• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Refraktografi: Memotret Tanpa Lensa dengan Pembiasan Cahaya

N/A
N/A
kiana kalasna

Academic year: 2025

Membagikan "Eksplorasi Refraktografi: Memotret Tanpa Lensa dengan Pembiasan Cahaya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KSPLORASI TEKNIK REFRACTOGRAPHY: MEMOTRET TANPA LENSA DENGAN OBJEK CAHAYA YANG DIBIASKAN

MELALUI MATERIAL TRANSPARAN

Disusun oleh:

Raga Andika 2211239031

A

Dosen Pengampu:

Zulisih Maryani, M.A.

Adya Arsita, S.S., M.A.

Nico Kurnia Jati, M.Sn.

PROGRAM STUDI S-1 FOTOGRAFI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2025

(2)

1

EKSPLORASI TEKNIK REFRACTOGRAPHY: MEMOTRET TANPA LENSA DENGAN OBJEK CAHAYA YANG DIBIASKAN

MELALUI MATERIAL TRANSPARAN

Raga Andika

Institut Seni Indonesi Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk mengeksplorasi potensi visual yang jarang terbayangkan dengan hasil dari interaksi cahaya yang dibiaskan dan dipantulkan melalui material transparan yang langsung diteruskan ke sensor kamera tanpa menggunakan lensa. Metodologi yang digunakan mencakup studi literatur mengenai prinsip fisika difraksi dan refleksi cahaya, eksplorasi pemotretan dengan berbagai sumber cahaya dan objek transparan yang berbeda, dan analisis visual yang dihasilkan berdasarkan pola dan karakter cahaya yang terbentuk. Hasil akhir menunjukan bahwa teknik ini mampu menghasilkan pola, karakter, dan bentuk cahaya yang unik sehingga memiliki potensi artistik dan eksperimental dalam dunia fotografi, serta perbedaan bentuk hasil visual yang terbentu ini yang menyampaikan pesan maupun ekspresi yang ingin dibuat fotografer.

Kata kunci: cahaya, pembiasan, pantulan, transparan, abstrak, tanpa lensa

ABSTRACT

Exploring the Refractography Technique: Capturing Images Without a Lens Using Light Refracted Through Transparent Materials. This study explores the rarely imagined visual potential resulting from the interaction of light that is refracted and reflected through transparent materials, which is directly transmitted to the camera sensor without the use of a lens. The methodology includes a literature review on the physics principles of diffraction and light reflection, an experimental approach involving photography with various light sources and transparent objects, and a visual analysis based on the patterns and characteristics of the resulting light formations. The final results indicate that this technique is capable of producing unique light patterns, characteristics, and forms, demonstrating its artistic and experimental potential in the field of photography, As well as the differences in the form of the visual results that convey the message or expression the photographer intends to create.

Keywords: light, refraction, reflection, transparent, abstract, lensless

(3)

2 Pendahuluan

Fotografi pada umumnya dilakukan menggunakan kamera dan lensa untuk menciptakan visual yang seperti yang dilihat mata manusia, namun ada teknik alternatif yang dimana fotografer hanya menggunakan body kamera tanpa lensa atau disebut

“Lensless Photography”. Karya Refractography di Indonesia tidak banyak ditemukan di internet atau artikel jurnal spesifik yang membahasnya, namun banyak fotografer luar negeri yang mendalami teknik Refractography ini.

Cahaya merupakan bentuk energi berupa gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia, dengan panjang gelombang berkisar antara 380 - 750 nm (Kalumuck, 2000: 74). Selain itu, cahaya juga terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut foton. Kedua karakteristik ini secara bersamaan menunjukkan sifat cahaya yang dikenal sebagai dualisme gelombang-partikel. Cahaya yang membentuk spektrum kemudian ditangkap oleh indera penglihatan dan dikenali sebagai warna.

Studi tentang cahaya disebut optika, yang merupakan cabang penelitian penting dalam fisika modern (Smith, 2006: 4); (Kumar, 2004).

Pemantulan, refleksi, atau pencerminan adalah proses di mana cahaya yang mengenai permukaan suatu benda dipantulkan kembali. Sementara itu, istilah lain yang digunakan untuk menyebut penguraian cahaya adalah dispersi cahaya (Sudarsih, 2020: 46).

Teknik ini menarik bagi peneliti karena penggunaan body kamera tanpa lensa ternyata dapat menghasilkan foto abstrak yang unik. Teknik ini dikenal dengan nama Refractography atau Reflectography yang prosesnya memanfaatkan pantulan dan pembiasan cahaya dari benda-benda yang memiliki material transparan seperti kaca, plastik, dan lainnya yang memiliki bentuk tertentu dan diteruskan lagsung ke sensor kamera yang akan menciptakan hasil visual cahaya abstrak.

Sensor kamera digital terbuat dari alat Complimentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS) yang terdiri dari jutaan piksel berbasis fotodioda silikon.

Fungsi utama sensor ini adalah mendeteksi foton dalam spektrum cahaya tampak yang memiliki energi beberapa eV. Saat cahaya tampak mencapai permukaan sensor,

(4)

3

foton tersebut mengionisasi elektron dalam lapisan deplesi melalui mekanisme interaksi fotolistrik (Riveli et al., 2018).

Eksplorasi teknik fotografi tanpa lensa telah banyak dikaji dalam konteks seni dan sains, terutama dalam memahami bagaimana cahaya berinteraksi dengan berbagai medium. Namun, penelitian mengenai pemanfaatan refractography dan reflectography sebagai metode penciptaan visual masih terbatas, sehingga memerlukan studi lebih lanjut untuk mengeksplorasi potensi estetikanya. Dengan mengamati pola cahaya yang terbentuk melalui objek transparan, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman tentang cara kerja teknik ini serta mengeksplorasi kemungkinan mengaplikasikannya dalam seni kontemporer.

Teori dan Metodologi

Teori Hukum Snellius berperan dalam memahami perubahan arah cahaya ketika melewati medium dengan kerapatan optik yang berbeda. Hukum ini dinyatakan dalam sebuah rumus yang memberikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melewati batas antara dua medium isotropik berbeda. Selain itu, konsep fotografi tanpa lensa menjadi acuan dalam eksplorasi teknik refractography dan reflectography, yang memanfaatkan interaksi cahaya dengan objek transparan untuk menghasilkan gambar dengan karakter visual yang unik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam prinsip kerja refraksi dan refleksi cahaya dalam penerapan fotografi tanpa lensa, serta mengevaluasi bagaimana interaksi cahaya dengan objek transparan menghasilkan efek visual yang artistik, serta analisis nilai estetika dan eksperimental dari teknik ini dalam dunia fotografi.

Dalam penciptaan kali ini, fokus utama penelitian ini yaitu interpretasi visual dan eksplorasi artistik, sehingga pendekatan kualitatif menjadi metode utama yang digunakan.

Penelitian kualitatif berorientasi pada eksplorasi suatu fenomena untuk memahami makna yang melatarbelakangi perilaku, pengalaman, atau konteks tertentu.

Metode yang umum digunakan mencakup wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Kemampuannya menggali detail serta kompleksitas yang tidak

(5)

4

dapat diukur secara kuantitatif. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi kemungkinan bias dari peneliti serta kesulitan dalam menjamin reliabilitas data, karena hasil penelitian sangat bergantung pada interpretasi individu (Lestari et al., 2024).

Metodologi penciptaan yang digunakan mencakup studi literatur mengenai prinsip fisika difraksi dan refleksi cahaya. Melakukan studi literatur sumber-sumber terpercaya melalui jurnal ilmiah seperti scopus, Google Scholar, dan perpustakaan digital universitas dengan kata kunci seperti; refractography journal dan jurnal memotret tanpa lensa. Peneliti tidak menemukan jurnal yang secara rinci membahas tentang memotret tanpa lensa yang dimaksud, namun ada beberapa jurnal dan situs web luar negeri yang membahas tentang penggunaan kamera lubang jarum dan dari media sosial seperti Chris Huddleston di Instagram dan kanal Youtube-nya yang melakukan berbagai eksperimen teknik alternatif fotografi ini, ia juga mengambil vidio dalam eksperimen memotretnya untuk menunjukan visual refraksi cahaya yang berbeda dalam satu waktu. Serta Melansir dari sebuah video di kanal YouTube Adaptalux Studio.

Dalam video tersebut, seorang fotografer bernama Ben Tuxworth melakukan eksperimen memotret tanpa menggunakan lensa, dengan objek yang dipotret berupa cahaya yang dibiaskan dan dipantulkan melalui gelas kaca yang nantinya pantulan cahaya tersebut akan diteruskan langsung ke sensor kamera.

Sebagaimana dalam buku Discours De La Methode karya dalam buku Discours De La Methode pada esai La Dioptriqve René Descartes (1637) menyatakan, “Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar, sedangkan perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias pada bidang batas memiliki nilai tetap yang dikenal sebagai indeks bias.”

Dilanjutkan dengan metode eksplorasi pemotretan dengan berbagai sumber cahaya dan objek transparan yang berbeda, dengan mempersiapkan alat dan bahan yang terdiri dari kamera tanpa lensa, berbagai jenis gelas kaca dengan bentuk dan ketebalan berbeda yang diletakan di depan sensor kamera, sumber cahaya seperti senter LED dan laser pointer, serta latar belakang gelap untuk memaksimalkan pantulan cahaya.

Mengatur ruangan se-gelap mungkin untuk mengontrol pencahayaan, menempatkan gelas kaca pada jarak tertentu dari sumber cahaya, dan menentukan sudut pencahayaan yang berbeda untuk menciptakan variasi pembiasan cahaya.

(6)

5

Analisis menjadi tahap terakhir dengan menganalisis visual yang dihasilkan berdasarkan pola dan karakter cahaya yang terbentuk. Peneliti menggunakan pendekatan eksperimental yang melibatkan pemahaman tentang interaksi antara cahaya dan material transparan, serta persepsi bahwa memotret tanpa lensa juga bisa menghasilkan foto yang menarik.

Tinjauan Karya (Penciptaan)

Sejumlah karya seni dan penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa fenomena pembiasan dan pemantulan cahaya dapat dimanfaatkan baik dalam metode artistik maupun teknis untuk menghasilkan efek visual yang abstrak. Dalam fotografi sering memanfaatkan medium seperti kaca/prisma, tetesan air, kaca dengan beragam bentuk untuk membelokkan cahaya yang memungkinkan terciptanya visual pola-pola cahaya yang bervariasi dan kompleks. Dalam sains, teknik serupa digunakan dalam analisis spektrum cahaya dan visualisasi struktur optik dalam berbagai aplikasi, seperti

pencitraan medis dan optik non-

destruktif.

Gambar 1 Refractograph Of The Bottom Of A Wine Glass Fotografer : Ben Tuxworth

(https://adaptalux.com/lensless-photography-refractography-tutorial/)

Ben Tuxworth, seorang konten kreator yang juga sebagai fotografer. Saat ini ia banyak melakukan eksperimen fotografi dengan teknik-teknik baru dan berbagai cara yang unik melalui kanal Youtube Adaptalux Studio. Karya fotonya yang berjudul

Refractograph Of The Bottom Of A Wine Glass” menampilkan pembiasan cahaya dari laser atau senter dengan berwarna hijau, kuning, dan merah yang ditembakkan ke

(7)

6

bagian bawah samping gelas anggur lalu dipotret langsung dengan sensor kamera tanpa menggunakan lensa dan menghasilkan visual pembiasan cahaya seperti pecahan- pecahan warna yang saling tumpang tindih.

Gambar 2 Supernova effect!

Fotografer : Ben Tuxworth

(https://adaptalux.com/lensless-photography-refractography-tutorial/)

Gambar kedua masih sama yaitu karya dari Ben Tuxworth. Karya selanjutnya masih menggunakan gelas anggur tetapi dengan sumber cahaya dan warna yang berbeda, serta sudut pencahayaan sejajar dengan bagian bawah tengah gelas anggur yang nantinya jika diproyeksikan ke sensor kamera akan menciptakan pembiasan cahaya berbentuk seperti bola supernova.

Gambar 3 Tidak berjudul Fotografer : Rob Turney

(https://www.instagram.com/robturney/)

Gambar ketiga yaitu karya dari Rob Turney, seorang fotografer asal Australia yang mendalami fotografi fine art atau abstrak dengan teknik light painting. Dilansir

(8)

7

dari laman instagramnya, Ia sudah cukup lama menekuni genre fotografi ini. Pembiasan cahaya yang dipotret kali ini juga menggunakan gelas anggur sebagai media perantaranya, dengan menembakkan sumber cahaya ke bagian bawah samping gelas anggur akan menciptakan visual cahaya acak membentuk pola seperti wallpaper yang sering ditemukan di berbagai situs web.

Hasil dan Pembahasan

Penciptaan karya berjudul “Eksplorasi Teknik Refractography: Memotret Tanpa Lensa Dengan Objek Cahaya Yang Dibiaskan Melalui Material Transparan” ini dibuat berdasarkan rasa ingin tahu terhadap prinsip refraksi cahaya yang cukup rumit jika dijelaskan dengan rumus Snellius. Peneliti melakukan eksperimen teknik refractography ini dengan tujuan eksplorasi dan menambah pengalaman, serta sebagai referensi bagi fotografer lain dalam menciptakan karya fotografi yang serupa. Tidak hanya itu, memungkinkan fotografer menyampaikan perasaan, ide, atau konsep melal ui elemen visual, dalam fotografi ekspresi tidak selalu merepresentasikan realitas secara langsung, melainkan membuka ruang bagi abstraksi visual, di mana pola dan karakter cahaya yang dihasilkan dapat diinterpretasikan secara bebas. Subjektivitas dalam fotografi ekspresi juga tercermin dalam hasil penelitian ini, karena setiap komposi si cahaya yang terbentuk menciptakan suasana dan makna yang dapat berbeda bagi setiap pengamat karya fotografi.

Hasil karya yang diperoleh menunjukkan bahwa setiap perubahan pada elemen optik kaca dan sudut pencahayaan menghasilkan efek visual yang berbeda. Pola-pola cahaya yang terbentuk cenderung abstrak, dengan gradasi warna yang beragam tetapi memiliki keunikan artistik.

(9)

8

Gambar 4 Light Of Tornado Sumber : Dokumen Pribadi

Karya pertama dengan judul “Light Of Tornado” ini menampilkan hasil pembiasan cahaya melalui gelas anggur yang terlihat menyerupai pusaran angin puting beliung dengan latar cahaya biru dan visual pola cahaya yang melengkung dan menyempit ke bawah.

Seperti dalam tinjauan karya, pemotretan ini dilakukan dengan menembakkan sumber cahaya berupa senter berwarna biru ke gelas anggur langsung di depan sensor kamera, posisi gelas anggur sedikit dimiringkan horizontal ke kanan atau ke kiri untuk menciptakan pembiasan cahaya kaustik ini, sumber cahaya dari arah 45° ditembakkan ke tengah sejajar dengan arah gelas anggur. Dalam aspek teknis, foto ini dipotret menggunakan kamera Sony NEX 5R tanpa menggunakan lensa, karena sumber cahaya yang digunakan cukup terang, peneliti mengatur Shutter Speed 1/250 dan ISO 200 agar hasil foto tidak over exposure.

(10)

9

Gambar 4 Red Sun Sumber : Dokumen Pribadi

Karya kedua ini masih menampilkan hasil pembiasan cahaya melalui gelas anggur dengan judul “Red Sun”, peneliti memberikan judul tersebut berdasarkan pola cahaya yang terlihat menyerupai bola atau matahari yang mengeluarkan energi panas dengan latar belakang hitam seperti di luar angkasa.

Pemotretan ini dilakukan dengan menembakkan sumber cahaya berupa laser berwarna merah ke gelas anggur langsung di depan sensor kamera, posisi gelas anggur sejajar dengan sensor kamera dan sumber cahaya juga ditembakkan ke tengah, untuk menciptakan pola cahaya mengumpul di tengah harus memerhatikan jenis sumber cahaya yang digunakan, peneliti menggunakan laser yang jenis cahayanya menyempit atau bisa dibilang mengarah ke satu titik agar pembiasan cahaya tang tercipta saat ditembakkan ke material transparan terlihat seperti di gambar 4, serta karakter dan kepadatan material transparan juga dapat memengaruhi hal tersebut. Dalam aspek teknis, foto ini dipotret menggunakan kamera Sony Alpha NEX 5R tanpa menggunakan lensa, karena intensitas sumber cahaya kali ini jauh lebih terang dari eksperimen pertama, peneliti mengatur Shutter Speed 1/2000 dan ISO 100 menyesuaikan highlight pada warna merah agar tidak terlalu terang dan membuat latar belakangnya menjadi gelap.

(11)

10

Gambar 5 Light Waves in Motion Sumber : Dokumen Pribadi

Karya ketiga juga masih menampilkan hasil pembiasan cahaya melalui gelas anggur dengan judul “Light Waves in Motion”, terlihat visual pola cahaya yang kompleks menyerupai serat-serat jaringan atau gelombang air.

Pemotretan kali ini dilakukan dengan menembakkan dua sumber cahaya berbeda berupa laser berwarna merah dan senter berwarna biru ke bagian samping gelas anggur, posisinya sedikit dimiringkan sekitar 15° dari sensor kamera. Penggabungan kedua sumber cahaya dengan warna berbeda ini bertujuan agar memberikan daya tarik lebih dan pola yang terbentuk merupakan hasil eksplorasi berbagai sudut pengambilan dan arah sumber cahaya. Foto ini dipotret menggunakan kamera Sony Alpha NEX 5R tanpa menggunakan lensa, dan karena kali ini menggabungkan dua sumber cahaya dengan warna dan intensitas yang berbeda jauh, peneliti mengatur jarak sumber cahaya laser berwarna merah agak jauh dari objek dan untuk sumber cahaya senter berwarna biru lebih dekat dari objek. Shutter Speed 1/800 dan ISO 100 menyesuaikan agar kedua sumber cahaya yang ditangkap oleh sensor kamera terlihat jelas.

(12)

11 Simpulan

Salah satu hal menarik dari penelitian ini adalah bagaimana berbagai elemen—

seperti jenis material transparan, bentuk dan ketebalan objek, serta sudut dan intensitas cahaya—berkontribusi dalam menciptakan pola cahaya yang bervariasi dan sulit diprediksi sepenuhnya. Setiap eksperimen menghasilkan visual yang berbeda, sehingga setiap karya memiliki keunikan tersendiri. Keanekaragaman pola cahaya yang terbentuk juga menunjukkan bahwa teknik ini sangat fleksibel dan dapat diterapkan dalam berbagai eksplorasi seni visual.

Pola-pola dan karakter cahaya ketika dibiaskan tidak memiliki batas, akan selalu ada bentuk baru atau lebih unik dari karya yang sebelumnya. Tidak sekedar abstrak, tetapi perbedaan hasil visual yang terbentuk ini lah yang menyampaikan pesan maupun ekspresi yang ingin dibuat fotografer. Ada kesamaan antara perupa dan fotografer dalam proses berkarya, yaitu keduanya menciptakan karya yang merupakan refleksi dari ekspresi mereka yang tersampaikan dalam hasil akhir. Bukan proses penciptaan yang menentukan apakah suatu karya dapat disebut sebagai seni, melainkan makna, ungkapan jiwa, serta ekspresi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, sebuah foto yang diambil dalam waktu singkat tetap dapat dianggap sebagai seni jika mencerminkan perasaan, emosi, atau lebih luasnya, ekspresi dari sang fotografer dalam karyanya (Wibowo, 2015).

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar eksplorasi diperluas dengan berbagai material transparan selain kaca, seperti plastik, kristal, atau air, guna melihat bagaimana masing-masing material mempengaruhi hasil pembiasan cahaya. Selain itu, variasi sumber cahaya dengan panjang gelombang berbeda, seperti ultraviolet atau inframerah, dapat memperkaya efek visual yang dihasilkan.

(13)

12 Referensi

Decartes, R. (1637). Discourse on the Method (D. Rene (ed.); 1st ed.). Maire Ian.

Kalumuck, K. E. (2000). Human body explorations: hands-on investigates of what makes us tick. Kendall/Hunt Publishing Company.

Kumar, N. (2004). Comprehensive Physics XII. Laxmi Publications.

Lestari, N., Aprisa, M. T., & Citra Dewi, D. E. (2024). Eksplorasi Strategi Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif ; Studi Perbandingan Metode.

IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan, 4(3), 380–388.

Riveli, N., Men, L. K., & Baihaqi, R. T. (2018). Pendeteksian Sinar Kosmik

Menggunakan Sensor CMOS Pada Perangkat Webcam Komersil. JIIF (Jurnal Ilmu Dan Inovasi Fisika), 02(01), 57–64.

Smith, G. H. (2006). Camera lenses: from box camera to digital (berilustra). SPIE Press.

Sudarsih. (2020). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ipa Materi Sifat-Sifat Cahaya Melalui Penerapan Metode Kontekstual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 4 Madurejo.

BITNET, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 5(1), 44–48.

Wibowo, A. A. (2015). Fotografi Tak Lagi Sekadar Alat Dokumentasi. IX(2), 137–142.

https://doi.org/https://doi.org/10.15294/imajinasi.v9i2.8847

Referensi

Dokumen terkait