Distribusi Pendapatan
PEREKONOMIAN INDONESIA
Sesi 11
FAKULTAS EKONOMI
Universitas Esa Unggul, Jakarta 2019
PENDAPATAN (income) Jenis-jenis pendapatan
Labor income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries), benefit serta berbagai jenis labor income lainnya
Property Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan (interest paid on saving account), laba perusahaan (corporate profit), dan proprietors income atau disebut juga sebagai laba perusahaan perseorangan.
2
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Berbagai jenis pendapatan di atas
menggambarkan distribusi (distribution) atau pembagian (division) pendapatan faktor
produksi.
Recall:
Penjumlahan seluruh pendapatan faktor produksi tersebut (a + b) menghasilkan National Income (NI).
3
Ket :
Pengaruh Tindak Lanjut
Kerangka Pembangunan Daerah
Potensi
- Sumber Daya Ekonomi - Kelembag/Lingkungan
Kebijakan/Sasaran - Pertumbuhan Ekonomi - Pemerataan/Stabilitas
Tujuan :
Peningkatan taraf hidup dan Kesejahteraan
Indikator Sasaran
- Peningkatan Kapasitas Produksi - Perubahan Struktur Ekonomi
- Peningkat Investasi (Swasta & PP)
- Peningkatan Kesempatan Kerja - Peningkatan Indikator Sosial
Pembangunan Kabupaten/Kota Fenomena:
- PDRB Meningkat
- Perkembangan Struktur Ekonomi - Pendap perkapita nominal naik Investasi Swasta
Share Sektor
Pengemb Pem.
AK dan TK
Ketimpangan Antar Kab/Kota Fenomena :
Ketimpangan Distribusi Pendapatan perkapita
DISTRIBUSI PENDAPATAN
= pembagian pendapatan
Menggambarkan bagian dari pendapatan yang diterima oleh para pemilik faktor produksi.
Menggambarkan variabilitas atau dispersi (penyebaran) pendapatan.
5
Indikator Ketimpangan
Kriteria Bank Dunia
Koefisien Gini (Gini Ratio)
Kurva Lorenz
Kurva Lorenz adalah kurva yang menunjukkan distribusi pendapatan setiap keluarga secara akumulatif.
Koefisien Gini adalah rasio yang
menunjukkan tingkat ketimpangan yang
terjadi melalui analisis kurva lorenz.
Kategori ketimpangan ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti berikut :
ketimpangan pendapatan tinggi
ketimpangan pendapatan sedang
ketimpangan pendapatan rendah
1. Kriteria Bank Dunia
Ketimpangan distribusi pendapatan
diukur dengan menghitung
persentase jumlah pendapatan
penduduk dari kelompok yang
berpendapatan rendah 40% terendah
dibandingkan dengan total
pendapatan seluruh penduduk .
Distribusi Pendapatan... (lanjutan)
Kelompok Kelompok Pendapatan Pendapatan Rumah Tangga Rumah Tangga
Interval Interval Pendapatan Pendapatan
% seluruh
% seluruh rumah tangga rumah tangga pd kelompok pd kelompok
iniini
% total pendptn
% total pendptn yg diterima yg diterima rumah tangga rumah tangga pd kelompok ini pd kelompok ini Rendah
Rendah < $16,116< $16,116 2020 3.63.6 Agak rendah
Agak rendah $16,117 - $30,408$16,117 - $30,408 2020 9.09.0 Sedang
Sedang $30,409 - $48,337$30,409 - $48,337 2020 15.015.0 Agak tinggi
Agak tinggi $48,338 - $75,000$48,338 - $75,000 2020 23.223.2 Tinggi
Tinggi $75,001 >$75,001 > 2020 49.249.2 5% tertinggi
5% tertinggi $132,200 >$132,200 > 55 21.421.4
9
Distribusi pendapatan Rumah Tangga Amerika tahun 1998 Distribusi pendapatan Rumah Tangga Amerika tahun 1998
Sumber: “Samuelson,
Sumber: “Samuelson, EconomicsEconomics, 2002, p.386”, 2002, p.386”
cara untuk mengukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan. Yang sering digunakan yaitu:
2. . Kurva Lorenz
Menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan-kalangan lapisan penduduk, secara
kumulatif pula. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur
sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase
kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya
mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurva Lorenz
yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus)
menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang
semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin
jauh dari diagonal, maka ia mencerminkan keadaan yang
semakin bururk.
2. Kurva Lorenz
Kurva Lorenz semakin berimpit dengan garis pemerataan
sempurna: makin merata
Kurva Lorenz semakin jauh dengan garis pemerataan sempurna: makin timpang
KG=0, amat merata sekali
KG=1, dist pendapatan hanya dinikmati 1 orang
Negara maju vs NSB?
Negara sedang berkembang (NSB) adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global.
3.
Koefisien GiniKoefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau
ketimpangan (pendapatan/ kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol
(pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna).
Angka ketimpangan untuk negara-negara yang
ketimpangan pendapatan di kalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70.
Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relatif paling baik (paling merata), berkisar antara 0,20
sampai 0,35.
koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1(NILAI EKSTRIM), menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik atau merata distribusi. Begitu pula untuk sebaliknya.
Koefisien Gini
n
KG= 1 – fii (Yi + Yi + t)
i=1
KG = Angka Koefisien Gini
X = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas i
fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas I
Yi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga
kumulatif kelas I
Oshima Kriteria ketimpangan distribusi pendapatan menggunakan Keofisien Gini:
14
Ketim pangan Distribusi Pendapatan
– 0.3 Ringan
0.3 – 0.5 Sedang
> 0.5 Berat
Koefisien Gini
15
Tabel berikut ini memperlihatkan angka kemiskinan di Indonesia, baik relatif
maupun absolut
Tabel di atas menunjukkan penurunan kemiskinan nasional secara perlahan dan konsisten. Namun, pemerintah Indonesia menggunakan persyaratan yang tidak ketat mengenai definisi garis
kemiskinan, sehingga yang tampak adalah
gambaran yang lebih positif dari kenyataannya.
Tahun 2016 pemerintah Indonesia mendefinisikan garis kemiskinan dengan perdapatan per
bulannya (per kapita) sebanyak Rp. 354,386 (atau sekitar USD $25) yang dengan demikian berarti standar hidup yang sangat rendah, juga buat pengertian orang Indonesia sendiri.
16
Keterangan, Gini Ratio
Ketidak merataan dalam:
Kepemilikan kekayaan
Labor Income, karena: kemampuan dan
keahlian, intensitas kerja, bidang pekerjaan, dan faktor lainnya(lingkungan,gizi buruk,
tingkat pendidikan, dsb).
Property Income, karena: life cycle saving, kewirausahaan (entrepreneurship), warisan dan lain-lain.
17
SUMBER-SUMBER KETIMPANGAN
Kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup pendapatan, utamanya untuk membeli barang- barang kebutuhan dasar seperti makan,
minum, pakaian, papan dsb.
Menurut kriteria Bank Dunia penghasilan minimal per hari $2.
18
Kemiskinan
Upaya Mengatasi
Peningkatan Biaya Hidup
.Melakukan tambahan pekerjaan
.Menambah modal usaha
.Menambah jumlah jam kerja
Menyuruh anak untuk bekerja
Menyuruh ART lain untuk bekerja
KESIMPULAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa yang menjadi musuh utama dari bangsa ini adalah kemiskinan. Sebab, kemiskinan telah menjadi kata yang menghantui negara-negra berkembang. Khususnya Indonesia.
Mengapa demikian?
karena selama ini pemerintah belum memiliki strategi dan kebijakan pengentasan kemiskinan yang jitu.
Kebijakan pengentasan kemiskinan masih bersifat pro buget, belum pro poor. Sebab, dari setiap permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, dan kekerasan selalu diterapkan pola kebijakan yang sifatnya struktural dan pendekatan ekonomi semata.