• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas penggunaan metode srt (search, rewrite

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas penggunaan metode srt (search, rewrite"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SRT (SEARCH, REWRITE, AND TEST) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

OLEH WELMI SUSANTI

NPM 11080213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)
(4)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SRT (SEARCH, REWRITE, AND TEST) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 20 PADANG

Oleh

Welmi Susanti1, Indriani Nisja.2, Asri Wahyuni Sari3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumaterta Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya kemampuan siswa memahami sebuah bacaan. Hal ini dikarenakan kurangnya penggunaan metode membaca yang diajarkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan: Pertama, mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang tanpa menggunakan metode SRT.Kedua, mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang dengan menggunakan metode SRT. Ketiga,untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode SRT terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 72 orang, dimana 36 orang siswa kelas VII- 7 sebagai kelas kontrol dan 36 orang siswa kelas VII-8 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa. Pertama, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan metode membaca SRT berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai sebesar 67,96. Kedua, kemampuan membaca pemahamansiswa kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode SRT berada pada kualifikasi baik dengan nilai sebesar 77,5. Ketiga, terdapat perbedaan hasil belajar siswa tanpa menggunakan dan dengan menggunakan metode membaca SRT terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode membaca SRT efektif terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang.

Kata Kunci : Efektivitas, Metode SRT, Membaca Pemahaman

(5)

THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF METHODS OF SRT (SEARCH, REWRITE, AND TEST) AGAINST THE ABILITY OF READING COMPREHENSION GRADE VII

SMP NEGERI PADANG 20

By The

Welmi Susanti1, Indriani Nisja2, Asri Wahyuni Sari3

1) Student of STKIP PGRI West Sumatra

2) 3) Lecturer Program Study Education of language and Art Indonesia of STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

This research is motivated because of the low ability students understand a passage.

This is due to lack of use of the reading method taught by the teacher in the learning process. This study aims: First, to describe the ability of students' reading comprehension class VII SMP Negeri 20 Padang without using SRT. Second, describing reading comprehension class VII SMP Negeri 20 Padang using SRT. Third, to determine the effectiveness of using the SRT method to reading comprehension class VII SMP Negeri 20 Padang.

This research is a quantitative research. This study uses experimental. Technique sampling method in this research is purposive sampling or sample aims. Samples in this study amounted to 72 people, where 36 students of class VII-7 as the control class and 36 students of class VII-8 as the experimental class. The instrument used in this study is an objective test.

Research hypothesis testing using t-test.

The result showed that. First, reading comprehension control class that was taught without using the method of reading the SRT that are in qualifying more than adequate with a value of 67.96. Second, the ability of students' reading comprehension experimental class taught using methods SRT that are in a good qualifying with a score of 77.5. Third, there is a difference in student learning outcomes without using and using methods of reading the SRT to reading comprehension class VII SMP Negeri 20 Padang. The conclusion of this study proves that the use of effective methods of reading SRT against reading comprehension class VII SMP Negeri 20 Padang.

Keywords : Effectiveness, Methods SRT, Reading Comprehension

(6)

A. PENDAHULUAN

Membaca merupakan kegiatan yang melibatkan pikiran untuk memahami dan menginterpretasikan lambang bahasa guna memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan penulis melalui tulisannya. Keberhasilan seseorang dalam membaca dapat diukur dengan seberapa besar pemahamannya terhadap isi atau materi bacaan tersebut. Artinya, dalam membaca dituntut pemahaman yang tinggi agar seseorang dapat mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah bacaan, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, kemampuan membaca pemahaman selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan begitu pentingnya penguasaan keterampilan membaca pemahaman diajarkan kepada masyarakat terutama dalam kalangan pelajar.

Keterampilan membaca pemahaman dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu materi yang terdapat pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII. Hal ini terdapat dalam Standar Kompetensi 11, yaitu memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai. Kompetensi Dasar 11.2, yaitu menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca (KTSP, 2006:48). Membaca intensif (membaca pemahaman) adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang tersurat maupun tersirat. Dalam membaca pembaca tidak hanya dituntut untuk sekedar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi juga harus mampu menganalisis, mengevaluasi, dan mengaitkannya dengan pengalamanyang telah dialaminya.

Berdasarkan informasi dari narasumber Rini Zufriani, S.Pd. yang mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri 20 Padang terdapat beberapa hal yang menjadi masalah bagi siswa dalam membaca, khususnya membaca pemahaman. (1) kurangnya minat membaca siswa terutama dalam membaca pemahaman. (2) siswa sulit untuk memahami isi bacaan atau pokok permasalahan yang terdapat dalam bacaan yang dibaca. (3) pelajaran membaca dianggap sebagai sesuatu yang membosankan.

Kemudian, berdasarkan wawancara nonformal yang dilakukan dengan beberapa siswa, masalah yang ditemukan adalah, (1) siswa belum berkosentrasi dalam membaca, terutama dalam membaca pemahaman dikarenakan lingkungan kelas yang kurang mendukung. (2) metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi yaitu hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, sehingga siswa tidak tertarik dengan pembelajaran membaca yang mengakibatkan sebagian siswa masih mendapatkan nilai dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 20 Padang adalah 75. Sedangkan hasil belajar membaca siswa hanya memperoleh nilai rata-rata kurang dari 75 hampir pada setiap kelas.

Permasalahan mengenai faktor kemampuan membaca siswa, menimbulkan asumsi awal bahwa penyebab malasnya siswa dalam membaca dikarenakan kurangnya minat dan motivasi dalam diri sendiri untuk membaca. Selain, itu bacaan yang panjang dan monoton tidak menarik minat siswa dalam membaca tulisan tersebut seperti buku pelajaran dan tulisan lainnya.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, perlu digunakan beberapa metode untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu metode yang digunakan untuk dapat dijadikan solusi untuk mengatasi masalah kemampuan membaca pemahaman siswa adalah dengan menerapkan metode membaca SRT (Search, Rewrite, and Test). Metode SRT merupakan metode yang mengajarkan siswa berlatih keras untuk membuka kreativitas pemikiran mereka dalam memahami bacaan. Metode SRT memiliki beberapa keunggulan yang berbeda dari metode pembelajaran yang lain yaitu sebagai berikut: (1) mempermudah mencari pokok pikiran yang terdapat dalam sebuah buku, (2) mempercepat pemahaman terhadap isi buku karena pokok pikiran sebuah buku dicatat menggunakan bahasa sendiri, (3) disamping untuk membaca artikel, metode ini bisa digunakan untuk membaca catatan perkuliahan, bagian dari sebuah buku yang ditulis singkat(Munaf, 2010:14). Menurut Tarigan (2008:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh membaca untuk memperolehpesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/media tulis. Menurut Dalman (2013: 87) bahwa membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Sedangkan Menurut Tarigan (2008:43), membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang tersurat maupun tersirat.

Berdasarkan aspek membaca pemahaman yang dikemukan oleh Razak (2007:12) dalam kajian teori yang telah dijelaskan maka dirumuskan tiga indikator membaca pemahaman yaitu sebagai berikut.

Pertama, gagasan utama. Kedua, gagasan penjelas. Ketiga, simpulan bacaan. SRT merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca intensif (pemahaman) dan relasional (Depdiknas, 2006:13).SRT merupakan singkatan dari Search, Rewrite, and Test. Metode ini cocok untuk membaca artikel-artikel atau tulisan-tulisan singkat yang lainnya (Agustina, 2008:74).

(7)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; Pertama, bagaimanakah kemampuanmembaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang tanpa menggunakan metode SRT? Kedua,bagaimanakah kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padangdengan menggunakan metode SRT? Ketiga, bagaimanakah efektivitas penggunaan metode SRT terhadap pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang?

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Mendeskripsikankemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. (2) Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang dengan menggunakan metode SRT. (3) Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode SRT terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. Untuk mengetahui efektif atau tidak efektifnya metode SRT dalam menentukan kemampuan membaca pemahaman, maka perlu dilakukan penelitian eksperimen dengan judul “Efektivitas Penggunaan Metode SRT terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang”.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010:107). Desain dalam penelitian ini adalah desain kuasi eksperimen (quasi eksperimental design) dengan bentuk nonequivalent control group design.

Sugiyono(2011:112) menyatakan bahwa pada desain ini kelas eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara acak tetapi memilih dua kelas yang sudah terbentuk, kemudian dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Menurut Arikunto (2010:173), Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 288 orang siswa yang tersebar dalam 8 kelas. Setiap kelas terdiri dari 36 orang siswa. Arikunto (2006:131) menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Oleh karena itu, kelas yang dijadikan sampel adalah kelas VII-7 sebagai kelas kontrol dan kelas VII-8 sebagai kelas eksperimen.

Data penelitian ini adalah skor hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang tanpa menggunakan SRT dan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang dengan menggunakan SRT. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal yang berbentuk objektif berupa pilihan ganda.Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami teks bacaan dengan menggunakan metode SRT. Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data, diharapkan mampu menyelesaikan masalah penelitian yaitu tentang efektivitas metode SRT siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. Sebelum dilakukan penelitian, tes objektif diujicobakan kepada kelas di luar sampel penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang diujikan agar data yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas konrtol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol, tes dilaksanakan tanpa menggunakan metode SRT. Sebaliknya, pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode Membaca SRT. Adapun tahap pelaksanaan dari metode SRT, yaitu sebagai berikut. (1) guru menyampaikan materi secara umum, (2) guru membagikan sebuah artikel tentang “keunikan buah naga” kepada masing-masing siswa, (3) siswa membaca dan memahami artikel yang dibagikan guru, (4) siswa menerapkan metode SRT terhadap artikel yang sudah dibaca.Setelah pembelajaran di kelas eksperimen dilaksanakan, barulah dilaksanakan tes.

Setelah siswa mengerjakan tes, hasil tes tersebut dikumpulkan dan diperiksa oleh guru sesuai kunci jawaban.

Data yang telah terkumpul dianalisis melalui langkah-langkah berikut. Pertama, melalukan penyekoran (scoring) terhadap tes kemampuan membaca pemahaman tanpa menggunakan metode membaca SRT dan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode membaca SRT.

Penyekoran tes kemampuan membaca pemahaman siswa bersifat mutlak. Skor 0 untuk jawaban yang salah dan skor 1 untuk jawaban yang benar. Penyekoran dilakukan dengan mencocokkan lembar jawaban siswa dengan kunci jawaban. Kedua, mencatat skor yang diperoleh siswa. Ketiga, mengolah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Keempat, menentukan nilai rata-rata (Mean) kemampuan membaca pemahaman dengan penggunaan metode SRT. Kelima, mengklasifikasikan kemampuan membaca pemahaman siswa tanpa dan dengan menggunakan metode membaca SRT berdasarkan skala

(8)

10. Keenam, membuat histogram kemampuan membaca pemahaman. Ketujuh, membandingkan kedua kemampuan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dan membuat histogram perbedaan kedua kemampuan. Kedelapan, melakukan uji normalitas, homogenitas dan hipotesis. Kesembilan, menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan.

C. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data KemampuanMembaca PemahamanSiswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Tanpa Menggunakan Metode Membaca SRT (Kelas Kontrol)

Hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman tanpa menggunakan metode SRT dengan nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 90,00 dan nilai terendah adalah 43,33. Kualifikasi yang dicapai siswa yaitu; siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekalai 1 orang, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 9 orang, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 14 orang, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 8 orang, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 3 orang, dan siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 1 orang.

a. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Kontrol dari Indikator Gagasan Utama

Kemampuan siswa menemukan gagasan utama pada sebuah bacaan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 4 orang atau sebesar 11,11%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 14 orang atau sebesar 38,89%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 8 orang atau sebesar 22,22%. Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Ketujuh, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%.

b. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Kontrol dari Indikator Gagasan Penjelas

Kemampuan siswa menemukan gagasan penjelas pada sebuah bacaan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 6 orang atau sebesar 16,67%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 6 orang atau sebesar 16,67%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 8 orang atau sebesar 22,22%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 9 orang atau sebesar 25%. Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Ketujuh, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%.

c. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Kontrol dari Indikator Simpulan

Kemampuan siswa menemukan simpulan pada sebuah bacaan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 6 orang atau sebesar 16,67%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi baiksebanyak 6 orang atau sebesar 16,67%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 8 orang atau sebesar 22,22%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 9 orang atau sebesar 25%. Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Ketujuh, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%.

d. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang tanpa Menggunakan Metode SRT Untuk Keseluruhan Indikator

Kemampuan membaca pemahaman tanpa menggunakan metode SRT dapat dikelompokkan menjadi enam kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak1 orang atau sebesar 2,78%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 9 orang atau sebesar 25%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 14 orang atau sebesar 38,89%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup

(9)

sebanyak 8 orang atau sebesar 22,22%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%.

Gambar 5. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 PadangTanpa Menggunakan Metode SRT

Keseluruhan Indikator

2. Deskripsi Data Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang DenganMenggunakan Metode Membaca SRT (Kelas Eksperimen)

Hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman dengan menggunakan metode SRT dengan nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 93,33 dan nilai terendah adalah 56,67. Kualifikasi yang dicapai siswa yaitu; siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekalai 10 orang, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 14 orang, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 6 orang, dan siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 6 orang.

a. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen dari Indikator Gagasan Utama

Kemampuan siswa menemukan gagasan utama pada sebuah bacaan dapat dikelompokkan menjadi enam kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 2 orang atau sebesar 5,56%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 8 orang atau sebesar 22,22%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 12 orang atau sebesar 33,33%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 11 orang atau sebesar 30,56%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%. Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 2 orang atau sebesar 5,56%.

b. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen dari Indikator Gagasan Penjelas

Kemampuan siswa menemukan gagasan penjelas dapat dikelompokkan menjadi tujuh kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 7 orang atau sebesar 19,44%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 10 orang atau sebesar 27,78%.

Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 9 orang atau sebesar 25%.

Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 5 orang atau sebesar 13,89%.

Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%.

Ketujuh, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%.

c. Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen dari Indikator Simpulan

0 0 0 1

3 8

14 9

1 0

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Frekuensi

Kualifikasi

Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa tanpa

Menggunakan Metode SRT

(10)

Kemampuan siswa menemukan simpulan pada sebuah bacaan dapat dikelompokkan menjadi enam kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 4 orang atau sebesar 8,33%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 10 orang atau sebesar 16,67%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 11 orang atau sebesar 16,67%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 7 orang atau sebesar 22,22%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi hamper cukup 3 orang . Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 1 orang atau sebesar 8,33%

d. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang dengan Menggunakan Metode SRT

Kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode SRT dapat dikelompokkan menjadi empat kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 10 orang atau sebesar 27,78%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 14 orang atau sebesar 38,89%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 6 orang atau sebesar 16,69%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 6 orang atau sebesar 13,89%.

Gambar 9. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Dengan Menggunakan Metode SRT

3. Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan diuraikan beberapa hal berikut ini. Pertama, kemampuan membaca pemahaman tanpa menggunakan metode SRT siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang.

Kedua, kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode SRT siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. Ketiga, efektivitas penggunaan metode SRT terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang.

a. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Tanpa Menggunakan Metode MembacaSRT (Kelas Kontrol)

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata hitung kemampuan membaca pemahaman tanpa menggunakan metode SRT siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang bernilai sebesar 67,96 berada pada rintangan 66-75% termasuk kualifikasi lebih dari cukup. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa tanpa menggunakan metode SRT hanya lebih dari cukup (LDC). Kemampuan membaca pemahaman dapat dikelompokkan menjadi enam kualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak1 orang atau sebesar 2,78%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 9 orang atau sebesar 25%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 14 orang atau sebesar 38,89%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 8 orang atau sebesar

0 0 0 0 0

6 6 14

10

0 0

2 4 6 8 10 12 14 16

F re k u en si

Kualifikasi

Kemampuan Membaca Pemahaman dengan

Menggunakan Metode STR

(11)

22,22%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 3 orang atau sebesar 8,33%. Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 1 orang atau sebesar 2,78%.

b. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Dengan Menggunakan Metode Membaca SRT (Kelas Eksperimen)

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata hitung kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang dengan menggunakan metode SRT sebesar 77,5 berada pada rintangan 76-85% termasuk kualifikasi baik. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode SRT baik (B).

Kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode SRT dapat dikelompokkan menjadi empatkualifikasi. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 10 orang atau sebesar 27,78%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 14 orang atau sebesar 38,89%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 6 orang atau sebesar 16,67%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 6 orang atau sebesar 16,67%.

4. Efektivitas Penggunaan Metode SRT Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa penggunaan metode SRT efektif meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perbandingan antara nilai kemampuan membaca pemahaman siswa kelas kontrol dengan siswa kelas eksperimen memiliki nilai thitung (3,747) > ttabel (1,691) sehingga hipotesis nol ditolak.

Nilai rata-rata hitung kemampuan membaca pemahaman siswa kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan metode SRT bernilai sebesar 67,96 dengan kategori lebih dari cukup. Rata-rata hitung kemampuan membaca pemahaman siswa kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan metode SRT bernilai sebesar 77,5 dengan kategori baik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hitung kemampuan membaca pemahaman siswa kelas eksperimen yang diajar menggunakan teknik metode SRT lebih tinggi dari pada nilai rata-rata hitung kemampuan membaca pemahaman siswa kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan metode SRT.

D. PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan tentang kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP 20 Padang dapat dapat disimpulkan bahwa pada kelas kontrol yang diajarkan tanpa mengunakan metode SRT dan siswa kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan metode SRT diperoleh dua kesimpulan. Pertama, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan metode SRT berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai sebesar 67,96. Kedua, kemampuan membaca pemahamansiswa kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan metode SRT berada pada kualifikasi baik dengan nilai sebesar 77,5%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode SRT efektif meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang karena nilaithitung (3,745) > ttabel (1,691).

2. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran dari peneliti sebagai berikut: Pertama, bagi guru diharapkan pada guru mata Bahasa Indonesia untuk mendorong siswa menggunakan metode membaca yang bervariasi untuk menambah kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Kedua, penelitian selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang kemampuan membaca pemahaman.

3. DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. Evaluasi dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Bahan Ajar). Padang: UNP.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang: UNP Press.

(12)

Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Depdiknas.2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA dan MA. Jakarta: Depdiknas.

Munaf, Yarni. 2010. Rangkuman Pengajaran Kemampuan Membaca. Padang: FBSS UNP.

Razak, Abdul. 2007. Membaca Pemahaman (Teori Aplikasi Pengajaran). Pekan Baru: Autografi.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2005. Metoda Stilitika. Bandung: TARSITO.

Suryabrata, Sumadi.2013.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi

Determination of optimum levels of phosphorus and nitrogen in the soil allows with high accuracy, using already known formulas V.G.Chernenok, 1989: Dr = Popt - Pfact*10, to calculate