• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Konseling Kelompok Terhadap Kejenuhan Belajar Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Efektivitas Konseling Kelompok Terhadap Kejenuhan Belajar Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Sumatera Utara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Konseling Kelompok Terhadap Kejenuhan Belajar Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Sumatera Utara

Muhammad Putra Dinata Saragi1, Muhammad Fadhil2, Nurul Hidayah3, Suwan Pradona4 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Co-Author: muhammadfadhil1311@gmail.com/085761481581

Info Artikel

Masuk : 09/11/2022

Revisi : 01/12/2022

Diterima : 22/01/2023 Alamat Jurnal

 https://ojs.uniska- bjm.ac.id/index.php/A N-NUR/index

Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia disseminated below https://creativecommons.

org/licenses/by/4.0/

Abstract: Saturation of learning is something that must be felt by students.

Students often experience the name saturation in learning. This problem needs to be overcome so that students are not lazy in achieving what they have aspired to. This type of research uses a type of qualitative research which This study aims: (1) To find out whether by conducting group counseling can overcome student problems in dealing with learning boredom. (2) To find out how effective the results are after students conduct group counseling. The subjects of this study were students where the researcher collected eight students as samples to carry out the group counseling process about boredom in learning. This research method uses qualitative methods. Data collection techniques used are observation and interviews. The results and discussion are how to prevent students from getting bored in doing learning by using group counseling services as a solution. Group counseling activities are able to provide the right choices and results to anticipate and prevent learning saturation for these students.

Keywords: Group Counseling;Learning Saturation;Student

(2)

PENDAHULUAN

Belajar ialah salah satu aktivitas fisik maupun jasmani yang berbentuk perubahan atau pertumbuhan pribadi seorang individu, yang diekspresikan dalam cara berperilaku baru, dengan latihan dan pengalaman sebagai hasil dari interaksi individu serta lingkungannya.

Dalam proses belajar pada setiap individu tidak selalu dapat berjalan secara mulus.

Terkadang berjalan secara baik, namun sering juga terjadi hambatan atau tidak berjalannya secara baik proses belajar seorang individu tersebut. Seseorang dapat memahami apa yang ia pelajari secara cepat maupun lambat. Seorang individu juga kerap kali menghadapi masalah dalam proses belajar seperti kejenuhan belajar. (Conilie, 2020)

R. Gagne berpendapat bahwa belajar ialah sebuah proses di mana seseorang mengubah perilakunya sebagai hasil dari yang dialami. Belajar dan mengajar ialah dua istilah sangat melekat. Dua konsep tersebut diintegrasikan ke sebuah kegiatan dimana ada sosialisasi antar guru dan murid serta antara murid dan murid selama pembelajaran.(Sinaga, 2018)

Secara umum kejenuhan memiliki arti berupa penuh atau padat, maka dari itu tidak dapat memuat apapun kedalamnya. Syah (2015) mengatakan jenuh ialah bosan atau jemu dimana pemikiran seseorang tidak mampu berinteraksi dengan baik dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dalam memahami informasi baru dan pengalaman yang baru. Reber (2015) mengungkapkan kejenuhan belajar merupakan jarak antara waktu yang digunakan dalam memperoleh ilmu namun tidak memberikan sebuah hasil. Seorang individu atau siswa dapat merasakan tidak adanya kemajuan dalam belajar apabila ia mengalami kejenuhan belajar.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kejenuhan belajar ialah kondisi seorang individu atau siswa dimana ia merasa lelah secara emosional dan fisik sebab seorang siswa memiliki banyak tekanan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan belajar sehingga seorang siswa tersebut tidak memiliki semangat atau gairah dalam melakukan aktivitas belajar.

Kejenuhan belajar terdapat beberapa faktor yang sangat mempengaruhi. Chaplin (dalam syah, 2015) mengatakan faktor pada kejenuhan belajar ada dua yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor kejenuhan belajar dari luar seorang siswa ialah saat seorang siswa merasa berada pada sebuah situasi kompetitif yang ketat dan mendapatkan tekanan pada kinerja intelektualnya. Sedangkan faktor dari dalam pada diri seorang siswa ialah saat seorang siswa merasa lelah dan bosan. Kelelahan yang dialami oleh seorang individu atau siswa dapat menyebabkan seorang siswa tersebut mengalami kebosanan, kehilangan motivasi belajar serta malas dalam memproses pelajaran.(Ridha Yana Magrur, 2020)

Menurut Schaufeli & Enzmann (2016) kejenuhan belajar memiliki indikator sebagai berikut :(1) Kelelahan fisik, dalam kelelahan fisik biasanya memiliki gejala seperti pusing, gangguan tidur, mual, penurunan berat badan, gelisah, kelelahan fisik, kelemahan tubuh, dan lain sebagainya. (2) kelelahan emosi, dalam kelelahan emosi memiliki gejala seperti rasa sedih depresi, kelelahan emosional, kecemasan dan mengalami ketakutan berlebihan yang tidak didasari oleh apapun. (3) kehilangan motivasi, dalam kehilangan motivasi biasanya memiliki gejala hilangnya semangat, kebosanan, kehilangan idealisme dan kecewa (4) kelelahan kognitif dalam kelelahan kognitif memiliki gejala seperti hilangnya harapan dan makna dalam hidup, ketidakberdayaan, ketakutan pada dirinya menjadi "gila", munculnya ide untuk bunuh diri. Dengan demikian, kejenuhan belajar dapat dijadikan sebagai topik utama

(3)

dan suatu permasalahn yang timbul dari seorang mahasiswa (klien) dalam konseling kelompok.

Konseling kelompok ialah suatu upaya dalam membantu untuk memiliki sifat perkembangan dan pencegahan suatu kemampuan individu sebagai suatu pemecahan sebuah masalah secara berkelompok dan secara bersama-sama yang dibawa konselor kepada individu (klien). Kurnanto (2013), mengemukakan bahwasanya konseling kelompok ialah suatu proses konseling yang di mana terdiri dari 4 sampai 8 klien yang akan bertemu dengan 1 atau 2 orang konselor. Dari penjelasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa konseling kelompok juga dapat membahas lebih dari satu masalah seperti, kemampuan untuk membangun sebuah hubungan serta komunikasi yang baik. Perkembangan suatu harga diri, dengan keterampilan dalam mengatasi sebuah permasalahan. Berdasarkan beberapa pengertian yang diuraikan di atas dapat diketahui bahwasanya sebuah konseling kelompok ialah suatu upaya bantuan yang akan diberikan oleh ketenaga ahlian untuk memanfaatkan dinamika kelompok agar dapat membantu siswa dalam menghadapi serta menyelesaikan masalah hidup yang sedang ia hadapi. Adapun tujuan dari pelaksanaan konseling kelompok ialah agar dapat mengembangkan berbagai keterampilan keterampilan yang di mana pada akhirnya meningkatkan kepercayaan diri serta kepercayaan pada antar individu.

Menurut KBBI mahasiswa memiliki arti yaitu seseorang yang sedang melakukan belajar pada perguruan tinggi atau lebih dikenal dengan universitas, institut, dan lain sebagainya. Menurut Salim (dalam Wariyah, 2014) mahasiswa ialah seseorang individu yang sedang menjalani pendidikan pada sebuah instansi perguruan tinggi. Sedangkan menurut Susantoro (dalam Wariah, 2014) yang mengatakan bahwa sosok seorang mahasiswa memiliki kekentalan dengan nuansa kedinamisan dan mahasiswa juga memiliki sikap keilmuan yang apabila ia melihat sesuatu berlandaskan kenyataan sistematis, objektif dan rasional. Budiman (dalam Wariyah, 2014) mengatakan mahasiswa ialah seorang individu yang sedang melakukan pembelajaran pada tingkat universitas atau perguruan tinggi untuk memperoleh jati dirinya dalam suatu keahlian pada tingkat sarjana.

Mahasiswa sendiri mempunyai peranan yang cukup penting untuk mewujudkan atau menggapai sebuah cita-cita pada pembangunan nasional, sedang pada perguruan tinggi merupakan iyalah sebuah lembaga pendidikan yang secara formal memiliki rasa tanggung jawab dan tugas dalam mempersiapkan seorang mahasiswa yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang tinggi. (Wariyah, 2014)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki arti yaitu seseorang individu yang sedang melakukan belajar pada sebuah instansi pendidikan tinggi baik Universitas institut dan akademik lainnya.

Kejenuhan belajar dapat dialami oleh siapapun yang melakukan proses belajar.

Terdapat beberapa fenomena tentang kejenuhan belajar yang diuraikan sebagai berikut.

Menurut prihartono (dalam Mubarok, 2018) mengungkapkan tentang siswa yang harus ekstra keras dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional. Selama ini para siswa para peserta didik telah dipersiapkan dengan tambahan les atau bimbel pada sekolah maupun di luar sekolah, siang hari maupun malam hari. Hal tersebut membuat para siswa merasa terbebani dan jenuh dengan keadaan yang mereka alami.(Mubarok, 2018)

Kejenuhan belajar juga dapat dialami oleh mahasiswa seperti mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Hal ini tersebut diungkapkan oleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya pada prodi Bimbingan Penyuluhan Islam saat kami melakukan

(4)

wawancara. Mereka jenuh harus melakukan pembelajaran Hibrid dimana ada mata kuliah yang dilakukan secara daring maupun luring. Mahasiswa sering merasakan lelah karna harus membagi waktu jam kuliah yang di laksanakan secara tatap muka (luring) sedangkan ada matakuliah yang harus dilaksanan memalalui via zoom dan dalam jaringan (daring). Selain itu dari segi biaya mahasiswa juga lebih banyak mengeluarkan biaya. Mahasiswa mengeluarkan biaya untuk membeli paket internet dan ongkos transportasi untuk menuju kampu.

Dalam artikel (Hamzah, Yuwono et al., 2017) kejenuhan belajar yang dialami mahasiswa sebelum pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik relaksasi religius. Dari hasil pre test dapat diperoleh mahasiswa dengan kategori kejenuhan belajar yang sangat tinggi ada 18 orang yang menjadi subjek dalam penelitian tersebut, dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa kejenuhan belajar mahasiswa sangat tinggi. Kejenuhan belajar yang dialami mahasiswa sesudah pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik relaksasi religius. Kejenuhan belajar yang dialami mahasiswa sesudah pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik relaksasi religius terjadi penurunan. Akhirnya, konseling kelompok dengan teknik relaksasi religius efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar mahasiswa.

Konseling kelompok dinilai tepat dalam mengatasi kejenuhan belajar, dimana konseling kelompok merupakan layanan yang diberikan agar suatu masalah dapat terselesaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari sebuah kelompok mahasiswa yang mnegalami kejenuhan belajar. Dari fenomena yang dijabarkan secara singkat di atas maka adapun tujuan dalam penelitian ini adalah melihat keefektifan konseling kelompok dalam mengatasi kejenuhan belajar yang dialami oleh sejumlah mahasiswa, terutama pada mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Terdapat 8 orang subjek yang telah kami wawancarai dan memiliki masalah kejenuhan belajar. Maka dari itu kami jadikan dalam sebuah kelompok agar dalam melakukan penelitian dengan mudah.

METODE

Penelitian yang kami lakukan ialah menggunakan model penelitian kualitatif. Sugiyono (2016) mengatakan bahwa metode dengan penelitian kualitatif ialah sebuah penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian pada objek yang alamiah dimana peneliti merupakan sebagai instrumen kunci, teknik dalam mengumpulkan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dibandingkan generalisasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi dan wawancara. Hasil serta pembahasan ialah bagaimana cara agar mahasiswa tidak jenuh dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan layanan konseling kelompok sebagai solusi.(Sugiyono, 2016)

Penelitian ini kami laksanakan pada bulan Oktober hingga November 2022 bertempat pada Universitas Islam Negeri Islam Sumatera Utara yang beralamat di Jl. William Iskandar muda, kota Medan, Sumatera Utara. Subjek penelitian tersebut ialah mahasiswa prodi Bimbingan Penyuluhan Islam berjumlah 8 orang mahasiswa. Yang dimana kami para peneliti mengamati dengan melakukan observasi bagaimana 8 mahasiswa ini dalam menghadapi tugas yang telah diberikan selama 1 bulan untuk mengobservasi para mahasiswa tersebut.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami mendapati hasil sebagai berikut.

No Pertanyaan Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju

1. Saya merasa gagal dalam belajar 12,5% 12,5% 75%

2. Saya mudah kehilangan kendali diri dalam belajar

50% 25% 25%

3. Saya mengalami ketakutan berlebihan dalam belajar

25% 37,5% 37,5%

4. Saya merasa letih dan lelah sesudah belajar 75% 12,5% 12,5%

5. Saya enggan membantu dalam kegiatan belajar 0% 25% 75%

6. Saya merasa kehilangan makna dan harapan dalam belajar

0% 62,5% 37,5%

7. Saya kehilangan gairah dan kekuatan untuk belajar

12,5% 37,5% 50%

8. Saya kesulitan konsentrasi dan mudah lupa dalam belajar

50% 37,5% 12,5%

9. Saya mudah menyerah dalam belajar 12,5% 62,5% 25%

10. Saya terbebani dengan tugas kuliah 50% 37,5% 12,5%

11. Saya merasa kehilangan minat belajar 25% 37,5% 37,5%

12. Saya kurang tertarik pada metode belajar yang monoton

100% 0% 0%

13. Saya mengundur-undur waktu mengerjakan tugas

62,5% 25% 12,5%

14. Saya merasa bosan saat belajar 50% 37,5% 12,5%

15. Saya diam saat tidak mengerti pelajaran 37,5% 25% 37,5%

Berdasarkan hasil observasi konseling kelompok yang kami lakukan pada mahasiswa prodi bimbingan penyuluhan islam UIN Sumatera Utara dengan cara mengumpulkan hasil kuesioner pada mahasiswa dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab kejenuhan belajar. Pertama, mahasiswa mudah kehilangan kendali diri dalam belajar. Dalam hal ini mahasiswa sering kali tidak fokus dalam mengikuti pelajaran seperti melamun, overthiking, stress, serta kondisi fisik yang kurang baik (sakit). Kedua, mahasiswa merasa lelah dan letih setelah melakukan proses belajar. Hal ini bisa disebabkan sebagian mahasiswa memiliki jam tidur yang kurang cukup sehingga menyebabkan tubuh mudah lelah.

Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner dan observasi yang kami lakukan. Ketiga, mahasiswa mudah lupa dan sulit konsentrasi dalam belajar. Keempat, sebagian mahasiswa merasa terbebani oleh tugas kuliah yang terlalu banyak. Kelima, mahasiswa kurang tertarik dengan metode pembelajaran yang monoton. Keenam, mahasiswa sering diam ketika tidak mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh dosen.

Adapun upaya atau strategi dalam mengatasi kejenuhan belajar ini ialah konseling kelompok. Natawidjaja mengatakan konseling kelompok yakni upaya dorongan yang diberikan kepada seorang dalam atmosfer kelompok yang bermanfaat buat pengobatan serta penangkalan, dan ditunjukan pada kemudahan dalam rangka perkembangan serta perkembangannya. Dengan begitu mahasiswa hendak merasa aman serta tidak ragu dalam

(6)

menggambarkan kasus yang dia rasakan, konselor juga dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan klien tersebut. Peran konseling kelompok sangat perlu dilakukan untuk mahasiswa dalam mengatasi kejenuhan belajar. (Ema Sukmawati, Martin, 2020)

Kejenuhan belajar ialah suatu kondisi psikologis seseorang (individu) yang merupakan kebosanan serta kelelahan yang sangat berlebihan , sehingga dapat mengakibatkan kurangnya semangat dalam diri untuk melakukan kegiatan pembelajaran tersebut. Kejenuhan yang dialami siswa maupun mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa dan mahasiswa akan merasa bahwa usaha serta waktu yang mereka luangkan dalam proses pebelajaran itu hanya sia-sia dan tidak ada artinya bagi mereka. Begitu banyaknya tugas- tugas yang semakin membuat mereka semakin jenuh serta sering mengabaikan tugas-tugas tersebut.(Aris Gumilar, Ikhfi Imaniyah, 2022)

Secara umum kejenuhan belajar ialah rasa yang sering datang pada seorang individu terutama pada peserta didik. Kejenuhan bukan hal yang biasa lagi bagi peserta didik hal ini kerap sekali membuat peserta didik jenuh akan pelajaran. Kejenuhan ini dapat membuat peserta didik tidak mudah untuk menerima pelajaran maupun materi yang diberikan oleh guru secara baik. Banyak peserta didik yang mengalami kejenuhan dan sangat sulit untuk berkonsentrasi terhadap apa yang disampaikan oleh guru kepadanya. Menurut Dewi &

Yoseph mengatakan kalau kejenuhan belajar yakni dimana sesuatu keadaan mental seorang yang dikala hadapi rasa bosan serta letih yang sangat sehingga bisa menyebabkan munculnya rasa yang sangat tidak bergairah buat melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Rafiqa ia mengatakan bahwasannya kejenuhan itu ialah merupakan sindrom psikologis yang ditandai dengan kelelahan, sinisme dan ketidakberhasilan.(Putri Hania, Aiman Faiz, 2021)

Menurut pendapat Al-Qawiy (2014) menyebutkan bahwa kejenuhan ialah suatu tekanan yang sangat mendalam hingga sampai ke titik tertentu. Siapa saja yang merasa jenuh, ia akan berusaha sekuat mngkin agar dirinya terlepas dari tekanan itu.(Al-Qawiy, 2014)

Jenuh ialah sebuah proses yang bertingkat dapat merusak fisik, emosi serta psikis, dapat juga disebabkan oleh stresor (penyebab stres) dimana berpotensial dari dalam diri bahkan dari pihak luar diri. Jenuh permasalahan kehidupan, dimana kadar kejenuhan yang sangat melebihi batas kewajaran. Dan tidak terdapat jalan lain yang harus ditempuh, cara lain mengatasi kejenuhan dengan sebaik-baiknya. Untuk tujuan tersebut membutuhkan pemahaman sebab timbulnya kejenuhan belajar tersebut. Menurau Al-Qawiy (2014) Agar dapat memahami terjadinya dan akan memperoleh beberapa dampak positif timbulnya kejenuhan antara lain :

1. Seorang individu memiliki pengetahuan agar dapat memahami bagaimana gejala- gejala yang akan terjadi di dalam kehidupan.

2. Dapat menghindari kejenuhan yang bersifat merugikan

3. Individu juga dapat menyusun strategi-strategi yang tepat agar dapat mengatasi kejenuhan-kejenuhan itu ketika datang.

4. Seorang individu dpat memiliki sikap yang lebih bijaksana.

Al-Qawiy (2014) mengatakan terdapat sebab yang menimbulkan kejenuhan diantaranya ialah :

a. Kesibukan yang monoton, Monoton ialah suatu sebab kebosanan untuk melakukan hal yang secara berulang kali tanpa adanya perubahan yang akan membuat jenuh.

(7)

Akibat yang paling sering timbul dari rasa jenuh itu ialah seseorang mengerjakan sesuatu dengan cara berulang-ulang, suatu proses yang sama, suasana yang sama, dalam waktu yang cukup dekat pula.

b. Prestasi mandeg (terhambat), Kemandengan ialah pemicu bagi kejenuhan prestasi pada siswa, siswa yang senantiasa terus menerus untuk belajar dengan bersunguh- sungguh dan konsisten dan tidak kenal lelah serta pantang menyerah. Namun dengan lamanya siswa tersebut pembelajaran tidak mengalami suatu perubahan yang sebagaimana ia inginkan. Dengan kondisi seperti inilah yang sangat berpotensi menumbuhkan kejenuhan, serta rasa prustasi.

c. Lemah minat (ketertariakan), Jenuh dalam pembelajaran juga muncul ketika seseorang yang sangat menekuni yang tidak ia idam-idamkan. Begitupula pada siswa yang sejak awal ia memang benar-benar tidak menyukai bahkan ia tidak minat sama sekali dalam mata pelajaran itu ia akan selalu dan terus-terusan merasa jenuh dan bosan.

d. Penolakan nurani, Yang dimana tetap bahkan berada di dalam lingkungan tidak sesuai dengan hati nurani. Dapat terjadi pada seorang siswa jikalau tempat ia bersekolah itu adalah pilihan orangtuanya namun tidk sesuai dengan kemauannya maka ia akan mudah merasa jenuh serta malas untuk pergi ke sekolah.

e. Kegagalan beruntun, Yang dimana kegagalan beruntun tersebut bisa menyebabkan kejenuhan bila seseorang siswa yang sudah hadapi kegagalan dalam mencapai prestasi di sekolahnya dalam makna ia telah serius buat belajar dan berupaya hendak namun dia senantiasa hadapi kegagalan ditentukan siswa tersebut hendak hadapi kejenuhan yang sangat mendalam.

f. Penghargaan nihil, Karena yang menyebabkan kejenuhan yakni penghargaan yang sangat kecil terhadap prestasi dan pengorbanan yang sudah dicoba. Di dalam dunia pendidikan, betapa banyak yang sudah dapat disaksikan kalau pelajar- pelajar yang kecewa terhadap gurunya apalagi lembaga penyelenggaraan pembelajaran tersebut.

g. Ketegangan panjang, Yang menyebabkan kejenuhan berikutnya yakni ketegangan yang berkelanjutan di dalam hidup yang kadangkala butuh supaya kehidupan ini tidak sangat terasa monoton. Hendak namun ketegangan yang kelewatan serta selalu hendak memunculkan kejenuhan yang sanagat besar.

h. Perlakuan buruk, Pemicu yang sangat sering memunculkan kejenuhan yakni perlakuan kurang baik. Karena perihal ini dapat saja terjalin pada siswa yang memperoleh eprlakuan kurang baik dari gurunya sendiri yang mengampu di salah satu bidang riset serta pasti hendak menyebabkan kejenuhan pada siswa tersebut.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kejenuhan itu ialah suatu rasa bosan yang disebabkna oleh kelelahan fisik yang menghampiri seorang individu dan mengakibatkan individu ini terjebak dalam sikap yang sangat malas sehingga ia sulit konsentrasi dalam proses pembelajaran yang sedang ia lakukan.

Seperti halnya dengan konseling lain, konseling ini tidak hanya bermanfaat untuk menyelesaikan tugas-tugas para siswa saja melainkan mahasiswa juga termasuk didalamnya.

Siswa harus terampil dalam menuntaskan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya, karena tugas merupakan salah satu cara agar yang diberikan oleh guru agar siswa bertanggung jawab pada dirinya untuk mengelola waktu yang ia miliki. Menurut Elfi dan Irsyad, layanan

(8)

konseling memiliki fungsi dalam meningkatkan motivasi belajar seorang siswa. Munculnya motivasi tersebut bisa saja dari lingkungan maupun orang terdekat.

Konseling kelompok bisa memberi seseorang atau konseli bermacam-macam pengalaman berkelompok yang diwaktu akan datang bisa membantu saat mereka ingin belajar secara efektif dan merasa puas terhadap tujuan yang dicapai atas bekerja sama dengan orang lain. Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari konseling kelompok terbentuknya keterampilan dalam mengendalikan diri, dapat berkomunikasi dengan baik, dan dapat lebih bertanggung jawab. Masalah yang diselesaikan dalam konseling kelompok biasanya masalah yang dialami oleh salah seorang dari peserta konseling.(Marjohan, 2016)

Layanan konseling kelompok memiliki manfaat untuk menyelesaikan tugas-tugas para siswa. Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru siswa harus terampil dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, tugas merupakan salah satu cara agar yang diberikan oleh guru agar siswa bertanggung jawab pada dirinya untuk mengelola waktu yang ia miliki.

Menurut Elfi dan Irsyad, layanan konseling memiliki fungsi dalam meningkatkan motivasi belajar seorang siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang akan diharapkan untuk berprestasi dalam pelajaran tersebut. Motivasi belajar tersebut bisa datang dari lingkungan sekitar maupun orang lain. dalam mengikuti pelajaran seorang siswa sangat membutuhkan motivasi yang cukup tinggi yang secara konstan.

Manfaat dalam layanan konseling kelompok yang akan diperoleh oleh siswa yaitu memiliki keterampilan dalam mengendalikan diri, dapat berkomunikasi dengan baik, dan dapat lebih bertanggung jawab. konseling kelompok biasanya membahas masalah pribadi para siswa yang biasanya dialami oleh diri siswa itu sendiri. Kejenuhan belajar merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh para siswa.(Marjohan, 2016)

Strategi konseling kelompok bisa digolongkan sebagai bantuan yang responsif dan berupaya untuk menyelesaikan permasalahan dari salah seorang konseli yang mengikuti konseling. Menurut Hasnida layanan konseling kelompok merupakan bantuan yang bersifat mengembangkan keterampilan diri dalam memecahkan masalah dengan oran lain dengan bekerja sama dan diarahkan oleh konselor sebagai ketua kelompok.

Setelah melakukan penelitian dapat dilihat perubahan sifat dan sikap pada anggota kelompok. Kelompok tersebut memiliki masalah yaitu kejenuhan belajar. Setelah dilakukannya konseling kelompok. Sifat dan sikap anggota kelompok berubah menjadi baik.

Hal tersebut dapat diartikan konseling kelompok merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi kejenuhan belajar seorang individu. Sebab konseling kelompok merupakan bantuan yang responsif unyuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada kelompok tersebut.

Dapat disimpulkan konseling kelompok bisa mengembangkan keterampilan peserta didik yang menjadi klien atau konseli tersebut ialah klien dapat mengubah prilaku yang menurut mereka itu salah serta mereka dapat memilih tindakan untuk menangani sebuah masalah, sehingga dapat direalisasikan dalam mengentaskan masalah klien dalam kehidupan sehari-hariseperti kejenuhan belajar.(Uni Nopriyani, Syahriman, 2021)

Dalam proses kegiatan konseling kelompok, biasanya terdiri dari beberapa tahap yang harus diperhatikan oleh seorang konselor, yang diantaranya:

a. Prakonseling. Biasanya disebut dengan tahap persiapan pembentukan kelompok.

Agar tahap iniefektif, konselor menanamkan harapan kepada klien untuk

(9)

bekerjasama hingga mencapai tujuan bersama. Konselor juga memberi pemahaman bahwa hal yang paling penting ialah berpartisipasinya semua klien dalam proses konseling kelompok yang dilakukan.

b. Tahap awal. Pembentukan struktur kelompok dimulai pada tahap awal. Tujuan dibentuknya struktur ialah memudahkan klien dalam mencerna dan memahami aturan yang telah disepakati dan klien ditegaskan kembali oleh konselor mengenai tujuan yang nantinya ingin dicapai dalam konseling. Karena untuk mengingatkan klien kembali tujuannya terlibat dalam proses konselng ini.

c. Tahap peralihan. Biasanya hal yang sering terjadi dalam tahap ini ialah ketidak seimbangan pada diri anggota kelompok. Disini konselor dianjurkan membuka permasalahan setiap klien serta mengetahui penyebab masalah tersebut. Nantinya jika klien terbuka satu dengan yang lain, pastinya dapat menimbulkan rasa cemas hingga terkadang didapati klien yang enggan membuka diri. Saat halituter jadi pemimpin kelompok (konselor) diharapkan dapat mengarahkan klien untuk merasa lebih releks dan usahakan merasa nyaman, boleh saja beranggapan klien yang lain sebagai keluarga.

d. Tahap kerja. Disebut juga tahap aktif atau kegiatan. Kegiatan ini berlangsung setelah konselor sebagai pemimpin kelompok mengetahui akar penyebab masalah klien, hingga dapat mempertimbangkan halu ntuk mengembangkan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Jadi, efektif atau tidaknya tahap ini ditentukan oleh keberhasilan tahap-tahap sebelumnya.

e. Tahap akhir. Disini setiap klien yang tergabung dalam kelompok bias memulai eksperimen terhadap tingkah laku baru atau versiter barunya mereka yang sudah dipelajari dan diterima dari proses konseling yang sudah dilakukan. Setiap klien harus memiliki feedbacknya, karena agar konselor dapat menilai dan menyimpulkan apakah tingkah laku klien sudah sesuai ataukah belum. Tahap ini sekaligus mengakhiri proses kegiatan, jika didapati ada masalah klien yang belum terselesaikan harus dientaskan sebisa mungkin.

f. Pasca konseling. Berakhirnya proses konseling, konselor hendaknya melakukan evaluasi sebagai menindak lanjuti daripada proses konseling sebelumnya. Evaluasi merupakan hal penting agar konselor mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi di proses konseling kelompok. Konselor bisa saja membuat new planning dan perbaikan yang sudah dilakukan sebelumnya. Semua ini dilakukan karena konseling kelompok diadakan untuk menghasilkan tujuan bersama.(Lubis, 2016)

PENUTUP

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya kejenuhan belajar ialah suatu kondisi emosional yang dialami oleh individu dalam melakukan proses pembelajaran, ketika merasa lelah dan bosan akibat seorang individu tersebut mendapatkan tekanan belajar sehingga ia tidak memiliki gairah atau ketertarikan dalam melakukan aktivitas belajar.

Konseling kelompok sangat efektif dalam mengatasi kejenuhan belajar pada mahasiswa prodi bimbingan penyuluhan islam UIN Sumatera Utara. Adapun tahapan dalam konseling kelompok ialah prakonseling, tahap permulaan, tahap peralihan, tahap kerja/kegiatan, tahap pengakhiran serta tahap pacsa konseling.

(10)

Saran kami sebagai penulis ialah dalam melakukan pelaksanaan konseling kelompok perlu ditingkatkan lagi agar kejenuhan belajar yang dialami oleh mahasiswa bisa teratasi.

Dengan begitu mahasiswa tidak perlu lagi merasa jenuh ataupun bosan dalam melakukan proses belajar. Dalam melakukan metode pembelajaran hendaknya para dosen menggunakan metode belajar yang menarik dan kreatif agar mahasiswa tidak jenuh dalam melakukan proses belajar.

REFERENSI

Al-Qawiy, A. A. (2014). Mengatasi Kejenuhan.

Aris Gumilar, Ikhfi Imaniyah, L. U. (2022). Analisis Strategi Guru Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Pada Pembelajaran Daring Siswa Kelas IV di SD Negeri Pasarkemis III. Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Dasar, 2(5).

Conilie, R. P. & M. (2020). Analisis Pembelajaran Daring Terhadap Kejenuhan Belajar Mahasiswa Tadris Biologi IAIN Jember di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1), 30–38.

Ema Sukmawati, Martin, S. (2020). Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Pada Siswa. Jurnal Pendidikan Sosial, 7(2).

Hamzah, Yuwono, D., Sugiharto, P., & Tadjri, I. (2017). Efektifitas Konseling Kelompok dengan Teknik Relaksasi Religius untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Mahasiswa.

6(1), 7–12.

Lubis, N. L. (2016). Konseling Kelompok. Kencana.

Marjohan, E. N. F. &. (2016). Manfaat Layanan Konseling Kelompok Dalam Menyelesaikan Masalah Pribadi Siswa. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(2).

Mubarok, M. I. (2018). Upaya Menurunkan Kejenuhan Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Games Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman.

Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4(3), 143–153.

Putri Hania, Aiman Faiz, D. Y. (2021). Upaya Guru Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik di Masa Pandemi. Jurnal Basicedu, 5(5), 3791–3798.

Ridha Yana Magrur, N. R. S. & D. P. (2020). Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Terhadap Kejenuhan Belajar Siswa. Jurnal Bening, 4(1), 117–124.

Sinaga, R. R. W. & M. R. (2018). Games Pak Pos Membawa Surat Pada Sintax Model Pembelajaran Tematik. Jurnal Raudhah, 06(01).

Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Uni Nopriyani, Syahriman, A. A. H. (2021). Pengaruh layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Self-Talk Terhadap Kejenuhan (Burnout) Belajar Siswa XI MIPA di SMA Negeri 2 Kota Bengkulu. Jurnal Triadik, 20(1).

Wariyah. (2014). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Sosio-Humaniora, 5(1).

Referensi

Dokumen terkait

Manuscript ID JSUSM-2021-0697 entitled "Priority and Feasibility Analysis of Natural Tourist Attractions: A Case Study of Sustainable Ecotourism Development in Tanah Laut