• Tidak ada hasil yang ditemukan

DW KULTUM Peran Wanita

N/A
N/A
Yuni Fatroh

Academic year: 2025

Membagikan "DW KULTUM Peran Wanita"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Tiga Jenis Nafsu Manusia Salah Satunya Diridhai Allah SWT

Kultum Dharma Wanita kecamatan Kalibagor By : Yuni Fatroh, S.Ag

Sebenarnya, istilah nafsu yang kita kenal merupakan bahasa arab. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, nafsu adalah jiwa. Tidak semua nafsu bernilai buruk, ada nafsu yang justru baik dan dicintai Allah.

Al Quran menyebutkan adanya beberapa jenis Nafsu. Setidaknya tiga ayat ini membahas tentang Nafsu :

1) QS. Yusuf ayat 53, tentang Nafsu Amarah

2) QS. Al Qiyamah ayat 2, tentang Nafsu Lawamah 3) QS. Al-Fajr ayat 27 - 30, tentang Nafsu Mutmainnah Mari kita bahas satu persatu :

1. Nafsu Amarah,Akan lebih mudah dipahami, jika kita menyebutnya: jiwa amarah.

مٌ يْ حِ رَّ مٌ يْ فُ رَّ يْ بِّ رَّ رَّ حِ يْيْۗ بِّ رَّ رَّ حِ رَّ ارَّ ارَّحِ حِ يْوْۤ فُ لاحِ ۢمٌ رَّ ارَّ ارَّرَّ رَّ يْ رَّل رَّ حِ يْيْۚ حِ يْ "رَّ #فُ$بِّرَّفُ اآرَّ &رَّ

"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku.

Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Yusuf : 53)

Nafsu Amarah selalu mengajak pada hal-hal negatif seperti : marah, iri, dengki, tamak, serakah, culas, licik, rakus, egois, boros, dan sifat sifat yang cenderung desktruktif merusak hal hal di luar dirinya. Nafsu amarah yang dominan menguasai diri seseorang, akan merusak organ tubuh manusia itu sendiri, juga merusakan lingkungan dan tatanan kehidupan. Sederhananya, Nafsu Amarah, adalah Jiwa yang Tersesat, meluap-luap liar di dunia yang singkat dan fatamorgana.

2. Nafsu Lawamah, Jiwa yang Terbelenggu 'حِرَّ رَّ (رَّل حِ يْ رَّلاحِ فُ حِ )يْفُ اآرَّ&رَّ

"Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)," (QS. Al- Qiyamah: 2).

Nafsu lawamah, cenderung merusak dirinya sendiri (destruktif ke dalam). Mereka adalah mental penyesalan, minder, kekecewaan, putus asa, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, keraguan, kesedihan, meratapi masa lalu, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan menyalahkan diri sendiri.

Sederhananya, Nafsu Lawamah adalah Jiwa yang Terbelenggu, terkurung jauh di dalam jurang kegelapan dan kelemahan tubuh manusia. Mereka banyak melewatkan hal-hal indah dan bermakna di sekeliling mereka.

Jiwa yang seperti ini tidak akan mengenal arti sabar dan syukur. Mereka tuli, buta, bisu, dan mati rasa terhadap realita, karunia dari Allah, dan lupa terhadap Qodho Qodar dari Allah.

Perasaan menyesal itu senantiasa ada walaupun ia sudah berusaha keras dengan segenap upaya untuk mengerjakan amal saleh. Padahal semuanya pasti akan diperhitungkan kelak.

An-Nafs al-lawwamah juga berarti jiwa yang tidak bisa dikendalikan pada waktu senang

(2)

maupun susah. Waktu senang bersikap boros dan royal, sedang di masa susah menyesali nasibnya dan menjauhi agama. An-Nafs al-lawwamah sebenarnya adalah jiwa seorang mukmin yang belum mencapai tingkat yang lebih sempurna. Penyesalan adalah benteng utama dari jiwa seperti ini karena telah melewati hidup di atas dunia dengan kebaikan yang tidak sempurna. Perlu dijelaskan di sini hubungan antara hari Kiamat dengan an-nafs al-lawwamah, yang sama-sama digunakan Allah untuk bersumpah dalam awal surah ini.

Hari Kiamat itu kelak akan membeberkan tentang jiwa seseorang, apakah ia memperoleh kebahagiaan atau kecelakaan. Maka jiwa atau an-nafs al-lawwamah boleh jadi termasuk golongan yang bahagia atau termasuk golongan yang celaka. Dari segi lain, Allah sengaja menyebutkan jiwa yang menyesali dirinya ini karena begitu besarnya persoalan jiwa dari sudut pandangan Al-Qur'an. Huruf "la" yang terdapat pada ayat 1 dan 2 di atas adalah "la zaidah" yang menguatkan arti perkataan sesudahnya, yaitu adanya hari Kiamat dan an- nafs al-lawwamah. Allah sendiri menjawab sumpah-Nya walaupun dalam teks ayat tidak disebutkan. Jadi setelah bersumpah dengan hari Kiamat dan an-nafs al-lawwamah, Allah menegaskan, "Sungguh kamu akan dibangkitkan dan akan dimintai pertanggungjawabanmu." Pengertian ini diketahui dari ayat berikutnya.

3. Nafsu Mutmainnah, Jiwa yang Sempurna

. . .

*حِ رَّ +رَّ (حِ,فُ-يْ &رَّ ي-حِا/رَّ 0حِ 1حِ (حِ,فُ-يْا 1رَّ 'ةًرَّ 3حِ $يْ رَّ 'ةًرَّ 3حِ رَّ 4حِبِّ رَّ 5ىٰلرَّ7حِ 8حِ +حِ يْ 'فُ رَّ9حِ :رَّ ;يْ :فُليْ فُ يْ رَّل ا<رَّ*فُ=رَّ>رَّ ا=رَّ

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai- Nya. Maka masuklah ke dalam jama´ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku,"

(QS. Al-Fajr 27 - 30).

Ini adalah Nafsu yang Diridhai Allah. Nafsu Mutmainnah bukanlah jiwa yang tersesat maupun jiwa yang terbelenggu. Nafsu Mutmainnah telah menemukan kesadaran, keberadaan, dan tujuan hidupnya sendiri. Nafsu Mutmainnah, telah ikhlas menerima bagian karunia dari Maha Sutradara, senang dengan peran yang diberikan, bersabar dengan proses yang berjalan, dan bersyukur dengan hasil yang telah diterima.

Nafsu Mutmainnah, adalah Jiwa yang Tenang. Mereka tidak lagi membedakan kebahagiaan dan penderitaan, tidak membedakan masalah dan kesuksesan. Menurut mereka, segala hal yang terjadi adalah cara Allah mendekati hambaNya, baik dengan duka maupun air mata. Jiwa yang Tenang telah ridha pada Allah,dan Allah ridha pada mereka.Menariknya, manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan Allah dan dilengkapi dengan perangkat tubuh fisik, akal pikiran, dan dimensi mental.

Ketiga perangkat tersebut sangat berkaitan erat. Apabila salah satunya sakit, bisa mengganggu bagian perangkat lainnya. Misalnya seseorang yang berada di lingkungan fisik yang toxic beracun akan merusak dimensi mentalnya. Begitu juga pikiran yang rusak depresi, akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti liver, darah tinggi, stroke, dan serangan jantung.

Salah satu upaya sederhana jika ingin meraih ketenangan mental, bisa melalui udaha fisik dengan mengkonsumsi makanan makanan thoyyiban, sehat tanpa efek samping. Tanaman herbal seperti kunyit dan mint juga mempunyai efek antidepresan, yang baik untuk kesehatan tubuh dan mental.

Selain itu, islam sudah mengajarkan bahwa di dalam tubuh ada segumpal darah, jika dia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Bagian itu adalah hati, tempat dimensi mental.

Yuk, jaga kesehatan kita secara menyeluruh dari dimensi lahir dan dimensi batin.

(3)

Subhaanakallaahumma wa bi-ḥamdika, asyhadu allaa Ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilayka."

“Bismallahirahmanirahim, Alhamdulillahirabbil'alamin, hamdan yuwafi nikmahu Ya rabbana walakal hamdu, walaka syukru Allahumma shalli ala Muhammadin fil awwalina wal akhirin.

Allahumma inna nas-aluka salamatan fiddin wa afiyatan fil-jasadi wa ziyadatan fil-ilmi wa barakatan firrizqi, wa taubatan qablal-maut, wa rahmatan indal-maut, wa maghfiratan ba'dal maut.

Allahumma hawwin alaina fi sakaratil maut, wannajatan minannaari, wal afwa indah hisab.Rabbana-ghfir alaina shabran wa tsabbit aqdaamana wanshurna ala-qaumil-kaafirin

“Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini.

Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami, dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami.

Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami.”

Subhaanakallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.

Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa gina 'adzaban naar Alhamdulillahrabbil alamin.

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah dengan bentuk sangat sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan atau binatang

Dalam ajaran Islam, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna. Makhluk lain tidak ada yang memiliki kesempurnaan, baik ditinjau dari aspek fisik maupun

Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis,

Akal adalah sebuah anugerah yang Allah berikan pada manusia dan yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Akal adalah suatu kematangan pikiran

Manusia merupakan salah satu makhluk Allah paling sempurna yang telah diberikan akal yang memiliki fungsi untuk berfikir dan mempunyai pandangan hidup.Akal

Manusia adalah makhluk Allah, yaitu makhluk hidup yang sempurna karena memiliki nafsu dan akal, serta berbudi pekerti 1 maka disebut juga makhluk sosial yaitu

Manusia satu-satunya makhluk paling sempurna. Karena hanya manusia yang mendapat karunia akal dari Allah Swt. Dengan akal kita menjadi tahu bagaimana cara hidup yang baik, dapat

Mereka adalah orang yang selalu mencari hakikat hidup, hakikat manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dan akan hakikat hidup, hakikat manusia yang diciptakan