1
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2023 ABSTRAKPENGARUH KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULUKERTO
NANIK YULIANINGSIH
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022
Kontrasepsi merupakan upaya pencegahan kehamilan. kontrasepsi hormonal dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan obat-obatan melalui mulut, suntikan, intra-vaginal, implantasi atau subkutan. Salag satunya yaitu suntik KB 3 bulan yang merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung eksterogen yang dapat meningkatkan timbunan lemak di jaringan subkutan, progesteron dapat mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, merangsang nafsu makan, dan mengurangi aktivitas fisik dan mengakibatkan kenaikan BB.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui karakteristik akseptor KB suntik yang mengalami kenaikan berat badan. Dan mengetahui jumlah akseptor KB suntik yang mengalami kenaikan berat badan berdasarkan karakteristik.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode cross – sectional studi. Dan pengambilan data dengan one point in time dengan desain kohort retrospektif. Populasi penelitian ini adalah semua akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Bulukerto, Wonogiri. Sampel pada penelitian ini adalah akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Bulukerto, Wonogiri selama bulan Agustus 2021 – September 2022 sejumlah 33 Akseptor. analisis data dengan chi-square dengan tingkat signifikansi p < 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan pemakai kontrasepsi suntik 3 bulan yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 31 akseptor atau 94% dan yang tidak mengalami kenaikan berat badan sebanyak 2 akseptor (6%), dan Hasil uji statistik chi-square p value 0,038 < 0,05 yang berarti ada perbedaan berat badan yang signifikan dimana perbedaan tersebut lebih pada kenaikan.
Didapatkan pengaruh KB suntik 3 bulan terhadap peningkatan berat badan di wilayah kerja Puskesmas Bulukerto
Kata kunci : KB suntik 3 bulan, Berat badan
2
ABSTRACKTHE EFFECT OF 3-MONTH INJECTION KB ON WEIGHT INCREASING IN THE WORK AREA OF PUSKESMAS BULUKERTO
NANIK YULIANINGSIH
Midwifery Study Program Undergraduate Program at Kusuma Husada University Surakarta 2022
Contraception is an effort to prevent pregnancy. Hormonal contraception can be done in various ways such as using drugs by mouth, injection, intra-vaginal, implantation or subcutaneously. One of them is the 3-month birth control injection which is a hormonal contraceptive containing extrogen which can increase fat deposits in the subcutaneous tissue, progesterone can facilitate the conversion of carbohydrates and sugar into fat, stimulate appetite, and reduce physical activity and result in weight gain.
This study aims to determine the characteristics of injectable birth control acceptors who experience weight gain. And find out the number of injectable birth control acceptors who have experienced weight gain based on their characteristics.
This research uses a descriptive research type with a cross-sectional study method.
And data collection with one point in time with a retrospective cohort design. The population of this study were all family planning acceptors in the working area of the Bulukerto Health Center, Wonogiri. The sample in this study were family planning acceptors in the Bulukerto Health Center work area, Wonogiri during August 2021 - September 2022 with a total of 33 acceptors. data analysis with chi- square with a significance level of p <0.05.
The results showed that there were 31 acceptors or 94% of 3-month injection contraception users who did not gain weight and 2 acceptors (6%) did not gain weight, and the results of the chi-square statistical test p value 0.038 <0.05, which means there is a significant difference in body weight where the difference is more in the increase.
Obtained the effect of 3-month injectable family planning on weight gain in the working area of the Bulukerto Health Center
Key words: 3 months injectable birth control, body weight
3
PENDAHULUANData World Population Data Sheet tahun 2020 Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak. Di antara negara ASEAN, Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan penduduk terbanyak, jauh di atas 9 negara anggota lain (Astriana, 2021)
Kontrasepsi merupakan upaya pencegahan kehamilan. Upaya ini bisa bersifat sementara atau permanen.
Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan hormon steroid (estrogen, progesteron dan turunannya) dan dimasukkan ke dalam tubuh untuk mencegah terjadinya ovulasi pada seorang wanita. Untuk mencapai tujuan tersebut, kontrasepsi hormonal dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan obat-obatan melalui mulut, suntikan, intra-vaginal, implantasi atau subkutan (Kurniasari et al., 2020).
Kontrasepsi suntik 3 bulan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Kenaikan berat badan yang terus menerus akan menyebabkan kegemukan atau obesitas yang dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kronis diantaranya Diabetes Melitus, hipertensi, stroke dan serangan jantung. Kontrasepsi suntik DMPA dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan hipotalamus sehingga menyebabkan akseptor makan
lebih banyak dari biasanya dan berdampak pada kenaikan berat badan.
Umumnya pertambahan Berat-badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5 kg pada tahun pertama.
Meskipun begitu, tidak semua akseptor mengalami kenaikan berat-badan secara berlebih, tergantung reaksi tubuh akseptor tersebut terhadap metabolisme progesterone (Fitriyah et al., 2015).
Terjadinya obesitas di seluruh dunia telah mencapai tingkat berbahaya yang secara global dialami oleh 1,4 miliar orang dewasa, termasuk didalamnya terjadi pada hampir 300 juta wanita usia reproduksi (Robinson &
Burke, 2014). Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, kejadian obesitas berdasarkan usia pada wanita dengan Body Mass Index (BMI)
>25 dan terjadi pada usia >18 adalah 32,9%, salah satu faktor penyebab obesitas adalah kontrasepsi hormonal pada wanita usia reproduktif (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Wanita sangat takut dengan kenaikan berat badan, karena selain membuat penampilan fisiknya tidak menarik, kelebihan berat badan bisa berdampak serius bagi kesehatan (Rochmawati &
Manurung, 2019).
Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak. Kontrasepsi merupakan upaya
4
pencegahan kehamilan. Estrogen yangterkandung dalam kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan timbunan lemak di jaringan subkutan, progesteron dapat mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, merangsang nafsu makan, dan mengurangi aktivitas fisik. Kontrasepsi suntik 3 bulan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Obesitas yang dialami oleh wanita usia reproduksi dapat menyiratkan kondisi tidak sehat seperti hipertensi,
hiperlipidemia, dan diabetes pada usia reproduksi dan dapat meningkatkan risiko aborsi spontan selama kehamilan, pre-eklampsia, dan diabetes gestasional.
Terjadinya obesitas di seluruh dunia telah mencapai tingkat berbahaya yang secara global dialami oleh 1,4 miliar orang dewasa, termasuk didalamnya terjadi pada hampir 300 juta wanita usia reproduksi (Kartika & Ronoatmodjo, 2020; Natalia et al., 2020; Yanti &
Lamaindi, 2021) .
Dengan mempertimbangkan pengaruh obesitas akibat penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan terhadap kondisi kesehatan wanita usia reproduksi yang tidak diinginkan, maka perlu dikaji lebih kritis bagaimana pengaruh kontrasepsi suntik 3 bulan terhadap terjadinya kenaikan berat badan pada wanita usia subur. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Bulukerto, Wonogiri pada 14 Juli 2022 diketahui bahwa Akseptor KB suntik 3 bulan tahun 2021 terakhir sebanyak 165 (48,10%) dari 343 total akseptor KB di Puskesmas Bulukerto, Wonogiri. Setelah melakukan
wawancara dari 10 akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Bulukerto terdapat 8 diantaranya mengalami kenaikan berat badan dan 2 diantaranya tidak mengalami kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan dialami setelah bulan kedua atau ketiga.
Berdasar uraian latar belakang dan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian “Pengaruh KB Suntik 3 Bulan dengan terhadap Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulukerto”.
TINJAUAN PUSTAKA
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana
upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen (Pusdatin Kemenkes RI, 2014).
Kontrasepsi adalah menghindari
5
terjadinya kehamilan akibat pertemuansel telur matang dengan sel sperma (BKKBN, 2016)
Kontrasepsi jangka Panjang : Alat kontrasepsi untuk menunda, menjarangkan serta menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang. Selain itu, MKJP lebih rasional dan mempunyai efek samping sedikit (BKKBN, 2018). Jenis – jenis kontrsepsi jangka panjang terdiri dari ( IUD,implan,tubektomi)
Kontrasepsi jangka pendek: Kontrasepsi Jangka Pendek merupakan jenis Kontrasepsi selain Jangka Pajang. Alat kontrasepsi Jangka Pendek memiliki waktu pemakaian dibawah 3 tahun. Rata- rata penggunaan alat kontrasepsi Jangka Pendek hitungan bulan, penggunaan alat kontrasepsi yang paling cepat adalah kondom, yang digunakan sekali pakai saat berhubungan, dan penggunaan yang dapat bertahan beberapa bulan adalah kontrasepsi suntik (Irianto, 2014). Jenis – jenis kontrsepsi jangka panjang terdiri dari ( Kontrasepsi kombinasi, Kontraspesi progrestin)
Definisi KB Suntik Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini adalah KB suntik. Suntikan satu bulanan dan tiga bulanan adalah jenis KB suntik dan merupakan salah satu alat kontrasepsi
yang sangat efektif, tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri, aman, reversibilitas tinggi. Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan, sederhana, murah dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka panjang, namun sampai saat ini belum ada suatu metode kontrasepsi yang benar benar 100 persen ideal (Yanti &
Lamaindi, 2021)
Perubahan Berat Badan Penggunaan kontrasepsi hormonal pada Wanita Usia Subur (WUS) juga dianggap sebagai faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan yang jika tidak dikontrol akan menyebabkan obesitas.
Misalnya pada penggunaan pil, Tukiman menyatakan bahwa kontrasepsi pil dapat meningkatkan berat badan karena kandungan dari hormon estrogen dan progesteron yang terdapat pada kontrasepsi pil, dimana hormon estrogen menyebabkan retensi cairan dan oedema, sedangkan progesteron mempermudah penumpukan karbohidrat dan gula menjadi lemak dan merangsang nafsu makan serta menurunkan aktifitas fisik, akibatnya pemakaian kontrasepsi pil dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada penggunanya (Kartika &
Ronoatmodjo, 2020).
Kontrasepsi DMPA berkaitan dengan peningkatan lemak tubuh dan
6
adanya hubungan dengan regulasi nafsumakan. Salah satu studi menemukan peningkatan nafsu makan yang dilaporkan sendiri oleh wanita yang menggunakan kontrasepsi DMPA setelah 6 bulan. Hal ini dapat dihubungkan dengan kandungan pada DMPA yaitu hormon progesteron, yang dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu makan (Sari, 2015)
Faktor Risiko Obesitas Kontrasepsi hormonal mengandung preparat estrogen dan progesterone.
Kontrasepsi hormonal memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari kontrasepsi hormonal diantaranya efektif, tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak perlu menyimpan obat hormonal, pencegahan kehamilan jangka panjang, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun hingga perimenopause. Kekurangannya dari kontrasepsi hormonal ini adalah penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek samping diantaranya meningkatnya berat badan, timbunan kolestrol, hipertensi, bahkan diabetes.
Peningkatan berat badan 1 – 5 kg,
peningkatan berat badan adalah hal yang paling sering dikeluhkan oleh akseptor KB hormonal (Mustopa, 2019).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal cenderung dapat meningkatkan berat badan akseptor pengguna kontrasepsi. Peningkatan berat badan setelah pemakaian kontrasepsi suntik hormonal selama 6 bulan sebanyak 2 kilogram. Risiko obesitas secara signifikan terjadi pada akseptor yang menggunakan kontrasepsi hormonal (pil KB, suntik, dan implant) (Y & Andrie, 2020).
Penggunaaan alat kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan berbagai efek samping yang salah satu di antaranya adalah perubahan berat badan akseptor. Hal ini disebabkan oleh hormon progesteron yang mempermudah terjadinya perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah jaringan kulit bertambah.7 Penambahan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh akseptor kontrasepsi hormonal terutama kontrasepsi hormonal suntik KB Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) (Sari, 2015)
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode
7
cross – sectional studi. Penelitiandeskriptif adalah penelitian yang dilaksankan dengan tujuan untuk mengetahui nilai dari variable mandiri yang berjumlah minimal satu variable tanpa membuat komparasi atau mengkorelasikan dengan variable lain (Jayusman & Shavab, 2020).
Penggunaan cross – sectional studi karena pengambilan data dengan one point in time dengan desain kohort retrospektif untuk mengetahui “Pengaruh KB Suntik 3 Bulan terhadap Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulukerto”. Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder di Puskesmas Bulukerto pada bulan Agustus 2021 – September 2022.
Populasi penelitian ini adalah semua akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Bulukerto, Wonogiri. Sampel pada penelitian ini adalah akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Bulukerto, Wonogiri selama bulan Agustus 2021 – September 2022 dan memenuhi kriteria
inklusi(Bersedia untuk menjadi responden, Ibu dengan usia 16-45 tahun Akseptor KB suntik 3 bulan) dan eklusi ( Ibu yang memiliki penyakit komplikasi kronis.
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien di Puskesmas Bulukerto, Wonogiri pada Agustus 2021 – September 2022. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi menurut (Sugiyono, 2016).
Penelitian tidak menggunakan instrument yang perlu diuji validitas dan reabilitas dikarenakan data akseptor KB berupa lama penggunaan KB, berat badan, riwayat penyakit, dan obat lain yang digunakan akseptor yang dapat mempengaruhi berat badan akseptor.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode cross – sectional dan pengambilan data dengan one point in time dengan desain kohort retrospektif untuk mengetahui
“Pengaruh KB Suntik 3 Bulan terhadap Peningkatan Berat Badan di Wilayah
Kerja Puskesmas Bulukerto”. Dan Penelitian ini tidak perlu diuji validitas dan reabilitas dikarenakan menggunakan data sekunder. Sampel pada penelitian ini adalah akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Bulukerto, Wonogiri selama bulan Agustus 2021 – September 2022
8
dan memenuhi kriteria yaitu berjumlah33 orang .
1.1 Karakteristik Data
1.1.1 Karakteristik data berdasarkan usia
Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia menurut WHO, 2013
No Variabel Frekuensi Presentase
1 Usia
< 25 tahun 8 24%
25 - 35 tahun 15 46%
> 35 tahun 10 30%
Total 33 100%
1.1.2 Karakteristik data berdasarkan lama penggunaan
Aseptor KB suntik 3 bulan
1.2.Penelitian
Tabel 1. Hasil sampel pra suntik KB 3 bulan
No
Variable frekuensi presentase
No Variable frekuensi presentase
1 Lama pemakaian
< 12 bulan 2 6%
> 12 bulan 31 94%
Total 33 100%
9
1 BB sebelum KB suntik
Naik 0 0%
Tidak Naik 33 100%
Total 33 100%
Tabel 2. Hasil sampel post suntik KB 3 bulan
Tabel 7. Hasil sampel pra suntik KB 3 bulan
Tabel 3. Pengaruh KB SuntikBulaterhadap Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulukerto
No
Variable frekuensi presentase
1 Peningkatan BB setelah pemakaian
KB suntik
Naik 30 91%
Tidak Naik/Tetap 3 9%
Total 33 100%
Variabel No Berat Badan
sebelum sesudah
jumlah % jumlah %
1 Naik 0 0 30 91
2 Tidak Naik 33 100 3 9
total 33 100 33 100
10
PEMBAHASANPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden, mengetahui Pengaruh KB Suntik 3 Bulan terhadap Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulukerto.
Sampel pada penelitian ini adalah akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Bulukerto, Wonogiri selama bulan Agustus 2021 – September 2022 dan memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik sampel berdasarkan usia dalam penelitian ini pada Tabel 4.1 menunjukan bahwa didapatkan sampel pada penelitian ini responden dengan usia < 25 tahun sejumlah 8 orang atau 24%, 25-35 tahun sejumlah 15 orang atau 80% responden, dan > 35 tahun sejumlah 10 orang atau 30%. Menurut Veghari dkk (2010) Usia merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral dan menurut Tchernof dan Depres (2013) dijelaskan bahwa perubahan usia memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh seseorang. Pada usia 20- 30 tahun diketahui terjadi penurunan pada massa jaringan bebas lemak dan
peningkatan pada massa jaringan lemak.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penilitian ini mayoritas responden memiliki usia beresiko mengalami obesitas sentral.
Dan pada tabel 4.2 didapatkan sampel pada penelitian ini responden menggunakan Aseptor KB suntik 3 bulan
> 12 bulan yaitu sejumlah 31 orang atau 94% dan sisanya < 12 bulan yaitu sejumlah 2 orang atau 6%. Menurut Anggraini (2012), Efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena adanya kandungan hormon progesteron yang dapat meningkatkan nafsu makan bertambah apabila pemakaian dosis yang tinggi atau berlebihan karena dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan makan lebih banyak dari biasanya. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini yang menggunakan KB suntik 3 bulan mayoritas lebih dari 12 bulan yaitu sejumlah 31 orang atau 94%.
Pengguna KB suntik 3bulan
Kenaikan Berat Badan
Ʃ % ρ
Value Naik Tidak naik
F % F %
< 12 bulan 29 88 2 6 31 94
0,038
> 12 bulan 1 3 1 3 2 6
Jumlah 30 91 3 9 33 100
11
Pada penelitian pada tabel 4.5diperoleh hasil dari total 33 akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan yang mengalami kenaikan berat badan sejumlah 30 orang atau 91%
setelah suntik Aseptor KB 3 bulan. Dan sisanya 3 orang atau 9% tidak mengalami kenaikan berat badan. Hasil uji statistic chi-square p value 0,038 < 0,05. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Sri Untari (2017) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengguna kontrasepsi suntik DMPA dengan kejadian peningkatan berat badan pada akseptor KB. Sama halnya juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Eristia Septiyani, dkk (2019) yang menunjukan bahwa lama pemakaian KB suntik 3 bulan DMPA berpengaruh terhadap berat badan pada akseptor. Penambahan berat badan yang terjadi merupakan efek samping pada kontrasepsi suntik, efek samping ini merupakan penyesuaian tubuh terhadap perubahan hormon sehingga
kemungkinan penambahan berat badan yang terjadi tidak berlangsung lama (Wijayanegara, 2017).
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa responden yang menggunakan KB suntik 3 bulan mengalami kenaikan berat badan lebih banyak dibandingkan responden yang tidak mengalami kenaikan berat badan rata – rata 1-6 kg dalam waktu 12 bulan seperti dijelaskan oleh Mustopa, (2019) yaitu peningkatan berat badan adalah hal yang paling sering dikeluhkan oleh akseptor KB hormonal yang umumnya berat badan naik 1 – 5 kg, ini disebabkan karena hormon yang terkandung dalam kontrasepsi suntik DMPA yaitu hormon progesteron.
Hormon progesteron ini dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu makan dan mempermudah terjadinya perubahan karbohidrat.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulukerto tentang pengaruh KB Suntik 3 Bulan terhadap
Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulukerto, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Adanya pengaruh KB suntik 3 bulan terhadap peningkatan berat badan di wilayah kerja Puskesmas
12
Bulukerto dengan hasil p-value 0.038 < 0.05.
2. Dari 33 Aseptor KB aktif dapat dilihat bahwa dari hasil penelitian aseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik >12 bulan adalah 31 orang atau 94% dan yang kurang dari 3 bulan adalah 2 orang atau 6%.
3. Dari 33 sample yang menggunakan KB suntik 3 bulan sample yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 30 orang atau 91 %. Dan yang tidak mengalami kenaikan berat badan sebanyak 3 orang atau 9%.
DAFTAR PUSTAKA