• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektifitas pendidikan agama islam dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "efektifitas pendidikan agama islam dalam"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Hasil pendidikan agama Islam yang berkualitas akan menjadikan peserta didik mempunyai akhlak yang baik dan memberikan ilmu agama yang lengkap dan sempurna. Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan Kualitas Moral Siswa”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Pengertian Efektifitas Pendidikan Agama Islam

14 Muhaimin, Suti'ah, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung, PT Teen Rosdakarya, 2004), hal. Pendidikan agama Islam, sebagai bagian dari pendidikan dan sebagai mata pelajaran, tentu mempunyai tujuan.

Pengembangan Kualitas akhlak 1. Pengertian Akhlak

20 Kureish Shihab, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i Terhadap Berbagai Masalah Umat, (Bandung, PT Mizan Pustaka, 2003), hal. Bachtiar Afandie sebagaimana dikutip Isngadi menyatakan bahwa “moralitas adalah ukuran seluruh perbuatan manusia untuk membedakan yang baik dan yang buruk, benar dan salah, halal dan haram.” Sementara itu, Akhyak dalam bukunya Meretas Pendidikan Islam Berbasis Etika mengatakan bahwa “akhlak adalah suatu sistem perilaku sehari-hari yang tercermin dalam perkataan, sikap dan tindakan”24. Muhammad Athya misalnya, mengatakan pendidikan karakter dan akhlak merupakan jiwa dan tujuan pendidikan Islam.

Lebih lanjut ada juga yang mengatakan bahwa akhlak merupakan hasil pendidikan, latihan, pembinaan, perjuangan yang keras dan sungguh-sungguh. Al-Qur'an dan hadis merupakan landasan pendidikan akhlak karena keduanya merupakan sistem akhlak yang berdasarkan ajaran Islam. Al-Qur'an mengajarkan umatnya untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk karena Al-Qur'an adalah kalam Allah yang harus diyakini kebenarannya secara mutlak, sedangkan hadis merupakan cerminan akhlak yang mati baik berupa perbuatan maupun perkataan.

Agar Allah selalu memberikan tuntunan dan petunjuk taufik, maka manusia diberikan petunjuk berupa Al-Quran dan Hadits agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankannya.

Lokasi dan Objek Penelitian

Fokus dan Deskripsi Fokus Penenlitian

Definisi Operasional Variabel

Pendidikan agama Islam merupakan upaya untuk menanamkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh masyarakat dalam kehidupannya sesuai dengan amalan dan keyakinan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pendidikan agama Islam juga dapat diartikan sebagai upaya sadar untuk mempersiapkan peserta didik agar mengimani, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kenyataan, bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan, agar memperhatikan keharusan menghormati orang lain. agama dalam hubungan. antar umat beragama dalam masyarakat demi terwujudnya persatuan nasional. Pengembangan dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga pendidikan yang memberikan materi tentang akidah Islam kepada masyarakat yang ingin mempelajari lebih dalam tentang akidah Islam, baik dari segi materi akademik maupun dari segi amalan yang dapat dilakukan. setiap hari.

Pelajar adalah sebutan yang diberikan kepada pelajar pada pendidikan pemuda dan pendidikan menengah atas. Peserta didik merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang kemudian diolah dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Sumber Data

Instrumen Penelitian

Wawancara adalah suatu proses interaksi antara responden dan pewawancara untuk memperoleh informasi atau informasi dengan cara bertemu langsung secara tatap muka dan melakukan percakapan lisan yang didalamnya diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai data informasi yang diperlukan. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data melalui hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, agenda dan sebagainya.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data melalui tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. 8 Wawancara ini dilakukan secara mendalam, karena bertujuan untuk mengumpulkan pengalaman informan mengenai suatu topik tertentu untuk menemukan atau situasi tertentu yang sedang dipelajari. Sejalan dengan pandangan tersebut, peneliti menggunakan metode dokumentasi sebagai alat pengumpulan data dari sumber bahan tertulis yang terdiri dari dokumen resmi, misalnya data guru dan siswa, sejarah sekolah, dan dokumen tidak resmi, misalnya peneliti memotret kegiatan yang terjadi di sekolah pada saat itu. peneliti yang melakukan penelitian, atau bahkan dokumen di luar sekolah yang membicarakan kondisi di sekolah tempat penulis melakukan penelitian.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data interaktif (model interaktif) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketika Anda selesai coding, sering kali muncul masalah yang menghalangi hal lain, sehingga Anda perlu membuat catatan dan memo yang reflektif. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa kalimat dan kata-kata yang berkaitan dengan fokus penelitian, sehingga data yang disajikan merupakan rangkuman informasi yang disusun secara sistematis sehingga memberikan kemungkinan untuk ditariknya kesimpulan.

Apabila kegiatan analisis data yang sedang berlangsung telah selesai baik di lapangan maupun setelah selesai di lapangan, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Untuk mencapai kesimpulan tersebut tentu saja didasarkan pada hasil analisis data, baik dari catatan lapangan, observasi, dokumentasi dan hal-hal lain yang diperoleh pada saat kegiatan dilakukan di lapangan. Merujuk pada pendapat Miles dan Huberman, penelitian ini dilakukan secara interaktif dan terjadi terus menerus sehingga data mencapai titik jenuh.

Proses penelitian ini berbentuk siklus yang meliputi pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan inferensi/verifikasi.

Keadaan Lokasi Dan Objek Penelitian 1. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Takalar

  • Data Kepala Sekolah di periode 2012-2018
  • Profil Sekolah
  • Daftar Tenaga Pendidik SMA Negeri 3 Takalar
  • Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Takalar

Terciptanya manusia yang berakhlak mulia, berbudaya, unggul dan berprestasi, serta berdaya saing dalam dunia global.

Tabel : 1.3 Gambaran fasilitas sekolah
Tabel : 1.3 Gambaran fasilitas sekolah

Efektifitas Pendidikan Agama Islam Dalam Pengembangan Kualitas Akhlak Siswa SMA Negeri 3 Takalar

Guru pendidikan agama Islam mempunyai kepribadian yang baik, mereka telah mampu menjadi teladan yang baik yang akan ditiru oleh semua siswa.” 4. Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pendidikan agama Islam mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. pendidikan khususnya di SMA Negeri 3 Takalar karena merupakan pelajaran yang mengajarkan siswa untuk berperilaku baik sesuai dengan ajaran agama islam, dalam hal ini tidak lepas dari duru itu sendiri, gutu harus mempunyai kemampuan atau kompetensi kepribadian yang baik untuk mengendalikan perilaku peserta didik menuju terbentuknya akhlak yang baik.

Selain itu guru PAI juga mempunyai sifat disiplin sehingga dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya, misalnya beriman yang artinya membenarkan dengan hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan perbuatan (perbuatan). bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu taqwa berasal dari bahasa arab yang artinya kehati-hatian, rasa takut atau malu dalam melakukan perbuatan yang dilarang oleh Tuhan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Untuk memiliki keterampilan, agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif, seorang guru harus mempunyai keterampilan tersendiri, misalnya belajar keterampilan mengajar dalam hal ini. Untuk memiliki kesehatan jiwa, seorang guru harus sehat jasmani. dan sehat jiwa sehingga dapat berperan sebagai guru yang bijaksana dan mendalam. Guru yang mandiri mampu mengembangkan kreativitas dalam menyusun desain pembelajarannya, dan guru yang mandiri pada dasarnya mampu tampil dalam segala cuaca, mampu mengambil sikap dalam situasi kritis apa pun. Untuk mempunyai tanggung jawab, tanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk memenuhi suatu kewajiban yang menjadi haknya dorongan dari dalam diri sendiri, biasa disebut juga dengan panggilan jiwa, mempunyai rasa kebangsaan Rasa kebangsaan adalah suatu perasaan, keinginan atau kesadaran yang sudah sewajarnya tertanam dalam diri seseorang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kendala yang dihadapi guru pendidikan agama Islam dalam pengembangan kualitas moral siswa SMA Negeri 3.

Kendala - Kendala yang Dihadapi Oleh Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pengembangan Kualitas Akhlak Siswa SMA Negeri 3

Namun ada juga sebagian siswa yang perilakunya kurang baik, terutama siswa laki-laki, seperti siswa yang selalu menindas temannya, membolos, bahkan berani melanggar peraturan dilarang merokok di sekolah. Dan siswa seperti inilah yang memerlukan waktu untuk mengubah kepribadiannya agar mempunyai akhlak yang baik. Ya, permasalahannya adalah dari segi waktu, dimana mata pelajaran pendidikan agama Islam hanya mendapat waktu 2 jam, dengan waktu yang singkat itu kita memberikan kegiatan waktu luang kepada siswa.” 5.

Tentu saja ada kendala yang harus kita hadapi, karena tidak mudah menjadikan siswa memahami ajaran Islam, karena semua siswa mempunyai kepribadian yang berbeda-beda.” 6. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kualitas moral siswa pada SMA Negeri 3 Takalar bukanlah hal yang mudah karena setiap siswa mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, jika siswa pandai menyaring atau memilih suatu hal maka siswa tersebut tidak akan terpengaruh dan mudah memperbaiki keadaan, begitu pula sebaliknya jika siswa tersebut kurang pandai menyaring hal-hal yang tidak boleh dilakukan, siswa akan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif, baik dari lingkungan sekolah maupun dari lingkungan luar sekolah.

Oleh karena itu, seorang guru pendidikan agama Islam hendaknya lebih tegas dalam membina dan menanamkan nilai-nilai agama pada diri siswanya sehingga timbul kesadaran untuk menjadi pribadi yang baik.

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Kualitas Akhlak Siswa SMA Negeri 3 Takalar

Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam hal ini guru pendidikan agama Islam untuk mengembangkan kualitas moral siswa di SMA Negeri 3 Takalar harus mempunyai kemampuan yang terintegrasi agar mampu menghadapi permasalahan secara wajar dan sehat. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Andi Sukardi S.Pd.I selaku Guru Agama Islam SMA Negeri 3 Takalar det. Selain guru pendidikan agama Islam yang mempunyai pengaruh besar dalam penanaman nilai-nilai Islam pada jiwa siswa, guru bimbingan dan konseling juga mempunyai peranan penting dimana mereka harus bekerjasama dengan guru-guru lainnya untuk menyatukan jiwa-jiwa yang berbeda agar menjadi satu visi dan misi dengan aturan-aturan yang ditetapkan.dibuat dan ditetapkan di sekolah karena perbedaan jiwa manusia cukup menyulitkan seorang guru BK.

Hubungan antara guru pendidikan agama islam dengan guru bk sangat erat karena guru pendidikan agama islam saja tidak bisa membuat siswa berakhlak baik dengan bekerja sendirian karena setiap siswa. Jadi kesimpulannya upaya yang dilakukan Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan kualitas akhlak siswa adalah dengan memilih metode yang tepat sesuai dengan karakter siswa kemudian bekerja sama dengan Guru Bimbingan dan Bimbingan yang bertugas memberikan sanksi kepada siswa, yang telah masalah. sehingga terdapat efek jera pada siswa agar tidak mengulangi kesalahan lagi dan lebih disiplin. Selain guru pendidikan agama Islam, guru bimbingan dan bimbingan juga berperan dalam membimbing dan memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan.

Namun dalam hal ini guru pendidikan agama Islam memegang peranan paling penting dalam mengembangkan kualitas akhlak peserta didiknya menjadi lebih baik.

Kesimpulan

Saran

Mulyana Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung, PT Teen Rosdakarya, 2003. Suti'ah, Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung, PT Teen Rosdakarya , 2004 Shihab Quraish, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'I Terhadap Berbagai Masalah Umat, Bandung, PT Mizan Pustaka, 2003.

Penulis memulai pendidikan formalnya pada tahun 2002 di SD Inpres Bontorita dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Polong Bangkeng Utara dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis juga melanjutkan pendidikan di tingkat universitas. . di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam.

Berkat rahmat Allah Subhana wa Ta’ala, penulis dapat menyelesaikan studinya di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Efektifitas Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kualitas Akhlak Siswa di SMA Negeri 3 TAKALAR".

Gambar 1. Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam kelas X
Gambar 1. Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam kelas X

Gambar

Tabel 1.1 Gambaran Data Kepala Sekola SMA Negeri 3 Takalar
Tabel : 1.3 Gambaran fasilitas sekolah
Gambar 1. Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam kelas X
Gambar 2. Wawancara dengan siswa kelas XII
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu guru Pendidikan Agama Islam juga memiliki tugas yang tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran melainkan, sebagai guru Pendidikan Agama Islam