari penelitian

ini

adalah, pertama-tama, mengonfirrnasi penemuan dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan data perusahaan-perusahaan yang

listed dr BEl, yakni

apakah

laba

akuntansi memang mengandung komponen transitory yang bersifat mean-reverting. Yang ke dua, menginvestigasi bagaimana

rasio E/P dapat

terpengaruh

dengan

adanya komponen

transitory

pada laba akuntansi. Yang ke tiga, menyelidiki apakah perbedaanrasio E/P antar perusahaan

yang

disebabkan karena

efek transilory

akan menghilang dengan segera pada perioda berikubrya.

Pada

umumnyq

studi tentang laba akuntansi yang bersifat transitory yang dilakukan

di

lndonesia

seperti Diana dan

Kusuma

(2004) dan Mustafa

(2005) menggunakan model yang digunakan oleh

Ou

dan Penman (1989),

Ali

dan Zarowin (1992), Cheng

et al.

(1996) dan Charitou

et al. (2001). Model

tersebut meranking perusahaan berdasarkan pada rasio

ElP.

Perusahaan-perusahaan yang mempunyai rasio E/P terendah dan tertinggi diidentifftasikan

memiliki

komponen transitory pada laba akuntansi. Penelitian tersebut telah menggunakan pendekatan yang cukup baik dengan melakukan sfandarisasi perubahan laba perusahaan dengan menggunakan kapitalisasi pasar, dan membandingkan perubahan laba perusahaan dengaa median dari perusahaan yang berada pada industry yang sejenis. Pendekatan

ini

dapat mengidentifftasi besaran dari komponen transitory dari laba akuntansi.

Penelitian

ini

menyediakan kontribusi tambahan pada studi sejenis yang telah dilakukan sebelumnya,

terkait

dengan penyelidikan

sifat

time-series

dari rasio

E/P

(zulfiati,

2004). Selain

ihr,

penelitian

ini

akan memberi

konhibusi

kepada praktisi seperti analis, investor, investment bankers, dan

appyolt"rt

terkait dengan perlunya melakukan penyesuaian pada rasio E/P ketika melakukan penilaian perusahaan. Untuk

literatur

akuntansi,

penelitian ini

menyediakan

bukti empirik bahwa

keberadaan komponen

transitory

pada laba akan mengurangi relevansi

nilai

dari infomrasi laba.

Sebagai konsekwensi daxi

bukti

empirik tersebut, informasi

alternatif

yang dianggap lebih relevan adalah infonnasi arus

kas.

Untuk literatur keuangan, penelitian

ini

dapat menyediakan

uji

secara

tidak

langsung pada hipotesis pasar efisien,

yakni

apakah investor

di

Indonesia cukup berpengetahuan terhadap laba akuntansi yang mengandung komponen yang bersifat transitory.

3

(7)

4

JRAK, Februari 2AIA

B.

PENELITIA}I TERDAHULU DAN PENGEMBAI\GAI\I HIPOTESIS

B.1.

Perubahan Laba yang Bersifat

Transitory

Semua even yang menciptakan atau mengurangi

nilai

perusahaan pada aldrinrya akan tercermin dalam laba akuntansi. Dalam jangka panjang, terdapat hubungan fundamental antara perubahan

retum

saham

dan

perubahan

laba per lembar saham.

Namun demikian, dalamjangka pendek, hubungan antara retum saham dan laba tidak terlalu

jelas.

Hubungan dalam jangka pendek sangat bergantung pada, bagaimana seorang akuntan mengukur

laba

dalam

jangka pendek.

Dibandingkan dengan komponen transitory, komponen pennanen dari laba pada umumnya mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap return saham. Namun, tidak mudah mendekomposisi laba menjadi dua komponen yakni unsur perrnanen dan

transitory.

Pendekatan yang dapat dilakukan adalah mengamati sifat time-serles dari laba akuntansi.

Sebuah pandangan yang

kuat

dari para ekonom adalah adanya sifat mean- reverting pada profitabilitas perusatraan.

Stigler

(1963,

p.

54) states,

". .

under

competition, the rate

of

return

on

investment tends toward equality

in all

industries.

Entrepreneurs

will

seek to leave relatively unprofitable industries and enter relatively

profitable industries."

Pembalikan mean pada

profitabilitas

menandakan bahwa perubahan profitabilitas dan laba dapat

diprediksi.

Banyak literatur akuntansi berusaha menemukan

cara untuk

mengidentifikasi

variasi dari laba yang

dapat diprediksi.

Beberapa penelitian terdahulu

medokumentasikan

bukti tersebut walau

tidak

menyertakan

uji

secara

formal

(Beaver, 1970; Brooks and Buckmuster, 1976; and Lookabil,

1976). Uji

secara crors-sectional menyediakan bukti yang dapat diandalkan terkait dengan prediktabilitas laba dan

profitabilitas

(Freeman

et

al.,1982; Collins dan

Kothari,

1989; Easton dan Zfrrijewski, 1989;

Ou

dan Penman, 1989; Elgers dan Lo,

1994;

Basu, 1997;

Assih,

1999; Werdiningsih, 2001; dan

Febriyanti,2004). Bukti

empirik yang dihrlis oleh Fama dan French (2000) menyebutkan bahwa perubahan laba cenderung mengalami pembalikan dari tahun

ke tahun.

Perubahan yang besar baik dengan perubahan yang

kecil.

Mereka juga mendokumentasikan bahwa prediktabilitas

dari laba

disebabkan

oleh

adanya komponen

transitory dari laba.

Penemuan

ini

mengindikasikan bahwa prediktabilitas dari laba membentuk sifat time-senes dari laba akuntansi yang berpola mean-reverting.

Penelitian ini menguji sifat time-series dari laba akuntansi

dengan menggnnakan sampel perusahaan yang

listed di BEI.

Hipotesis yang

diuji

adalah sebagai berikut:

Hl: Laba

akuntansi

bersifat

mean-reverting,

dalam hal ini,

kenaikan (penurunan) laba akan

diiikuti

dengan penurunan (kenaikan) laba.

(8)

PENGARUH TRANSIT0RYEARNINGS PADA PENGGUNAAN

RASIO

Erni Ekawati

8.2.

Rasio E/P dan Perubahan Laba

Studi yang meneliti tentang hubungan antara laba dan harga saham telah sejak lama dilalnrkan oleh Benston (1966),

Ball

dan Brown

(1968). Ball

dan Brown menemukan bahwa arah perubahan dari harga saham sejalan dengan perubahan laba. Beaver et al.

(1979)

memperluas penemuan

Ball

and

Brown

(1968) dengan mempertimbangkan besaran perubahan laba. Mereka membagi sampel menjadi 25 portofolio berdasar pada perubahan residual harga saham. Mereka menemukan bahwa perubahan residual pada laba berbanding lurus dengan perubahan residual harga saham. Lebih jauh ditemukan bahwa dengan mengamati besaran perubahan harga sahan, tampaknya perubahan laba yang tidak diharapkan terkait dengan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

Namun demikian relasi antara perubahan laba dan perubahan harga saham tidak sama antar

portofolio. Untuk portofolio

yang berada pada

titik

ekstrim, perubahan harga saham

memiliki

besaran yang lebih

kecil

dibanding dengan perubahan

laba. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian dari perubahan laba yang tidak diharapkan meirgandung komponen

transitory.

Komponen transitory dari laba hanya mempengaruhi laba masa kini, tetapi tidak mempengaruhi perubahan laba yang diharapkan di masa mendatang.

Beaver dan Morse (1978) menemukan bahwa saham dengan rasio E/P rendah

(tinggi)

pada akhir tahun sering

kali memiliki

perhrmbuhan laba yang rendah (tinggi) dalam tahun tersebut, dan

memiliki

pertumbuhan laba yang tinggi (rendah) pada tahun

berikutrya.

Fenomena tersebut akan terbaca oleh investor yang berpengetahuan bahwa sebagian laba akuntansi mengandung komponen yang bersifat

transitory.

Konsisten dengan hasil studi dari Bajaj et al. (2004) yang menunjukkan bahwa perusahaan dengn perubahan laba yang lebih rendah (tinggi) dari median perubahan laba industri memiliki rasio E/P yang lebih rendah

(tinggi) dari

median

E/P

indushi. Pengaruh

ini

bersifat persisten dalam regresi cross-sectional setnlah

mengonfol

dengan deterrninan yang mempengaruhi rasio E/P.

Penelitian

ini

menguji hubungan antara rasio

B/P

dan perubahan laba yang

bersifat transitory

dengan menggunakan sampel perusahaan

yang listed di

BEI.

Hipotesis yang diuji adalah sebagai

berikuf

H2: Pada perubahan laba yang bersifat

transitori,

perubahan laba berpengaruh positif terhadap rasio EIP .

B.3.

Pola Time Series

dari

Rasio E/P

Kornendi and Lipe (1987)

menemukan

bahwa bagian dari retum

saham yang dipengaruhi oleh laba yang tidak diharapkan sangat terkait dengan

nilai

sekarang dari

revisi

laba yang diharapkan

di

masa yang akan

datang.

Dengan mempertimbangkan adanya proses stokastis

dari laba dan

harga saham

yang

mengandung komponen transitory dan permanen,

Liu

and Wang (2004) mendekomposisikan variansi dari retum

5

(9)

6

JRAK, Februari 20L0

saham, dan dapat melihat bagaimana

retum

saham dan

rasio EIP

secara dinamis merespon

shok yang

berasal

dari

komponen

pelmanen dan transitory dari

laba akuntansi. Ketika rasio E/P dapat dijelaskan dengan shok pada laba, deviasi dari rasio E/? cenderung se-bagian mengandung komponen transitory-

Bajaj et al. (200a) menggunakan median dari laba dan rasio E/P industri unhrk menenhrkan tingkat wajar dari laba dan rasio E/P. Hasil dari studi tersebut adalah ketika laba perusahaan berbalik mendekati tingkat laba wajar

industri,

rasio E/P perusahaan juga berbalik menuju median rasio E/P

industri.

Mereka menjelaskan pola time-series

dari rasio E/P

dengan cara mendemonstrasikan

melalui

penelitian mereka bahwa perbedaan antara

rasio EIP

perusahaan

dan industry

menghilang pada tahun-tahun

betikutrya

sejalan dengan membaliknya laba perusahaan

ke

arah laba industri yang wajar.

Penelitian

ini menguji

tentang menghilangnya perbedaan

rasio E/P

antar perusahaan yang disebabkan

oleh

komponen

transitory dari laba.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H3:

Perbedaan rasio E/P antar kelompok penrsahaan, yang telah disesuaikan dengan perubahan

laba yang

distandarisasi dengan

laba industri,

akan menghilang pada tahun-tahun mendatang.

C. Metoda Penelitian

C.1.

Data dan Sampel

Data keuangan dan pasar modal diperoleh dari sampel seluruh perusahaan yanglisted di BEI, yang bersumber dali database laporan keuangan BEI dan PDPM PPA

UGM.

Data keuangan dan harga saham

dari

sampel perusahaan perioda

tahun

1990-2003 akan

"

digunakan.

Seluruh perusahaan

yang memiliki

ketersediaan data

yang

diperlukan

dimasukkan dalam sampel. Mengikuti Bajaj et

al.

(2004), rasio E/? perusahaan yang memiliki laba negatif tidak disertakan dalam sampel.

C.2

Definisi

Variabel

Berikut

ini

adalah variabel yaog digunakan:

. EARN: Iaba yang diukur dengan laba bersih.

(10)

PENGARUH TRANSITORYEARNINGS PADA PENGGUNAAN

RASIO

Erni Ekawati

7

AtrARNI:

- AAEARN,:

. EP:

- EP-.61

- GROWTH:

perubahan laba pada tahun

t

yang diukur dengan perbedaau laba

di

tahun

t

dan tahun

t-1.

Agar perubahanlaba tersebut dapat dibandingkan maka distandarisasi dengan

nilai

pasar saham pada tahun t-1.

industry-adjusted

earnings

changes

yang diukur

dengan perbedaan arfiaru AEARNT dan median dari perubahan laba terstandarisasi dari perusahaan-perusaha arl yang berad

a

pada industri sejenis.

earning-price

ratio

yang diukur dengan laba tahunan dibagi dengan nilai pasar sahan pada akhir kwartal berikutnya.

median rasio EIP industrt yang diukur dengan median rasio

E/P

perusahaan-perusahaan

yang berada pada

industri sejenis.

pertumbuhan penjualan perusahaarl

yarlg diukur

dengan pertumbuhan penjualan tiga tahun terakhir.

Variabel AEARNT digunakan trntuk mengukur perubahan laba perusahaan pada tahun

t.

Perubahan

ini

termasuk komponen peflna.nen dan

transitory.

Komponen peflrurnen dari perubahan laba diperoleh dengan menghitung median dari perubahan laba yang terstandarisasi dari perusahaan-perusahaan yang berada pada industri sejenis.

Dengan demikian AAEARN,dapat digunakan sebagai ukuran dari komponen transitory dari perubahan laba.

C.3.

Model Statistis dan

Uji Ilipotesis

Untuk

menguji laba yang mengalami mean-reverting

(H1),

sampel yang

terdiri

dari perusahaan-perusahaan sepanjang

kurun waktu

tahun penyampelan dikelompokkan menjadi

lima/kwantil

(Q1-Q5), berdasarkan industry-adjusted standardized earnings change

(AAEARN).

Kemudian, AAEARNT perusahaan yang jatuh pada kwantil yang paling ekstrim

(Ql

dan Q5) diobservasi pada tahun

0 (Y0)

dan sepanjang tiga tahun berikubrya

(Y1-Y3). Uji T

digunakan

untuk

menguji perbedaan

laba yang

telah disesuaikan dengan indushi dari perusahaan yang jatuh pada

Ql

dan Q5 pada tahun ke- 0

(Y0)

dan tahun ke-3

(Y3),

dalam hal

ini Ql

mengandung perusahaan yang

memiliki

penrrunan laba, sedangdan Q5 rnengandung perusahaan yang mengalami kenaikan laba.

Hl

didukung

jika

ada perbedaan secara statistis laba yang telah disesuaikan dengan

industi

dari perusahaan sejenis

di Ql

dan Q5 pada

Y0,

tetapi

tidak

ada perbedaan

(11)

I

JRAK, Februari 2ALA

socara statistis pada

Y3.

Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa laba mengalami mean-reverting-

Untuk menguji hubungan antara rasio E/P dan perubahan laba (H2), perbedaan antara rasio E/P perusahaan dan median rasio EIP induski

(EP*"J

pada setiap kwantil

(Q1

sampai dengan

Q5) diuji

dengan menggrmakan

Uji T.

Hipotesis didukung

bila

perbedaan antara EP dan EP-"6 yang terjadi pada

Ql

negatif dan signifikan, sedang pada

Q5 positif dan signifikan.

Dengan

nji ini

dapat

diindika

padasikan bahwa perusahaan

yang

mengalami penurunan laba yang besar pada

Ql

akan cenderung

memiliki

rasio E/P lebih rendah dibandingkan dengan rasio EIP induski, dan berlaku sebaliknya rmtuk Q5, yakni perusahaan yang mengalami kenaikan laba yang besar akan cenderung memiliki rasio E/P lebih tinggi dibandingkan dengan rasio E/P industri.

Regresi

juga

digunakan untuk menguji

H2,

model statistis yang dipakai adalah sebagai berikut:

EP : a + BtEP^"d + PrGROWTH + BTA,AEARN + e

dalarn

hal ini, EP-a dan GROWTH

adalah

variabel konhol yang diduga

dapat mempengaruhi variasi dari EP antar perusahaan.

H2

terdukung

jika fu positif

dan

signifikan. Hasil

tersebut akan mengindikasikan bahwa industry-adjusted earnings changes

( AEARN), yang

merupakan

proksi dari

perubahan

laba yang

bersifat

transitori, mempunyai

kemampuan

unhrk

menjelaskan

rasio ElP, meski

telah memasukkan efek perbedaan rasio

E/P

industri dan perbedaan tingkat pertumbuhan dalam model.

Pengujian

H3,

apakah perbedaan pada

rasio E/P antar

perusahaan akan menghilang pada perioda/tahun-tahun berikutnya, dilakukan dengan mengobservasi perbedaan antaraBP dan EP-"6 antar kwantil (Q1-Q5) dari tahun ke-0 (Ys) ke tahun ke-

3 (Y:).

Seharusnya terdapat perbedaaan yang mencolok antara

EP

and EP."6 antar kwanti pada tahun ke-O, dan perbedaan tersebut akan hilang di tahun ke-3 (Y3).

D.

HASIL

D.1. Statistik

Deskriptif

Tabel I

menunjukkan statistik deskriptif

dari

semua variabel yang digunakan dalam penelitian

ini.

Perusahaan sepanjang kurun waktu perioda penelitian dikelompokkan menjadi kwantil berdasar pada perubahan laba yang telah disesuaikan dengan industri.

(12)

PENGARUH fRANSff0RYE/IRNINGS PADA PENGGUNAAN

RASIO

Erni Ekawati

Mean dan median dari perutahan laba didapati terendah pada

kwantil I

dan tertinggi pada

kwantil 5.

Fenomena yang sama ditemukan

untuk

perubahan

laba

yarry tnlah disesuaikan dengan industri.

Letak Tabel

I

Mean rasio EP pada

kwantil I

dan

2

mempunyai

nilai negatif. Nilai

negatif tersebut disebabkan

oleh

adanya beberapa perusahaan

yang

mengalami kerugian.

Perusahaan yang

memiliki

laba negatif tetap dipertahankan

untuk

mempertahankan jumlah sampel. Oleh karena itu rasio yang digunakan adalah E/P bukan PIE agar makna

daxi E/P tetap sama, meskipun bernilai

negatif.

Narmrn

demikian

hanya

kwantil

1 saja yang memiliki median dari rasio ElP yangbernilai

negatif.

Oleh karena

itu,

median rasio E/P

dr

antara perusahaan yang berada pada

induski

sejenis digunakan sebagai pengukur E/P indushy (E/P

med).

Antar kwantil, mean dan median dari pertumbuhan penjualan bertanda positif.

D.2. Mean Reversion

dari

Laba

Akuntansi

Setelah membagi perusahaan sampel menjadi 5 kwantil berdasarkan industry-adjusted standardized earnings changes, tingkat perubahan laba tersebut diobservasi selama tiga tahun berturut-turut, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang berada pada

Ql

dan

Q5.

Terdapat 511 perusahaan-tahun dalam sampel

(

selama

8

tahun berturut-turut).

Hasilnya ditunjukkan dalam Tabel2 dan Gambar

t.

Letak Gambar

I LetakTabel2

Hasil yang ditunjukkan dalam Gambar

I

menjelaskan bahwa lerdaapat mean reversion

dari

laba akuntansi.

Hal ini

mengindikasikan adanya komponen transitory yang cukup substansial pada

laba.

Perusahaan pada

kwantil

1 mengalami pemrrunan laba yang cukup substansial, dan mengalami pemrrunan laba yang jauh lebih besar dari perusahaan-perusahaan yang berada pada

industri yang

sejenis pada

Y0.

Namun demikian penurunan laba tersebut kemudian

diikuti

dengan peningkatan laba pada tahun-tahun

berikutnya (Yl, Y2, dan Y3). Hal yang

sebaliknya

berlaku

pada perusahaan-perusahaan yang berada pada

Q5,

kenaikan laba

yang terjadi

pada

Yl

diikuti dengan penurunan laba pada tahun-tahun berikutnya (Y2 dan Y3).

Secara keseluruhan, fenomena mean

reversal

pada

laba dapat

dijelaskan sebagai

berikut.

Meskipun terjadi perbedaan perubahan laba antaru

Ql

dan Q5 pada Y0, namun tidak ada perbedaan pada

Y3.

Tabel 2 menunjukkan bahwa perbedaan laba pada perusahaan yang berada pada Q5 dan

Ql

adalah 1,631, secara statistis signifftan pada level alpha 5Yo. Narnun demikian perbedaan tersebut menghilang pada tiga tahun

I

(13)

70

JRAK, Februari ?ALA

berikufiya

secara berturutan. Hal

ini

ditunjukkan dengan

uji T

yang tidak signifikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Hl

terdukung.

D.3. Hasil Regresi Perubahan Laba Terhadap Rasio

EiP

Model regresi digunakan untuk menguji apakah perubahan laba mempunyai pengaruh

yang signifftan

terhadap

rasio EiP. H2 yang

dikembangkan pada penelitian

ini

menyatakan bahwa perubahan laba yang semakin tinggi akan berhubungan dengan rasio E/P yang semakin tinggi pula, pada kondisi

Hl

terdukung. Tabel 3 menunjukkan hasil dari regresi dengan menggunakan 3

model. Model

1 adalah regresi median rasio E/P

industi

terhadap

rasio E/? perusahaan. Model 2

memasult<an

variabel

kontrol pertumbuhan penj ualan.

Model 3 menambahkan variabel industry-adjusted earnings changes.

LetakTabel3

Hasilnya

mengindikasikan bahwa perubahan

laba yang telah

disesuaikan dengan industri memprmyai pengaruh yang

signifikan

terhadap rasio

E/P. Model

3

yang

memasukkan industry-adjusted

earnings

changes

dapat

menjelaskan secara signifikan variasi rasio E/P dibandingkan dengan model yang lainnya. Koefisien regresi

dai

industry-adjusted earnings changes adalah 1.106 dan

signifftan

pada level alpha

I%. Yaiabel

penjelas yang lain, median dari rasio B/P industri mempunyai pengaruh

positif dan signifikan

dalarn menjelaskan

variasi rasio E/P

perusahaan, sementara pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

Model regresi tersebut mempunyai

nf

yurg meningkat,

dai

O,O7g pada model 1

menjadi

0,525 pada model

3

setelah memasukkan perubahan laba dalam model.

Dengan demikian, H2 terdukung bahwa industry-adjusted earning changes mempunyai pengaruh positif pada rasio E/P perusahaan. Dalam memprediksi rasio E/P perusahaan, variabel industry-adjusted earnings changes lebih berguna dibandingkan median rasio E/P indushi.

D.4. Hasil Pengujian Pola Time Series

dari

Rasio E/P

Untuk menyelidiki pola time-series rasio E/P perusahaan, penelitian

ini

mengobservasi perbedaan mean antara rasio E/P perusahaan dan median dari rasio E/P industri. Karena perubahan

laba

memang mengalami mean-reverting,

maka rasio E/P yang

telah disesuaikan dengan industri diprediksikan akan mengarah menuju nilai E/P industri dari tahun ke tahun. Tabel

4

melaporkan perbedaan mean antara rasio E/P perusahaan dan

(14)

PENGARUH TRANSITORYE/IRNINGS PADA PENGGUNAAN

RASIO

Erni Ekawati

11

industri pada masing-nursrng

kwantil

selama

3

tahun berturut-turut

(yl - y3) relatif

terhadap

Y0,

dalam

hal ini

kelompok

kwantil

dibentuk berdasarkan industry-adjusted change in earnings.

Letak Tabel4

Hasil dari uji

tersebut mengindikasikan bahwa perbedaan mean

rasio

E/P perusahaan dan industri pada

Y0

bertanda negatif pada

Ql

dan positif pada

Q5.

Antar

kwantil

tnrdapat perbedaan mean yang signifikan dengan level alpha

lYo. Yaiasi

yang ditemukan antar

kwantil

konsisten dengan dengan hasil

uji

FI2 bahwa perubahan laba

transitory

berhubungan

positif

dengan

rasio E/P perusahaan. Oleh karena

itu, perusahaan-perusahaan pada

kwantil

1 mengalami penurunan laba transitory, dalam hal

ini,

rasio E/P perusahaan lebih rendah dari rasio E/P

induski. Hal

sebaliknya berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang berada pada

kwantil 5. Hasil uji Hl

membawa konsekwensi

pada

pembenaran

fenomena bahwa laba

mengandung komponen

transilory,

dengan demikian perbedaan mean

rasio EIP

artax

kwantil tidak

bersifat pernanen. Tabel4 menunjukkan bahwa perbedaan mean rasio E/P antar kwantil lambat laun akan menghilang, seperti ditunjukkan dengan nilai F yang semakin kecil dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut. Dengan demikian dapat dikatakari bahwa H3 terdukung.

E.

KESIMPULAN

$ejalan dengan

bukti empirik

sebelumnya, penelitian

ini juga

mendokumentasikan adanyakomponen transitory pada laba akuntansi. Pada kondisi terdapabrya komponen

laba yang bersifat transitory, rasio E/P

perusahaan dipengaruhi searah dengan perubahan

laba. variabel

industry-adjusted earaing changes mempunyai kemampuan yang

tinggi

dalam memprediksi rasio E/P perusahaan. Karena variasi dari rasio E/P dapat dijelaskan dengan komponen transitory dari perubahan laba perusahaan, maka pola time-series dari rasio EiP dapat mengalami deviasi sementara dari

nilai

wajamya yang disebabkan oleh adarrya komponen transitory padaperubahan laba.

Hasil dari penelitian ini memberikan konkibusi yang cukup substansial kepada

praktisi terkait

dengan penggunaan PBR/price

earning multiple

dalam melakukan penilaian

perusahaan.

Dengan pendekatan

PER,

analis mula-mula mengestimasi

PER yang

sesuai

unfuk

perusahaan dengan menggunakan

set data

perusahaan- perusahaan yarry go

public.

Median dari rasio P/E industri biasanya digunakan sebagai

estimator. Analis

kemudian mengestimasi

harga

saham perusahaan dengan cara mengalikan laba perusahaan dengan estirnator PER.

(15)

72

JRAK, Februari 20L0

Dari hasil penelitian

ini,

dapat direkomendasikan bahwa median dari rasio EIP industri seharusnya disesuaikan terlebih dahulu

bila

laba perusahaan-perusahaan yang

digunakan dalam menghitung F,IP industri

mengandung

komponen

transitory.

Perusahaan dengan laba yang tinggi (rendah) relatif terhadap indusfri akan mempunyai

rasio

E1P

yang tinggi

(rendah) dibandingkan dengan

rasio E/P dari

perusahaan- perusahaan lain yang berada pada industri sejenis. Hasil dari penelitiau

ini

mendukung prediksi tersebut. Seperti diindikasikan oleh hasil regresi, bahwa pengetahuan tentang adanya industry-adjusted earning changes mernberi kontribusi yang cukup substansial dalam menjelaskan

variasi rasio E/P

antar perusahaan, bahkan setelah mengontol model regresi dengan median rasio E/P indushi dan pertumbuhan penjualan.

Meskipun demikian, penelitian

ini

belum dapat meqjelaskan penyebab lain yang masih tersisa dari variasi yang terjadi pada rasio

E/P.

Kemungkinan-kemungkinan penyebab adanya komponen

transitory dari

laba

juga belum

dapat diidentifikasi.

Dekomposisi

laba menjadi

komponen permanen

dan transitory

diperlukan unhrk mengidentifikasi besaran

laba yang bersifat transitory.

Semua keterbatasan dari penelitian ini ditinggalkan sebagai topik untuk melakukan penelitian selanjutnya.

DAFTARPUSTAKA

Ali, A.

andP.

Zarown.

1992. The Role of Earnings Levels

in

Annual Earning-Retum Studies. Joumal of Accounting Research 30:286-96.

Assih,

P.

1999. LabaAkunlansi dan Klasifrkasi Akunlansi untuk Menaksir Profitabilitas Perusahaan.

Jurnal

Bisnis dan Akuntansi 1,3:183-94.

Ball R. 1988.

Anomalies

in

Relationships between Securities'

Yields

and Yield- Surrogates. Journal of Financial Economics: 663-682.

Bajaj,

M.,

D.J. Denis, and

A.

Sarin. 2004. Mean Reversion

in

earnings and the Use

of

E/P Multiples in Corporate Valuation. Journql of Applied Finance

l4,l:4-10.

Basu, S. 1997.T\e Conservatism Principle and the Asymmekic Timeliness of Eamings.

Journal of Accounting and Economics 24:3-37.

(16)

PENGARUH TRANSffORYEARNINGS PADA PENGGUNAAN

RASIO

Erni Ekawati

13

Beaver,

W.H. 1970.

The Time Series Behavior

of Earnings.

Journal of Accounting Research 8. supp.: 62-69.

Beaver, W.H. and D. Morse. 1978. What Detennines Price-Earning Ratios?. Financial Analysts Journal: 65 -7 6.

Beaver,

w.H.,

R.

clark,

and

w. wright. 1979.

T'heassociation between Unsystematic

security

Returns

and the

Magnitude

of the

Earnings Forecast

Error.

Accounting Research:316-40.

Brooks, L.D., and D.A.

Buckmaster.

1976.

Further Evidence

of the Time

Series Properties of Accounting Income. Journal of Finance

3l:1359-73.

charitou, A., c. clubb,

and

A.

Andreou. 2001. The

Effect of

Eaming pernanence, Growth, and Firrn Size on the usefulness

of

cash Flows and Eamings

in

Explaining Security Returns: Empirical Evidence

for

the TJ.K.

Journal of

Business Finance and Accounting, 28

:

563-94.

Cheng, C.S.A., C.

Liu, andT.

Schaefer.

1997.T\eValue

Relevance

of

SFAS

no.95 cash Flow from

operations as Assessed

by

Security

Market Effects.

Accounting Horizon I

l,

3:

l-15.

Cheng, C.S.A., and R. McNamara.

2000.

The Valuation Accuracy of the Price-Earnings and Price-Book Benchmark Valuation Methods. Review of Quantitative Finance and accounting t 5,

4:349-70.

collins, D.w., and

S.P.

Kottrari.

1989.

An Analysis of

Intertemporal

and

cross- Sectional Deteflninants

of

Eaming Response Coefficients. Journal of Accounting and Economics I

l:

143-81 .

cornell, B.

and

w.R.

Landsman.2003. Accounting valuation: Is Eamings

euality

an lssue?. Financial Analysts Journal 59,6: 2O-28

Diana, S.R. and

I.w.

Kusuma.2004. Pengaruh Faktor Kontekstual terhadap Kegunaan Earnings dan

Arus Kas

Operasi dalam Menjelaskan

Return Saham. Jurnal

Riset Alatntansi Indonesia 7, I : 7 4-93.

Easton, P.D. and

M. Zmijewski.

1989. Cross-sectional Variation

in

the Stock Market Response to Accounting Income. Journal of Accounting and Economics l

l:

117..41.

Elgers, P.T. and

M.H. Lo. 1994.

Reductions

in Analysts'

annual Earnings Forecast Errors using Information in Prior Earnings and Security Returns. Journal of Accounting Research 32:290-303.

(17)

14

JRAK, Februari 2010

Fama, E.F and K.R. French.

2000.

Forecasting Profitability and Earnings. Journal

of

Business 73,2: 16l-75.

Febriyanti, G.A. 2004. Perbandingan Keakuratan Model Laba Permanen, Transitori, dan Agregat dalam Memprediksi

Laba

Masa

Depan.

Dipresentasikan

pada sNA

YII- Denpasar, Bali, 2-3 Desember.

Freeman,

R.N.,

J.A.Ohlson,

and S.H.

Penman.

1982. Book

Rte-of-Retum and Prediction

of

Earnings Changes:

An

Empirical

Investigation. Journal

of Accounting Research 20:639-53.

Jaffe, J.,

D.B.

Keim, and R. Westerfield.

1989.

Earnings

Yield,

Market Values, and Stock Return s. Journal of Finance, 135-48.

Kang,

T. 2003.

The

Profitability of

EP Trading Rule Based on Operating Income.

American Business Review 2 l, 2: 4l -46.

Kang, T. 2004. Quality of Eamings Inferred from the Profitability of EP Trading Rules.

Managerial Fianance 30, I :

3044.

Lev, B. 1969. Industry

Averages

as

Targets

for

Financial

Ratios. Journal of

Accounting Resmrch 7 : 290-99.

Liu, C.and T. Wang. 2005. The Response

of

Stock Prices to Permanent and Transitory Shocks to Accounting Eamings. Working Paper: Departrnent of Accounting - National Taiwan University.

Lookabill,

L.L.

1976. Some additional Evidence on the Time Series Properties of Accounting Earnings. Accounting Review 51:-724-38.

Mustofa, J. 2005. Informasi Relevan dari Laba dan

Aliran

Kas Operasi: Studi Empiris di Indonesia. Tesis 52. Program Magister Sains. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ou, J.A. and S.H. Penman.

1989.

Accounting Measurement, Price-Earning Ratio, and the Information Content

ofSecurity

Prices. Journal ofAccounting Research 27, suppl:

ttl-52.

Werdiningsih, S.

2001.

Pengaruh

Klasifikasi

Komponen Laba terhadap Kemampuan

Prediksi Laba. Tesis 52. Frogram Magister Sains. Universitas Gadjah

Mada.

Yogyakarta.

(18)

PAIIA PENGGUIIAf,N RASIO ....,. , Emi Ekawati ':,#5

StundA R.A. and E:

Tfppo.

2004,. The Relevance

of

Eamings and Funds Flow from Op€retims

in

the Presmce

of

Transitory Earnings. Journal of Reat Estate

Porfolio

lu{anaganent

tL,t:37-43::' r'i'' ' ' ";-': ""'-

:..

L

j

;

(19)

,6

JRAK, Februari 2010

Tabel I Statistik Deskriptif

Kwantil

Total

Sampel

AEARN

mean std min med max

-L.471 2.379 -13.862 -0.253 0.175

-0.184 0.301

- 1.821 -0.041 0.258

-0.033 0.191 -L.444 0.008 0.309

0. 113 0.190 -0.226 0.034 0.801

0.565 L.233 -0.660 0.125

7.59t

511 511 511 511 511 EP

mean std min med max

-2.103 3.908

-L9.239 -0.L92 a.576

-0.237 4.794 -4.944 n\ 0.040

0.506

0.011 0.203 -0.854 0.063 0.310

0.088 0.196 -0.733 0.087 0.543

-4.044

511

1.881

511

-17.803

511

0.116

511

L.796

511

EPmed mean std min med max

-0,442 0.256 -0.835 0.061 0.164

-0.014 a.2L6 -0.835 0.062 0.164

0.020 0.152 -0.835 0.062 0.L64

0.026 0.150 -0.722 0.q73 0.164

-0.090 4.294 -0.835 0.056 4.L64

511 511 511 511 511 Growth

(20)

l7

mean std min med max

0.337 0.395 -0.331 0.263 2.702

2.3LL L9,675 -0.584 0.294 198.052

0.476 0.800 -0.44L 0.321 6.70L

2.544 2L.384 -0.410 0.328 2L3.L34

0.404 0.506 -0.370 0.299 2.937

511 511 511 511 511 AAEARN

mean std min med max

-L.397 2,202 -13.665 -0.381 -0.019

-0.143 0.191 -1.051 -0.071 -0.003

-0.001 0.030 -0.115 0.000 0.105

0. 116 0.110 0.003 0.074 0.499

0.693 L.L74 0.012 0.296 7,493

511 511 511 511 511

Tabel 2 Perbedaan Mean dari IndustryAdjusted Earnings Changes

Y1 Y2 Y3

YO

Ql

Qs Q5-Q1

Nilai-T

-1.124 0.507 1.631

2.695**

0.437 -0.367 -0.804 -1.073

0.347 0.272 -0.07s -0.143

0.204 0.014 -0.190 -0.501 Catatan:

**

: Signifikan pada level a 5o/o

-

(21)

t8

JRAKi,Februari2010

fabel 3

Output'Regresi

Model Intersep

E/P

med Growth AAEARN F

0.079

(4.s70)

(6.614)

2 ' -0.431*** 2.725*** 0.003

0.079

,.r:. :

(4.s85) (6.s9s)

(0.41s)

3 -0.270*** 1.586{.{.'r. 0.002 1.106***

0.525

(-3.e6e) (s.2s7) (0.418)

(21.804)

Catatan:

***

: Signifikan pada level

a

lYo

*'r'

: Signifikanr'pndalevel u5Yu

*

: Signifikan pada level

a

l}o/o

Tabel

4

Beda Rata-rata

Antara

Rasio E/P Perusahaan dan Median Rasio E/P

Industri Menurut Kwantil

Kwantil Y0 Yl

Y2 Y3

Q I -2.0601 -1.5920 -1.1821

-0.6312

Q

2 0.2231 -0.4079 -0.221!

-0.4827

(22)

PENGARUH fnANSff0RyglRNlNGS PADA PENGGUNAAN RASI0 .!r.r. , Enri Ekawati

,9

Q3 Q4 Qs

-0.0093 0.0619 0.0469

-0.0648 -0.1 487 -0.6851

-0.2529 -0.0686 -0.333s

-2.0542 0.0543 -0.3372

Nilai-F

22.949*8* 5.507{.** 3.536**{€

1.135

Catatan:

***

: Signifikan pada level

alevel

LYo

i i I I i

I

I

i t i

I

.tI

IIU,

io ttr

llr

rltr.^

ith u

frurI

irrL

i€ u e

ityr-

Its o u

irrrIJ

l. .r-

IE i<

I

I I

I

Gambar 1

Mean Re version in Industry-Adjusted Earnings Changes

I .000 0.500 0.000 -0.500 - I .000 - I .500

Year

tr Quintile I I Quintile

2

l

Referensi

Dokumen terkait

Manto and Wanda (2018) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress atau masalah keuangan lebih cenderung mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan