Kemudian melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 005 Samarinda Ulu Kota Samarinda pada tahun 2000 hingga lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang sama ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 24 Samarinda dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 melanjutkan pendidikannya di SMP SMK Kehutanan Negeri Samarinda hingga lulus pada tahun 2013.
Penulis melanjutkan pendidikan universitas dengan program sarjana mulai tahun 2016 di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Fakultas Pertanian mengikuti program studi Kehutanan. Puji dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan dan merupakan penutup seluruh rangkaian program akademik pada Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Ismail Bakrie, M.P selaku Pembimbing I dan Ny. Heni Emawati, S.Hut., M.P selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dan memberikan arahan serta saran dalam penyusunan skripsi ini. Saudara A'ang Gunaifi dan Muhammad Azizul Hakim yang telah mendukung dan memberikan saran dalam hal referensi tertulis serta teknik pengolahan data dan analisis untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dan Saudara Satria Riski Saidillah yang.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan tanah (landscape), khususnya tambang terbuka sehingga menimbulkan lubang-lubang besar pada permukaan tanah (Novitasari, 2006). Di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, luas wilayah konsesi pertambangan (total PKP2B dan KP) seluas 50.742 hektar atau 71 persen luas wilayah kota (Anonim, 2010). Lebih dari separuh wilayah Kota Samarinda Kalimantan Timur memiliki 81 (delapan puluh satu) izin kegiatan pertambangan batubara.
Karena kecamatan ini memiliki persentase wilayah pertambangan yang sangat besar, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan, terutama kerusakan tanah akibat erosi. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan dan perhitungan tingkat erosi tanah saat ini, yang kemudian dapat dibandingkan dengan kegiatan sebelum penambangan, sehingga dapat memberikan kontribusi sebagai pengambil kebijakan. Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) merupakan model empiris yang dikembangkan di National Surface Runoff and Erosion Data Center, Agricultural Research Service, United States Department of Agriculture (USDA) bekerja sama dengan Purdue University pada tahun 1954 (Kurnia, 1997, dikutip oleh halaman Hariyadi, 2016).
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan penelitian yang dapat mewakili dan memperkirakan tingkat erosi di Kecamatan Palaran. Selain itu, perlu juga membandingkan tingkat erosi yang terjadi sebelum adanya aktivitas penambangan di kecamatan tersebut dengan kondisi saat ini.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Erosi jenis ini disebabkan oleh percikan atau hantaman air hujan langsung ke partikel tanah yang basah. Penguraian agregat atau potongan tanah menjadi partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran kecil tanah. Pengendapan partikel tanah yang berpindah atau terangkut di daerah dataran rendah atau dasar sungai.
Ketika air atau angin bertabrakan dengan intensitas tinggi, hal ini dapat menyebabkan agregat tanah terurai menjadi partikel-partikel tanah yang pada akhirnya akan rontok. Partikel-partikel tanah yang terlepas pada akhirnya akan tersapu oleh aliran air di permukaan menuju ke daerah yang lebih rendah. Pada akhirnya partikel-partikel tanah yang terlepas tersebut akan terendap di lokasi baru, yakni di daerah yang lebih rendah seperti dasar sungai atau waduk.
Faktor bentuk regional (topografi) menentukan kecepatan air permukaan dapat mengangkut atau menghanyutkan partikel tanah. Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah: 1) melindungi permukaan tanah dari pengaruh air hujan (menurunkan kecepatan terminal dan memperkecil diameter air hujan), 2) menurunkan kecepatan dan volume air yang mengalir, 3) menahan partikel-partikel tanah di dalam tanah. tempat melalui sistem perakaran dan limbah yang dihasilkan dan 4) menjaga kestabilan kemampuan tanah dalam menyerap air.
Pertambangan
Survei umum adalah suatu usaha survei secara umum geologi atau fisik, baik di darat, air maupun dari udara, yang semuanya bertujuan untuk membuat peta geologi umum atau untuk memastikan bukti-bukti keberadaan bahan galian secara umum. Upaya eksplorasi adalah semua kajian geologi pertambangan untuk mengetahui secara lebih mendalam sifat letak bahan galian. Pengolahan dan pemurnian adalah pekerjaan untuk meningkatkan mutu bahan galian serta memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terkandung dalam bahan galian.
Usaha pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil pengolahan dan pengolahan bahan galian dari daerah eksplorasi atau tempat pengolahan/pengolahan. Usaha penjualan adalah usaha yang menjual bahan galian dan hasil pengolahan/pemurnian bahan galian. Dalam pengklasifikasian hasil pertambangan, Ngadiran dalam Sulto (2011) menjelaskan bahwa izin usaha pertambangan mencakup izin untuk mengeksploitasi bahan mineral yang bersifat ekstraktif, seperti mineral Golongan A, Golongan B, dan Golongan C.
Mineral strategis golongan A terdiri atas: minyak bumi, aspal, antrasit, batubara, batubara ringan, batubara tua, bitumen, bitumen cair, bitumen padat, gas alam, lilin, radium, thorium, uranium, dan bahan mineral radioaktif lainnya (termasuk kobalt, nikel dan timah); Legalitas pengambilan bahan galian menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pada hakekatnya hanya ada satu bentuknya, yaitu Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Sistem Informasi Geografis
GIS mampu menampung penyimpanan, pengolahan dan tampilan data spasial digital bahkan integrasi berbagai data, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik.
Pengukuran Erosi
Metode ini dinamakan “Pengukuran Erosi Petak Kecil”, metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data sebagai berikut. Pengamatan di lapangan dilakukan menurut sistem petak dengan ukuran, kemiringan, panjang lereng, dan jenis tanah tertentu (yang diketahui). Jumlah plot yang diperlukan tergantung pada tujuan pengamatan, jumlah minimal untuk satu kasus adalah dua kali pengulangan.
Ukuran plot standar adalah panjang 22 m dan lebar 1,8 m, namun masih memungkinkan untuk membuat plot dengan ukuran berbeda. Bagian awal pembatas ditanam di dalam tanah dengan kedalaman yang cukup sehingga cukup stabil sehingga air dapat mengalir darinya. Namun data dari plot kecil cukup memuaskan jika, misalnya, kita hanya ingin melihat perbedaan erosi dari 2 sistem yang berbeda, atau untuk menyelidiki erodibilitas relatif tanah yang berbeda.
Estimasi erosi di lapangan dengan petak percobaan pada dasarnya mendekati kondisi alam sebenarnya. Selain itu, penentuan laju dan jumlah erosi yang terjadi pada tipe penggunaan lahan yang berbeda dan tipe penggunaan tanaman yang berbeda pada tipe tanah dan topografi yang berbeda (kemiringan dan panjang lereng) juga memerlukan biaya yang tinggi, padat karya dan relatif memakan waktu (Rahim, 2003).
Pendugaan Erosi
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Bahan dan Alat Penelitian
Metode Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari segi administrasi pemerintahan, Kecamatan Palaran berbatasan dengan Sungai Mahakam di sebelah utara, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah timur, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah selatan, Kecamatan Loa Janan Ilir dan Kecamatan Samarinda Seberang di sebelah selatan. Barat. . Letak Kecamatan Palaran ditunjukkan pada Gambar 3 dibawah ini, sedangkan tampilan peta sebenarnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan angka Kota Samarinda tahun 2020 (BPS Kota Samarinda 2021), Kecamatan Palaran mempunyai luas wilayah ± 221,29 Km2 yang terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan yaitu Desa Bukuan, Desa Bantuas, Desa Simpang Pasir, Desa Rawa Makmur dan Desa Handil Bakti.
Sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Rawa Makmur dengan persentase luas 5,37 persen. Kecamatan Palaran Kota Samarinda yang beriklim tropis mengalami musim yang hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya yaitu musim kemarau dan musim hujan. Selain terletak di wilayah khatulistiwa, iklim juga dipengaruhi oleh angin muson, yaitu angin muson barat pada bulan November hingga April dan angin muson timur pada bulan Mei hingga Oktober.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Stasiun Meteorologi Kota Samarinda pada tahun 2020, suhu udara rata-rata sebesar 29,44°C. Sedangkan rata-rata curah hujan mencapai 181,71 mm, dengan curah hujan tertinggi 282,50 mm pada bulan September dan terendah 91,80 mm pada bulan Februari. Berdasarkan proyeksi Lembar Peta Geologi Daerah Samarinda (S. Supriatna dkk., 1995), lokasi penelitian terdiri dari Formasi Balipapan (Tmbp), Formasi Kampungbaru (Tmpk), Formasi Palaubalang (Tmpb) dan endapan alluvium ( Qa).
Jenis tanah di lokasi penelitian berdasarkan Peta Jenis Tanah Tahun 2016 Balai Penelitian dan Pengembangan Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, jenis tanah sebagian besar adalah kambisol dan gleisol, serta sebagian kecil sebagian merupakan jenis tanah podzol dan alluvial. Berdasarkan Peta Bumi Indonesia tahun 2016, Kecamatan Palaran berada di sebelah selatan Sungai Mahakam. Beberapa sungai mengalir melalui wilayah Kecamatan Palaran antara lain sungai Banyiur, Gilinggang, Payau, Putang dan Sangasanga.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.304/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018 tentang Penetapan Peta Wilayah Sungai, wilayah Kabupaten Palaran berada dalam wilayah DAS Mahakam. Topografinya bervariasi, mulai dari datar terutama di bagian utara dan timur, landai hingga cukup curam dari sebagian utara ke selatan, terjal sebagian besar di bagian barat, sedangkan di sebagian kecil bagian selatan wilayah Kecamatan Palaran mempunyai topografi yang sangat curam. .
Hasil Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Kajian erosi lahan hutan produktif dengan sistem agroforestri di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. UU Pertambangan Mineral dan Batubara, UU No. 4 Tahun 2009, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No. Penilaian Erosi Tanah di Cekungan Perbukitan di Timur Laut India Menggunakan USLE, GIS dan Penginderaan Jauh.
Erosi: Jenis, Faktor Penyebab dan Prosesnya https://www.kompas.com/skola/read erosi-types-causal-factors-and-processes?page=all. Sistem Informasi Geografis Berbasis WEB dengan Studi Kasus Daerah Rawan Bencana Alam di Kota Tasikmalaya. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Pariwisata Kabupaten Gianyar Berbasis Web (Studi Kasus pada Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar).
Buku Panduan Konservasi Tanah dan Air: Kebijakan, Praktik, Kondisi dan Ketentuan New York: Haworth Food & Agricultural Products Press. Kajian erosi dengan metode otot di daerah tangkapan hujan Waduk Sermo Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta.