• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESAI SINERGI PERAN MILITER DAN SIPIL DALAM STRATEGI PERTAHANAN NEGARA MALAYSIA

N/A
N/A
TS

Academic year: 2023

Membagikan "ESAI SINERGI PERAN MILITER DAN SIPIL DALAM STRATEGI PERTAHANAN NEGARA MALAYSIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ESAI

SINERGI PERAN MILITER DAN SIPIL DALAM STRATEGI PERTAHANAN NEGARA MALAYSIA

BIDANG STUDI : TERITORIAL

SUB BIDANG STUDI : STUDI WILAYAH PERTAHANAN MATA PELAJARAN : PEMBINAAN TERITORIAL

Bandung, Mei 2021

(2)

Pendahuluan.

Strategi pertahanan negara Malaysia dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan yang semakin kompleks, Kerajaan Malaysia menyusun strategi pertahanan dengan pendekatan baru yakni meningkatkan upaya pertahanan secara menyeluruh.

Strategi pertahanan negara ini berdasarkan tiga pilar utama yaitu Cegah Rintang Berpadu, Pertahanan Komprehensif dan Perkongsian Berwibawa1. Kerajaan menggariskan tiga pilar strategi pertahanan untuk melindungi kepentingan negara di kawasan lapisan berpadu. Tiga pilar tersebut saling berkaitan dan mendukung antara satu sama lain serta melibatkan berbagai pihak, tujuan dan proses2.

Pilar Cegah Rintang Berpadu adalah pilar utama melibatkan peranan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) untuk melindungi kepentingan negara, dengan prioritas utama mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah dengan menahan diri dari segala bentuk agresi dan konflik. Pertahanan negara dilaksanakan seluruh kawasan meliputi darat, maritim, udara dan siber elektromagnetik. Pilar Pertahanan Komprehensif melibatkan partisipasi seluruh pemerintah dan masyarakat untuk bela negara sejalan dengan konsep HANRUH (pertahanan menyeluruh). Proses tersebut meliputi upaya berkelanjutan dalam membangun konsensus internal, peningkatan kesiapsiagaan pertahanan, peningkatan kerja sama antarlembaga, penguatan pembangunan negara- bangsa, serta peningkatan kapasitas ekonomi dan aspek ketahanan nasional lainnya secara komprehensif dan berkelanjutan. Pertahanan negara juga dapat ditingkatkan melalui KESBAN (keselamatan dan pembangunan) yang mengedepankan keamanan dalam setiap aspek pembangunan. Pilar Perkongsian Berwibawa mengacu pada kerja sama pertahanan bilateral atau multilateral dengan mitra eksternal lainnya. Kemitraan ini mencakup dua sisi. Pertama, kredibilitas Malaysia sebagai mitra yang dapat

1 Kertas Putih Pertahanan “Malaysia yang selamat, berdaulat dan makmur” Cetakan Kedua 2020, © Kementerian Pertahanan (MINDEF) ISBN 978-967-16437-5-4 Percetakan Nasional Malaysia Berhad.

h.34 2 Ibid

(3)

diandalkan merupakan dasar kerja sama pertahanan dengan negara-negara kawasan dan luar negeri. Kedua, kemitraan ini menguntungkan negara dan mitra dalam hal kesiapsiagaan pertahanan, kebutuhan keamanan, dan stabilitas kawasan.

Kerjasama awam-tentera/Civil-Military Cooperation (CIMIC) di negara Malaysia telah diatur dalam Kertas Putih Pertahanan (KPP) yakni pada Bab 5 pasal 8 dinyatakan bahwa “Kerajaan juga akan mempertingkatkan aktiviti kerjasama awam-tentera (Civil- Military Cooperation, CIMIC) bagi menyokong tonggak Pertahanan Komprehensif.

Aktiviti CIMIC merupakan wadah utama ATM dalam sinergi dengan agensi kerajaan dan rakyat”3. Sebagaimana dimaksudkan bahwa pemerintah Malaysia senantiasa meningkatkan kegiatan Civil-Military Cooperation (CIMIC) untuk mendukung pilar Pertahanan Komprehensif. Kegiatan CIMIC merupakan kendaraan utama Angkatan Tentara Malaysia (ATM) yang bersinergi dengan instansi pemerintah dan masyarakat.

Pada dasarnya hubungan militer dan masyarakat sudah ada sejak adanya konsep negara-bangsa yang menjelaskan bahwa negara dan rakyat mendapat perlindungan keamanan dari institusi militer. Sejarah hubungan ini ditemukan dalam catatan Sun Tzu dan Clausewitz. Kedua pemikir ini berpendapat bahwa organisasi militer adalah

“servants of the state”4. Organisasi militer juga dipandang sebagai suatu keharusan untuk memastikan keamanan rakyat, kedaulatan nasional dan “survival of the states”.

Pada abad ini pemahaman tentang ancaman keamanan telah berubah yaitu bukan lagi karena serangan dari negara lain tetapi ancaman dalam bentuk baru.

Ancaman milenium baru tidak lagi berupa agresi militer tetapi disebabkan oleh bentuk- bentuk terorisme baru seperti serangan teroris, serangan siber, dan fenomena alam.

Adapun persoalan-persoalan yang perlu diidentifikasi sehingga ditemukan rumusan masalah yang dapat dianalisis serta diolah untuk mencari dan menentukan strategi dan langkah-langkah antisipatif. Persoalan tersebut antara lain; (1) Bagaimana sistem pertahanan di negara tersebut? (2) Bagaimanakah bentuk hubungan/kerjasama/sinergi militer sipil dalam sistem pertahanan negara? (3) Bagaimanakah bentuk pelibatan militer

3 Kertas Putih Pertahanan “Malaysia yang selamat, berdaulat dan makmur” Cetakan Kedua 2020, © Kementerian Pertahanan (MINDEF) ISBN 978-967-16437-5-4 Percetakan Nasional Malaysia Berhad.

h.56

4 King James E. “ON CLAUSEWITZ: MASTER THEORIST OF WAR” Journal Article, Naval War College Review Vol. 30, No. 2 (Fall 1977), pp. 3-36 (34 pages) Published by: U.S. Naval War College Press

(4)

dan sipil dalam sistem pertahanan negara tertentu, terutama ketika dihadapkan dengan kemungkinan datangnya ancaman dari luar negeri? Selanjutnya dari persoalan- persoalan tersebut penulis dapat menarik suatu rumusan masalah yakni Bagaimana sinergi peran militer dan sipil dalam strategi sistem pertahanan negara Malaysia?

Memahami pokok persoalan diatas dalam tulisan ini penulis mencoba menjelaskan bagaimana sistem pertahanan di negara Malaysia, bentuk hubungan/kerjasama/sinergi militer sipil dalam sistem pertahanan negara dan bentuk pelibatan militer dan sipil dalam sistem pertahanan negara tertentu, terutama ketika dihadapkan dengan kemungkinan datangnya ancaman dari luar negeri. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka dan metode deskriptif analisis yaitu dengan memberikan gambaran dan analisa terhadap data dan fakta yang terjadi berdasarkan literasi yang ada. Nilai guna dari penulisan ini adalah agar pembaca mendapatkan pemahaman bagaimana sinergi peran militer dan sipil dalam strategi sistem pertahanan negara terhadap ancaman yang datang dari luar negeri, sehingga dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan sinergi peran TNI bersama komponen bangsa lainnya dalam menjaga kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia. Maksud penulisan ini adalah memberikan gambaran tentang bagaimana sinergi peran militer dan sipil dalam strategi sistem pertahanan negara Malaysia, sehingga dapat dijadikan pembanding dalam pemecahan masalah yang terjadi di Indonesia. Sedangkan tujuan penulisan ini adalah sebagai bahan masukan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan pertahanan negara Republik Indonesia. Pembatasan dalam tulisan ini disusun dengan ruang lingkup Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.

Pembahasan.

Bagaimana sistem pertahanan negara di negara tersebut? Seperti yang telah penulis sampaikan sebelumnya bahwa strategi pertahanan negara Malaysia didasarkan pada tiga pilar utama, yaitu Cegah Rintang Terpadu/ pencegahan perlawanan bersatu, Pertahanan Komprehensif/ pertahanan menyeluruh dan Perkongsian Berwibawa/

(5)

kerjasama yang baik5. Ketiga pilar tersebut dilaksanakan oleh pemerintah Malaysia untuk mencapai tujuan pertahanan Negara.

Dalam menyelaraskan postur pertahanan negara yang sejalan dengan kebijakan keamanan nasional dan prioritas politik luar negeri, telah disusun Kerangka Pertahanan Nasional yang memuat visi, kepentingan dan tujuan pertahanan. Visi Pertahanan Negara tersebut adalah “Malaysia sebagai sebuah negara yang selamat, berdaulat dan makmur”. Visi ini membentuk asas kepada Kepentingan Pertahanan Negara yakni;

Keamanan yaitu mempertahankan wilayah darat, Zona Maritim Malaysia, jalur air strategis, wilayah udara dan jalur komunikasi kritis; Kedaulatan yaitu menjaga kemerdekaan negara dan membatasi campur tangan pihak luar; dan Kemakmuran yaitu mempertahankan kemakmuran, pembangunan dan peluang pertumbuhan ekonomi negara termasuk kepentingan luar negeri. Adapun tujuan Pertahanan Nasional Malaysia yakni ; (1) Mengembangkan berbagai kemampuan untuk mendeteksi, mencegah, dan meniadakan ancaman apa pun terhadap kepentingan pertahanan Malaysia di sepanjang wilayah terpadu, daerah inti/belakang, daerah lanjutan/tengah, dan daerah hadapan/depan; (2) Meningkatkan ketahanan internal Malaysia melalui pertahanan komprehensif dengan menerapkan pendekatan di seluruh pemerintah dan komunitas; (3) Memperkuat kapasitas keamanan dan pertahanan Malaysia melalui Perkongsian Berwibawa dengan mengutamakan inisiatif yang inovatif, memperkuat kerja sama dan memperkuat hubungan pertahanan melalui kerja sama diberbagai bidang yang saling melengkapi; (4) Memajukan industri pertahanan nasional sebagai katalisator perekonomian yang lebih mandiri melalui program-program progresif dalam memajukan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri pertahanan nasional; dan (5) Memastikan praktek tata kelola yang baik untuk memperkuat sektor pertahanan melalui transparansi, akuntabilitas, dan keunggulan dalam mengejar transformasi organisasi6.

5 Kertas Putih Pertahanan “Malaysia yang selamat, berdaulat dan makmur” Cetakan Kedua 2020, © Kementerian Pertahanan (MINDEF) ISBN 978-967-16437-5-4 Percetakan Nasional Malaysia Berhad.

h.34 6 Ibid h.35

(6)

Selain itu Negara Malaysia sejak menjadi negara pesemakmuran inggris telah menandatangani pakta perjanjian Five Power Defence Arrangements (FPDA)7 atau dikenal juga sebagai Peraturan Pertahanan Lima Negara merupakan kerjasama perjanjian pertahanan atau pakta militer dengan bentuk "series of bilateral military arrangements" diantara lima negara yaitu Britania Raya, Australia, New Zealand, Malaysia dan Singapura. Perjanjian pertahanan ini mulai diberlakukan tahun 1971 berdasarkan pertemuan yang dilakukan oleh kelima kepala negara pada tanggal 15-16 April 1971. Dalam deklarasi awalnya, disebutkan bahwa perjanjian ini bertujuan untuk merespon segala macam bentuk ancaman militer dari luar terhadap Malaysia dan Singapura. Ketika ancaman tersebut menjadi sebuah penyerangan yang nyata, maka negara anggota FPDA ini akan melakukan perundingan sesegera mungkin untuk menentukan tindakan apa yang akan diambil berkaitan dengan ancaman ataupun penyerangan yang terjadi. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa kelima negara tersebut akan berkonsultasi dalam menentukan tindakan apa yang harus diambil baik itu secara bersama-sama ataupun secara terpisah dalam kaitannya dengan serangan atau ancaman terhadap salah satu negara anggotanya Dapat dikatakan bahwa FPDA merupakan bentukan dari sebuah forum konsultatif, bukan aliansi formal seperti North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Warsawa yang dibentuk pada masa Perang Dingin. Sehingga dapat diperkirakan bahwa dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang berasal dari luar negeri, Pemerintah Malaysia akan mengedepankan Five Power Defence Arrangements (FPDA) untuk mendapatkan bantuan baik secara teknis dengan mekanisme konsultasi maupun dukungan secara politis dari negara-negara anggota yang lain.

Bagaimana bentuk hubungan/kerjasama/sinergi militer sipil dalam sistem pertahanan negara? Hubungan sipil militer merupakan kajian yang baru populer pada pertengahan abad XX, yaitu pasca-Perang Dunia II. Ada beberapa teori menyangkut hubungan sipil militer. Huntington melihat bahwa ada dua bentuk hubungan sipil militer.

Pertama, kontrol sipil obyektif (Objective Civilian Control). Istilah ini mengandung makna profesionalisme militer yang tinggi dan pengakuan dari pejabat militerakan

7 Five Power Defence Arrangements diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Five_

Power_Defence_Arrangements pada tanggal 13 Mei 2021 pukul 11.04 WIB

(7)

batas-batas profesionalisme yang menjadi bidang mereka subordiansi yang efektif dari militer kepada pemimpin politik yang membuat keputusan pokok tentang kebijakan luar negeri dan militer,pengakuan dan persetujuan dari pihak pemimpin politik tersebut atas kewewenangan profesional dan otonomi bagi militer, minimalisasi intervensi militer dalam politik dan minimalisasi intervensi polittik dalam militer8. Kedua, kontrol sipil subyektif (subjective civilian control). Bentuk kontrol ini adalah memaksimalkan kekuasaan sipil. Model ini bisa diartikan sebagai upaya meminimalkan kekuasaan militer dan memaksimalkan kekuasaan kelompok-kelompok sipil9. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Huntington, Michael C. Desch menganalisis hubungan sipil militer dari munculnya persoalan internal maupun eksternal suatu negara. Desch mencatat suatu negara yang menghadapi tantangan militer tradisional, yaitu ancaman dari luar, tampaknya lebih mungkin memiliki hubungan sipil militer yang stabil. Ancaman lingkungan seperti itu memaksa institusi sipil lebih menyatu dan karenanya membuat mereka mampu menangani masalah bersama-sama dan bersatu dengan militer10. Kemudian Desch mempertegas “Sebaliknya, jika negara menghadapi ancaman internal yang signifikan, institusi dan otoritas sipil mungkin akan sangat lemah dan terpecah belah, yang menyulut mereka untuk mengontrol militer. Situasi seperti ini akan membuat hubungan sipil militer terganggu atau tidak sehat”11. Dalam sejarah modern Malaysia dimulai setelah pembentukan Angkatan Tentara oleh para Penguasa Melayu di Konferensi Durbar. Bahkan ketika penguasa Melayu menandatangani perjanjian pembentukan Federasi Malaya pada 5 Agustus 1957, salah satu dari tujuh isi perjanjian tersebut secara eksplisit mendefinisikan hal-hal yang berkaitan dengan Angkatan Bersenjata, yang isinya menyatakan bahwa “Bagi menjaga kamu dan bagi melindungi anak cucu kami serta harta milik kamu, kami tubuhkan Rejimen Askar Melayu Diraja selain untuk membanteras kekacauan dalam negara dan ancaman dari luar negara”.12

8 Samuel P. Hunttington, Mereformasi Hubungan Sipil-Militer dalam Larry Diamond dan Marc F.

Plattner (ed), Civil-Military Relations and Democracy, terj Tri Wibowo Budi Santosa “Hubungan Sipil- Militer dan Konsolidasi Demokrasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. 4.

9 Ibid

10 Michael C. Desch, Civiliaan Control of The Military: The Changing Security Environment, Terj Tri Wibowo Budi Santoso “Politisi Versus Jenderal”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, h. 24

11 Ibid

12 Tujuh Wasiat Raja-Raja Melayu Sebelum Kemerdekaan Tanah Melayu diakses dari https://myeidos.com/tujuh-wasiat-raja-raja-melayu-sebelum-merdeka/ pada tanggal 13 Mei 2021

(8)

Hal ini tentunya menjadi pedoman Angkatan Tentara Malaysia dalam konteks membangun hubungan sipil dan militer dalam menjaga kedaulatan negaranya. Dengan demikian menurut penulis pemerintah Malaysia akan berpegang teguh pada prinsip bahwa masalah politik membutuhkan penyelesaian politik dan militer tetap netral untuk tidak terlibat dalam polemik politik apa pun. Angkatan Tentara Malaysia akan terus menegakkan profesionalisme selama supremasi sipil mampu memenuhi amanah rakyat, mengelola negara secara efisien, transparan, adil dan merata, selama kepemimpinan sipil memperoleh kekuasaan pemerintahan yang sah, berdasarkan konstitusi yang berlaku di negara tersebut.

Samuel Philips Huntington perpendapat bahwa That future wars would be fought not between countries, but between cultures13 yang dapat diartikan bahwa perang di masa depan tidak akan terjadi antar negara, tetapi antar budaya. Sehingga saat ini interaksi sipil dan militer telah mendunia dalam menyelesaikan semua permasalahan kelangsungan hidup kemanusiaan dan kenegaraan. Bahkan itu menjadi strategi solusi di era demokrasi. Pendekatan mutualistis, interdependensi, dan konsultasi individu serta institusi telah menjadi suatu kekuatan preventif yang dibangun dalam kerangka kerja sama sipil dan militer. Interaksi sipil dan militer mengenal tiga elemen: pertama, bertukar informasi kapasitas; kedua, membangun tim kerja dan pelatihan bersama lintas sektor sipil dan militer; ketiga, menyusun program bersama.

Secara universal dikenal dua tipe misi militer dan sipil bekerja sama. Dalam misi kemanusiaan disebut humanitarian action, sedang misi politik negara disebut military action. Ada pun pengerahan kekuatan militer menjadi kewenangan keputusan politik otoritas sipil yang berdaulat, yang lingkup penugasan militer pada area stabilisasi dan rekonstruksi krisis. Kapabilitas keahlian sipil sangat dominan dalam interaksi sipil dan militer. Area profesi sipil berkembang pesat tampak dari berbagai aspek, seperti penguasaan teknologi hardware dan software, medis, legal, manajemen lingkungan, ekonomi bisnis, dan teknologi informasi. Peran militer bersifat “ultima ratio”, bukan penentu akhir tetapi menjadi elemen utama negara untuk menyelamatkan dan

Pukul 14.30 WIB

13 Clash of Civilizations. Diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Clash_of_Civilizations pada tanggal 15 Mei 2021 Pukul 20.34 WIB

(9)

mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara pada kondisi krisis. Oleh karena itu penugasan perlu kejelasan batas waktu dan skala penugasan. Militer profesional menjalankan misi berpegang kepada prinsip netral dan imparsial14.

Selanjutnya Bagaimanakah bentuk pelibatan militer dan sipil dalam sistem pertahanan negara Malaysia, terutama ketika dihadapkan dengan kemungkinan datangnya ancaman dari luar negeri? Di Malaysia pelibatan warga Negara dalam bela Negara dikenal dengan nama Program Latihan Khidmat Negara (PLKN)15 atau Malaysian National Service. Program latihan ini merupakan kursus latihan wajib selama tiga bulan di Pusat Latihan PLKN seluruh Malaysia bagi sebagian daripada mereka yang terpilih setelah tamat pendidikan sekolah menengah di Malaysia atau berumur 17 tahun ke atas. Hal ini merupakan bagian dari pembangunan karakter yang bertujuan untuk membangun dan memperkuat semangat patriotisme di kalangan generasi muda, menumbuhkan rasa persatuan dan integrasi bangsa serta membentuk karakter positif melalui nilai-nilai luhur. Landasan pembentukan Bela Negara berupa wajib militer di Malaysia pada dasarnya sebagai upaya untuk menciptakan satu kesatuan sebagai warga Negara Malaysia. Hal ini terjadi karena kuatnya politik ras dalam paradigma pembangunan Malaysia yang memberikan fasilitas yang lebih kepada kalangan pribumi/bumiputra. Pelatihan berupa wajib militer di Malaysia dilakukan selama 3 bulan di camp pelatihan fisik dimana diisi oleh anak-anak muda dari berbagai etnis. Secara keseluruhan, PLKN memiliki tujuan yang jelas, implementasinya tidak hanya mampu mencegah pemuda terlibat dalam masalah sosial tetapi berhasil menumbuhkan rasa kebersamaan yang kuat, kerjasama yang tinggi dan peserta pelatihan lebih terbuka untuk memahami cara hidup dan budaya etnis lain. kelompok. Dengan demikian, PLKN dipandang sangat penting dalam menumbuhkan jiwa bangsa-bangsa Malaysia. Selain itu Program Latihan Khidmat Negara bertujuan Meningkatkan semangat patriotisme di kalangan generasi muda dalam rangka menyiapkan seluruh komponen bangsa sebagai wujud konsep Pertahanan Total/Menyeluruh (HANRUH), konsep di mana warga sipil

14 Kemhan 2016, “KERJASAMA SIPIL DAN MILITER” Dikutip dari Media Informasi Kementerian Pertahana “WIRA” Volume 57 / No. 41 / November - Desember 2015, Diterbitkan Oleh: Puskom Publik Kemhan, Jl. Merdeka Barat 13-14 Jakarta pada tanggal 16 Mei 2021 Pukul 08.30 WIB

15 Program Latihan Khidmat Negara (PLKN) Diakses dari https://ms.wikipedia.org/wiki /Program_Latihan_Khidmat_Negara pada tanggal 14 Mei 2021 Pukul 20.20 WIB

(10)

baik yang berada di sektor pemerintah maupun swasta bergandengan tangan untuk memastikan bahwa negara aman dari ancaman internal dan eksternal.

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pelibatan militer dan sipil dalam sistem pertahanan negara antara lain jumlah penduduk pada usia produktif menjadi kekuatan dalam rangka menyipakan masyarakat sipil sebagai komponen cadangan melaksanakan bela negara saat diperlukan, selain itu sikap gotong royong menjadi ciri khas suatu masyarakat untuk bahu membahu menjaga negaranya dari segala bentuk ancaman bentuk baru. Dalam era civil society, masa kini dan mendatang, kerja sama sipil dan militer menempati ruang yang luas. Adapun beberapa kelemahan yakni keterbatasan anggaran negara sebagai negara berkembang berpengaruh terhadap kebijakan strategi pertahanan suatu negara, selanjutnya menurunnya sikap dan perilaku serta kepedulian generasi muda mempengaruhi pembentukan karakter generasi muda saat ini. Disisi lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan menjadi peluang untuk meningkatkan kesadaran belanegara. Perkembangan lingkungan global dan perang proxy menjadi kendala untuk pengembangan hubungan militer dan sipil dalam menjaga kedaulatan negara selanjutnya faktor psikologis dan traumatis terhadap otoritas militer juga merupakan kendala yang menghambat sinergi peran militer dan sipil dalam menghadapi ancaman yang bersifat non militer.

Penutup.

Strategi pertahanan negara Malaysia dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang berasal dari luar negeri, Pemerintah Malaysia senantiasa akan mengedepankan Five Power Defence Arrangements (FPDA) untuk mendapatkan bantuan baik secara teknis dengan mekanisme konsultasi maupun dukungan secara politis dari negara-negara anggota yang lain. Konsep kerangka pertahanan Cegah Rintang Terpadu, Pertahanan Komprehensif dan Perkongsian Berwibawa adalah merupakan strategi pembangunan sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman baru. Sinergi peran militer dan sipil belum maksimal mengatasi ancaman yang bersifat nonmiliter.

(11)

Pelajaran yang dapat diambil (Lesson Learned) sistem pertahanan semesta (Sishanta) telah diatur dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan UU RI Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Namun sinergi peran militer dan sipil dalam rangka menghadapi ancaman nonmiliter perlu diaktualisasikan sesuai dengan pasal 7 UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang berbunyi “Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa”.

Akhir kata, sinergi peran militer dan sipil dalam strategi pertahanan suatu negara memiliki peranan yang sangat penting sebab perang yang akan datang bukan lagi bersifat fisik tetapi lebih bersifat non fisik. Oleh karena itu gagasan inovatif yang menjadi saran dan masukan oleh penulis amanat UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan UU RI Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara perlu diaktualisasikan secara komprehensif dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bandung, Mei 2021

(12)

1. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

2. UU RI Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara.

3. Kertas Putih Pertahanan “Malaysia yang selamat, berdaulat dan makmur” Cetakan Kedua 2020, © Kementerian Pertahanan (MINDEF) ISBN 978-967-16437-5-4 Percetakan Nasional Malaysia Berhad.

4. King James E. “ON CLAUSEWITZ: MASTER THEORIST OF WAR” Journal Article, Naval War College Review Vol. 30, No. 2 (Fall 1977), pp. 3-36 (34 pages) Published by: U.S. Naval War College Press

5. Five Power Defence Arrangements diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Five_

Power_Defence_Arrangements pada tanggal 13 Mei 2021 pukul 11.04 WIB

6. Samuel P. Hunttington, Mereformasi Hubungan Sipil-Militer dalam Larry Diamond dan Marc F. Plattner (ed), Civil-Military Relations and Democracy, terj Tri Wibowo Budi Santosa “Hubungan Sipil-Militer dan Konsolidasi Demokrasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000

7. Michael C. Desch, Civiliaan Control of The Military: The Changing Security Environment, Terj Tri Wibowo Budi Santoso “Politisi Versus Jenderal”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, h. 24

8. Tujuh Wasiat Raja-Raja Melayu Sebelum Kemerdekaan Tanah Melayu diakses dari https://myeidos.com/tujuh-wasiat-raja-raja-melayu-sebelum-merdeka/ pada tanggal 13 Mei 2021 Pukul 14.30 WIB

9. Clash of Civilizations. Diakses dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Clash_of_Civilizations pada tanggal 15 Mei 2021 Pukul 20.34 WIB

10.Kemhan 2016, “KERJASAMA SIPIL DAN MILITER” Dikutip dari Media Informasi Kementerian Pertahana “WIRA” Volume 57 / No. 41 / November - Desember 2015, Diterbitkan Oleh: Puskom Publik Kemhan, Jl. Merdeka Barat 13-14 Jakarta pada tanggal 16 Mei 2021 Pukul 08.30 WIB

11.Program Latihan Khidmat Negara (PLKN) Diakses dari https://ms.wikipedia.org/wiki /Program_Latihan_Khidmat_Negara pada tanggal 14 Mei 2021 Pukul 20.20 WIB

Referensi

Dokumen terkait

The researcher required all of the data regarding how the teacher implements whispering game in teaching listening comprehension and what types of listening

[r]