PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoretis
Pengadilan yang dipilih dan lokasi penelitian ini adalah Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang. (2) Hakim yang belum bersertifikat dimasukkan dalam daftar mediator di Pengadilan berdasarkan surat keputusan Ketua Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang. Di Pengadilan Agama Pinrang Kelas 1B, perkara ditarik kembali atau diselesaikan jika para pihak telah mencapai kesepakatan.
Kemudian faktor kedua adalah faktor penegakan hukum; beliau merupakan hakim mediator pada Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang. Efektivitas hukum dari 5 (lima) faktor tersebut dapat diimplementasikan dalam penyelesaian sengketa melalui mediasi dalam putusan Kelas 1B nomor Pengadilan Agama Pinrang. Berikut daftar mediator di Pengadilan Agama Pinrang Kelas 1B yang dapat peneliti uraikan pada tabel di bawah ini.
Pada ruang mediasi Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang, peneliti melihat selama observasi hanya terdapat 1 (satu) ruangan di dekat ruang sidang dan di dalamnya terdapat 3 (tiga) kursi dan 1 (meja). 196/Pdt.G/2018/PA.Prg tentang proses mediasi menggambarkan tidak tercapainya kesepakatan para pihak mengenai penggunaan sistem kekeluargaan sehingga perkara dilanjutkan ke Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang. Sederhananya, dalam praktik di Pengadilan Agama Pinrang Kelas 1B masih minim upaya perdamaian para pihak seperti permasalahan warisan No.196/Pdt.G/2018/PA.Prg yang telah penulis ulas, yaitu antara Hj.
Faktor pendukung dan penghambat upaya perdamaian para pihak melalui proses mediasi di Pengadilan Agama Pinrang dalam perkara warisan nomor.
Bagan Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pertama, Peradilan Agama berada dalam lingkungan pemerintahan sendiri dan kedua, Peradilan Agama berada dalam lingkungan adat. 87 Tahun 1966, didirikan 34 kantor pengadilan agama di daerah yang sampai saat ini belum ada pengadilan agama, termasuk Pengadilan Agama Pinrang di Kabupaten Pinrang. Visi mewujudkan Pengadilan Agama Pinrang yang bersih, berwibawa dan profesional dalam penegakan hukum sebagai lembaga peradilan tertinggi.
Kekuasaan pengadilan dalam lingkungan peradilan agama adalah untuk menyelidiki, memutus, dan memutus perkara perdata tertentu di kalangan golongan tertentu, yakni masyarakat yang beragama Islam. 34PA Pinrang Kelas 1B, Tentang Profil Pengadilan Agama Pinrang, http://www.papinrang.go.id (diakses 1 September 2019). Yurisdiksi relatif Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang meliputi wilayah Kabupaten Pinrang yang terdiri dari 12 kelurahan dan beberapa desa/kelurahan.
Fokus Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di lapangan, yaitu interaksi langsung dengan objek penelitian dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mengamati suatu objek untuk memahami pengetahuan suatu fenomena berdasarkan gagasan yang telah diketahui sebelumnya, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk melanjutkan penelitian. Dimana peneliti terlibat dengan aktivitas sehari-hari orang yang diamati atau dijadikan sumber data penelitian.35.
Ciri utama wawancara adalah kontak tatap muka langsung antara pencari informasi dan sumber informasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan atau menyalin data dari catatan, dokumentasi, dokumen, transkrip, arsip, buku, surat dan terbitan berkala yang diteliti.36.
Instrumen Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Namun peneliti melihat pada saat wawancara terdapat (8) delapan hakim mediator yang terdaftar di Pengadilan Agama Pinrang kelas 1 B dengan jabatan hakim dan hanya (2) dua hakim bersertifikat. 196/Pdt.G/2018/PA.Prg, peneliti melihat dalam BAP (berita acara sidang) putusan tersebut hanya dilaksanakan 1 (satu) kali yaitu pada hari Kamis tanggal 19 April 2018 yang disepakati para pihak dengan mediator. , dimana tempat pelaksanaannya di ruang mediasi Pengadilan Agama Pinrang kelas 1B. 196/Pdt.G/2018/PA.Prg dalam perundingannya untuk mencapai kesepakatan dalam melakukan mediasi yang dilakukan secara tertutup dan dihadiri para pihak, ternyata gagal/tidak berhasil menyelesaikan perselisihan melalui mediasi di kelas Pengadilan Agama 1B Pinrang sehingga tidak dibuat akta perdamaian.
196/Pdt.G/2018/PA.Prg dan perkara lainnya di Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang harus melalui tahap perundingan untuk mencapai kesepakatan, khususnya perkara berupa sengketa produk hukum. Dari banyaknya perkara yang diajukan di Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang, peneliti melihat tidak adanya keseimbangan antara jumlah perkara dan ruang mediasi karena terbatasnya ruang mediasi sehingga para pihak harus antri. Perkara 196 ini diajukan ke Pengadilan Agama Pinrang, dimana sebelumnya para ahli waris telah melalui proses penyelesaian masalah tersebut secara kekeluargaan.
Mediator menjelaskan tata cara proses mediasi dan menyetujui para pihak untuk menghadiri proses mediasi tetap pada hari Kamis, 19 April 2018 yang dijadwalkan di Ruang Mediasi Kelas 1B Pengadilan Agama Pinrang. 196/Pdt.G/2018/PA.Prg, karena para pihak telah lama berselisih, akibatnya hubungan keluarga tidak lagi harmonis karena egoisme dan rasa merasa paling benar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Kewarisan di
Faktor yang pertama adalah faktor hukum itu sendiri, karena dalam penelitian ini Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Mediasi di Pengadilan. 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Mediasi di Pengadilan sebagai alat ukur penelitian untuk melihat efektif atau tidaknya pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Pinrang. Mediator Pengadilan Agama Pinrang kelas 1B, dengan mediator yang disiapkan oleh ketua Pengadilan Agama Pinrang yaitu hakim yang bersertifikat dan hakim yang tidak bersertifikat, hakim mediator diharapkan mempunyai kemampuan yang baik agar proses mediasi dapat berjalan lancar. sesuai dengan tata cara yang ditetapkan dan diatur dalam Perma No.
56 Sumber data: Kantor Pengadilan Agama Pinrang Kelas 1B. Menentukan Kepatuhan Masyarakat Dalam Melakukan Proses Mediasi di Pengadilan Agama Pinrang Dalam Perkara Pengesahan No. Agar proses mediasi berjalan efektif, yang ditekankan adalah para pihak mengambil pendekatan yang serius dalam pelaksanaan mediasi.” 57. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 22 dan 23, para pihak wajib melakukan proses mediasi dengan itikad baik. dan sungguh-sungguh, agar mediasi dapat berlangsung dengan tertib, untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Penulis melihat budaya masyarakat kabupaten Pinrang dimana Pengadilan Agama Pinrang kelas 1B merupakan tempat mencari keadilan bagi umat Islam sesuai dengan aturan Undang-undang Nomor. Perkara waris yang masuk ke Pengadilan Agama Pinrang sehingga jarang ada pihak yang mau berdamai karena merasa dirinyalah yang paling benar, upaya mediasi terkadang sudah tidak efektif lagi karena sudah berusaha menyelesaikannya sebelum sampai pada proses litigasi. disertakan. namun kami tetap memaksimalkannya dengan tujuan mengurangi pembengkakan perkara, terutama pada tingkat kasasi. Dalam hal ini penulis menggunakan data selama 2 (dua) tahun yaitu tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 untuk melihat jumlah perkara waris yang diajukan di Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
3 Data perkara waris yang masuk tahun 2017-2018 PA.Prg61 Berdasarkan tabel data perkara sengketa waris tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 di Pengadilan Agama Pinrang dengan total masuk 30 perkara yang diputus dan hanya 1 perkara yang ditarik atau disahkan untuk mencapai kesepakatan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat keberhasilan perkara perkara waris di Pengadilan Agama Pinrang masih kurang efektif. Dalam proses mediasi yang berkembang di masyarakat khususnya di kalangan masyarakat Kabupaten Pinrang, adat istiadat mereka dalam menyelesaikan suatu perkara atau permasalahan biasanya diselesaikan dengan menggunakan sistem kekeluargaan atau konsultasi dengan keluarga terdekat sebelum membawa perkara tersebut ke Pinrang yang diutus secara agama. . Pengadilan.
Faktor Pendukung dan Penghambat dari Upaya Mediasi Perkara
Konflik yang terjadi antar para pihak sudah berlangsung lama karena perkara ini merupakan perkara kedua yang terdaftar di Pengadilan Agama Pinrang antara penggugat dan tergugat yang sebelumnya telah mengajukan gugatan pembagian harta warisan H. putusan Pengadilan Agama Pinrang, gugatan penggugat dinyatakan tidak sah dan diterima karena gugatan tidak lengkap.” 64. 196/pdt.G/2018/PA.Prg sebagaimana dijelaskan penulis di atas merupakan itikad buruk Penggugat. Para pihak merupakan faktor paling dominan yang menghambat efektivitas mediasi sehingga menimbulkan rasa egois dan perasaan bahwa merekalah yang paling benar.
Proses hubungan sosial berlangsung atas dasar tingkah laku para pihak, yang masing-masing pihak memperhitungkan tingkah laku pihak lain dengan cara yang bermakna bagi masing-masing pihak. Oleh karena itu, hubungan sosial mengandung kemungkinan bahwa pihak-pihak yang terlibat di dalamnya akan bertindak dengan cara-cara yang mengandung makna dan telah ditentukan sebelumnya. Mediasi dinyatakan gagal, meskipun mediator yang dipilih telah berusaha semaksimal mungkin, namun para pihak tidak mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan masalah secara damai.
196/Pdt.G/2018/PA.Prg, menunjukkan belum efektifnya mediasi karena tingkat keberhasilan perkara waris di Pengadilan Agama Kelas 1B Pinrang. Jika dilihat dari data tahun 2017 hingga tahun 2018, hanya terdapat 1 perkara yang berhasil dimediasi dibandingkan dengan mediasi yang gagal, termasuk Putusan. Faktor yang menyebabkan mediasi tidak berhasil adalah tingkat kepatuhan masyarakat yang masih sangat rendah, sikap acuh tak acuh para pihak, mediator yang ditunjuk belum memiliki sertifikasi yang memadai, dan fasilitas mediasi di Pengadilan Agama Pinrang yang masih sangat kurang memadai. ruang mediasinya tidak besar untuk masalah warisan, banyak sekali. 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Mediasi Peradilan, mediator yang ditunjuk menjelaskan tata cara proses mediasi dan membuat rencana kesepakatan dengan para pihak untuk mengikuti proses mediasi.
Strategi dan Taktik Mediasi Berdasarkan Perma No. 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Mediasi Peradilan, Jakarta: Instruksi Presiden Kencana No. Efektivitas Peran Hakim dalam Mendamaikan Para Pihak dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Persiapan” (Skripsi Program Studi Ahwal Alsyakhsiyah, Jurusan Ekonomi Syariah dan Ekonomi Islam, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Persiapan). tahapan mediasi oleh mediator kelas 1 A Pengadilan Agama Kabupaten Kediri” (Skripsi Sarjana Jurusan Ahwal Alsyakhsiyah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang).
PENUTUP
Saran
Dan sangat penting juga bagi para arbiter untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada para pihak yang bersengketa untuk meyakinkan para pihak untuk menyelesaikannya sehingga perkaranya cepat selesai. Peraturan Perundang-undangan Warisan Islam Bertentangan dengan Hukum Nasional: Analisis Nilai-Nilai Keadilan Pada Masyarakat Bacukiki Parepare.” Jurnal Al-Risala, Volume 17, Nomor 1. Permasalahan dalam Penerapan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 pada Penyelesaian Sengketa Perdata di Indonesia" Jurnal Acara Perdata ADHAPER Volume 1 Nomor 2.
Membangun Hubungan Sosial Melalui Komunikasi Empati (Perspektif Psikologi Komunikasi), Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Volume 4, Edisi 1.