• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Dukungan Lingkungan Terhadap Keefektivan Komunikasi Masyarakat Aceh di Bogor dalam Pengelolaan Dampak Tsunami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Dukungan Lingkungan Terhadap Keefektivan Komunikasi Masyarakat Aceh di Bogor dalam Pengelolaan Dampak Tsunami"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Dukungan Lingkungan Terhadap Keefektivan Komunikasi Masyarakat Aceh di Bogor dalam Pengelolaan Dampak Tsunami

Yusnidara), Sumardjob), R.W.E. Lumintangb)

a)Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Gajah Putih Jl. Yos Sudarso No.10 Takengon Aceh Tengah,b)Mayor Komunikasi Pembangunan, Gedung Departemen KPM IPB Wing 1 Level 5, Jalan Kamper Kampus IPB Darmaga, Telp. 0251-

8420252, Fax. 0251-8627797

Abstrak

To investigate the communication efectiveness of Acehnese community in Bogor on tsunami impact management, it has been done an explanatory research. The objectives of this research are to analyze: (1) how far the communication processes of Acehnese community in Bogor on tsunami impact management correlate with their individual environments?, (2) how far the communication efectiveness correlate with their individual environments?, and (3) are individual environment aspects correlate each other? The study was conducted in Bogor district and Bogor City from April until June 2006. The samples was determined by disproportional stratified random sampling, according to group and gender of Acehnese community. The respondents were 90 persons consist of 30 persons in each group (permanent Acehnese community, undergraduate students, and postgraduate students), divided into 15 male and 15 female. The result showed that: Firstly, the communication processes of Acehnese community in Bogor on tsunami impact management are influenced by their individual environments. The higher environments support the higher communication processes done. Secondly, the environments support (primarily from frends, neighbors, media, social supports) would influence the communication efectiveness of Acehnese community in Bogor, expressed in their good knowledge on tsunami impact management. Thirdly, individual environment aspects correlate each other. Family support was the most important aspect because it could influence neighbor and social supports as well as media availability.

Key Words:Aceh tsunami impact management, environments support, communication processes, communication efectiveness

1. Pendahuluan

Dampak bencana gempa dan tsu- nami di Aceh yang terjadi di peng- hujung tahun 2004 telah mengundang perhatian banyak orang dari seluruh dunia. Melalui media massa dari selu- ruh dunia, seperti surat kabar, televisi dan internet, informasi tentang peristiwa dan upaya penanganan dampak bencana telah menyebar ke seluruh penjuru dunia (Oemarmadi, 2005; Rahman, 2005). Peran media massa ini telah mampu menggugah perhatian negara- negara di dunia untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah.

Penanganan dampak peristiwa tsu- nami di Aceh perlu dilakukan secara serius dan terencana. Peran serta semua pihak secara proaktif untuk memulihkan kondisi Aceh, baik secara materi mau-

pun psikologi, sangat diperlukan. Ber- bagai bantuan telah diberikan berasal dari berbagai kalangan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Akan tetapi, peran serta aktif masya- rakat Aceh diharapkan lebih menonjol karena mereka memiliki hak dan tanggung jawab dalam menentukan masa depan dan arah pembangunan Aceh. Warga Aceh yang ada di peran- tauan merupakan suatu komunitas yang sangat diharapkan kepedulian dan sumbangsihnya dalam pengelolaan dampak tsunami di Aceh.

Keikutsertaan warga Aceh di peran- tauan dapat dioptimalkan dengan ada- nya suatu komunikasi yang efektif, sebab hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu kebersamaan. Besarnya peranan komunikasi dalam menangani masalah di Aceh perlu mendapat duku- ngan dari lingkungan dimana mereka

(2)

berdomisili. Faktor-faktor proses komu- nikasi dan lingkungan individu diduga dapat mempengaruhi keefektivan komu- nikasi, selanjutnya proses komunikasi juga saling berkaitan dengan ling- kungan individu. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui aspek-aspek lingkungan yang cenderung berkaitan dengan pro- ses komunikasi yang pada gilirannya mempengaruhi keefektivan komunikasi.

Secara khusus penelitian keefek- tivan komunikasi dilakukan dengan studi kasus pada masyarakat Aceh di Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) sejauhmana proses komunikasi masyarakat Aceh di Bogor dalam pengelolaan dampak tsunami berkaitan dengan lingkungan mereka, (2) sejauhmana keefektivan komunikasi mereka dipengaruhi oleh dukungan lingkungan, dan (3) apakah aspek-aspek lingkungan saling berhubungan satu sama lain.

2. Materi Dan Metode

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi (explanatory research) de- ngan metode survai. Singarimbun (1995) menyatakan bahwa penelitian survai adalah penelitian yang meng- ambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Varia- bel-variabel penelitian meliputi karak- teritik individu, lingkungan, proses komunikasi dan keefektivan komu- nikasi. Penelitian dilakukan di Kabu- paten atau Kota Bogor. Pengumpulan data dilakukan selama 3 bulan yakni, April - Juni 2006.

Populasi adalah seluruh anggota masyarakat Aceh yang berdomisili di Bogor. Sampel diambil secara acak stratifikasi nonproporsional (dispropo- rtional stratified random sampling) berdasarkan kelompok masyarakat dan

jenis kelamin. Strata meliputi: (1) masyarakat menetap, (2) mahasiswa S0/S1, dan (3) mahasiswa S2/S3.

Jumlah responden dari setiap kelompok sebanyak 30 orang yang masing-masing terdiri atas 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan, jumlah responden seluruhnya adalah 90 orang. Data meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dengan wawan- cara menggunakan kuesioner terstruktur serta wawancara mendalam kepada berbagai pihak terkait serta informan kunci. Data sekunder diperoleh dengan pengumpulan informasi dari instansi terkait dan publikasi di berbagai media massa. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang dibagi dalam tiga bagian yakni: lingkungan individu, proses komunikasi dan keefektivan komuni- kasi. Keefektivan komunikasi ini diukur dengan tingkat pengetahuan, kepedulian dan partisipasi mereka. Untuk menja- min bahwa instrumen (kuesioner) reliabel untuk digunakan dalam pe- ngumpulan data yang sesungguhnya, dilakukan uji reliabilitas kuesioner menggunakan metode αCronbach.

2.1 Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: 1) terdapat hubungan yang nyata antara lingkungan dengan proses komunikasi masyarakat Aceh di Bogor dalam pengelolaan dampak tsunami, 2) dukungan ling- kungan dapat mempengaruhi keefek- tivan komunikasi masyarakat Aceh di Bogor dalam pengelolaan dampak tsunami, dan 3) aspek-aspek lingkungan saling berhubungan satu sama lain.

2.2 Analisa Data

Data lingkungan, proses komuni- kasi, dan keefektivan komunikasi diana- lisis menggunakan statistik deskriptif yaitu distribusi frekuensi dan persen-

(3)

variabel dianalisis dengan uji Korelasi Rank Spearman menggunakan program SPSS 13 for Windows (Trihendradi, 2005).

3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Lingkungan

Aspek-aspek lingkungan masyara- kat Aceh di Bogor meliputi: dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tetangga, ketersediaan media, dan dukungan sosial (Lampiran 1). Mayori- tas masyarakat Aceh di Bogor mendapat dukungan yang tinggi dari lingkungan dalam berkomunikasi, hanya pada dukungan keluarga saja yang tidak tinggi. Kurangnya hubungan komuni- kasi secara langsung dengan keluarga, yang umumnya berdomisili di Aceh, diduga sebagai penyebab keterbatasan dukungan dari keluarga. Hal lain yang mungkin mempengaruhi adalah buruk- nya jaringan komunikasi elektronik, terutama bulan pertama setelah terjadi tsunami. Selain itu, banyak masyarakat Aceh yang mendapat dukungan hanya dari keluarga inti saja, karena adanya jarak dengan keluarga lainnya. Duku- ngan keluarga yang tinggi hanya ter- batas pada dukungan keluarga inti, sementara dukungan dari keluarga dekat dan keluarga jauh sangat kurang.

Walaupun frekuensi komunikasi dalam keluarga inti tinggi, tidak mempenga- ruhi intensitas komunikasinya secara keseluruhan.

Dukungan teman, tetangga dan sosial terhadap masyarakat Aceh di Bogor dalam mencari informasi tentang keadaan Aceh pasca tsunami tergolong tinggi. Demikian juga dengan dukungan ketersediaan media di lingkungan mere- ka ternyata sangat memadai. Hal ini tentu saja sangat menunjang dalam komunikasi mereka sehingga proses komunikasi mereka akan tinggi. Dengan tingginya dukungan dari lingkungan

ka tentu saja akan meningkatkan pula keefektivan komunikasi mereka.

3.2 Proses Komunikasi dan Keefektivan Komunikasi

Proses komunikasi meliputi aspek- aspek arah komunikasi, intensitas komunikasi, akses media dan intensitas keterdedahan (Yusnidar 2007). Komu- nikasi yang dilakukan oleh masyarakat Aceh di Bogor cenderung interaktif, dengan kata lain hampir selalu berdia- log atau mendiskusikan informasi yang diterima. Masyarakat Aceh juga meng- komunikasikan informasi tersebut dengan intensitas dan keterdedahan yang tinggi. Tingginya kedua aspek proses komunikasi tersebut dimung- kinkan dengan dukungan akses media yang mudah. Hal ini didukung pula oleh tingginya dukungan lingkungan tempat tinggal mereka.

Keefektivan komunikasi meliputi aspek-aspek pengetahuan, sikap atau kepedulian dan partisipasi masyarakat Aceh di Bogor dalam pengelolaan dampak tsunami (Yusnidar 2007).

Pengetahuan masyarakat Aceh di Bogor dalam pengelolaan dampak tsunami di Aceh tergolong tinggi, sementara itu kepedulian mereka tidak terlalu tinggi.

Hal ini terjadi karena peristiwa tsunami dan pengelolaan dampaknya merupakan issu sentral bagi masyarakat Aceh dalam dua tahun terakhir. Tingginya pengetahuan mereka tidak terlepas dari proses komunikasi yang terjadi yaitu komunikasi yang interaktif, intensitas komunikasi dan intensitas keterdedahan yang tinggi, mudahnya dalam mengakses media, serta dukungan dari lingkungan mereka yang tinggi. Namun demikian, partisipasi mereka tidak terlalu tinggi (kategori sedang). Kondisi ini terkendala karena adanya jarak yang jauh dan aktivitas masyarakat Aceh di Bogor yang sangat padat karena

(4)

kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa atau PNS.

3.3 Hubungan antara Lingkungan dengan Proses Komunikasi

Lingkungan masyarakat Aceh di Bogor mempunyai hubungan positif yang nyata dengan proses komunikasi (Tabel 1). Aspek-aspek lingkungan yang meliputi dukungan teman, tetang- ga dan ketersediaan media memiliki hubungan positif yang nyata dengan proses komunikasi, sedangkan dukung- an keluarga dan sosial tidak memiliki hubungan yang nyata dengan aspek- aspek proses komunikasi. Hal ini berarti bahwa dukungan lingkungan mempu- nyai pengaruh yang besar terhadap proses komunikasi yang terjadi.

Dukungan teman cenderung me- ningkatkan intensitas komunikasi masyarakat Aceh di Bogor dan memu- dahkan mereka untuk mengakses media.

Sementara itu, dukungan tetangga dan ketersediaan media cenderung mening- katkan intensitas komunikasi, akses terhadap media dan intensitas keterde- dahan mereka. Tingginya dukungan teman, tetangga dan ketersediaan media di lingkungan masyarakat Aceh di Bogor sangat menunjang proses komu- nikasi. Berkaitan dengan ketersediaan media, Berlo (1960) menyatakan bahwa salah satu komponen penting dalam komunikasi adalah adanya sumber pesan. Komponen berikutnya dalam komunikasi adalah saluran komunikasi yang merupakan alat untuk menyalur- kan pesan dari komunikator ke komunikan. Saluran media massa merupakan salah satu saluran komuni- kasi, di samping saluran interpersonal Roger dan Shoemaker (1971). Saluran

media massa adalah alat penyampai pesan yang memungkinkan pencapaian komunikan dalam jumlah besar, yang dapat menembus batas waktu dan ruang seperti radio, TV, koran dan sebagainya.

Sedangkan saluran interpersonal meru- pakan saluran komunikasi melalui per- temuan tatap muka antara komunikator dan komunikan.

Dukungan keluarga dan dukungan sosial tidak memiliki hubungan yang nyata dengan aspek-aspek proses komunikasi. Hal ini selain disebabkan oleh rendahnya dukungan kedua aspek tersebut juga karena tingginya proses komunikasi mereka lebih cenderung didukung oleh tingginya dukungan dari ketiga aspek lingkungan lainnya yaitu dukungan teman, dukungan tetangga, dan terutama dukungan ketersediaan media. Dengan kata lain, dukungan komunikasi lebih banyak bersumber dari lingkungan mereka di Bogor. Salah satu faktor yang menyebabkan kurang- nya dukungan dari keluarga adalah tidak kondusifnya keadaan Aceh pada saat terjadi tsunami sehingga masya- rakat Aceh di Bogor tidak dapat berharap banyak mendapatkan dukung- an informasi dari Aceh. Selain itu, dukungan keluarga terkonsentrasi pada dukungan keluarga inti saja, sementara dukungan dari keluarga lainnya relatif kurang.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara lingkungan dengan proses komunikasi terbukti. Aspek lingkungan yang berhubungan dengan proses komunikasi meliputi dukungan teman, dukungan tetangga dan ketersediaan media.

(5)

Korelasi antara lingkungan dan proses komunikasi

No. Lingkungan Proses Komunikasi (rs)

Arah komunikasi

Intensitas komunikasi

Akses media

Intensitas keterdedahan

1 Dukungan keluarga 0,095 -0,090 -0,090 0,153

2 Dukungan teman 0,141 0,246* 0,246* 0,036

3 Dukungan tetangga -0,035 0,260* 0,260* 0,265*

4 Ketersediaan media 0,103 0,295** 0,295** 0,409**

5 Dukungan sosial -0,035 0,203 0,203 0,050

Keterangan: ** Korelasi nyata pada taraf 0.01; * Korelasi nyata pada taraf 0.05; rs= koefisien korelasi Rank Spearman

3.4 Hubungan antara Lingkungan dengan Keefektivan Komunikasi Faktor lingkungan secara umum memiliki hubungan yang lemah dengan keefektivan komunikasi masyarakat Aceh di Bogor dalam pengelolaan dampak tsunami. Hal ini diindikasikan oleh kurangnya hubungan yang nyata antara aspek-aspek kedua faktor tersebut. Hanya aspek dukungan tetang-

ga saja yang berhubungan dengan aspek partisipasi (Tabel 2). Meskipun tetangga masyarakat Aceh di Bogor mendukung dalam keefektivan komunikasi serta mereka mempunyai kemauan dan kemampuan berpartisipasi, namun me- reka terkendala oleh terbatasnya kesem- patan. Hal ini menyebabkan tidak ting- ginya partisipasi mereka.

Tabel 2

Korelasi antara lingkungan dan keefektivan komunikasi

No. Lingkungan Keefektivan Komunikasi (rs)

Pengetahuan Sikap/kepedulian Partisipasi

1 Dukungan keluarga 0,045 -0,163 0,149

2 Dukungan teman 0,076 -0,004 -0,112

3 Dukungan tetangga 0,067 0,071 0,235*

4 Ketersediaan media 0,185 0,161 -0,003

5 Dukungan sosial 0,060 -0,140 0,012

Keterangan: * Korelasi nyata pada taraf 0.05

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “terdapat hubungan nyata antara lingkungan masyarakat Aceh di Bogor dengan keefektivan komunikasi”

umumnya ditolak. Hanya aspek dukungan tetangga yang berhubungan nyata dengan partisipasi.

Namun bila dianalisis lebih jauh partisipasi masyarakat Aceh yang berdomosili di Bogor ternyata juga dipengaruhi oleh hubungan keluarga

dengan korban tsunami. Mereka yang memiliki hubungan keluarga yang jauh dengan korban (sepupu ibu atau bapak, saudara atau sepupu ipar-iparan) ternya- ta cenderung tingkat partisipasinya tidak terlalu tinggi. Sementara itu warga Aceh yang memiliki partisipasi tinggi adalah mereka yang memiliki hubungan keluarga yang erat dan dekat dengan korban tsunami. Warga Aceh yang memiliki hubungan keluarga yang erat dengan korban tentu saja akan

(6)

mengutamakan kepentingan keluarga- nya. Hal ini lumrah adanya, karena mereka sendiri masih dalam keadaan yang shok dan labil. Karena keadaan psikologis yang tidak seimbang, kadangkala tindakan mereka mungkin saja di luar kewajaran atau kesadaran- nya. Jadi partisipasi mereka tinggi terutama terhadap korban dalam keluar- ga mereka. Partisipasi yang sangat baik adalah dari mereka yang memiliki hubungan keluarga yang dekat dengan korban tsunami, hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena mereka kurang memiliki beban spikologis. Mereka dapat melakukakan berbagai kegiatan dengan baik, kalaupun ada beban dalam diri mereka tetapi tidak seberat yang dirasakan oleh mereka yang memiliki hubungan keluarga yang erat.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara lingkungan individu dengan keefektivan komunikasi dapat diterima.

Namun demikian, korelasinya sangat lemah karena hanya aspek dukungan tetangga yang berhubungan positif dengan partisipasi masyarakat Aceh di Bogor dalam pengelolaan dampak tsunami. Meskipun lingkungan tetangga mendukung dalam keefektivan komuni- kasi serta masyarakat Aceh mempunyai kemauan dan kemampuan berpartisi- pasi, namun mereka terkendala oleh

terbatasnya kesempatan. Hal ini meru- pakan salah satu penyebab tidak tingginya partisipasi.

3.5 Hubungan antara Aspek-aspek Lingkungan

Dari hasil analisis lebih jauh terlihat bahwa faktor lingkungan saling berhu- bungan satu sama lain. Hal ini dapat dilihat pada dukungan keluarga, ternyata dukungan keluarga mempenga- ruhi dukungan teman, tetangga dan ketersediaan media (Tabel 3). Duku- ngan keluarga ternyata memiliki arti yang sangat besar bagi warga Aceh, ada kecenderungan dengan besarnya duku- ngan dari keluarga mendorong mereka untuk aktif berusaha sehingga hal ini menunjang tingginya dukungan dari lingkungan lainnya misalnya dukungan dari teman. Tingginya dukungan dari keluarga cenderung meningkatkan se- mangat mereka untuk terus berusaha sehingga memperluas lingkungan perte- manan dan pada akhirnya meningkatkan dukungan dari lingkungan pertemanan.

Selain itu, dengan tingginya dukungan keluarga juga meningkatkan motivasi menggunakan media yang tersedia untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak. Motivasi tersebut pada gilirannya dapat meningkatkan duku- ngan ketersediaan media dalam ling- kungan masyarakat Aceh di Bogor.

(7)

Matriks korelasi antara aspek-aspek lingkungan dan keefektivan komunikasi No. Lingkungan Dukungan

keluarga

Dukungan teman

Dukungan tetangga

Ketersedia an media

Dukungan sosial

1 Dukungan keluarga 1 0,280** 0,345** 0,223* 0,174

2 Dukungan teman 0,280** 1 0,228* 0,298** 0,382**

3 Dukungan tetangga 0,345** 0,228* 1 0,197 0,165

4 Ketersediaan media 0,223* 0,298** 0,197 1 0,166

5 Dukungan sosial 0,174 0,382** 0,165 0,166 1

Keterangan: ** Korelasi nyata pada taraf 0,01; * Korelasi nyata pada taraf 0,05

4. Simpulan

1. Proses komunikasi masyarakat Aceh di Bogor terkondisikan oleh ling- kungan mereka, semakin tinggi dukungan dari lingkungan ternyata semakin tinggi pula proses komunikasi yang terjadi. Aspek- aspek lingkungan yang kondusif terhadap proses komunikasi teru- tama adalah dukungan teman kemudian dukungan tetangga, keter- sediaan media dan dukungan sosial.

2. Dukungan lingkungan tempat tinggal masyarakat Aceh di Bogor tidak secara langsung mempe- ngaruhi aspek-aspek keefektivan komunikasi mereka pengelolaan dampak tsunami. Aspek-aspek ling- kungan individu tersebut sangat menentukan proses komunikasi yang terjadi, yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi keefek- tivan komunikasi.

3. Aspek-aspek lingkungan saling berhubungan satu sama lain. Du- kungan keluarga merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi warga Aceh karena dukungan keluarga dapat mempengaruhi duku- ngan teman, tetangga dan keterse- diaan media. Kondisi ini memiliki peranan yang sangat mendorong terjadinya proses komunikasi.

Daftar Pustaka

Berlo DK. 1960. The Process of Communication. USA: Hall, Rine- hart and Winston, Inc.

Oemarmadi, S. 2005. Indonesia, Perlu Lebih Mendalami Ilmu Disaster Management & Menentukan Strategi Aplikasi The Safer Future.

http://202.78.200.190/

petaaceh/artikel/penangananbencana .doc. [Serial online: 26 Maret 2005].

Rahman L. 2005. Menghadapi Tsunami: Tujuh Prinsip Peren- canaan dan Perancangan. Jakarta:

Masyarakat Lingkungan Binaan.

Terjemahan dari: Designing for Tsunamis: Seven Principles for Planning and Designing.

Rogers EM, Shoemaker FF. 1971.

Communication and Innovation. A Cross Cultural Approach. Second Edition. New York: The Free Press.

Singarimbun M. 1995. Metode dan proses penelitian. Di dalam:

Singarimbun M, Effendi S, editor.

Metode Penelitian Survai. Cetakan ke-2. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Trihendradi C. 2005. Step by Step SPSS 13, Analisis Data Statistik. Yogya- karta: Andi.

Yusnidar. 2007. Keefektivan komuni- kasi masyarakat aceh di bogor dalam pengelolaan dampak tsunami [tesis].

(8)

Bogor. Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

The shaded area is an area without image data Mapping of minerals in the Ijen Caldera Complex can be seen in Figure 7 as a results of PCA method and Figure 8 as the results of DPCA

• Operation of programs by ages - in conjunction with on/off-line education • Promotion of regular employer of interpreter more than 1 by park office • Expansion of Nature Center 2~3 •