• Tidak ada hasil yang ditemukan

efek kb suntik 3 bulan (dmpa) terhadap berat badan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "efek kb suntik 3 bulan (dmpa) terhadap berat badan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Penggunaan alkohol suntik dalam jangka panjang hingga 2 tahun berturut-turut dapat merangsang terbentuknya penambahan berat badan. Namun alat kontrasepsi suntik progestin sendiri menimbulkan berbagai efek samping, antara lain gangguan menstruasi, lambatnya kembalinya kesuburan, dan banyak yang mengalami peningkatan berat badan sejak menggunakan alat kontrasepsi suntik. Secara umum pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5 kg ​​​​pada tahun pertama (Elvia, 2017).

Pertambahan berat badan pada penerima KB suntik mengalami penurunan berat badan sebesar 28,4% dan yang mengalami peningkatan berat badan sebesar 71,6% (Safitri, 2015). Kerugian dari KB suntik antara lain terganggunya pola menstruasi, antara lain amenore, menoragia dan spotting, tertundanya kembalinya kesuburan setelah penghentian penggunaan, penambahan berat badan. Dampak penggunaan KB suntik dapat menyebabkan peningkatan berat badan.Efek samping lain yang muncul akibat penggunaan KB suntik adalah pada sistem kardiovaskular.

Pertambahan berat badan merupakan salah satu efek samping penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan berat badan akibat penggunaan alat kontrasepsi DMPA dikaitkan dengan peningkatan lemak tubuh dan ada kaitannya dengan pengaturan nafsu makan.

KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI

  • PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
  • LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional)
  • BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
  • Kontrasepsi Sederhana a. Tata cara Kalender
  • Kontrasepsi Barrier a. Kondom
  • Kontrasepsi Modern a. Kontrasepsi Pil

Penyebaran kampanye Keluarga Berencana ini diprakarsai oleh para ulama perempuan yang tersebar di beberapa kota, antara lain Dr. Lembaga Keluarga Berencana (PB) di Indonesia Lembaga dibentuk dengan tujuan untuk menyediakan wadah bagi masyarakat untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan (BKKBN, 1988: 18). PKBI (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia) merupakan lembaga keluarga berencana yang berstatus swasta yang didirikan pada tahun 1957 di Gedung Ikatan Dokter Indonesia.

Pada bulan Maret 1966, permasalahan kependudukan menjadi fokus perhatian pemerintah, namun perubahan politik berupa lahirnya Orde Baru memberikan pengaruh terhadap perkembangan keluarga berencana di Indonesia (http://www.bkkbn.go.id) . Pemerintah Indonesia mulai meningkatkan perhatiannya terhadap masalah pertumbuhan penduduk dengan memberikan perhatian khusus kepada lembaga keluarga berencana yang ada yaitu PKBI. Pada Kongres PKBI I tahun 1967 yang menyatakan bahwa cabang PKBI sudah ada hampir di seluruh Indonesia, dan mendesak pemerintah untuk segera menjadikan Program Keluarga Berencana sebagai program pemerintah (BKKBN, 1988:19).

Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan segala upaya yang ada dalam masyarakat di bidang keluarga berencana. Setahun kemudian, pemerintah memutuskan untuk mengambil alih program KB dan menjadikannya sebagai program pemerintah sepenuhnya serta mengadopsi program KB sebagai program pemerintah. Pada periode ini lembaga keluarga berencana di seluruh Indonesia baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota mempunyai nama yang sama yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Berkembangnya pendekatan program KB di Indonesia menjadi salah satu kunci meningkatnya penerimaan program KB oleh masyarakat. Keluarga berencana mandiri merupakan pilihan pelayanan Program Keluarga Berencana bagi masyarakat yang mampu, karena masyarakat dapat memilih sendiri alat kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan kemampuannya. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengamanatkan perubahan lembaga BKKBN yang semula Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (http://www.bbkbn.go.id).

Tafsir program keluarga berencana terhadap Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 (tentang pertumbuhan penduduk dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kedudukan serta warga negara melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), kontrasepsi, pembinaan ketahanan keluarga yang meningkatkan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2017). Program KB merupakan upaya langsung yang bertujuan menurunkan angka kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi. Berhasil atau tidaknya penyelenggaraan Program Keluarga Berencana akan menentukan keberhasilan upaya mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

DMPA (DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT) DAN

BERAT BADAN

  • Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA
  • Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA Menurut Saifuddin keuntungan kontrasepsi suntik DMPA,
  • Indikator Kontrasepsi Suntik DMPA
  • Waktu Pemberian Kontrasepsi suntik DMPA
  • Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA
  • Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA
  • Faktor Internal
  • Faktor Eksternal
  • Pengukuran Berat Badan

Pertambahan berat badan, kemungkinan karena hormon progesteron, memfasilitasi konversi karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga meningkatkan lemak di bawah kulit. Selain itu, hormon progesteron juga meningkatkan nafsu makan dan mengurangi aktivitas fisik, sehingga penggunaan suntikan dapat menyebabkan penambahan berat badan. Pertambahan berat badan disebabkan oleh hormon progesteron yang memudahkan pengubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, meningkatkan lemak di bawah kulit, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penurunan aktivitas fisik sehingga menyebabkan banyaknya suntikan yang digunakan dapat menyebabkan penambahan berat badan. Alat kontrasepsi hormonal suntik DMPA merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron yang dapat merangsang pusat kendali nafsu makan di hipotalamus sehingga meningkatkan berat badan akseptor.

Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan berbagai efek samping, salah satunya adalah perubahan berat badan akseptor. Kenaikan berat badan merupakan efek samping yang sering dikeluhkan oleh para akseptor kontrasepsi hormonal, khususnya kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA). Alat kontrasepsi suntik DMPA dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada wanita yang menerima alat kontrasepsi suntik, penambahan berat badan akibat penggunaan alat kontrasepsi suntik DMPA sebesar 3-6 kg per tahun.

Secara umum, setelah satu tahun penggunaan kontrasepsi suntik, terjadi kenaikan berat badan sebesar 10% dari berat badan awal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan (Febriani, 2020. Ada ahli yang mengatakan bahwa penggunaan KB suntik Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan berat badan. berpengaruh pada pertambahan berat badan.

Terjadinya penambahan berat badan kemungkinan besar disebabkan oleh adanya hormon progesteron yang mempermudah pengubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, juga menyebabkan nafsu makan meningkat dan menurunnya aktivitas fisik yang dapat mengakibatkan penambahan berat badan (Ayu Devita, 2018 Hal ini disebabkan banyak faktor lain yang mempengaruhi berat badan tidak diamati dalam penelitian ini. Penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan berbagai efek samping, salah satunya perubahan berat badan.

Ada ahli yang menyebutkan penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroks Progesterone Acetate (DMPA) bisa berpengaruh pada penambahan berat badan. Munculnya kenaikan berat badan kemungkinan besar disebabkan oleh hormon progesteron yang memudahkan konversi karbohidrat dan gula menjadi lemak. Hal ini juga menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penurunan aktivitas fisik, yang dapat mengakibatkan penambahan berat badan. Hal ini disebabkan oleh hormon progesteron yang memfasilitasi konversi karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga meningkatkan lemak di bawah jaringan kulit.Penambahan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh para akseptor.

IMPLEMENTASI DMPA TERHADAP BERAT BADAN

Hasil observasi terhadap 166 akseptor KB dengan metode suntik DMPA dan 27 akseptor KB non DMPA menunjukkan 76 responden mengalami kenaikan berat badan dan 90 responden tidak mengalami kenaikan berat badan. Pada akseptor KB non DMPA terdapat 7 responden mengalami kenaikan berat badan dan 20 responden tidak mengalami kenaikan berat badan. Penelitian ini tidak konsisten. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa masyarakat yang menerima KB dan menggunakan metode suntik DMPA diperkirakan akan mengalami kenaikan berat badan 2.310 kali lebih besar dibandingkan mereka yang bukan akseptor KB DMPA.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa KB dengan metode suntik DMPA masih memiliki risiko peningkatan berat badan ibu. Risiko kenaikan berat badan cukup logis, karena suntikan DMPA merupakan hormon progesteron yang memudahkan pengubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menjadi penyebab kenaikan berat badan. nafsu makan dan mengurangi fisik. aktivitas. Secara umum pertambahan berat badan tidak terlalu besar, berkisar kurang dari 1 kg hingga 5 kg pada tahun pertama penyuntikan.

Pengaruh asupan kalori terhadap pertambahan berat badan pada ibu pengguna suntik 3 bulan disebabkan karena banyaknya asupan kalori yang dikonsumsi ibu sehingga mengalami pertambahan berat badan (Sastrariah, 2016). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah DMPA benar-benar berpengaruh terhadap peningkatan berat badan ibu. Penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk lebih yakin mengenai penyebab kenaikan berat badan pada penggunaan alat kontrasepsi DMPA yang dikenal dengan KB suntik 3 bulan, rata-rata kenaikan berat badan 1 -2 kg sebanyak 81,3%. Kenaikan berat badan yang sedang ini menunjukkan bahwa KB suntik DMPA bukan merupakan faktor signifikan penyebab kenaikan berat badan, sehingga KB hormonal suntik DMPA masih aman digunakan didukung dengan efektivitas dan manfaat DMPA.

Hasil observasi juga menunjukkan rata-rata pertambahan berat badan sebesar 1-2 kg untuk 135 responden, 3-5 kg ​​​​untuk 15 responden, 4-5 kg ​​​​untuk 9 responden dan >2 kg untuk 7 responden sejak mengalami kenaikan berat badan. . . Hasil penelitian ini menunjukkan kemiripan dengan ekspektasi para ahli yang mengatakan bahwa pertambahan berat badan secara keseluruhan tidak terlalu besar, berkisar kurang dari 1 kg hingga 5 kg pada tahun pertama penyuntikan. Hal ini pun semakin menguatkan bahwa DMPA KB bukan merupakan faktor signifikan penyebab kenaikan berat badan.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah DMPA memang melakukan penelitian tersebut, masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk lebih pasti mengenai penyebab kenaikan berat badan dengan penggunaan alat kontrasepsi DMPA (Suciana, 2017).

DAFTAR PUSTAKA

Hubungan Intan Sari antara suntik KB 3 bulan pada penerima KB ≥ 3 suntik dan metroragia terhadap pertambahan berat badan, Jurnal Kebidanan : Jurnal Ilmu Kedokteran Ilmu Kesehatan, Akademi Kebidanan Budi Mulia, Palembang. Faktor yang berhubungan dengan pertambahan berat badan ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone Esetat) di Puskesmas Kumelelembuai Kabupaten Minahasa Selatan Jurnal Keperawatan UNSRAT. Hubungan Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan Perubahan Berat Badan di Puskesmas Ranomouut Manado Jurnal Keperawatan UNSRAT.

Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik DMPA Dengan Pertambahan Berat Badan Di Puskesmas Lapai Kota Padang. Faktor yang berhubungan dengan pertambahan berat badan pada alat kontrasepsi suntik di Puskesmas Batahan Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing Natal. Hubungan penggunaan kontrasepsi suntik tiga bulan depot medocratic progestrone acetate (dmpa) dengan perubahan berat badan.

-Faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan pada ibu pengguna suntik area persalinan 3 bulan di Puskesmas Pamboang Kabupaten Majene. 2018) 'Hubungan Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Peningkatan Berat Badan Akseptor (Studi di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)', JURNAL KEBIDANAN. 2015) 'Kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroxyprogesterone acetate (DMPA) sebagai salah satu penyebab kenaikan berat badan', Majority Journal. Hubungan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) dengan Obesitas di Wilayah Kerja Kuta Alam Banda Aceh.

Supriyatiningsih, Supriyatiningsih (2018) Hubungan penggunaan KB suntik dengan peningkatan berat badan, tekanan darah dan kolesterol pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Kragen Rembang. 2014) 'Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Suntikan DMPA Dengan Pertambahan Berat Badan Di Puskesmas Lapai Kota Padang', Jurnal Kesehatan Andalas. 2016) 'Pengaruh Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy Progesterone Acetate Dalam Jangka Panjang Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Di Bpm Anik Rakhmawati Sabrang Klaten', Jurnal Involusi Kebidanan.

TENTANG PENULIS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistic menunjukkan ada perbedaan systole setelah menggunakan KB pada akseptor KB Pil Oral Kombinasi POK, Depomedroxy Progesterone Acetate DMPA, dan Implant di Kabupaten