• Tidak ada hasil yang ditemukan

ebook Dede Mahdiyah - Repository Universitas Sari Mulia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ebook Dede Mahdiyah - Repository Universitas Sari Mulia"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

Mewabahnya Covid-19 di awal tahun 2020 dengan angka kematian yang relatif tinggi cukup mengguncang kehidupan masyarakat di seluruh belahan dunia. 1 Covid-19 telah merenggut lebih dari 5,62 juta jiwa di seluruh dunia. Presiden pun kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden tentang Penetapan Bencana Alam Corona Virus Disease (COVID-19) Tahun 2019 sebagai Bencana Nasional, yang menyatakan bahwa COVID-19 adalah bencana nasional. Analisis Kebijakan Penanganan Wabah Covid-19: Pengalaman Indonesia Analisis Kebijakan Penanganan Wabah Covid-19: Pengalaman Indonesia.

Dan tampaknya sidang perkara pidana secara online masih akan dilakukan hingga tahun 2023, meski negara telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat Covid-19 pada 30 Desember 2022.

PENGERTIAN, TUJUAN, KEDUDUKAN DAN

FUNGSI HUKUM

“Hukum adalah kumpulan peraturan hidup yang bersifat wajib, berisi perintah, larangan atau izin untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan bertujuan untuk mengatur ketertiban dalam kehidupan masyarakat.” 14. Sedangkan perdamaian terfokus pada keadaan batin, yaitu memandang kehidupan batin setiap individu dalam masyarakat.23. Hal ini tentu saja tidak nyata dan hanya sepihak, seringkali mengorbankan tujuan kedua yaitu kemaslahatan bagi masyarakat.30.

Kemudian dikembangkan oleh Roscoe Pound dalam Amarikn dari aliran “sociological jurisprudence” yang terkenal dengan pandangannya bahwa hukum (juga harus) berfungsi sebagai alat untuk membawa perubahan dalam masyarakat (“law as an instrument of social engineering”).34. Sedangkan fungsi hukum sebagai rekayasa sosial lebih bersifat dinamis, yaitu hukum digunakan sebagai sarana untuk melakukan perubahan dalam masyarakat. Untuk mendukung selesainya masa transisi, undang-undang diharapkan menjadi sarana menjaga keseimbangan atau keselarasan antar kepentingan dalam masyarakat.41.

KONSEP INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Penerapan negara hukum dalam perkembangannya tidak dapat dilihat terpisah dari konsep Rule of Law dan Rule of Law. Pada zaman modern, konsep negara hukum di benua Eropa dikembangkan oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte dan lain-lain dengan menggunakan istilah Jerman yaitu “Rule of Law”. Oleh karena itu, instansi atau pejabat pemerintah harus bersandar pada persyaratan hukum dalam melakukan suatu tindakan.

Menurut Shandi Patria Airlangga45, negara hukum adalah negara yang sistem ketatanegaraannya berdasarkan pada supremasi hukum. Sesuai asas supremasi hukum harus menjamin keamanan, ketertiban dan keadilan, serta penegakan hukum khususnya bagi pemerintah atau penguasa. Secara konstitusional, Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).

Terdapat perbedaan penting antara konsep negara hukum berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan konsep negara hukum pasca Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Negara Republik Indonesia yang konsep negara hukumnya diatur dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, tidak lagi masuk dalam penjelasannya. Arti kedua, hak asasi manusia adalah hak-hak menurut hukum, yang diciptakan sesuai dengan proses pembentukan hukum masyarakat itu sendiri, baik secara nasional maupun internasional. Dasar dari hak-hak tersebut adalah persetujuan dari yang diperintah, yaitu persetujuan dari warga negara yang tunduk pada hak tersebut.

Pernyataan ini berarti pengakuan hukum terhadap hak asasi manusia.50 Dalam Pasal 28 D UUD 1945 ayat 1 “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”.51. Pengakuan terhadap hak tersangka, terdakwa, dan terpidana juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Undang-Undang Hak Asasi Manusia yang menempatkan persamaan kedudukan di hadapan hukum.

SISTEM PERADILAN DI NEGARA INDONESIA

Dalam penjelasan peraturan perundang-undangan yang mengatur kekuasaan kehakiman yaitu Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 disebutkan bahwa “asas kemudahan, kecepatan dan biaya murah merupakan asas utama dan efektif yang mengarah pada terselenggaranya peradilan dan pengelolaan pelayanan. Asas cepat dimaknai untuk menciptakan sistem hukum sebagai lembaga yang dapat dengan cepat menjamin terwujudnya/tercapainya keadilan oleh para pencari keadilan dari upaya penegakan hukum. Sistem peradilan pidana dalam KUHAP merupakan sistem peradilan pidana yang terpadu.

Sistem peradilan pidana di Indonesia tidak hanya diatur dalam kitab peraturan perundang-undangan, dalam hal ini KUHAP, namun juga dalam peraturan perundang-undangan lain yang mengatur tentang sistem peradilan pidana.57. Romli Atmasasmita mengartikan sistem peradilan pidana sebagai suatu istilah yang menunjukkan mekanisme kerja penanggulangan kejahatan dengan menggunakan pendekatan sistem dasar.58 Sebagai sistem peradilan pidana, dikenal tiga pendekatan, yaitu pendekatan normatif, administratif, dan sosial. pada keempat aparat penegak hukum (polisi, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan) sebagai lembaga pelaksana peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga keempat aparatur tersebut merupakan satu kesatuan dalam sistem penegakan hukum saja. Sistem peradilan adalah suatu sistem penanganan perkara sejak salah satu pihak merasa dirugikan atau bahkan dapat dikatakan ada dugaan seseorang telah melakukan tindak pidana sampai dengan dilaksanakannya putusan hakim.

Sistem peradilan pidana ini lebih menghadapkan hakim pada syarat terpenuhinya kepentingan umum (umum), yakni memutus nasib seseorang ketika berhadapan dengan hukum. Sistem peradilan pidana di Indonesia pada umumnya berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut KUHAP). Tahapan berperkara di pengadilan dalam sistem peradilan Indonesia melalui empat tingkatan yaitu Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi untuk tingkat banding dan Mahkamah Agung untuk tingkat kasasi dan peninjauan kembali.

Agar permasalahan backlog of case dapat diatasi, maka perlu dipikirkan perubahan sistem hukum di Indonesia secara menyeluruh.70. Menurut Mochamad Basarah, jika sistem hukum yang ada saat ini tetap dipertahankan, maka akan sulit mengurangi tumpukan perkara di Mahkamah Agung.

HAK ASASI MANUSIA

Pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan martabat juga dimulai dari akar budaya masyarakat Indonesia. Dalam aliran hukum kodrat, konsepsi dasar hak asasi manusia hanya mencakup hak untuk hidup, hak atas hati, dan hak atas harta benda. Dalam konteks konseptualisasi dan reinterpretasi hak asasi manusia yang mencakup bidang yang lebih luas, Franklin D.

Roosevelt, presiden Amerika, pada awal abad ke-20 merumuskan empat jenis hak asasi manusia yang kemudian kita kenal sebagai 'Empat Kebebasan', yaitu. Deklarasi dunia tentang hak asasi manusia – Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia – yang diratifikasi oleh Majelis Umum PBB terdiri dari tiga puluh pasal dan dikemas dengan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Di negara-negara dunia ketiga – negara terbelakang – termasuk Indonesia, penafsiran dan aktualisasi hak asasi manusia yang sempit masih sangat dominan.

Pada awal tahun 1960an, muncul upaya-upaya baru dan Komisi Hak Asasi Manusia PBB untuk mengkonsep ulang dan mengaktualisasikan hak asasi manusia, dan dalam upaya tersebut, hak-hak di bidang ekonomi, sosial dan budaya mendapat perhatian yang lebih besar. Pada generasi II, justru hak ekonomi, sosial, dan budaya yang mendapat perhatian lebih besar dan mengesampingkan hak politik dan hukum. Jika kita cermati, kedua dokumen hak asasi manusia tersebut – baik dokumen tahun 1948 maupun dokumen tahun 1966 – sangat sulit dibedakan.

Hal inilah yang menjadi alasan Komisi Hak Asasi Manusia PBB memisahkan dokumen hak hukum dan politik dengan dokumen hak ekonomi, sosial, dan budaya. Untuk mewujudkan hak-hak dalam perekonomian, tidak cukup hanya dengan mengadopsi peraturan hukum. Strategi pembangunan yang terfragmentasi bukan saja tidak sejalan dengan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia, namun pembangunan tersebut sama saja dengan menafikan makna dan hakikat pembangunan itu sendiri.

Artinya, gagasan tentang hak asasi manusia tidak pernah statis meski dalam jangka waktu yang cukup lama harus berhenti berkembang.

PELAKSANAAN LAYANAN SIDANG ONLINE PERKARA PIDANA DI

Terhadap perkara terdakwa yang masih dapat diperpanjang masa penahanannya, maka persidangan akan ditunda hingga jangka waktu berakhir untuk mencegah penyebaran COVID-19.76. Kedua, persidangan perkara pidana sulit ditunda hingga pandemi COVID-19 berakhir, karena adanya batas waktu penahanan terdakwa sangat berkaitan dengan hak asasi terdakwa. 23 Tahun 1959 dapat dijadikan landasan hukum untuk menangani pandemi Covid-19 dengan menerapkan darurat sipil.

21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Penyakit Virus Corona Tahun 2019 (PP No. 21 Tahun 2020) dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. Membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan (Perppu Nomor 1 Tahun 2020 yang akhirnya disetujui DPR dan Pemerintah menjadi undang-undang dan diundangkan menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020). 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Nasional, karena pandemi Covid-19 juga merupakan bencana non alam sebagaimana diatur dalam UU No.

Tahun 2020 tentang persyaratan asimilasi dan hak integrasi bagi narapidana dan anak dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyebaran COVID-19. Dalam menjalankan sistem pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengacu pada payung hukum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Menganalisis letak ketentuan yang menjadi landasan UPT forensik dalam melaksanakan layanan sidang online, maka undang-undang nomor 12 menjadi pedoman.

Selain itu, diatur dalam pasal 8 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menyatakan: “Jenis peraturan perundang-undangan selain yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) antara lain ketentuan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah. , Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga atau komisi yang setingkat. Lebih lanjut, Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menjelaskan bahwa “Peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diatur dengan peraturan perundang-undangan. undang-undang lebih lanjut. lebih tinggi atau dibentuk atas dasar wewenang.” Memperhatikan isi UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketentuan yang digunakan oleh UPT Pemasyarakatan sebagai landasan pelaksanaan pelayanan masa percobaan dan kunjungan online selama ini belum termasuk dalam kategori peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur. dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, tidak ada ketentuan yang menjelaskan bahwa Mou termasuk dalam jenis peraturan perundang-undangan.

Referensi

Dokumen terkait

Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sebagai pengecualian adalah Vitamin D

Hasil: Ada hubungan berat badan lahir pvalue=0,002, ada hubungan kejadian imunisasi pvalue=0,000 dan ada hubungan status gizi pvalue=0,000 dengan kejadian pneumonia dan tidak ada

sindromaHELLPmempunyai keluhan: nyeriepigastriumterutama sebalah kanan/daerah liver, terdapat mual dan muntah, seperti infeksi virus yang kurang khas, cepat lelah, berat badan bertambah

vi HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN INDEKS PRESTASI IP MAHASISWA DIPLOMA III KEBIDANAN SEMESTER I DI STIKES DARUL AZHAR TANAH BUMBU TAHUN 2013 Elva Anggun Pratiwi*,