• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) SINGOSARI, KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) SINGOSARI, KABUPATEN "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) SINGOSARI, KABUPATEN

MALANG

Yahya Rosyidi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

rosyidi.yahya@gmail.com

ABSTRAK

Penduduk merupakan salah satu faktor produksi dalam perekonomian, selain tanah, modal, dan kewirausahaan.Pandangan yang menganggap sumber daya manusia merupakan modal ekonomi berbanding terbalik dengan anggapan bahwa sumber daya manusia merupakan beban pembangunan bagi suatu Negara, yang hal ini terutama terjadi pada Negara dengan kondisi berkembang.

Pengangguran sebagai suatu masalah dalam pembangunan di Negara berkembang, memerlukan suatu upaya untuk menanggulanginya. Salah satu upaya untuk dapat menekan angka pengangguran adalah melalui perbaikan bidang pendidikan. Melalui bidang pendidikan, diharapkan kualitas SDM yang ada pada suatu negara menjadi meningkat dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam pasar kerja. Upaya penekanan angka pengangguran oleh pemerintah diantaranya melalui penggalakan pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal lebih banyak kita kenal dengan program wajib belajar 12 tahun, sedangkan pendidikan non formal bisa di dapatkan melalui kelas kejar paket maupun kelas pendidikan dan keterampilan yang banyak diupayakan oleh lembaga swadaya masyarakat maupun melalui Balai Latihan Kerja atau BLK milik pemerintah. Di Kab. Malang, salah satu fasilitas pendidikan non formal yang disediakan oleh pemerintah adalah UPT. Balai Latihan Kerja Singosari. Penelitian kali ini menggunakan UPT. Balai Latihan Kerja Singosari sebagai salah satu objek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan Balai Latihan Kerja Singosari, Kab. Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis analisis, yang mana data dikumpulkan melalui wawancara dan pengisian lembar kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penyerapan alumni BLK sangat sesuai dengan penyerapan tenaga kerja dilihat dari jumlah tenaga kerja di sebuah perusahaan di Kab.

Malang menurut sektornya. Selain itu, dilihat dari efektifitas pelaksanaannya, balai latihan kerja cukup efektif dalam membantu para peserta untuk mengembangkan kemampuan dan dalam mencari lapangan pekerjaan maupun membuka lapangan kerja sendiri.

Kata Kunci: Penduduk, Pengangguran, Pendidikan, BLK

A. PENDAHULUAN

Penduduk merupakan salah satu faktor produksi dalam perekonomian, selain tanah, modal, dan kewirausahaan. Penduduk yang merupakan modal manusia pada suatu Negara merupakan faktor penggerak sektor-sektor produksi yang dimiliki oleh Negara tersebut. Namun, di Negara-negara berkembang, penduduk yang dimilikinya, bukannya menjadi salah satu modal penggerak perekonomiannya, pertumbuhan penduduknya yang terlampau tinggi menimbulkan permasalahan baru, yakni pengangguran.

Pengangguran sebagai suatu masalah dalam pembangunan, memerlukan suatu upaya untuk menanggulanginya. Salah satu upaya untuk dapat menekan angka pengangguran adalah melalui perbaikan bidang pendidikan. Melalui bidang pendidikan, diharapkan kualitas SDM yang ada pada suatu negara menjadi meningkat dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam pasar kerja.

(2)

2

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui upaya pendidikan dan pelatihan. Di Indonesia, sarana pendidikan dan pelatihan disediakan oleh lembaga formal maupun non formal. Lembaga formal disini ialah sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah umum maupun kejuruan, hingga pendidikan pada jenjang perguruan tinggi. Sedangkan lembaga non formalnya adalah balai pelatihan milik swasta maupun pemerintah, serta sekolah-sekolah non formal seperti home schooling sebagai contohnya. Namun pada prakteknya, pendidikan formal lebih banyak dikenal oleh masyarakat daripada pendidikan non formal itu sendiri. Hal ini dapat dilihat melalui Data Proyeksi Lulusan Pencari Kerja Di Kab. Malang Tahun 2014 yang menunjukkan bahwa terdapat perbangingan yang tidak signifikan antara jumlah lulusan dari sekolah formal dan informal dengan perbandingan angka 50061 dan 938. Hal ini menunjukkan bahwa di Kab. Malang jumlah lulusan atau minat pada sekolah formal lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah nonformal.

Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Malang beserta mengetahui ukuran efektifitas pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan oleh UPT. Balai Latihan Kerja Singosari, Kab. Malang.

B. KAJIAN PUSTAKA Pengangguran dan Usaha Menekan Angka Pengangguran

Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan, meningkatnya tindak kriminal, dan masalah-masalah sosial lainnya.

Dalam menghadapi persoalan pengangguran, Suryana (2000) mengemukakan empat pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha menekan angka pengangguran, yakni sebagai berikut: (i) Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lebih terbuka dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry padat karya ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran cukup tinggi, (ii) Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja. Diperlukan adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa, (iii) Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan. Tempat pelatihan ini dapat berupa tempat kursus pengembangan hardskill, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran, sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah mereka miliki, dan (iv) Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan. Masalah pengangguran menjadi sedikit terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil. Cara ini sebenarnya berpeluang besar dalam mengurangi pengangguran dalam masyarakat, karena dalam berwiraswasta tidak menuntut pendidikan yang tinggi. Namun biasanya yang dibutuhkan hanya sedikit modal dan keuletan dalam menjalankan usahanya.

Pendidikan

Pendidikan dalam suatu negara banyak diyakini sebagai kunci utama sebagai upaya menyukseskan pembangunan nasional. Dengan tingkat pendidikan yang memadai, diharapkan sektor- sektor pembangunan dalam suatu negara dapat dijalankan dengan maksimal oleh masyarakat. Jhingan (2012) menyatakan bahwa keberhasilan kemajuan pengembangan suatu negara adalah sumber daya manusianya yang baik. Oleh karena itu, pembentukan modal insani, yaitu suatu proses peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seluruh penduduk mutlak diperlukan.

(3)

3 Teori Efektifitas

Menurut Subagyo (2000) efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan tujuan yang ditetapkan. Efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi karena dikehendaki (Gie, 1997). Menurut Richard Steer dalam Halim (2001), efektivitas harus dinilai atas dasar tujuan yang bisa dilaksanakan, bukan atas dasar konsep tujuan yang maksimum. Efektivitas diukur dengan menggunakan standar sesuai dengan acuan Litbang Depdagri dikutip dari Budiani (2009) seperti pada tabel berikut:

Tabel 1: Standar Ukuran Efektivitas Sesuai Acuan Litbang Depdagri Rasio Efektivitas Tingkat Capaian

Di bawah 40 40 – 59.99 60 – 79.99 Di atas 80

Sangat tidak efektif Tidak efektif Cukup efektif Sangat efektif Sumber: Litbang Depdagri dalam Budiani (2009)

Dimensi Efektifitas

Nazir (2005) menjelaskan efektifitas memiliki dimensi pengukuran sebagai berikut, (i) Ketepatan Sasaran Program. Dimensi yang pertama ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta suatu program memang merupakan peserta yang tepat sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari program berjalan, (ii) Sosialisasi Program. Kemampuan sejauh mana penyelenggara program melakukan sosialisasi sebagai media informasi kepada khalayak mengenai program yang akan diadakan beserta tujuan dilaksanakannya program tersebut, (iii) Tujuan Program. Dimensi satu ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana program yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diterapkan sebelumnya, dan (iv) Pemantaun Program. Untuk mengetahui apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan pengaruhnya terhadap peserta. Hal ini sebagai wujud perhatian terhadap peserta program.

Balai Latihan Kerja

Awal mula Balai Latihan Kerja (BLK) berawal dari ide awal pembentukan Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) bidang industri pada tahun 1953 dan pada tahun1960, PPKPI diarahkan menjadi Pelatihan Pencari Kerja Pegawai, Instansi agar menjadi Tenaga Kerja yang memiliki keterampilan. Pada tahun 1970, Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan dari Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) menjadi Balai Latihan Kerja dibawah pembinaan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Dan sejak otonomi daerah Balai Latihan Kerja (BLK) berubah menjadi Balai Latihan Kerja Daerah (BLKD) berada dibawah naungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Tenaga Kerja di masing-masing daerah di Indonesia.

Tugas dan Fungsi Balai Latihan Kerja

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 07/MEN/IV/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis di Lingkungan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sesuai dengan pasal 76 dan 77 berikut adalah kedudukan, tugas, dan fungsi BLK: (i) Pasal 76. Balai Besar Latihan Kerja Industri mempunyai tugas melaksanakan pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi, pelayanan konsultasi, pemasaran dan kerjasama kelembagaan di bidang pelatihan kerja industri, (ii) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, Balai Besar Latihan Kerja Industri menyelenggarakan fungsi : (a) penyusunan rencana, program dan anggaran di bidang pelatihan kerja industry, (b) pelaksanaan pelatihan, uji kompetensi dan sertifikasi di bidang pelatihan kerja industry, (c) pelayanan konsultasi, promosi dan pemasaran di bidang pelatihan kerja industry, (d) koordinasi dan kerjasama kelembagaan di bidang pelatihan kerja industry, (e) evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pelatihan kerja industri; dan (f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.

(4)

4 Pendidikan dan Pengangguran di Kab. Malang

Berikut merupakan paparan tingkat pendidikan dan pengangguran di Kabupaten Malang dari kurung waktu tahun 2009 – 2013:

Tabel 2: Tingkat Pendidikan dan Pengangguran di Kab. Malang 2009-2013

Tahun Jumlah penduduk Pengangguran Pendidikan (AMH)

2009 2.425.311 68,048 2,171,623

2010 2.447.051 57,046 2,191,334

2011 2.459.982 60,028 2,231,195

2012 2.487.120 49,459 2,203,897

2013 2.506.103 67,132* 2,218,402

Sumber: BPS Kabupaten Malang (diolah)

Balai Latihan Kerja di Kab. Malang

Keberadaan BLK hampir dapat ditemui di setiap daerah di Indonesia. Di Kabupaten Malang, UPT Pelatihan Kerja Singosari-Malang atau biasa disingkat BLK Singosari merupakan satu-satunya balai pelatihan milik pemerintah yang berada di kawasan Malang. Sejak berdiri memiliki enam kejuruan dan memfokuskan pada pelatihan di bidang industri, yakni: (1) Kejuruan Otomotive, (2) Kejuruan Teknologi Mekanik, (3) Kejuruan Listrik, (4) Building Technique, (5) Kejuruan Tata Niaga, dan (6) Aneka Kejuruan.

Tugas UPT Pelatihan Kerja Singosari adalah mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan pelatihan keterampilan, pengembangan teknologi, ketatausahaan, serta pelayanan masyarakat.

C. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif jenis analisis. Pendekatan kualitatif dengan jenis analisis ini digunakan untuk mengungkap dan menggambarkan efektivitas pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan UPT BLK Singosari dengan rinci dan menyeluruh lalu membandingkannya dengan teori yang ada.

Subjek Penelitian

Subjek utama dalam penelitian kali ini adalah alumni peserta pendidikan dan pelatihan UPT BLK Singosari Kab. Malang tahun 2015. Selain subjek utama, peneliti juga menggunakan karyawan BLK bagian seksi program dan evaluasi dan seksi kerjasama dan pemasaran UPT. BLK Singosari Kab, Malang sebagai sumber informasi dalam wawancara maupun pengisian kuisioner.

Jenis Data

Berdasarkan sifatnya, data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dari hasil pengolahan data kuosioner yang didiskripsikan dengan rinci dan menyeluruh.

Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni data primer maupun data sekunder. Data primer dalam penelitian kali ini diperoleh secara langsung dari narasumber penelitian yang diperoleh dengan cara membagikan kuisioner kepada responden yang telah ditentukan dalam penelitian kali ini.

Sumber data yang kedua adalah sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi

(5)

5

dan telah diolah oleh pihak lain yang biasanya dipublikasi (Supranto, 2008: 11). Pada penelitian ini sumber data berasal dari studi dokumen pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang dan BLK Singosari. Dokumen yang digunakan kali ini adalah Data Peserta Pelatihan dan Penempatan Tahun 2015.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah membagikan kuisioner.

Kuisioner dibagikan langsung kepada siswa alumni BLK Singosari yang termasuk dalam sampel penelitian. Jenis kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang bersifat tertutup, yang artinya jawaban telah disediakan dan responden memilih jawaban yang tersedia.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kali, instrumen penelitian yang peneliti gunakan adalah kuosioner semi tertutup dengan menggunakan skala pengukuran Skala Guttman. Skala Guttman adalah skala yang menginginkan jawaban tegas seperti jawaban benar dan salah, ya dan tidak, pernah dan tidak pernah.

Untuk jawaban positif seperti setuju, benar, pernah dan semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban negatif seperti tidak setuju, salah, tidak, tidak pernah, dan semacamnya diberi skor 0. Dengan skala ini, akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu Ya dan Tidak, Benar dan Salah dan lain-lain. Skala ini dapat pula dibentuk dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk skor tertinggi dan skor 0 untuk terendah.

Selain menggunakan lembar kuisioner, peneliti juga menggunakan lembar verbatim wawancara pihak BLK dengan alumni BLK Singosari untuk melengkapi jawaban dari instrument kuisioner yang ada.

Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian kali ini adalah teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles & Huberman (1984) yang terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti, adapun empat tahapan analisis data yang peneliti lakukan adalah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Ketenagakerjaan di Kab. Malang

Kondisi ketenagakerjaan di Kab. Malang dapat digambarkan dengan mengetahui komposisi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 15 tahun ke atas, jumlah penduduk yang masuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja, angkatan kerja, pengangguran, dan pengangguran terbuka, serta penyerapan tenaga kerja di Kab. Malang dilihat dari banyaknya jumlah tenaga kerja pada suatu perusahaan yang sudah terdaftar dalam kantor tenaga kerja dilihat dari sektor-sektornya dibandingkan dengan jumlah kelas yang dibuka oleh BLK.

Dilihat dari jumlah penduduk Kab. Malang tahun 2014, komposisi terbesarnya ada pada jumlah penduduk laki-laki yang menyumbang 50.24% dari total penduduk Kab. Malang sejumlah 2.527.087, sedangkan komposisi penduduk perempuannya adalah sejumlah 49.76% dari angka total tersebut.

Jumlah penduduk pada tahun 2014 mengalami kenaikan daripada tahun sebelumnya yakni naik 20.984 dari jumlah penduduk tahun 2013 yaitu 2.506.103.

Selanjutnya, mengenai komposisi penduduk yang masuk ke dalam golongan bekerja, bukan angkatan kerja, pengangguran terbuka, beserta tingkat pengangguran terbukanya. Dari data tabel 4.3 penduduk kabupaten malang selalu meningkat sekitar 20 ribu jiwa setiap tahunnya sedangkan penurunan pengangguran dari tahun 2013 ke tahun 2014 sejumlah 6 ribu jiwa, ini tidak sebanding dengan kenaikan penganggurannya pada tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sekitar 20 ribu jiwa. Selain itu dilihat dari jumlah angkatan kerja yang semakin turun menunjukkan bahwa jumlah penduduk dengan usia produktif di kab. Malang yaitu usia 15-64 tahun menurun ini bisa diakibatkan oleh

(6)

6

kematian maupun karena penduduk yang sudah memasuki usia tidak produktif lagi. Hal ini didukung dengan adanya data pada Penduduk Usia 15 th keatas dan data Bukan Angkatan Kerja yang memperlihatkan kenaikan dari tahun ke tahun, ini membuktikan bahwa penurunan tenaga kerja di Kab.

Malang ini diakibatkan karena penduduk yang memasuki usia tidak produktif lagi. Jadi kenaikan pengangguran di Kab. Malang ini tidak dipengaruhi oleh menurunnya Angkatan Kerja.

Kondisi ketenaga kerjaan yang terakhir, adalah jumlah penyerapan tenaga kerja dilihat dari banyaknya karyawan dalam sebuah perusahaan dibandingkan dengan banyaknya kelas yang dibuka oleh BLK. BLK membuka kelas-kelas tersebut juga berdasarkan kebutuhan tenaga kerja dalam sebuah perusahaan.

Efektifitas Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Balai Latihan Kerja Singosari, Kab.

Malang

1) Ketetapan Sasaran Program:

Efektivitas program penanggulangan pengangguran BLK Singosari Kab. Malang dilihat dari tingkat ketetapatan sasaran program didapatkan hasil sangat efektif sebesar 93.7%. Hal ini karena tingkat kesadaran siswa dalam mengikuti program pelatihan memang sangat tinggi. Peserta umumnya mengikuti pelatihan di BLK Singosari Kab. Malang dengan motif untuk menambah wawasan dan keterampilan yang sudah mereka dapat semasa SMA/ SMK.

Selain itu dalam penelitian kali ini juga ditemukan bahwa peserta menilai pelatihan yang diadakan di BLK Singosari cukup untuk menambah pengetahuan baru dan bahkan mengasah keterampilan yang memang sudah mereka dapatkan di bangku SMA maupun SMK.

2) Sosialisasi Program

Hasil keefektifan BLK Singosari dilihat dari upaya sosialisasi program yang dilakukan oleh pihak BLK sudah menghasilkan angka yang cukup efektif. Hal ini dilihat dari besarnya nilai yang didapat dari hasil kuosioner dan wawancara sebesar 68.7%, hal ini dikarenakan narasumber setuju bahwa BLK tidak melakukan upaya jemput bola dalam memberikan informasi kepada masyarakat guna memberikan pengetahuan terkait program yang dimiliki beserta tujuannya, sehingga pengetahuan narasumber terhadap program BLK sendiri masih terbatas pada BLK sebagai tempat pelatihan agar cepat mendapatkan pekerjaan

3) Tujuan Program

Tujuan program dari pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh UPT BLK Singosari, Kab.

Malang adalah untuk memberikan bekal keterampilan agar alumni setelah keluar dari BLK menjadi calon tenaga kerja yang lebih siap dalam menghadapi tuntutan dunia kerja. Dari penelitian ini, tujuan program dari pendidikan dan pelatihan UPT. BLK Singosari, Kab. Malang ini mendapatkan hasil sangat efektif.

Hal ini dikarenakan, narasumber sepakat mengetahui motivasi yang mendorong mereka untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan, yakni untuk menambah wawasan dan keterampilan guna menambah kesiapan diri dalam menghadapi dunia kerja. Mereka juga sepakat bahwa program pendidikan dan pelatihan yang mereka ikuti memperdalam keterampilan yang mereka miliki sejalan dengan jurusan selama di SMA maupun SMK. Dari penelitian ini juga mengungkapkan bahwa, narasumber setuju bahwa bekal keterampilan yang mereka dapat berguna untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri.

4) Pemantauan Ketercapaian Program

Tingkat efektifitas dimensi pemantauan ketercapaian program dalam penelitian kali ini adalah tidak efektif dengan jumlah skor 50%. Data yang ditemukan mengemukakan, bahwa perbandingan masing-masing 50% ini didapatkan dari minimnya pengetahuan peserta terhadap system BLK dalam melakukan upaya pemantauan ketercapaian program.

(7)

7

Tujuan program disini terkait dengan indicator keberhasilan masing-masing kelas program dan pemberitahuan mengenai capaian hasil peserta. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa masing-masing 50% narasumber setuju bahwa sertifikat yang didapat sebagai bukti lulus adalah bentuk pemantauan ketercapaian program yang dilakukan oleh BLK, sedangkan 50% lainnya menolak bahwa sertifikat adalah bentuk pemantauan ketercapaian program. Mereka membutuhkan rapor sebagai informasi nilai perkembangan yang mereka dapatkan selama mengikuti pelatihan.

5) Pengaruh Program terhadap Karir Peserta

Mengenai keefektifan pengaruh program terhadap karir alumni, seluruh narasumber alumni sepakat mendapatkan masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga disini bisa dilihat bahwa tidak ada jaminan kemudahan mendapatkan pekerjaan seusai mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BLK.

Namun, mengenai keterampilan, BLK Singosari cukup memberikan keterampilan yang mana bisa membantu pekerjaan sehari-hari alumni maupun bekal untuk membuka usaha mandiri. Mengenai kepuasan atasan di tempat kerja, dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BLK bisa memberikan kepuasan hasil kerja yang lebih baik kepada atasan di tempat kerja.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1) Kondisi Ketenagakerjaan di Kab. Malang

Kondisi ketenaga kerjaan di Kab. Malang ini jika dilihat dari penurunan jumlah pengangguran di Kab. Malang ini masih kurang efektiv dibandingkan dengan kenaikan ditahun sebelumnya, namun jika dilihat dari penyerapan alumninya memang sangat sesuai dengan penyerapan tenaga kerja dilihat dari jumlah tenaga kerja di sebuah perusahaan di Kab. Malang menurut sektornya.

2) Efektifitas Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Balai Latihan Kerja Singosari, Kab. Malang

Ketepatan Sasaran Program

Ketepatan sasaran program yang dijalankan oleh UPT. BLK Singosari, Kab. Malang telah sangat efektif dikarenakan tingkat kesedaran peserta dalam mengikuti program pendidikan dan pelatihan BLK Singosari yang sangat tinggi, yakni untuk menambah hardskill dan kemungkinan sebagai bekal membuka lapangan pekerjaan sendiri di masa depan

Sosialisasi Program

Sosialisasi program yang dijalankan oleh UPT. BLK Singosari, Kab. Malang masih cukup efektif.

Hal ini karena pihak BLK belum maksimal dalam melakukan upaya pengenalan dirinya kepada masyarakat luas. Selama ini, UPT. BLK Singosari hanya mengandalkan sosialisasi dari mulut ke mulut yang tidak memiliki keterkaitan terhadap BLK sama sekali. BLK Singosari belum maksimal dalam melakukanu upaya jemput bola dengan cara melakukan kerja sama dengan SMA atau SMK yang ada di Kab/ Kota Malang maupun melalui sosialisasi dari desa ke desa untuk benar-benar mendapatkan peserta yang memang butuh diperkaya lagi keterampilannya

Tujuan Program

Hasil sangat efektif didapatkan untuk tujuan program UPT. BLK Singosari, Kab. Malang. Hal ini karena peserta dan BLK memiliki tujuan yang sama, yakni untuk membekali peserta dengan kemampuan hardskill guna menghadapi tuntutan dunia kerja sekaligus memberikan keterampilan yang bisa diaplikasikan dalam lapangan kerja yang dibuka sendiri oleh peserta

(8)

8 Pemantauan Ketercapaian Program

Pemantauan ketercapaian program dari UPT. BLK Singosari, Kab. Malang memperoleh hasil tidak efektif karena kurangnya pengetahuan peserta terhadap bentuk pemantauan ketercapian program yang dimaksudkan oleh pihak BLK Singosari. Pemantauan ketercapaian program yang dimaksudkan oleh BLK Singosari disini adalah sertifikasi keterampilan setelah tiga bulan mengikuti program

Pengaruh Program Terhadap Karir Peserta

Seperti hal nya dimensi pemantauan ketercapaian program, pengaruh program terhadap karir peserta juga mendapatkan hasil tidak efektif dalam penelitian kali ini. Hal ini terjadi karena peserta masi perlu menunggu mendapatkan pekerjaan. Selain itu, hasil tidak efektif juga didapatkan karena peserta merasa tidak puas dengan BLK yang dinilai hanya sebatas memberikan rekomendasi perusahaan saja, belum sejauh harapan peserta untuk benar-benar dapat membantu peserta bekerja di sebuah perusahaan yang telah direkomendasikan.

Saran

Menanggapi dimensi sosialisasi program yang mendapatkan hasil cukup efektif adalah sebaiknya BLK melakukan upaya jemput bola pada masyarakat Kab. Malang secara lebih luas. Sehingga pihak BLK akan mendapatkan peserta yang benar-benar memiliki kesempatan minim untuk mengikuti maupun memperoleh kursus keterampilan yang dibutuhkan oleh calon tenaga kerja. Mengingat wilayah Kab. Malang yang dimaksudkan tidak berhenti hanya sebatas wilayah Lawang, Singosari, dan sekitarnya. Ada banyak masyarakat yang perlu diberikan informasi mengenai tempat pelatihan yang disediakan oleh pemerintah yang bisa mereka manfaatkan guna menambah wawasan dan keterampilan Menanggapi dimensi pemantauan ketercapaian program, pihak BLK sebaiknya melakukan sosialisasi kepada peserta sebelum dan sesudah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan. Hal ini guna menghindari minimnya pengetahuan peserta akan system pemantauan ketercapaian program yang dimaksudkan oleh pihak BLK Singosari. Dengan melakukan sosialisasi, diharapkan pihak BLK dapat menyampaikan tujuan dari pelatihan masing-masing kelas yang akan dilaksanakan beserta upaya apa yang akan dilakukan oleh BLK dalam memantau dan mengukur keberhasilan peserta dalam menjalan program pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga berguna untuk menghindari tumpang tindih pengetahuan peserta yang didasarkan dari pendapat pribadi saja

Menanggapi dimensi pengaruh program terhadap karir peserta, sebaiknya BLK juga perlu meluruskan tujuan dari diadakannya program pendidikan dan pelatihan. Karena faktanya. Peserta memang memiliki tujuan yang sama, akan tetapi mereka memiliki harapan lebih terhadap fungsi BLK.

Mereka masih beranggapan bahwa BLK harus benar-benar mencarikan dan membantu menempatkan mereka pada sebuah perusahaan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih peneliti tujukan untuk kedua orang tua dan keluarga, karena doa dan dukungan tiada hentinya sehingga skripsi sebagai syarat kelulusan dapat terselesaikan pada waktu yang tepat.

Ucapan terima kasih juga peneliti haturkan untuk dosen pembimbing Bapak Supartono, S.E., S.U yang berkat bimbingan dan masukannya bisa mengarahkan peneliti untuk menyelesaikan skripsi maupun jurnal dengan baik. Terakhir, ucapan terima kasih peneliti ucapkan untuk Sdri. Aprilia Diah Mega Frenty Pelu yang tidak lelah mememberikan masukan dan pendorong kedua bagi peneliti untuk bisa segera menyelesaikan skripsi maupun jurnal.

(9)

9

DAFTAR PUSTAKA

Budiani, Ni Wayan. 2009. Efektivitas program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi Sosial, (online), 2 (1), (http://ojs.unud.ac.id/index.php/input/article/view/3191/2288), diakses 5 April 2015

Gie, Te Liang. 1997. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Halim, Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Empat

Jhingan, M.L. 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Nazir, Moh.2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Subagyo, Ahmad Wito. 2000. Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan. Yogyakarta: UGM.

Supranto, J. 2008. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Jakarta: Salemba Empat UU No.2 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (online),

(http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_20_03.htm), diakses 5 April 2015

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH DIMENSI BRAND AMBASSADOR TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN Studi pada pengguna Bukalapak di Malang Adri Maulana Putra Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Jawa Timur UPT Balai Latihan Kerja Singosari... Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi