• Tidak ada hasil yang ditemukan

EJAAN BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Alfa Rino Svedrilio

Academic year: 2023

Membagikan "EJAAN BAHASA INDONESIA"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dra. Efri Yades, M.Hum

EJAAN BAHASA INDONESIA

oleh:

Alfa Rino Svedrilio NIM: 2311522005

Resume

Ejaan adalah salah satu aspek kunci yang memainkan peran penting agar ketika bahasa ditulis sebagai alat komunikasi dapat digunakan dengan baik. Ejaan merupakan sistem aturan yang mengatur bagaimana kata-kata ditulis dengan benar. Mencakup penggunaan huruf, tanda baca, serta pengaturan penggunaan huruf kapital. Ejaan bahasa Indonesia penting untuk dipelajari karena tidak hanya memudahkan pemahaman, tetapi juga menjaga konsistensi dalam penulisan. Tanpa ejaan yang tepat, bahasa bisa menjadi tidak efektif dan sulit dipahami oleh orang lain.

Sejarah ejaan bahasa Indonesia mencerminkan perjalanan perkembangan bahasa dan sejarah Indonesia sebagai negara yang merdeka. Sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Indonesia merupakan jajahan Belanda selama berabad-abad. Pengaruh kolonial Belanda sangat kuat pada berbagai aspek, termasuk ejaan bahasa Indonesia.

Ejaan bahasa Indonesia pada masa itu mengikuti aturan ejaan bahasa Belanda, termasuk penggunaan huruf vokal, konsonan, dan kata-kata serapan dari bahasa Belanda. Namun, dengan semakin mendekatnya kemerdekaan Indonesia, muncul kebutuhan untuk membebaskan bahasa Indonesia dari pengaruh kolonial.

Langkah pertama menuju perubahan ejaan bahasa Indonesia dimulai dengan Konferensi Bahasa Indonesia Pertama yang diadakan pada tahun 1938 di Surakarta, Jawa Tengah.

Konferensi ini bertujuan untuk membahas masalah ejaan dan tata bahasa bahasa Indonesia. Hasil dari konferensi ini adalah pengadopsian beberapa aturan ejaan baru yang lebih mendekati bunyi bahasa Indonesia.

Namun, perubahan yang lebih signifikan terjadi setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Menteri Pendidikan Indonesia, Soewandi, memperkenalkan ejaan baru yang dikenal sebagai "Ejaan Soewandi." Ejaan ini menggantikan banyak aturan ejaan Belanda dan lebih mendekati bunyi bahasa Indonesia dengan menghilangkan beberapa huruf yang tidak umum digunakan.

Pada tahun 1972, pemerintah Indonesia mengambil langkah lebih lanjut dengan mengadopsi "Ejaan Yang Disempurnakan" atau "EYD" sebagai standar ejaan resmi bahasa

(2)

Indonesia. EYD adalah upaya lanjutan untuk menghapuskan pengaruh ejaan Belanda dan lebih mendekati bunyi bahasa Indonesia. Aturan-aturan dalam EYD mencakup penggunaan huruf kapital di awal kalimat dan nama diri, serta penggunaan huruf kecil untuk kata-kata biasa.

Sejak itu, EYD telah menjadi standar ejaan resmi bahasa Indonesia dan digunakan secara luas dalam publikasi resmi, pendidikan, dan komunikasi tertulis di Indonesia. Perubahan- perubahan dalam ejaan bahasa Indonesia mencerminkan upaya untuk memperkuat identitas bahasa Indonesia yang independen dan menghilangkan pengaruh kolonial Belanda yang mendominasi sebelum kemerdekaan.

Ejaan bahasa Indonesia adalah aturan penulisan huruf dan kata dalam bahasa Indonesia.

Ejaan ini mengatur tata cara penulisan yang baku dan konsisten untuk memastikan pemahaman yang tepat dalam komunikasi tulisan. Ejaan bahasa Indonesia mengatur penggunaan huruf vokal, konsonan, tanda baca, dan kata-kata serapan.

Berikut beberapa aspek penting dalam ejaan bahasa Indonesia:

1. Huruf Vokal: Bahasa Indonesia memiliki lima huruf vokal, yaitu "a," "e," "i," "o," dan

"u." Penggunaan huruf vokal ini diatur dengan ketat dalam ejaan, misalnya, dalam penentuan penggunaan "e" atau "é."

2. Huruf Konsonan: Ejaan mengatur penggunaan huruf konsonan sesuai dengan bunyi bahasa Indonesia. Contohnya, penggunaan "k" dan "h" dalam kata-kata seperti "kota" dan

"hari."

3. Tanda Baca: Ejaan juga mencakup penggunaan tanda baca, seperti titik, koma, tanda seru, dan tanda tanya, untuk memisahkan kalimat dan menambahkan makna dalam tulisan.

4. Kapitalisasi: Ejaan mengatur penggunaan huruf kapital (besar) dan huruf kecil.

Biasanya, huruf kapital digunakan di awal kalimat dan untuk menunjukkan nama diri, sedangkan huruf kecil digunakan untuk kata-kata biasa.

5. Kata-kata Serapan: Bahasa Indonesia mengandung banyak kata-kata serapan dari bahasa asing, seperti Belanda, Arab, Inggris, dan lain-lain. Ejaan mengatur penulisan kata-kata serapan agar sesuai dengan aturan ejaan bahasa Indonesia.

6. Tata Bahasa: Selain ejaan, tata bahasa juga merupakan bagian penting dalam komunikasi tulisan dalam bahasa Indonesia. Tata bahasa mengatur struktur kalimat, penggunaan kata-kata, dan hubungan antar-unsur dalam kalimat.

Bahasa Indonesia adalah sebuah bahasa yang kaya akan kata-kata, dan salah satu aspek yang menarik adalah kemampuan bahasa ini untuk mengubah bentuk dan makna kata sesuai dengan konteks penggunaan. Hal ini memungkinkan bahasa Indonesia untuk menggambarkan nuansa yang berbeda dalam berbagai situasi komunikasi. Konsep ini mencakup perubahan

(3)

bentuk kata melalui morfologi, seperti penambahan awalan atau akhiran, yang dapat mengubah jenis kata atau makna dasar.

Contoh yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia adalah perubahan kata kerja menjadi bentuk perbuatan atau tindakan dengan menambahkan awalan "me-". Sebagai contoh, kata "makan" dapat berubah menjadi "memakan" dengan penambahan awalan "me-". Dalam hal ini, perubahan tersebut mengindikasikan tindakan seseorang dalam melahap makanan. Ini adalah salah satu cara di mana bahasa Indonesia menghasilkan variasi makna dengan mengubah bentuk kata dasar.

Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki kemampuan untuk menggabungkan kata-kata menjadi frasa atau kalimat yang lebih kompleks, yang dapat mengubah makna secara signifikan.

Misalnya, kata "rumah" memiliki makna dasar sebagai tempat tinggal. Namun, dengan menambahkan kata "sakit" di depannya, menjadi "rumah sakit," maka maknanya berubah menjadi tempat perawatan medis.

Pemahaman tentang perubahan bentuk dan makna kata ini sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ini memungkinkan pengguna bahasa untuk menggunakan kata- kata dengan lebih tepat dalam berbagai konteks dan untuk menyampaikan pesan yang lebih akurat. Kemampuan untuk memanfaatkan fleksibilitas bahasa ini juga membantu pembaca atau pendengar dalam memahami nuansa dalam komunikasi, sehingga memperkaya pengalaman berbahasa Indonesia. Dengan pemahaman ini, seseorang dapat mengungkapkan diri dengan lebih beragam dan mengekspresikan ide-ide dengan lebih kreatif dalam bahasa yang indah dan efektif.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun dalam sistem tulisan arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam ejaan

Conclusion By applying a decolonising framework to a new second-year design project in the chemical engineering undergraduate programme of a South African university, this paper has