EKSPLOITASI ORANG TUA TERHADAP ANAK (Studi: Pekerja Anak di Kelurahan Seberang Palinggam
Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang)
JURNAL
Oleh:
NELSI PUTRI AYU NPM. 10070064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG
2014
PARENTS EXPLOITATION OF CHILDREN (Studies: Child Labour In Village Across Palinggam
Sub-District Southern Desert, Desert City) Oleh :
Nelsi Putri Ayu∗Dian Kurnia Anggreta∗∗Maihasni∗∗
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat∗ Dosen Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat∗∗
ABSTRACT
Every child has a right to be protected , in Article 2 of Law No. 4 of 1979 states : (1) Children are entitled to welfare, treatment, care and guidance based on affection in his family to grow and develop naturally. (2) The child is also entitled to the services to develop abilities and social life. (3) The child is entitled to maintenance and protection, both during in utero and after birth. (4) Children are entitled to protection of the environment, which may jeopardize or hamper the normal growth and development, as well as protection from violence and discrimination, in order to achieve quality of Indonesian children, morals, and welfare. Furthermore, Article 20 requires that the state, government, communities, families and parents to take responsibility for child protection. The fact that the case is still a lot of parents who allow children to work in a dangerous place for children and violate the rights of children, such as the existence of child labor under 15 years of age who come from the village of Padang District Palinggam Across South. This study used a qualitative approach and descriptive. The data collection techniques in this study in the form of in-depth interviews, observation and study document. Unit data analysts in this study is a family consisting of parents and children. From the research it can be concluded that the parents had been in the exploitation of children under the age of 15 years that is in violation of the law on the protection of the rights of the child, such as: children forced to work in dangerous conditions for development, health and safety of children, the time spent with the child work that is more than three hours a day, and the wages earned working children are given to parents. Then with the employment of children will have a negative impact on children : First, the impact on growth both in terms of physical, psychological and social. Second, the impact on children's education .
Keyword: Parents Exsploitation Of Child Labor
PENDAHULUAN
Anak merupakan karunia dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, anak juga sebagai generasi muda yang menjanjikan karena dengan terbentuk generasi muda yang idealis maka bangsa Indonesia pun akan ikut maju dan berkembang.
Kewajiban dalam memelihara anak merupakan tanggung jawab orang tua termasuk melindungi anak dari berbagai macam gangguan yang datang dari luar maupun yang berasal dari anak itu sendiri. Dalam proses melindungi anak, seharusnya para orang tua mengawasi hak dan tingkah laku anak mereka yaitu dengan tidak menelantarkan atau menyuruh anak untuk melakukan pekerjaan yang berat walau dengan alasan apapun, karena dengan bekerja dapat mengganggu perkembangan intelektual, fisik, psikologis dan sosial anak.
Setiap anak memiliki hak-hak untuk dilindungi, dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 menyatakan: (1) Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya
untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. (2) Anak juga berhak
atas pelayanan untuk
mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya. (3) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. (4) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar (Makarao, 2013:17).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tahun 1959 yang telah mensyahkan Deklarasi Hak-Hak Anak dalam Asas 9 menyebutkan:
Larangan tidak dibenarkan mempekerjakan anak-anak di bawah umur (15 tahun ke bawah), dan dengan alasan apapun mereka tidak diperbolehkan terlibat dalam pekerjaan yang dapat merugikan kesehatan atau pendidikan mereka maupun yang dapat mempengaruhi perkembangan tubuh, mental atau akhlak mereka.
Kelahiran Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang Perlindungan Anak merupakan suatu
upaya perlindungan untuk menjamin hak-hak anak, yang telah disetujui oleh Majlis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 november 1989, meliputi: Hak atas
kelangsungan hidup,
perkembangan,perlindungan,
partisipasi dan pendidikan.
Kewajiban dalam melindungi, memenuhi dan menjaga hak-hak anak merupakan tanggung jawab dari orang tua. Namun kenyataannya, anak tidak memperoleh jaminan atas haknya tersebut. Salah satunya yaitu keberadaan pekerja anak. Hal ini disebabkan oleh orang tua yang
memaksa, membiarkan,
memanfaatkan dan menyuruh anaknya bekerja di tempat dan jenis pekerjaan yang berbahaya demi memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga membawa dampak buruk bagi perkembangan anak tersebut baik secara fisik, psikis maupun sosialnya, bahkan dampak yang lebih jauh lagi anak tidak memperoleh hak untuk berpartisipasi dan memperoleh pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, di sini juga terdapat unsur eksploitasi dari orang tua terhadap anak karena telah
melanggar KHA dan undang-undang tentang hak perlindungan anak.
Berdasarkan data Sakernas 1994, dilaporkan jumlah pekerja anak di Indonesia yang berumur 10-14 tahun sebanyak 2,08 juta.
Sementara itu, Irwanto memperkirakan jumlah pekerja anak di Indonesia tidak mustahil mencapai angka 8 juta jiwa lebih karena berkaitan dengan tingginya jumlah anak yang putus sekolah (Suyanto, 2010:129).
Fenomena pekerja anak baik di sektor formal maupun informal masih sering kita temui di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah kota Padang, yang tidak luput dari keberadaan pekerja anak.
Berdasarkan Observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 5 April 2014 di Kelurahan Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan, ditemukan keberadaan pekerja anak lebih kurang dari 8 orang yang ber-usia 15 tahun ke- bawah dan mereka rata-rata memiliki pendidikan yang rendah.
Keberadaan pekerja anak inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
mengungkapkan gambaran eksploitasi orang tua terhadap pekerja anak umur 15 tahun ke bawah dan dampak dipekerjakannya anak oleh orang tua di Kelurahan Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang mendalam dan hasilnya akan ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul:
“EKSPLOITASI ORANG TUA TERHADAP ANAK (Studi:
Pekerja Anak di Kelurahan Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang)”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan eksploitasi orang tua terhadap pekerja anak umur 15 tahun ke bawah dan dampak dipekerjakan anak umur 15 tahun ke bawah terhadap tumbuh kembang dan pendidikan anak di Kelurahan Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan.
Studi relevan yang pertama adalah skripsi Zahratul Husnaini (2011) dengan judul: “Pekerja Anak di Bawah Umur (Studi Kasus : Enkulturasi Keluarga Pekerja Anak di Kota Padang)”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa telah terjadi
proses enkulturasi dalam keluarga pekerja anak di Pasir Purus Atas Kelurahan Rimbo Kaluang. Beda penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini lebih menitik beratkan pada enkulturasi keluarga pekerja anak, sedangkan penelilitian yang dilakukan lebih menitik beratkan pada eksploitasi orang tua terhadap pekerja anak.
Sedangkan relevannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama mengkaji tentang pekerja anak dan masalah- masalah sosial yang dihadapi anak.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskripstif. Informan dalam penelitian ini berjumlah keseluruhan informan sebanyak 18 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berupa wawancara mendalam, observasi, studi dukomen. Unit analis data dalam penelitian ini yaitu keluarga terdiri dari orang tua dan anak. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisa data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman bahwa aktivitas dalam
analisa data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh (Rohidi, 1992:16-21).
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Eksploitasi
Anak
Eksploitasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah diihat dari pengertian eksploitasi yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 66 Ayat (3) yang menyebutkan:
eksploitasi anak adalah memanfaatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi ekonomi atau seksual terhadap anak (Makarao, 2013:36).
B. Bentuk Eksploitasi Orang Tua Terhadap Anak (Pekerja Anak)
1. Anak dipaksa bekerja di lingkungan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan anak, dengan membiarkan anak bekerja sebagai buruh bangunan akan mengganggu bagi keselamatan dan kesehatan anak, karena pekerjaan sebagai buruh
bangunan termasuk pekerjaan yang berada pada situasi, kondisi kerja dan jenis pekerjaan yang berbahaya bagi anak.
2. Waktu anak dihabiskan dengan bekerja, dalam hal jam kerja, anak dipekerjakan lebih dari 3 jam sehari, mereka biasanya bekerja 9 jam setiap harinya yaitu dari jam 08.00-17.00 dan bekerja selama 6 kali dalam seminggu yaitu mulai dari hari senin sampai hari sabtu, sedangkan bagi yang sekolah mereka bekerja dari sehabis pulang sekolah yaitu dari jam 13.30 sampai dengan jam 18.00, kadang waktu libur pun (hari minggu) juga digunakan untuk bekerja.
3. Upah yang diperoleh pekerja anak diberikan kepada orang tua, upah yang diterima oleh pekerja anak, diberikan kepada orang tua untuk menambah kebutuhan ekonomi keluarga yaitu setengah dari hasil kerja tersebut dan setengahnya lagi dipergunakan untuk belanja dan memenuhi kebutuhan pribadinya sehari- hari.
C. Dampak Dipekerjakannya Anak
Kemudian dengan
dipekerjakannya anak oleh orang tua dapat memberikan dampak buruk terhadap tumbuh kembang dan pendidikan anak tersebut yaitu:
1. Dampak terhadap tumbuh kembang anak, dengan bekerja akan mengganggu dan berbahaya bagi perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak, yang menyebabkan anak menjadi gampang sakit, menjadi trauma dan gangguan mental serta tumbuhnya rasa kurang percaya diri, susah bergaul dengan lingkungan dan masyarakat sekitar dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan orang baru sehingga anak menjadi pemalu, kurang percaya diri dan memiliki rasa minder dengan teman sebayanya.
2. Dampak terhadap pendidikan anak, dengan bekerja dapat memberikan dampak yang buruk terhadap pendidikan anak yaitu dengan bekerja anak menjadi tidak ingin sekolah dan menganggap pendidikan itu tidak
penting lagi, kemudian anak menjadi sering bolos sekolah dan ketinggalan pelajaran, karena anak mengalami kesulitan membagi waktu antara bekerja dengan sekolah. Anak yang bekerja rata-rata memiliki pendidikan yang rendah, karena mereka lebih memilih menghabiskan waktu di lingkungan bekerja dibandingkan belajar dan bersekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Orang tua telah melakukan eksploitasi terhadap anak, yaitu dalam bentuk sebagai berikut:
Pertama,anak dipaksa bekerja di lingkungan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan anak.
Kedua, waktu anak dihabiskan dengan bekerja. Ketiga, upah yang diperoleh pekerja anak diberikan kepada orang tua.
2. Kemudian dengan
dipekerjakannya anak oleh orang tua dapat memberikan dampak
buruk terhadap tumbuh kembang dan pendidikan anak tersebut yaitu:Pertama,dampak terhadap tumbuh kembang anak, dengan bekerja akan mengganggu dan berbahaya bagi perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak.
Kedua, dampak terhadap pendidikan anak, dengan bekerja dapat memberikan dampak yang buruk terhadap pendidikan anak yaitu dengan bekerja anak menjadi tidak ingin sekolah dan menganggap pendidikan itu tidak penting lagi, kemudian anak menjadi sering bolos sekolah dan ketinggalan pelajaran, karena anak mengalami kesulitan membagi waktu antara bekerja dengan sekolah. Anak yang bekerja rata-rata memiliki pendidikan yang rendah, karena mereka lebih memilih menghabiskan waktu di lingkungan bekerja dibandingkan belajar dan bersekolah.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Makarao, Muhammad Taufik, dkk.
2013. Hukum Perlindungan Anak dan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Rineka Cipta.
Rohidi, Rohendi Tjetjep. 1992.
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman: Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Skripsi:
Zahratul Husnaini (2011). Judul:
“Pekerja Anak di Bawah Umur (Studi Kasus:
Enkulturasi Keluarga Pekerja Anak di Kota Padang)”.
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNAND Padang.