Epidemiologi Kesehatan Maternal, Komplikasi Kehamilan, Persalinan dan
Masa Nifas, serta Kematian Maternal
Presented by: Kelompok 2
Mohammad Fajar Rizki (6411421065) Christian Suan F.T (6411421069) Octaviani Munggi Utami (6411421088) Lisa Rahma Aprilia K. (6411421127) Fadhillah Rahmawati (6411421139) Luthfiyana Lailatul Azizah (6411421155) Janiati Fransina Y. (6411421158) Riskiya Wulandari (6411421160) Intan Ida Yuliana (6411421165)
Kelompok 2
Epidemiologi Kesehatan
Maternal
Masa Nifas Kematian Maternal
01
Komplikasi Kehamilan
Persalinan
02 03
04 05
PEMBAHASAN
Epidemiologi
Kesehatan Maternal
01
Definisi
Epidemiologi kesehatan maternal adalah studi tentang distribusi, determinan, dan kontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas. Epidemiologi kesehatan maternal meliputi pengukuran angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate/MMR), angka kematian perinatal, dan angka kematian bayi.
Epidemiologi kesehatan maternal bertujuan untuk mengenali faktor-faktor risiko terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas, serta memberikan intervensi yang tepat untuk mengurangi angka kematian ibu.
Penyebab
Faktor Maternal Pola shift kerja
1 1
Faktor
Lingkungan Paparan debu
2
Faktor Plasenta Tingkat
pendidikan
3
Faktor Janin Faktor
kehamilan
4
15
7
8
6
Permasalahan
● Kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan global, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia
● Faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan maternal seperti anemia pada ibu hamil, kesulitan untuk memperoleh pelayanan kesehatan maternal, asuhan medis yang kurang baik, kekurangan tenaga terlatih dan obat-obatan esensial, kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik, ketidaktahuan dan kebodohan, kesulitan transportasi, dan status wanita yang rendah
● Kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan maternal yang berkualitas dan terjangkau
● Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan maternal
● Kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan maternal.
Pencegahan
● Meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan maternal yang berkualitas dan terjangkau
● Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan maternal
● Meningkatkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan maternal
● Meningkatkan ketersediaan tenaga terlatih dan obat-obatan esensial untuk pelayanan kesehatan maternal
● Meningkatkan akses terhadap transportasi yang memadai untuk memudahkan akses ke pelayanan kesehatan maternal
● Meningkatkan sistem rujukan yang cepat dan tepat untuk menghindari terjadinya kematian maternal
● Meningkatkan pemantauan dan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan maternal untuk memastikan bahwa perawatan yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan
Komplikasi kehamilan
02
Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia yang dapat terjadi apabila wanita telah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Kehamilan adalah kondisi dimana wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu (9 bulan), dihitung dari awal periode menstruasi terakhir hingga melahirkan. Komplikasi kehamilan adalah munculnya penyakit tambahan atau adanya gangguan kesehatan yang terjadi selama masa kehamilan.
Gangguan kesehatan yang terjadi dapat melibatkan gangguan pada kesehatan ibu, bayi, atau bahkan keduanya.
Penyebab
Komplikasi kehamilan dapat terjadi akibat adanya beberapa penyebab/faktor, seperti:
1. Usia saat hamil, yaitu hamil di usia muda (di bawah 20 tahun) dan hamil pada usia 35 tahun atau lebih.
2. Hamil lebih dari satu bayi.
3. Mengalami gangguan makan, seperti anoreksia.
4. Memiliki gaya hidup yang buruk, seperti merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, dan mengkonsumsi alkohol.
5. Memiliki riwayat keguguran atau kelahiran prematur.
6. Memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes, kanker, tekanan darah tinggi, infeksi, penyakit menular seksual, anemia, masalah ginjal, epilepsi, dan lainnya.
Insidensi dan Prevalensi
Menurut Kemenkes RI (2019), kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9%. Preeklamsia adalah salah satu penyebab mortalitas maternal tertinggi di Indonesia Insidensi preeklamsia di Indonesia adalah 128.273 kasus per tahun atau sekitar 5,3% dari seluruh ibu hamil. Sementara itu, secara global, angka kejadian preeklamsia yaitu 2-8% dari seluruh kehamilan di dunia. WHO memperkirakan bahwa kasus preeklamsia tujuh kali lebih tinggi di negara-negara berkembang. Prevalensi preeklamsia di negara berkembang berkisar antara 1,8-18%. Adapun prevalensi bayi prematur di Indonesia yang masih tergolong tinggi, yaitu 7-14% dan bahkan di beberapa kabupaten angka prevalensi bayi prematur sebanyak 16%. Prevalensi tersebut lebih besar dibandingkan dengan beberapa negara berkembang, yakni 5-9% dan 12-13% di USA.
Permasalahan
Terdapat beberapa permasalahan yang dapat terjadi dalam komplikasi kehamilan, diantaranya:
1) Anemia
Kondisi ini terjadi karena kurangnya asupan zat besi atau folat pada tubuh ibu hamil. Zat besi dan asam folat diperlukan untuk membentuk hemoglobin yang berperan menyuplai oksigen untuk seluruh tubuh.
2) Preeklamsia
sebuah kondisi, meningkatnya tekanan darah, serta lebihnya protein pada urine, yang biasa terjadi pada kehamilan 20 minggu. Kondisi ini dapat dipicu oleh obesitas, adanya riwayat diabetes, ataupun mengandung bayi kembar.
Permasalahan
3) Diabetes gestasional
Merupakan diabetes yang dialami oleh ibu hamil, yaitu kondisi ketika gula darah mengalami peningkatan pada saat hamil, dengan akibat terjadinya komplikasi lainnya, dan berat badan bayi yang cenderung membesar. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya diabetes melitus pasca kehamilan.
4) Hiperemesis gravidarum
Ditandai dengan muntah-muntah parah.berbeda dengan morning sickness yang hanya dialami pada awal-awal kehamilan hingga trimester pertama, sementara hiperemesis gravidarum terjadi pada akhir trimester pertama dan memuncak pada usia kehamilan 20 minggu bahkan berlanjut terus selama kehamilan.
Permasalahan
5) Eklampsia
Merupakan sebuah kondisi adanya tekanan darah tinggi juga kejang yang dialami ibu hamil pada saat sebelum, selama, atau pasca persalinan. Eklampsia dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kejang, perasaan gelisah berat, hingga hilang kesadaran.
6) Solusio plasenta
Solusio plasenta merupakan kondisi dimana sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari rahim sebelum bayi lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan asupan oksigen dan nutrisi terhambat. Faktor yang diduga dapat memicu komplikasi ini adalah trauma fisik dan tekanan darah tinggi.
Permasalahan
7) Plasenta Previa
Merupakan sebuah kondisi saat setengah atau sebagian plasenta menutupi jalan lahir karena posisinya berada di bawah rahim, umumnya terjadi pada trimester awal kehamilan. Terdapat beberapa faktor risiko yang bisa memicu seperti rahim abnormal dan kehamilan anak kembar. Kondisi ini ditandai dengan pendarahan pada vagina.
8) Keguguran
Kematian janin yang terjadi selama 20 minggu pertama kehamilan. Menurut American Pregnancy Association (APA), hampir sebanyak 20 persen kehamilan di antara wanita sehat akan berakhir dengan keguguran. Dalam kebanyakan kasus, keguguran tidak bisa dicegah.Sering kali penyebabnya tidak diketahui.
Permasalahan
9) Persalinan prematur
Hal ini terjadi apabila seseorang melahirkan sebelum minggu ke-37 kehamilan. Persalinan tersebut terjadi sebelum organ bayi, seperti paru-paru dan otak, selesai berkembang. Biasanya, kondisi tersebut dipicu oleh air ketuban yang pecah sebelum waktunya.
10) Perdarahan
Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses melekatnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim (implantasi). perdarahan juga bisa menjadi komplikasi kehamilan yang serius, seperti kehamilan ektopik. Hal ini terjadi jika perdarahan disertai dengan nyeri atau kram perut yang hebat, hingga perdarahan banyak dari vagina.
Permasalahan
11) Kurangnya cairan ketuban
Jumlah cairan ketuban akan terus berkurang mulai usia kehamilan 38 minggu hingga akhirnya janin lahir. Namun, penurunan volume cairan ketuban yang terlalu cepat perlu diwaspadai. Hal ini bisa menyebabkan komplikasi, seperti perkembangan organ janin yang tidak sempurna dan persalinan prematur.
Pencegahan
Hindari merokok Konsul dengan dokter
1 1
Tidak meminum alkohol
Konsumsi makanan sehat
2
Menjaga
kebersihan diri Olahraga
3
Menghindari
obat-obatan terlarang Istirahat yang cukup
4
15
7
8
6
Persalinan
03
Definisi
Persalinan merupakan proses alami bagi seorang Ibu dimana terjadi pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan (37-42 minggu). Terdapat dua metode persalinan, yaitu persalinan melalui vagina yang dikenal dengan persalinan alami dan persalinan Caesar atau Sectio Caesarea (SC). Persalinan sectio caesarea (SC) merupakan proses pembedahan untuk melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut dan rahim . Persalinan Sectio Caesarea (SC) dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti placenta previa, presentasi abnormal pada janin, serta indikasi lain yang dapat membahayakan nyawa Ibu dan janin.
Penyebab
1. Power (Tenaga)
Power adalah tenaga ibu dalam mendorong bayi keluar. Jika tenaga ibu kuat, maka persalinan menjadi lancar. Sebaliknya, apabila tenaga ibu tidak ada, maka akan sulit melahirkan.
2. Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah kondisi jalan lahir yang terdiri dari mulut rahim dan juga ukuran panggul ibu.
Apabila kondisi panggul ibu tidak baik, dan pembukaan tidak lengkap maka bisa mengalami distosia atau persalinan macet.
3. Passenger (Bayi)
Passenger adalah bayi. Ukuran bayi yang besar (di atas 4 kg) dapat menyebabkan ibu mengalami distosia atau persalinan macet saat keluarnya kepala dan macet saat melahirkan.
Batas atas berat bayi saat dilahirkan adalah 3,5 kg atau 3.500 gram.
Insidensi dan Prevalensi
Menurut Data Profil Kesehatan Provinsi DIY pada tahun 2019 Indonesia tercatat sebesar 43.005 angka kelahiran dengan diperkirakan sebanyak 75% ibu melahirkan secara normal dan 25% melahirkan secara Caesar atau Sectio Caesarea (SC) yang disebabkan karena berbagai masalah saat persalinan. Prevalensi distosia diperkirakan antara 4,8–21% diantara seluruh persalinan pervaginam.
Permasalahan
Terdapat beberapa permasalahan persalinan anatara lain sebagai berikut :
- Distosia Bahu: Ini adalah kondisi di mana kepala bayi telah keluar, tetapi bahu terjepit di dalam rahim ibu.
Ini bisa menjadi situasi yang berbahaya.
- Perdarahan Selama Persalinan: Perdarahan yang berlebihan selama persalinan dapat terjadi karena sejumlah alasan, seperti plasenta previa atau retensi plasenta.
- Infeksi Pasca-Persalinan: Infeksi setelah persalinan dapat terjadi, terutama setelah operasi caesar.
- Distosia Rahim: Ini adalah kondisi di mana rahim tidak berkontraksi dengan benar selama persalinan.
-Fetal Distress: Ketidakcukupan oksigen pada bayi selama persalinan dapat menyebabkan fetal distress
PENCEGAHAN
1. Mengatur pola konsumsi makanan pada ibu hamil 2. Istirahat cukup sebelum persalinan
3. Rutin kontrol kehamilan 4. Kontrol diabetes
5. Senam kehamilan 6. Pijat perineum
7. Periksa ke dokter mata
04
Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari.
Definisi
Laktasi
Perubahan Fisiologis
Involusi Uterus
Lochea
Perubahan Psikologis
Letting Go Taking Hold
Taking In
Fase ketergantungan dan fokus pada diri
sendiri sehingga pasif terhadap
lingkungan
Khawatir akan kemampuan dan
tanggung jawab dalam merawat bayi
Fase menerima tanggung jawab dan mulai menyesuaikan
diri dengan ketergantungan
bayinya
Insidensi dan Prevalensi
Permasalahan
1. Pendarahan vagina 2. Infeksi masa nifas
3. Sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur 4. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas
5. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
6. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit 7. Kehlangan nafsu makan
8. Rasa sakit,merah, lunak dan pembengkakan di kaki
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau
dirinya sendiri
Pencegahan
1. Pantau dan kelola segala kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya yang mungkin timbul selama kehamilan, seperti anemia, hipertensi, dan diabetes
2. Cari pertolongan medis jika timbul gejala yang mengkhawatirkan, seperti pendarahan hebat, demam, atau tanda-tanda infeksi.
3. Hadiri pemeriksaan pascapersalinan dengan penyedia layanan kesehatan untuk memantau pemulihan dan mengatasi masalah apa pun
4. Jaga pola makan sehat dan rutin berolahraga untuk menunjang kesehatan fisik dan mental selama masa nifas
5. Carilah dukungan dari keluarga, teman, atau penyedia layanan kesehatan jika mengalami depresi atau kecemasan pasca persalinan
05
Kematian
Maternal
Kematian maternal, menurut definisi dari The Tenth Revision of International Classification of Diseases (ICD-10), merujuk kepada kematian seorang wanita yang terjadi selama masa kehamilan atau dalam waktu 42 hari setelah kehamilan, tanpa memandang sejauh mana atau di mana kehamilan tersebut terjadi. Kematian ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan kehamilan atau diperburuk oleh kehamilan itu sendiri atau oleh tindakan medis yang terkait dengan kehamilan, tetapi bukan disebabkan oleh kejadian kecelakaan atau kebetulan (Prihesti, 2019).
Definisi
Penyebab Langsung :
- Pendarahan: Pendarahan hebat saat persalinan atau pendarahan pasca persalinan, seperti pendarahan postpartum.
- Infeksi: Infeksi yang terkait dengan kehamilan atau persalinan, seperti infeksi puerperal (setelah melahirkan) atau sepsis.
- Eklamsia dan Preeklamsia: Gangguan tekanan darah tinggi yang mempengaruhi ibu hamil.
- Kelainan Plasenta: Misalnya, placenta previa (plasenta menutupi serviks), abruptio plasenta (lepasnya plasenta sebelum persalinan), atau plasenta yang melekat secara abnormal.
- Kelainan Persalinan: Kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi saat persalinan, seperti kelainan presentasi janin atau distosia (kesulitan melahirkan).
- Komplikasi dari Operasi Caesar: Operasi caesar yang mengalami komplikasi dapat menjadi penyebab kematian maternal.
Penyebab
Penyebab tidak langsung/ tidak dapat dicegah :
- Penyakit Kronis: Penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit ginjal yang bisa memburuk selama kehamilan.
- Komplikasi Medis yang Pratanggung Jawab: Misalnya, tromboemboli (pembentukan gumpalan darah) atau perdarahan serebral.
- Gangguan Mental: Depresi atau gangguan mental lain yang tidak terdiagnosis atau tidak ditangani selama kehamilan atau setelah persalinan.
- Kecelakaan: Kecelakaan atau cedera yang terjadi selama kehamilan atau persalinan.
- Kurangnya Akses ke Perawatan Kesehatan Berkualitas: Faktor sosial, ekonomi, dan infrastruktur kesehatan yang buruk dapat menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Penyebab
- Setiap tahun diperkirakan terdapat 529.000 wanita meninggal akibat komplikasi yang timbul karena kehamilan dan persalinan.
- Angka kematian maternal di seluruh dunia diperkirakan sebesar 98% dari total tersebut terjadi di negara – negara berkembang.
- Pada tahun 2018 di Indonesia tercatat sebesar 181/100.000 kelahiran hidup.
Kemudian pada tahun 2019 sebesar 158/100.000 kelahiran hidup, dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 173/100.000 kelahiran hidup. Dan berdasarkan Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2022, insidensi kematian maternal di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 305/100.000 kelahiran hidup.
Insidensi dan Prevalensi
Permasalahan
Kematian maternal merupakan masalah kesehatan global yang krusial. Kematian maternal ini mencerminkan keadaan sistem perawatan kesehatan dan kondisi sosial lebih luas di suatu negara. Di Indonesia sendiri kasus kematian maternal masih tergolong tinggi.
Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca kehamilan. Dari beberapa faktor risiko penyebabnya, komplikasi karena kehamilan lah yang menjadi penyebab utama kematian maternal di Indonesia. Hal ini sangat ironis mengingat berbagai penyebab kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan perawatan medis yang tepat.
Permasalahan
Selain itu, kematian ibu akibat persalinan tidak hanya disebabkan oleh faktor kesehatan sang ibu semata seperti kekurangan gizi, anemia dan hipertensi, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti ketersediaan infrastruktur kesehatan yang memadai, serta kesadaran keluarga untuk meminta bantuan tenaga kesehatan dalam proses persalinan. Maka dari itu diperlukan upaya pencegahan yang terorganisir untuk mencegah terjadinya kematian maternal ini.
Pencegahan Primer Kematian Maternal :
- Pencegahan primer berfokus pada mengurangi risiko terjadinya kematian maternal dengan mencegah munculnya masalah kesehatan pada ibu hamil dan wanita yang berpotensi hamil.
- Strategi pencegahan primer melibatkan pendidikan kesehatan, promosi kesehatan, dan tindakan yang bertujuan untuk mencegah penyebab kematian maternal sejak sebelum kehamilan dimulai.
- Contoh pencegahan primer termasuk promosi akses universal ke perawatan prenatal, pemberian imunisasi yang tepat, pendidikan tentang gizi, perencanaan kehamilan yang terkontrol, dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan.
Pencegahan
Pencegahan Sekunder Kematian Maternal :
- Pencegahan sekunder berfokus pada deteksi dini dan pengelolaan komplikasi selama kehamilan dan persalinan untuk mencegah perkembangan menjadi masalah yang lebih serius.
- Strategi pencegahan sekunder melibatkan pemantauan kesehatan ibu hamil, identifikasi dini tanda-tanda komplikasi, dan tindakan medis yang tepat.
- Contoh pencegahan sekunder termasuk pemantauan tekanan darah selama kehamilan untuk mencegah preeklamsia, pemantauan perkembangan janin, dan penanganan komplikasi persalinan yang mungkin.
Pencegahan
Pencegahan Tersier Kematian Maternal :
- Pencegahan tersier berfokus pada pengurangan dampak dan komplikasi yang mungkin timbul setelah terjadinya kematian maternal.
- Strategi pencegahan tersier melibatkan perawatan medis dan dukungan psikososial bagi keluarga yang ditinggalkan oleh ibu yang meninggal dan upaya untuk mencegah komplikasi pasca-persalinan pada ibu yang selamat.
- Contoh pencegahan tersier termasuk perawatan pasca-persalinan yang komprehensif dan mendukung bagi wanita yang telah mengalami kematian maternal, serta dukungan psikososial bagi keluarga yang ditinggalkan.
Pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
Alo, D. (2023). 5 Komplikasi Kehamilan yang Paling Umum Terjadi.
https://www.alodokter.com/5-komplikasi-kehamilan-yang-paling-sering-terjadi
Bocah, I. (2022). Macam-Macam Komplikasi Kehamilan. Bocah Indonesia.Com.
https://bocahindonesia.com/komplikasi-kehamilan/#Macam-Macam_Komplikasi_Kehamilan
Putri, D.Y. (2021). Asuhan Kebidanan pada Ny. “S” Masa Kehamilan Trimester III, Persalinan, Nifas, Neonatus dan KB Pascasalin di PMB Siti Rohmani, S.ST Kabupaten Madiun.
Muzalfah, R. dkk. (2018). Kejadian Preeklamsia pada Ibu Bersalin. HIGEIA Journal of Publich Health Reseacrh and Development, 2(3), 417-428. https://doi.org/10.15294/higeia/v2i3/21390
Wahyuni, N.S. (2022). Kelahiran Bayi Prematur.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1647/kelahiran-bayi-prematur#:~:text=Prevalensi%20bayi%20prematur%20di%20Indonesia,na sional%20BBLR%2011%2C5%25
Luthffia, A. (2021). Epidemiologi Preeklamsia.
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/preeklampsia/perubahan-sistem-organ-dan-organ-pada-pre-eklampsia Sukmawati, E. (2023). Epidemiologi Kesehatan Ibu Hamil Berbasis Evidance Based. Padang Sumatera Barat: PT GLOBAL EKSEKUTIF
TEKNOLOGI.
Kasmiati. (2023). Asuhan Kebidanan Masa Nifas; Dilengkapi dengan Evidence Based Perawatan Luka Perineum Masa Nifas. In Paper Knowledge Toward a Media History of Documents (Vol. 135, Issue 4).
DAFTAR PUSTAKA
Kusumastuti, E. (2022). Anemia dalam Kehamilan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1132/anemia-dalam-kehamilan halodoc. (2022). Komplikasi Kehamilan. https://www.halodoc.com/kesehatan/komplikasi-kehamilan
Primaya Hospital. (2023). Komplikasi Kehamilan: Jenis dan Cara Pencegahannya.
https://primayahospital.com/kebidanan-dan-kandungan/komplikasi-kehamilan/#:~:text=Informasi%20Mengenai%20Kompli kasi%20Kehamilan&text=Penyebabnya%20sendiri%20sangat%20beragam%20bisa,kesehatan%20janin%20dan%20ibu%20 hamil
Prihesti, U. S., Nurdiati, D. S., & Ganap, E. P. (2019). Tren dan Faktor Risiko Kematian Maternal di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2012-2017. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 6(2), 44-51.
Smith, J. A. (2018). Shoulder Dystocia: Definition, Risk Factors, and Management. Obstetrics and Gynecology, 45(2), 123-136.
Williams, M. S. (2016). Uterine Atony: Definition, Risk Factors, and Management. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 38(1), 56-70.
Nurwahyuni, N. M. & atik. (2022). ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEMAND ATAS PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN DI PROVINSI BANTEN: ANALISIS DATA SUSENAS 2019. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(10), 3175–3184.