• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Download"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

K ELAT HIKlaten Kilas Informasi

Edisi I , 2024 Mengulas Klaten,

Dalam Informasi

Nikmatnya Sompil

dalam Balutan Daun Bambu

Sompil terbuat dari beras yang dibungkus dengan menggunakan daun bambu apus dan berbentuk segitiga. Sepintas mirip kudapan lopis asal Jawa Timur. Namun teksturnya lebih padat dan lebih kenyal dibandingkan ketupat.

Jelajah Klaten Kuliner

(2)

Foto Cover : DISKOMINFO KABUPATEN KLATEN

COVER STORY :

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah,

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga majalah Kelathi ini dapat terselesaikan. Majalah Kelathi ini bertujuan untuk mengulas informasi-informasi yang ada di Kabupaten Klaten dan setiap bulannya ada tema besar yang dibahas. Selain itu dengan harapan majalah ini bisa menjadi buah bibir yang positif bagi Kabupaten Klaten.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh narasumber yang sudah berkenan untuk membagikan informasi, dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan majalah Kelathi ini.

Kami mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan bagi pembaca yang kurang berkenan. Semoga majalah Kelathi ini ke depan bisa lebih baik.

Potret Sompil yang dibungkus dengan daun bambu

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Klaten

K ELAT HI

Klaten Kilas Informasi Edisi I , 2024 Mengulas Klaten,

Dalam Informasi

Nikmatnya Sompil dalam Balutan Daun Bambu Sompil terbuat dari beras yang dibungkus dengan menggunakan daun bambu apus dan berbentuk segitiga. Sepintas mirip kudapan lopis asal Jawa Timur. Namun teksturnya lebih padat dan lebih kenyal dibandingkan ketupat.

Jelajah Klaten Kuliner

Mengulas Klaten Dalam Informasi

Aris Pramana, SE, MM

Penanggung Jawab Kelathi

(3)

10

Daftar Isi

Penanggung Jawab : Aris Pramana, SE, MM Pemimpin Redaksi : Pinandita Bima M, S.T Fotografer : Hendra Kurniawan, Muhammad Tomi Tri A Videografer : Adam Fajari, Penulis : Titi Rochman, Angga Purnama, Desain: Warih Nugroho, Tazkia Rizky M Administrasi : Nur F a d i l a h Z a h r i a y t i , A . m d , A r t D w i c a , Alamat Redaksi : Jalan Pemuda nomor 294 Klaten, Jawa Tengah, email : kominfo.klaten

@gmail.com, instagram : @kominfo.klaten, twiiter : @kominfo_klt, youtube : DISKOMINFO KABUPATEN KLATEN

Teras Klaten

Klaten Menuju Satu Pintu Layanan Publik Digital

02

Teras Klaten

Seluruh Puskesmas Terakreditasi Paripurna, Wujud Nyata Peningkatan Layanan Kesehatan di Klaten

08

Pengharggan Swasti Saba Kabupaten Klaten Tahun 2023

12

Klaten Dalam Lensa

Keren! Klaten Raih KIP Award Kategori Informatif

34

Jelajah Klaten

Nimatnya Sompil dalam

Klaten Dalam Lensa

Gerak Cepat Atasi KLB Polio, Pemkab Klaten Gelar Sub-PIN Serentak

13

Festival Durian Jatinom, Kembali Di Gelar Bupati : Ikon Baru Wisata Klaten

14

Presiden Jokowi Apresiasi Pelaya- nan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

15

BNPT Luncurkan Warung NKRI Digital di Polanharjo

16

Keren Klaten Kembali Raih Piala Adipura 2023

17

Sandiaga Uno Luncurkan ADWI 2024 di Desa Wisata Bugisan Klaten

18

Jelajah Klaten

Masjid Golo, Bukti Arkeologis Penyebaran Islam di Bayat

19

Berdiri Sejak Ratusan Tahun, Masjid Majasem jadi Saksi Persebaran Islam di Klaten

24

Soto Garing, Buah dari Ketidak- sengajaan yang Melegenda

28

(4)

T E R A S

Klaten Menuju Satu Pintu Layanan Publik Digital

KLATEN

PESATNYA perkembangan teknologi informasi, menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten dalam menyelenggarakan layanan publik yang cepat tanpa mengurangi kualitas layanan yang disediakan. Digitalisasi menjadi harga mati bagi penyedia layanan publik daerah di era teknologi informasi yang serba cepat.

Sebagai jawaban atas kondisi tersebut, Pemkab Klaten melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Klaten, tengah mematangkan platform digital sebagai basis penyelenggaran layanan digital dalam satu pintu.

(5)

Sebagai jawaban atas kondisi tersebut, P e m k a b K l a t e n m e l a l u i D i n a s Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) K l a t e n , t e n g a h m e m a t a n g k a n p l a t f o r m d i g i t a l s e b a g a i b a s i s penyelenggaran layanan digital d a l a m s a t u p i n t u .

Kepala Bidang Informatika Diskominfo Klaten, Andi Hermanto menyampaikan platform yang dimaksud adalah klaten.go.id yang terintegrasi dengan platform digital di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Adapun layanan publik yang telah terintegrasi di antaranya aplikasi layanan kependudukan Sakura yang dikelola Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Klaten dan apikasi layanan kesehatan Matur Dokter yang dikelola Dinas Kesehatan Klaten.

Menurutnya ke depannya semakin banyak aplikasi layanan publik yang dikelola oleh OPD.

T E R A S

KLATEN

(6)

Andi juga menambahkan platform digital ini juga akan dikembangkan menjadi mobile apps. Sehingga d i h a r a p k a n m e n i n g k a t k a n aksesbilitas bagi masyarakat.

“Harapannya layanan publik daerah ini dapat diakses dalam g e n g g a m a n , c u k u p l e w a t smartphone,” katanya.

(7)

Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas dalam lawatannya ke Kabupaten Klaten pada Kamis, 22 Februari 2024.

Ia menyebut digitalisasi menjadi hal yang penting dilakukan untuk semakin mempermudah layanan publik dan bisa menjangkau masyarakat secara lebih luas.

“Digitalisasi menjadi penting, maka saya harapkan mulai sekarang segerakan satukan portal-portal pelayanan,” tuturnya.

A n a s b e r h a r a p P e m k a b K l a t e n untuk melakukan reformasi birokrasi yang berdampak, dengan evaluasi serta p e n y e d e r h a n a a n p r o s e s b i s n i s layanan yang melibatkan penggunaan teknologi.

T E R A S

KLATEN

(8)

Sejatinya konstruksi digitalisasi layanan telah diinisasi Diskominfo Klaten sejak beberapa tahun belakangannya. Di antaranya dengan penggunaan tanda tangan elektronik (TTE).

TTE tersebut digunakan untuk menandatangani dokumen di lingkup Pemerintah Kecamatan seperti surat menyurat dan dokumen lainnya dengan resiko rendah.

Penerapan TTE dilakukan melalui BSrE atau Balai Sertifikat Elektronik adalah Penyelenggara Sertifikat Elektronik/Certification Authority (CA) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). BSrE dibentuk dan dijalankan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2019 yang menganut sistem satu induk dan diselenggarakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika.

T E R A S

KLATEN

(9)

T E R A S KLATEN

Penerapan TTE ini merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Selain itu, juga merupakan amanah Perpres Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) pasal 40 m e n g a m a n a h k a n p e n j a m i n a n k e a m a n a n S P B E d a l a m l a y a n a n publik salah satu bentuknya berupa sertifikat elektronik.

(10)

Awal tahun 2024 menjadi momen peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Klaten. Hal ini sehubungan dengan akreditasi paripurna yang diberikanKementerian Kesehatan Republik Indonesia kepada 34 Puskesmas di Kabupaten Klaten.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, dr. Anggit Budiarto mengatakan sebanyak 34 puskesmas yang tersebar di 26 wilayah kecamatan se-Kabupaten Klaten telah berhasil meraih predikat paripurna dalam re-akreditasi yang digelar pada tahun 2023.

T E R A S KLATEN

Seluruh Puskesmas Terakreditasi Paripurna, Wujud Nyata Peningkatan Layanan

Kesehatan di Klaten

(11)

T E R A S KLATEN

Kategori tersebut merupakan nilai lulus yang sempurna bagi puskesmas sebagai penyelenggara layanan kesehatan. ”Proses ini merupakan bagian dari perjalanan yang harus dilaksanakan untuk menjadikan Klaten yang sehat dan makmur,” ungkapnya dalam rapat koordinasi dan evaluasi akreditasi puskesmas di Grha Bung Karno, Februari 2024.

Akreditasi puskesmas merupakan pengakuan terhadap puskesmas yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah dinilai bahwa puskesmas telah memenuhi standar pelayanan puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Capaian ini pun menuai apresiasi secara langsung dari Bupati Klaten, Sri Mulyani. Ia menyampaiakan terima kasihnya kepada jajaran Dinas Kesehatan khususnya jajaran puskesmas yang telah melaksanakan layanan kesehatan yang prima. Hal ini selaras dengan penghargaan yang diterima Kabupaten Klaten dari Kementerian Kesehatan sebagai Kabupaten sehat tahun 2023.

(12)

Penghargaan Swasti Saba

Kabupaten Klaten Tahun 2023 T E R A S

KLATEN

Lalu ada penghargaan Universal Health Converage

dari BPJS Kesehatan yang diserahkan Wakil Presiden RI,

Ma'ruf Amin di trisemester awal 2023. UHC merupakan cakupan kepesertaan Program

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan minimal 95% dari

jumlah penduduk.

Di antaranya penghargaan Swasti Saba Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2023 kategori Padap dari KementerianKesehatan RI. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap komitmen dan implementasi dari provinsi kabupaten/kota dan masyarakatuntuk meningkatkan serta mewujudkan lingkungan yang bersih aman, nyaman, sehat secara holistik dan berkelanjutan.

(13)

T E R A S KLATEN

T E R A S KLATEN

Kabupaten Klaten sendiri merupakan kabupaten pertama di Provinsi Jawa Tengah yang meraih Penghargaan UHC dengan cakupan kepesertaanmencapai 96%

(per tahun 2022). “Ini merupakan kabar yang membahagiakan dan membanggakan.

Semoga dengan capaian ini, turut meningkatkan standar layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat,” kata Sri Mulyani.

Penulis : Angga Purnama P

(14)

Pemerintah Kabupaten Klaten meraih penghargaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dengan Badan Publik kategori Informatif di tahun 2023. Diketahui Kabupaten Klaten termasuk Kabupaten/Kota kategori informatif di tahun 2023 dengan nilai 92,06 mengalami peningkatandibandingkan tahun 2022 mendapatkan kategori menuju informatif dengan total nilai 86,04.

Klaten

Dalam Lensa

Keren Klaten Raih KIP Award !

Kategori Informatif

(15)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mencanangkan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio mulai 15 hingga 20 Januari 2024. Bupati Klaten, Sri Mulyani menyampaikan capaian vaksinasi polio di Kabupaten Klaten telah mencapai 101 persen dari target nasional. Sementara, pencanangan Sub-PIN Polio ini merupakan respon cepat pemerintah dalam mengatani kejadian luar biasa (KLB) polio yang muncul di Klaten karena ditemukan anak yang tertular polio dari daerah lain. “Ini merupakan bentuk antisipasi dan memastikan anak-anak di Klaten aman daripolio,“ papar Sri Mulyani.

Klaten

Dalam Lensa

Gerak Cepat Atasi KLB Polio,

Pemkab Klaten Gelar Sub-PIN Serentak

(16)

Ribuan warga memadati Lapangan Merdeka Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom mengikuti Festival Durian, Sabtu (27/1/2024).

Sekitar 4.000 paket durian dibagikan kepada masyarakat yang hadir.

Bupati Klaten, Sri Mulyani berharap Festival Durian menjadi ikon pariwisata baru di Kabupaten Klaten. Sehingga dapat berdampak pada peningkatan perekonomian daerah khususnya wilayah Desa Randulanang dan Kecamatan Jatinom sebagai sentra durian di Klaten.

Klaten

Dalam Lensa

Festival Durian Jatinom, Kembali Di Gelar

Bupati : Ikon Baru Wisata Klaten

(17)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelayanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, Rabu (31/01/2024). Pada kunjungannya tersebut, Jokowi meninjau secara langsung pelayanan kesehatan kepada pasien pengguna BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang berada di rumah sakit tersebut.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan bahwa kegiatannya selama di Kabupaten Klaten yaitu meninjau pelayanan di Rumah Sakit

Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten. Dirinya menyebut pelayanan di RSST sudah baik dengan pelayanan rata-rata 20-25 menit tiap pasien.

Klaten

Dalam Lensa

Presiden JokowiApresiasi Pelayanan

RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

(18)

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI meluncurkan warung NKRI Digital di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Rabu (7/2/2024). Warung tersebut menjadi wadah edukasi kebangsaan bagi masyarakat. Kepala BNPT RI, Mohammed Rycko mengatakan warung NKRI Digital merupakan program pengembangan warung tradisional yang menjual kebutuhan harian masyarakat hingga produk lokal potensial, namun dikombinasikan perangkat teknologi informasi. Sehingga tak hanya menjadi sarana peningkatkan ekonomi masyarakat, warung tersebut juga bisa menjadi sarana edukasi hingga peningkatan wawasan kebangsaan.

Klaten

Dalam Lensa

BNPT Luncurkan Warung NKRI Digital

Di Polanharjo

(19)

Kabupaten Klaten kembali meraih Piala Adipura tahun 2023. Bupati Klaten, Sri Mulyani menyampaikan terimakasih kepada masyarakat dan pemerintah daerah atas bantuannya mengelola dan mengendalikan sampah di Kabupaten Klaten, sehingga Klaten kembali meraih penghargaan Piala Adipura Kategori Kota Kecil selama dua tahun berturut-turut dan setelah penantian panjang dari tahun 1996.

Klaten

Dalam Lensa

Keren Klaten Kembali

Raih Piala Adipura 2023

(20)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 di Desa Wisata Bugisan, Prambanan, Klaten pada Sabtu (09/03/2024).

“Saya senang sekali bisa kembali ke Desa Bugisan dan terakhir kesini di tahun 2022. Saya melihat langsung desa ini semakin menjadi destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan. Tadi saya sempat menyantap makan siang sempat di Daleme Simbah, makanannyabitu ndeso tapi rasanya tingkat dunia,”

tutur Sandiaga Uno.

Klaten

Dalam Lensa

Sandiaga Uno Luncurkan ADWI 2024

di Desa Wisata Bugisan Klaten

(21)

MASJID Golo atau akrab disebut masyarakat Klaten dengan sebutan Masjid Agung Pandaran didirikan oleh Sunan Pandanaran (Sunan Bayat). Terletak di Desa

Paseban, Kecamatan Bayat, memerlukan jarak tempuh sekitar 13 km dari kota Klaten.

Masjid ini merupakan salah satu monumen bersejarah, bukti adanya penyiaran Islam di Klaten

pada periode Walisongo.

JELAJAH

KLATEN MASJID

GOLO

Bukti Arkeologis Penyebaran Islam di Bayat

Asal Mula, Sejarah Masjid Golo

Di puncak bukit Jabalkat terdapat masjid kecil peninggalan dari Sunan Kalijaga semasa menyebarkan Islam di wilayah selatan Pulau Jawa. Masjid petilasan Sunan Kalijaga tersebut kemudian dipindahkan ke kaki bukit Jabalkat oleh Sunan Bayat. Pemindahan masjid kecil tersebut kelak akan disebut Masjid Golo yang tidak diketahui tahun pastinya. Namun, mengingat masa penyiaran awal Islam ke Klaten dan sekitarnya sekitar abad ke-15 M, maka perkiraan pada abad tersebut Masjid Golo didirikan.

(22)

MASJID GOLO

Bukti Arkeologis Penyebaran Islam di Bayat

Nama Golo tertulis pada prasasti pendek yang terdapat di pintu penampil masjid sebelah timur dengan tulisan dalam aksara Pegon (huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa hingga Melayu, red) masjid go lo. Kata “Golo” dalam sengkalan aksara Jawa diartikan sebagai angka 17, 'go' memiliki makna 'satu' dan 'lo' diartikan angka 'tujuh'. Masyarakat sekitar kemudian menganalogikan masjid golo sebagai tempat melaksanakan salat wajib lima waktu dalam sehari semalam yang jumlahnya 17 rakaat.

Masjid golo berdiri di atas bukit berteras dengan bentuk persegi memiliki luas 8x8 meter. Meski tergolong kecil, masjid golo memiliki ciri bangunan yang menjadi pembeda dengan masjid kuno di Jawa lainnya. Pada corak masjid golo hanya terdapat ruang utama, sedangkan umumnya pada masjid kuno Jawa terdiri dari ruang utama, serambi, dan pawestren. Bagian depan atau sekeliling masjid juga tidak memiliki kolam pesucen. Hal ini dimungkinan terjadi karena letak masjid berada di area perbukitan yang jauh dari sumber air. Atap tumpangnya pun tidak berbentuk ganjil layaknya atas masjid kuno di Jawa, misalnya tiga atau lima. Atap Masjid Golo hanya berbentuk tumpang dua yang ditutup dengan mustaka pada puncaknya.

Bukti Arkeologis

(23)

MASJID GOLO

Bukti Arkeologis Penyebaran Islam di Bayat

Proses konservasi pada Masjid Golo telah dilakukan tapi tidak merubah wajah aslinya. Beberapa benda dan arsitektur kuno masih dipertahankan seperti bentuk bangunan utama asli dan tanpa panembahan, tiang sakaguru dan sakarawa, mihrab, mustaka, dan padasan.

Lebih detailnya, bangunan masjid ditopang oleh 4 tiang saka guru (tiang utama) dan 12 saka rawa (tiang tambahan) yang terbuat dari kayu jati. Ruang mihrab menjorok ke barat yang memiliki atap sendiri terbuat dari batu bata. Pada nampak luar atap berbentuk datar, sedangkan dari dalam berbentuk lengkung.

Di halaman Masjid Golo terdapat 2 buah padasan (tempayan) untuk berwudhu.

Padasan tersebut terbuat dari tanah liat dan bagian luarnya dilapisi semen, yang dipercaya masyarakat setempat bahwa benda tersebut asli yang diturunkan dari

“masjid kecil” petilasan Sunan Kalijaga oleh Sunan Bayat. Padasan sekarang hanya bersifat ornamen dan tidak digunakan lagi.

Bukti Arkeologis

“ Masjid Golo adalah living monument “

yang berfungsi sebagai tempat

peribadatan dan ziarah.

(24)

MASJID GOLO

Bukti Arkeologis Penyebaran Islam di Bayat

Bentuk akulturasi Islam dengan budaya setempat terlihat pada arsitektur bangunan masjid, seperti kaki dinding pada sisi luar masjid yang berbentuk seperti profil kaki candi dengan menggunakan bingkai padma, susunan plipit- plipit persegi, dan bingkai setengah lingkaran. Nampak pula bentuk mustaka terakota seperti punden berundak atau stupa candi dengan beberapa tingkatan yang semakin mengecil untuk puncak tertingginya.

Pada tahap awal penyiaran Islam, penduduk daerah Bayat dan sekitarnya masih kental dengan budaya mistik. Saat itu, masyarakat Jawa sudah memiliki kebudayaan dengan nilai kepercayaan animisme, dinamisme, Hindu, dan Budha.

Dengan masuknya Islam, terjadilah akulturasi budaya lokal. Islamisasi oleh Sunan Bayat dilakukan secara bertahap dan penuh kesabaran. Hingga dilakukan pemindahan masjid dari puncak Jabalkat ke kaki bukit, dibangun lebih besar, mudah dijangkau, dan memiliki persediaan air yang cukup.

Bentuk Akulturasi

(25)

MASJID GOLO

Bukti Arkeologis Penyebaran Islam di Bayat

Sejak pertama kali didirikan hingga sekarang, Masjid Golo selain memiliki fungsi sebagai tempat shalat, juga berfungsi sebagai pasebahan, patembayatan/kebersamaan, dan aktivitas keagamaan Islam lainnya. Hal ini sejalan sejalan dengan fungsi masjid sebagai living monument atau bangunan yang masih bertahan seperti kegiatan semula. (dari berbagai sumber)

Penulis : Wahyu Lusi Lestari

Penyunting Naskah : ang/Kominfo-klt

(26)

JELAJAH KLATEN

MASJID

MAJASEM

Berdiri Sejak Ratusan Tahun,

Masjid Majasem jadi Saksi Persebaran Islam di Klaten

Klaten tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam dengan berbagai macam umbulnya, namun kota ini juga menyimpan beragam tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi salah satunya yaitu Masjid Majasem.

Sejarah yang berkembang di tengah masyarakat tentang masjid ini juga menjadi daya tarik wisata. Menurut cerita turun-temurun Masjid ini awalnya bernama Langgar Kalimasada. Dulunya digunakan sebagai tempat berkumpulnya para wali songo saat berdakwah.

Pernah beberapa kali berganti nama, masyarakat sekitar biasa menyebut masjid ini dengan nama Baitul Makmur atau Masjid Al Makmur setelah beberapa kali mengalami pemugaran kemudian, para pengurus masjid melaporkan hasil pemugaran ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah. Pada akhirnya BPCB memberikan nama sesuai nama kampungnya yaitu Majasem.

(27)

MASJID MAJASEM

Berdiri Sejak Ratusan Tahun,

jadi Saksi Persebaran Islam di Klaten

Masjid Majasem terletak di Dusun Majasem, Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan menjadi saksi penyebaran Islam di Klaten. Asal nama Majasem karena dulunya daerah sekitar masjid tersebut banyak terdapat pohon maja dan asem.

Belum banyak orang yang mengetahui jika masjid ini usianya sudah ratusan tahun. Masjid ini sudah berdiri sejak 1385 Masehi, tahun tersebut diketahui dari prasasti pada bangunan masjid yang menuliskan tahun dibangunnya masjid.

Pemerintah telah menetapkan Masjid Majasem sebagai salah satu bangunan cagar budaya. Sejak tahun 2020 pengelolaan masjid diserahkan kepada Pemkab Klaten melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.

Masjid ini dibangun dengan arsitektur Jawa kuno, dengan ciri khas atap joglo dan didominasi bahan bangunan kayu. Pada bangunan utama, tembok tebal dari batu bata berdiri setinggi sekitar 1,5 meter dengan luas 10 meter persegi dan memiliki tiga pintu masuk.

(28)

MASJID GOLO

Bukti Arkeologis Penyebaran Islam di Bayat

Sampai sekarang bangunan masih tampak kokoh karena dibuat dengan konstruksi kayu beratap tumpang satu yang ditopang oleh empat tiang utama (saka guru) dan 16 tiang yang terbuat dari kayu jati utuh. Pada bagunan utama, 16 tiang kayu jati utuh ini menyangga atap tanpa paku, untuk menyambungkannya bukan menggunakan paku atau baut tapi dengan pasak kayu. Setelah zaman berkembang, dibangun pula bangunan tambahan berupa serambi dan tempat ibadah khusus putri.

Empat tiang utama yang terbuat dari kayu jati di masjid itu merupakan peninggalan asli dari tahun 1385 masehi yang konon ditatal langsung oleh tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa, Walisanga, seperti halnya saka guru di Masjid Agung Demak.

Di tembok bangunan utama terdapat dua prasasti yang bertuliskan, “ Masjid Baitul Makmur 1385 M, Majasem tanggal 06 - 01 - 2001”. Sementara prasasti satu lagi bertuliskan, “Masjid Al-Makmur masjid perdikan yasanipun Sampeyan Dalem Ingkang Sinoehoen Kanjeng Soesoehanan Pakoe Boewono Ing Kraton Surakarta Th. 1780 M, katetepaken tgl. 2 Mei 2003 dening S.I.K.S Pakoe Boewono XII.”

Prasasti tersebut dilengkapi tanda tangan Paku Buwono XII.

(29)

MASJID MAJASEM

Sementara itu di sebelah barat masjid, terdapat sebuah pemakaman kuno.

Makam yang terdiri dari puluhan nisan itu dipercaya menjadi tempat peristirahatan Pangeran Ngurawan dan keluarganya.

Kegiatan pada bulan ramadhan di Masjid Majasem masih tetap lestari. Acara keagamaan seperti Taman Pendidikan Alquran (TPA) dan kegiatan berbuka bersama tetap diselenggarakan rutin. (dari berbagai sumber)

Penulis : Yhuana Fhara Angreani Penyunting Naskah : ang/Kominfo-klt

(30)

JELAJAH KLATEN

Ga r

o in

t g

S o

Buah dari Ketidaksengajaan yang Melegenda

Toring

(31)

SOTO Garing, secara bahasa berarti soto kering. Bisa diartikan soto tanpa kuah, atau dihilangkan kuahnya.

Terdengar asing bagi orang awam. Apalagi di Indonesia, soto menjadi salah satu dari ragam kuliner nusantara. Hampir di setiap daerah memiliki menu soto dengan ciri dan keunikan masing-masing. Tentu identik dengan kuah panas yang sedap dan menggugah selera. Lantas kenapa soto garing atau acapkali disebut toring (akronim dari so-to ga-ring) harus “dihilangkan” kuah yang menjadi ciri utama dari hidangan soto?

JELAJAHKLATEN

Toring K uliner laten

(32)

Di Klaten, Sobat Bersinar akan menemukan jawabannya.

Toring sudah menjadi bagian dari masyarakat Klaten. Hidangan ini seringkali dijadikan sebagai menu sarapan, beberapa bahkan jadi menu bekal makan siang saat bekerja.

Ini dilatarbelakangi toring dapat disajikan dengan cepat dan mudah. Selain itu, tidak adanya kuah menjadikan toring mudah dikemas dan disantap kapan pun diinginkan. Makanan ini memang agak laen tapi rasanya bikin nagih.

JELAJAHKLATEN

Toring K uliner laten

(33)

Buah dari Ketidaksengajaan

Berdiri sejak tahun 1973, Warung Soto Bu Yati ini memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga tercetus menu soto garing. Sudiman sebagai pemilik warung sekaligus suami bu Yati menuturkan beberapa kali ganti menu makanan untuk dijual.

“Pertama saya jualan sop, jualan sop doh jeleh (tapi pembeli bosan) karena dimana-mana ada sop. Ganti nasi goreng, bakmi goreng, Tapi capek mas, karena masak satu porsi-satu porsi terus diantar. Terus saya suka kulineran, dimana-mana soto kok ra jeleh (pada nggak bosan). Terus saya bilang ke istri, ganti soto aja bu,” jelas Sudiman. Setelah itu berdirilah Warung Soto Bu Yati, namun, hidangan yang disajikan masih soto seperti biasanya soto dengan kuah.

Hingga pada suatu waktu ada anak kecil saat makan minta tidak menggunakan kuah, pemilik warung pun mengkreasikan soto tanpa kuah.

Bermula dari ketidaksengajaan itu, beberapa anak bahkan orang dewasa juga memiliki selera soto tanpa kuah.

Selain berawal dari ketidaksengajaan, Toring juga mudah menjadi bekal untuk para pekerja tanpa takut mbededek (layu berair). Sudiman bercerita dahulu para pegawai pabrik karung goni membutuhkan makanan untuk dibawa ke pabrik. Jika soto kuah, maka akan mudah medok atau layu berair sehingga kerepotan.

“Selera pegawai pabrik kalau kuah nanti medok. Lalu saya buat soto garing, bahan sama nasi, seledri, bawang dan lainnya tapi tetap pakai kuah sedikit dua tetes untuk aroma, setelah itu disiram kecap asin sedikit,” papar Sudiman.

uliner laten

K

(34)

Cara Menikmati

Berbeda dengan soto yang pada umumnya yang disajikan menggunakan mangkok dan sendok agar mudah disantap bersama kuah, Toring disajikan menggunkan piring bahkan bisa sambil muluk (memakan dengan tangan). Satu porsinya terdiri dari nasi putih, tauge, seledri, kol, bawang merah goreng, suwiran ayam, diberi kecap, dan sedikit penyedap.

Ada 2 jenis Toring, yakni yang tak sepenuhnya kering yang ditambahkan sedikit kuah dan kecap asin serta ada toring yang kering tanpa tambahan kuah yang diberi sedikit kecap manis. Sebagai pelengkap bisa ditambahkan babat, iso, gorengan, dan tahu tempe bacem. Jangan lupa untuk menambahi sambal agar pedasnya makin terasa. Cita rasa sepiring soto garing sangatlah unik dibandingkan dengan soto-soto biasa. Ada rasa gurih dari penyedap dan rasa manis-asin dari kecap yang dituangkan ke atas soto garing ini.

uliner laten

K Toring

JELAJAHKLATEN

Penulis : Wahyu Lusi Lestari, Angga Purnama Penyunting Naskah : ang/Kominfo-klt

(35)

Cara Menikmati

uliner laten

K Toring

JELAJAHKLATEN

Bagaimana?

Sudah terbayang

Rasanya?

(36)

uliner laten

K Sompil

JELAJAHKLATEN

Nikmatnya Sompil dalam

Balutan Daun Bambu

(37)

Sompil

uliner laten

K Sompil

JELAJAHKLATEN

KHAZANAH kuliner di Klaten memang tak pernah ada habisnya. Ragam kuliner khas menghiasi setiap sudut Kota Bersinar.

Bukan hanya kuatnya cita rasa yang disuguhkan, namun juga karena tradisi dari setiap kuliner yang tetap dipertahankan. Tak heran jika kuliner asal Klaten semakin memperkaya keragaman kuliner Nusantara.

Sompil, satu dari beragam kuliner khas yang ada di Klaten. Sekilas sompil mirip dengan ketupat atau lontong dalam penyajiannya, pun dengan bahan bakunya berupa beras yang dipadatkan dengan proses perebusan yang lama.

Kuliner ini biasanya disajikan saat perayaan Idul Fitri sebagai kudapan untuk disantap bersama kerabat maupun kenduri syawalan, layaknya ketupat. Tapi tak harus menunggu lebaran untuk menikmatinya, karena saat ini sompil dapat ditemui di warung Bu Sri Koco, Dusun Gatak, Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan. Warung yang berada di teras rumah pribadi ini juga menjadi satu-satunya penjual sompil.

Penulis : Yhuana Fhara Angreani Penyunting Naskah : ang/Kominfo-klt

(38)

uliner laten

K Sompil

(39)
(40)

kominfo.klaten kominfo_klt DISKOMINFO KABUPATEN KLATEN www.klatenkab.go.id

LEBIH MENGENAL TENTANG KLATEN

K E L AT H I

Gambar

Foto Cover : DISKOMINFO KABUPATEN KLATEN

Referensi

Dokumen terkait

Bagian Humas Setda Klaten di Pemerintah Kabupaten Klaten yang berada di Jalan Pemuda No. 294 Klaten 57424, di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten

Alamat : Jalan Pemuda Nomor 294 Gedung Pemda Blok B Lantai 2 Telp.

POKJA PENGADAAN BARANG I Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor

POK'A PENGADAAN BARANG I Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten.. Jalan Pemuda N omor

POKJA PENGADAAN BARANG Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor

Tempat : Pokja Pengadaan Jasa Konsultasi dan Jasa Lainnya Kantor Bappeda Kabupaten Klaten Jalan Pemuda No 294 Gedung Pemda II Lantai 2

Pokja Pengadaan Jasa Konsultasi dan Jasa Lainnya Kantor Bappeda Kabupaten Klaten Jalan Pemuda No 294 Gedung Pemda I I Lantai 2

Suasana rumah, halaman, dan taman akan tampak semakin indah dan semarak dengan adanya kerajinan replika bebek akar bambu khas Klaten ini.. Penulis: Primus Supriono