Effectiveness Of Honey Bee Apis cerana Fabr. As Pollination In Cucumbers (Cucumis sativus L.) In Palak Juha VII Koto
Kabupaten Padang Pariaman.
Ririt Guspita 1, Jasmi 2dan Rina Widiana3
Biology Education Studies Program High School Teacher Training And Educations (STKIP) PGRI West Sumatra.
Email: [email protected]
ABSTRACT
Cucumber production in Padang Pariaman decreased. It is seen in 2009 with production acreage 23Ha 242.20 tons, in 2010 the acreage 38Ha with 227.80 tons of their products. The decrease is due to male flowers and female flowers on separate plants located cucumbers but still on the same plant, because of all that appears is not all become fruit. In connection with it's research aims to look at the effectiveness of honey bees as pollinators in cucumbers. This research was conducted in Palak Juha VII Koto Regency Padang, research conducted by descriptive method that is by observing individual bees visiting in cucumbers. Worker bees visit the flowers of cucumber counted if the worker bees have settled on a cucumber flower and into the cavity of interest to come out and fly out of the interest is calculated as one-time visit. Honey bee Apis cerana Fabr. effective as pollinators on pollination cucumber plants. The flowers appear and visited worker bees who managed to be fruit, ie 100%. Honey bee Apis cerana Fabr. effective as pollinators in cucumbers (Cucumis sativus L.) in Palak Juha VII Koto Pariaman Regency.
Keywords : Apis cerana Fabr., Effectiveness , Honey Bee, Cucumber, Pollination.
PENDAHULUAN
Lebah mempunyai arti yang sangat penting sebagai penghasil madu dan serangga penyerbuk.
Lebah madu adalah serangga sosial yang kaya akan manfaat, salah satunya yaitu sebagai polinator. Lebah sebagai polinator membantu penyerbukan sehingga tumbuhan bisa berbuah dan tanaman pangan manusia bisa menghasilkan makanan (Salmah, 1989). Lebah madu mempunyai peranan penting yaitu sebagai penghasil madu dan sebagai serangga pembantu penyerbukan bunga. Kunjungan lebah ke tanaman memberi keuntungan bagi kedua pihak. Lebah memperoleh keuntungan dari serbuk sari dan nektar (sebagai pakan) sedangkan tumbuhan juga mendapatkan keuntungan berupa penyerbukan yang dibantu oleh lebah (Schoonhoven et al., 1998 Jasmi, 2014).
Lebah madu berperan penting dalam penyerbukan bunga, tanpa serangga tersebut tidak mungkin menghasilkan dan memperdagangkan kebanyakan dari buah,
karena banyak tumbuh- tumbuhan tergantung pada serangga untuk penyerbukan (Borror dkk., 1992 dalam Jasmi,
2014). Salmah, 1989
melaporkan lebah merupakan serangga penyerbuk yang efektif dan mampu meningkatkan produksi pertanian.Meningkatnya produksi buah-buahan dan sayuran disebabkan karena hasil penyerbukan yang dilakukan oleh lebah madu.
Salah satu jenis lebah madu yang dibudidayakan yaitu Apis cerana Fabr. Apis cerana Fabr. mudah untuk mengumpulkan nektar, pollen dan bahan makanan lainnya pada saat musim bunga melimpah. Pada saat musim kemarau dan tidak musim bunga sumber nektar dan pollen menjadi terbatas. Keberadaan sarang yang jauh A. cerana Fabr. akan membutuhkan waktu lama dalam mencari sumber pakan (Anendra, 2010). Aktivitas mencari makan dari lebah madu adalah mendatangi bunga untuk mencari nektar, serbuk sari yang mengandung lemak dan protein sebagai bahan makanan utama bagi lebah yang diperlukan untuk kehidupan larva-larva. Pagi hari lebah akan mengunjungi bunga untuk mengumpulkan
nektar dan serbuk
sari, lebah hanya mendatangi satu jenis
tanaman yang sedang berbunga lebat
berulang kali, dan terbang dari bunga satu ke bunga lainnya sambil mengangkut nektar
(Darjanto dan Satifa, 1984). Lebah berkunjung ke tanaman memberi keuntungan bagi kedua pihak, lebah memperoleh keuntungan dari serbuk sari dan nektar (sebagai pakan) sedangkan tumbuhan juga mendapatkan keuntungan berupa penyerbukan yang dibantu oleh lebah. Kunjungan lebah madu pada tumbuhan berbunga adalah untuk mengkoleksi nektar dan pollen (Jasmi, 2014).Salah satu tanaman yang dikunjungi oleh A.cerana Fabr. adalah tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantara alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan biji, tanaman ini mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar dari sisi tangkai daun (Soedarya, 2009).
Mentimun termasuk sayuran buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pada umumnya mentimun disajikan dalam bentuk olahan segar, seperti acar, serta bahan industri untuk kosmetik dan obat-obatan. (Suherman, 2014). Nilai gizi mentimun mengandung sumber mineral dan vitamin seperti protein sebanyak 0,65%, lemak sebesar 0,1% dan karbohidrat 2,2%
selain itu terdapat kandaungan magnesium, zat besi, fosfor, vitamin A, Vitamin B, Vitamin B2 dan Vitamin C (Supema, 2008 dalam Suherman, 2014).
Produksi mentimun di Sumatera Barat relatif rendah, hal tersebut terlihat dari produksi mentimun pada tahun 2009 luas tanam 23Ha dengan produksi 242,20/Ton, tahun 2010 luas tanam 38Ha dengan produksi 227,80/Ton (BPS kabupaten padang pariaman, 2016). Dari data terlihat penurunan produksi buah mentimun sedangkan luas tanam meningkat, produksi mentimun di Sumatera Barat dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan serangga penyerbuk.
Produksi mentimun relatif rendah salah satunya disebabkan mentimun termasuk tumbuhan berumah satu. Tumbuhan berumah satu membutuhkan serangga polinator dalam proses penyerbukan. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui Efektifitas Lebah Madu
Apis Cerana Fabr. Sebagai Penyerbuk PadaTanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) Di Palak Juha VII Koto Kabupaten Padang Pariaman.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan cara mengamati lebah yang berkunjung pada bunga mentimun. Pengamatan dilakukan satu kali sehari dengan rentang waktu pukul 07.00-07.20 WIB, pukul 08.00-08.20 WIB, pukul 09.00-09.20 WIB selama satu minggu.
Parameter yang diamati meliputi, frekuensi kunjungan dihitung dengan cara mengamati lebah yang sudah hinggap pada bunga dan masuk ke dalam rongga sampai keluar lalu terbang bunga tersebut, dihitung sebagai satu kali kunjungan frekuensi kunjungan dihitung dengan menggunakan caunter serta, jumlah bunga mentimun yang berhasil menjadi buah, jumlah buah diamati setelah 10 hari dari waktu penyerbukan (waktu lebah mengunjung bunga), lama kunjungan individu lebah pada setiap bunga mentimun.
Pengukuran unsur-unsur cuaca dilakukan selama penelitian atau diambil dari badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Efektifitas penyerbukan dihitung dari bunga mentimun betina yang berhasil menjadi buah dengan rata-rata persentase bunga yang menjadi buah setelah 10 hari penyerbukan atau setelah dikunjungi oleh Apis cerana Fabr.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Frekuensi kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun jantan.
Rata-rata waktu kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun jantan.
584 623 756
578 572
654 675
0 100 200 300 400 500 600 700 800
1 2 3 4 5 6 7
Waktu Pengamatan (Hari)
Frekuensi kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun bunga.
Rata-rata waktu kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun betina.
Frekuensi kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun jantan tertinggi terdapat pada hari ke tiga (756 kali) dan terendah pada hari kelima (572 kali), rata-rata jumlah waktu kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun jantan tertinggi terjadi pada hari kelima (53,72 detik) dan terendah terjadi pada hari pertama (41,68 detik), Frekuensi kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun betina tertinggi terdapat pada hari pertama (86 kali) dan terendah pada hari ketiga (49 kali), jumlah waktu kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun betina tertinggi terjadi pada hari kelima (55,11 detik) dan terendah terjadi pada hari ketiga (44,81 detik) seperti terilhat pada, rata-rata frekuensi kunjungan tertinggi terjadi pada pukul 08:00-08:20 WIB setiap hari. Jumlah bunga betina terbanyak yang dihasilkan mentimun terjadi pada hari pertama (22 buah bunga) dan terendah terjadi pada hari ketiga (4 buah bunga). Presentase bunga yang menjadi buah setiap hari adalah 100%.
Tingginya frekuensi kunjungan lebah madu pada bunga mentimun jantan pada hari ketiga dan rendah pada hari kelima diduga jumlah bunga yang muncul pada hari ketiga banyak sehingga sumber pakan yang tersedia relatif banyak. Serta tingginya kunjungan lebah pekerja pada bunga mentimun betina pada hari pertama dan terendah hari ketiga diduga jumlah bunga yang muncul hari oertma banyak sehingga sumber maknan tersedia dalam jumlah banyak. Sumber pakan berbanding lurus dengan frekuensi kunjungan semakin banyak sumber pakan maka frekuensi kunjungan semakin tinggi (Jasmi, 2014).
Tingginya waktu kunjung pada hari kelima diduga bunga mentimun jantan yang muncul pada hari kelima banyak sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengambil sumber pakan.
Tingginya waktu kunjungan pada hari kelima diduga bunga mentimun betina yang muncul pada hari kelima banyak sehingga sumber pakan tersedia dalam jumlah banyak sedangkan pada hari ketiga jumlah yang muncul sedikit. Lebah pekerja membutuhkan waktu dan jumlah kunjungan banyak untuk mendapatkan sumber pakan, kunjungan lebah madu pada tumbuhan berbunga adalah untuk mengkoleksi nektar dan pollen (Jasmi,2014). Apis cerana Fabr. akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencari bunga dan sumber air jika jarak pakan dengan sarang jauh (Shuel, 1992 dalam Anendra, 2010).
Frekuensi kunjungan tertinggi terjadi pada pukul 08:00-08:20 WIB. Tingginya frekuensi kunjungan ini diduga ketersediaan sumber pakan yang 41,68
49,43 52,17
49,51 53,72
50,75 49,61
0 10 20 30 40 50 60
1 2 3 4 5 6 7
86 76
49
64 61 65 62
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 2 3 4 5 6 7
46,20 50,62
44,81
51,72 55,11
47,14 51,02
0 10 20 30 40 50 60
1 2 3 4 5 6 7
Waktu Pengamatan (Hari)
Waktu Pengamatan (Hari) Waktu Pengamatan (Hari)
Lama Kunjungan (Detik)
sedikit, struktur pollen mencair dikarenakan suhu tinggi dan lebah pekerja lebih banyak mengumpulkan nektar. Seperti yang dilaporkan Anendra, 2010 puncak aktifitas lebah madu mencari pakan terjadi pada pukul 07:20-09:00 WIB.
Efektifitas penyerbukan dilakukan lebah pekerja A. cerana Fabr. dilihat dari bunga mentimun yang berhasil menjadi buah yaitu rata- rata persentase bunga yang menjadi buah 100%, hal ini berhubungan dengan peran lebah sebagai polinator dan struktur dari bunga mentimun yang alat kelamin jantan dan alat kelamin betina berada pada bunga yang berbeda tapi masih dalam satu tumbuhan serta jarak koloni dengan sumber pakan.Pentingnya peran lebah madu sebagai polinator selain struktur bunga mentimun yang letak alat kelamin jantan dan betina terpisah pada bunga yang berbeda. Efektifnya lebah sebagai polinator pada bunga mentimun dilihat dari ukuran bunga dengan tubuh lebah serta bagian tubuh lebah madu berupa rambut yang berperan untuk membawa serbuk sari atau pollen menuju bunga betina. Ukuran tubuh lebah madu yang relatif kecil dari bunga mentimun sehingga lebah mudah mengambil serbuk sari dan pollen dengan menggunakan rambut-rambut yang ada pada tubuh lebah untuk dibawa menuju bunga mentimun betina (Jasmi,2014). Lebah madu merupakan polinator yang efektif dan efisien yang menyebabkan tanaman berbuah (Widowati, 2013).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Drs, Ismed Wahidi., M.Si, ibu Lince Meriko., M,Si dan Elza Safitri., M.Si yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan artikel ini.
KESIMPULAN
Frekuensi kunjungan tertinggi lebah madu Apis cerana Fabr. terjadi pada pukul 08:00-08:20 WIB, Lebah madu sangat efektif sebagai polinator untuk meningkatkan produksi buah tanaman mentimun dengan nilai efektifitas 100 % semua bunga yang dikunjungi lebah pekerja 100%
menjadi buah, Keadaan cuaca di lokasi penelitian rata-rata suhu 26,61 ˚C, kecepatan angin 1,41 Knot, lama penyinaran matahari 5,43 jam, kelembaban 88,14 % dan curah hujan 12,7 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Anedra. Y.C. 2010. Aktivitas Apis cerana Mencari Polen. Identifikasi polen, dan Kompetensi Menggunakan Sumber Pakan Dengan Apis mellifera. (Tesis). Bogor:
Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Darjanto dan Siti Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga Dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia : Jakarta.
Jasmi, 2014. Kajian Morfometrik dan Ekologi Apis cerana Fabr. (Hymenoptera: Apidae) Pada Tanaman Polikultur Di Sumatera Barat. Disertasi Program Doktor Ilmu- Ilmu Pertanian. Pascasarjana Universitas Andalas Padang.
Salmah, S. 1989. Jenis-Jenis Lebah Penghasil Madu dan Potensinya Di Sumatera Barat.
Laporan Penelitian. BKS-B dan USAID Pusat Penelitian Universitas Andalas.
Padang.
Soedarya, A. 2009. Agribisnis Mentimun. Pustaka Grafika: Bandung.
Suherman. (2014). Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Dan Konservasi Gandasil B Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.).
Jurnal Fakultas Pertanian Agroteknologi Universitas Taman Siswa Padang.
Widiowati, R. 2013. Pollen Substitute Pengganti Serbuk Sari Alami Bagi Lebah Madu.
JurnalUniversitas Nasional Kesehatan dan Lingkungan V (1) No (1).