Outline
• Gambaran umum manajemen perubahan sektor public (angget)
• Potret pengelolaan keuangan desa sebelum siskeudes termasuk tantangan binwas desa (angget)
• Potret perubahan yang diharapkan dalam penatausahaan termasuk sejarah siskeudes (angget)
• Tujuan dan peran aplikasi siskeudes (ai)
• Kebaruan/nilai tambah (ai)
• Signifikansi (ai)
• Prestasi yang dicapai (ai)
MEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI KREATIVITAS
PERUBAHAN
kreatifitas
INOVASI
Di Era yang serba cepat dan
berubah seperti sekarang ini,
pemimpin dituntut untuk
kreatif dalam menanggapi
berbagai permasalahan yang
muncul dengan penuh
ketidakpastiaan seperti
pandemi Covid-19 yang
membutuhkan banyak sekali
perubahan tidak hanya dari
segi strategi tetapi kreativitas
untuk meningkatkan kinerja
organisasi.
3 SYARAT BERFIKIR KREATIF
MELIBATKAN RESPON ATAU GAGASAN YANG BARU, ATAU YANG SECARA STATISTIK SANGAT JARANG TERJADI.
MEMECAHKAN PERSOALAN SECARA REALISTIS.
USAHA UNTUK MEMPERTAHANKAN IN-SIGHT YANG ORISINAL,
MENILAI DAN MENGEMBANGKANNYA SEBAIK MUNGKIN.
TAHAPAN MANAJEMEN PERUBAHAN
berdasarkan PermenPAN dan RB No. 10 tahun 2011
5 tahapan yang secara umum digunakan untuk melakukan perubahan secara terencana (planned change), yaitu :
• Analisis lingkungan eksternal untuk mengetahui perubahan - perubahan yang terjadi di lingkungan organisasi.
• Menentukan tujuan dan “kondisi yang diinginkan” (future state) dari
organisasi sebagai bagian merespon perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal.
• Mendiagnosa “kondisi saat ini” (current state) dikaitkan dengan “kondisi yang diinginkan” untuk memperoleh “gap” antara kedua kondisi tersebut.
• Menentukan aktivitas perubahan dan membangun komitmen semua pihak terkait untuk mencapai “kondisi yang diinginkan”.
• Pengembangan strategi dan rencana aksi untuk mengelola perubahan dan
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepatuhan terhadap Aturan dan Regulasi: Organisasi di sektor publik sering kali harus mematuhi aturan, regulasi, dan kebijakan yang ketat. Manajemen perubahan harus mempertimbangkan aspek hukum dan regulasi yang terkait dengan perubahan yang diusulkan.
Proses Pengambilan Keputusan yang Kompleks: Keputusan di sektor publik sering kali melibatkan banyak pemangku kepentingan dan proses pengambilan keputusan
yang kompleks. Manajemen perubahan harus memperhatikan dinamika politik, kepentingan publik, dan opini masyarakat dalam mengelola perubahan.
Transparansi dan Akuntabilitas: Transparansi dan akuntabilitas sangat penting
dalam manajemen perubahan di sektor publik. Organisasi harus menjelaskan alasan di balik perubahan kepada publik dan memastikan bahwa proses perubahan dilakukan secara terbuka dan bertanggung jawab.
Pengelolaan Risiko Politik: Perubahan di sektor publik sering kali terkait dengan
risiko politik. Manajemen perubahan harus mempertimbangkan konsekuensi politik dari perubahan yang diusulkan dan mengembangkan strategi untuk mengelolanya.
Pengukuran Kinerja dan Evaluasi: Evaluasi kinerja dan pengukuran hasil sangat penting dalam manajemen perubahan di sektor publik. Organisasi harus dapat menilai dampak perubahan terhadap pencapaian tujuan dan kepuasan masyarakat.
Keterbatasan Sumber Daya: Organisasi di sektor publik sering menghadapi
keterbatasan sumber daya, baik dari segi anggaran maupun personel. Manajemen perubahan harus mempertimbangkan keterbatasan ini dan mengalokasikan sumber daya dengan efisien.
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MANAJEMEN
PERUBAHAN SEKTOR PUBLIK
TANTANGAN AWAL PENERAPAN UNDANG-UNDANG DESA
Kepala Desa dengan pendidikan minimal SLTP/sederajat
SDM
Dana yang harus dikelola setiap desa dari berbagai sumber (ADD, DD, BHPRD, Bantuan Keuangan Pemkab, dan
Pemprov) dapat mencapai milyaran rupiah
RISIKO BAWAAN
Sistem keuangan kita ini jauh lebih
complicated (rumit) dibandingkan sistem keuangan perusahaan multinasional
Eko Putro Sandjojo – Menteri Kemendesa PDTT 2016-2019
TAMBAH
BEBAN
PERMASALAHAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• Kepala Desa berlaku arogan dan tidak melibatkan masyarakat dan pihak – pihak terkait dalam perencanaan pembangunan di desa,
• Pemanfaatan Dana Desa tidak sesuai dengan dokumen perencanaan (RKPDesa, APBDes, RAB dan Desain),
• Mark-up harga pada saat pengadaan barang dan jasa,
• Kepala Desa dan BPD bersekongkol dalam pengelolaan dana desa,
• Pengelolaan dana desa tidak dilakukan secara transparan,
• Pertanggungjawaban dana desa sebatas pemenuhan syarat administrasi,
• Alokasi bantuan tidak merata di semua dusun
• dan masih banyak lagi permasalahan dalam pengelolaan dana desa.
"Tolong mulai dibangun sebuah sistem aplikasi keuangan desa yang simpel, yang sederhana."
Presiden Joko Widodo pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah Tahun 2017 di Istana Negara
Tahun 2015 merupakan awal pengembangan SISKEUDES (pilot
project) pada Kabupaten Mamasa Provinsi Sulbar dengan
jumlah desa sebanyak 168 desa dan Kabupaten Bangka
Tengah Provinsi Kep. Babel dengan jumlah desa sebanyak 56
desa
TUJUAN SISKEUDES
Tujuan dibangunnya aplikasi SISKEUDES adalah untuk meningkatkan kualitas tata kelola sekaligus pengawasan terhadap keuangan desa
Tingkat Pemdes: memudahkan pemerintah desa dalam membuat anggaran, pembukuan, dan pelaporan keuangan
Tingkat Pemda: membantu pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan kompilasi, pengawasan, dan evaluasi RAPBDes
Tingkat Pusat: memberikan kemudahan bagi pemerintah pusat
dalam proses monitoring dan data sharing melalui
interoperabilitas system