• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKOSISTEM SUMBERDAYA HAYATI PESISIR DAN LAUT

N/A
N/A
Thao Vu

Academic year: 2023

Membagikan "EKOSISTEM SUMBERDAYA HAYATI PESISIR DAN LAUT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Perkuliahan Pertama

EKOSISTEM SUMBERDAYA HAYATI PESISIR DAN LAUT

PSL 625

(2)

• Pendahuluan

• Urgensi Pengelolaan Wilayah Pesisir

• Isu-Isu Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir

(3)

Sekitar 30 % hutan mangrove dan terumbu karang dunia ada di Indonesia;

Sekitar 90 % SD ikan berasal dari perairan pesisir;

Sekitar 60 % penduduk Indonesia hidup di wilayah pesisir;

Sekitar 42 kota dan 181 kabupaten terletak di kawasan pesisir;

Kontribusi sektor kelautan terhadap PDB nasional sekitar 26,5 %;

Industri kelautan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung.

Arti penting pesisir dan laut

bagi Indonesia

(4)

DEFINISI WILAYAH PESISIR

“Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem darat dan laut”.

Batas ke arah darat:

Ekologis: kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang

Administratif: batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst dari garis pantai)

Perencanaan: bergantung pada permasalahan yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir

a. Pencemaran dan sedimentasi: suatu kawasan darat dimana pencemaran dan sedimentasi yang ditimbulkan di sini berdampak pada kawasan pesisir

b. Hutan mangrove: batas terluar sebelah hulu kawasan hutan mangrove

Batas ke arah laut :

Ekologis: kawasan perairan laut yang masih dipengaruhi proses-proses alamiah dan kegiatan manusia di daratan, seperti aliran air sungai, limpasan air

permukaan, sedimen dan bahan pencemar Administratif: 4 mil, 12 mil, dst dari garis pantai

Perencanaan: bergantung pada permasalahan (kawasan yang masih dipengaruhi oleh dampak pencemaran atau sedimentasi, atau proses-proses ekologis…)

(5)

BATAS WILAYAH PESISIR

WILAYAH PESISIR

Antar muka daratan-lautan

HT LT

Lingkungan lautan

Paparan benua

Daerah tangkapan air

Belakang pantai

Zona intertidal Lingkungan

daratan

Garis pantai

Batas lautan Batas daratan

(6)
(7)

Tipologi Lingkungan Pesisir

(8)

EKOSISTEM LAMUN

EKOSISTEM TERUMBU

KARANG

EKOSISTEM MANGROVE

Fisik

Nutrien, Bahan Organik Terlarut Bahan organik partikulat

Migrasi Biota

mDapak Manusia

Interaksi antara tiga habitat utama di kawasan pesisir dan laut tropis Sumber : Ogden and Gladfelter (1983)

1. Terdapat keterkaitan ekologis yang erat antara wilayah pesisir dengan daratan dan lautan

KARAKTERISTIK EKO-

SOSIOSISTEM PESISIR

(9)

2. Memiliki produktivitas hayati yang tinggi 3. Terdapat lebih dari dua SDA dan Jasling

di Wilayah Pesisir

4. Terdapat lebih dari 2 kelompok

masyarakat dengan preferensi yang

berbeda.

(10)

5. Sumberdaya wilayah pesisir merupakan sumberdaya milik bersama (common property) 6. Merupakan tempat

penampungan akhir limbah baik dari lahan atas maupun laut

lepas

(11)

WILAYAH PESISIR SEBAGAI A MULTIPLE-USE ZONE

(12)

Reklamasi

Sawah

Keramba Apung

Gedung

Tambak

Pariwisata Pencemaran

Lingkungan

Berbagai Kegiatan dan Dampaknya di Wilayah Pesisir

(13)

ISSUE PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

1. Tingkat kerusakan lingkungan di beberapa kawasan pesisir sangat mengkhawatirkan.

42% terumbu rusak berat, 29% rusak, 23% baik dan 6%

sangat baik.

40% hutan mangrove telah rusak.

Berkurangnya stok ikan (overfishing)

Pencemaran yang tinggi

Abrasi dan erosi pantai

2. 65% masyarakat pesisir masih miskin dengan tingkat pendidikan rendah

3. Konflik pemanfaatan dan kewenangan

4. Common property resource mengakibatkan pola pemanfaatan open access, yang berakibat tragedy of the commons

5. Tempat terakumulasinya segenap limbah dari daratan maupun

laut lepas

(14)

6. Rendahnya kesadaran bangsa tentang arti penting dan nilai strategis sumberdaya pesisir dan lautan bagi

pembangunan ekonomi nasional, sejak zaman penjajahan sampai dengan Orde Baru.

7. Perhatian, pengetahuan dan penguasaan serta penerapan IPTEK Kelautan, serta akses permodalan rendah, belum ada Bank yang serius membantu.

8. Terjadi kebocoran wilayah (regional leakages) yang besar 9. Kemampuan SDM relatif rendah, prasarana dan sarana

pembangunan terbatas dan keterbelakangan masyarakat, implikasinya kapasitas kelembagaan pengelola daerah

rendah.

(15)

PERMASALAHAN

Degradasi habitat

(Reklamasi, Pengurugan dll)

Kerusakan Terumbu Karang

Konversi Hutan Mangrove

Sedimentasi dan abrasi pantai

Pencemaran (Rumah

tangga, industri, tumpahan minyak, pertanian)

Banjir

(16)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Keanekaragaman hayati laut merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, artinya jika kita manfaatkan dengan cara-cara yang ramah lingkungan (berdasarkan pada

Berdasarkan hasil valuasi ekonomi sumberdaya pesisir Teluk Banten, yang meliputi ekosistem hutan mangrove, ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi model pengelolaan sumberdaya hayati pesisir di Kabupaten Bulungan khususnya hutan mangrove dan terumbu karang; mengidentifikasi kendala

Masyarakat di sekitar kawasan hutan mangrove mempunyai ketergantungan sangat besar terhadap ekosistem mangrove tersebut, karena mereka dapat berperan sebagai perusak

Klaim batas terluar landas kontinen ekstensi di kawasan maritim sebelah barat daya Pulau Sumatera merupakan hasil dari garis formula Herdberg (FOS+60 mil laut)

Model valuasi ekonomi sebagai dasar Untuk rehabilitasi kerusakan hutan mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo.. Universitas

3) Kawasan pantai digenangi oleh air pasang rata-rata (normal high tide). Tempat ini mencakup sebagian besar hutan mangrove, yang ditumbuhi jenis Rhizopora

Ekosistem mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang waktu air