• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apotek Hewan, di Indonesia? (Oleh Sekar Ayu Larasati)

N/A
N/A
Sekar Ayu Larasati

Academic year: 2023

Membagikan "Apotek Hewan, di Indonesia? (Oleh Sekar Ayu Larasati)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Apotek Hewan, di Indonesia?

Oleh Sekar Ayu Larasati

Saat ini, jumlah hewan peliharaan di dunia, khususnya di Indonesia semakin bertambah seiring dengan bertambahnya kecintaan manusia terhadap hewan.

Namun, tidak semua hewan dipelihara dan dijaga kesehatannya dengan baik oleh pemiliknya. Tak jarang, hewan juga mudah terserang penyakit seperti halnya manusia. Entah itu penyakit hewan yang ringan, penyakit bawaan, virus dari sesama hewan, alergi, hingga penyakit yang mematikan. Hal ini menyebabkan kesadaran veteriner dalam upaya meningkatkan kesehatan hewan semakin meningkat. Untuk itu, dokter hewan khususnya di Indonesia harus mengupayakan terdistribusinya obat untuk hewan secara luas di masyarakat agar lebih mudah dijangkau dan kesehatan hewan di Indonesia dapat lebih terjamin.

Pendistribusian obat hewan tentu berkorelasi dengan jumlah apotek hewan di Indonesia. Saat ini, hanya ada 1 apotek hewan di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2018, yakni apotek hewan UGM di Sleman, Yogyakarta. Hal ini menunjukkan begitu rendahnya pembangunan apotek khusus hewan di Indonesia.

Rendahnya pembangunan apotek khusus hewan mungkin terjadi dikarenakan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut di antaranya, yaitu rendahnya persebaran dokter hewan di Indonesia dan juga rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan hewan.

Persebaran dokter hewan di Indonesia bisa dibilang belum merata. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar dokter hewan yang lebih dominan berdomisili di kota-kota besar, sehingga daerah terpencil masih minim akses terhadap pelayanan kesehatan dan pengobatan hewan. Padahal, kesehatan hewan di seluruh penjuru negeri ini juga perlu diperhatikan secara nasional.

Sikap masyarakat Indonesia yang kurang empati akan kesehatan hewan sangat sering terjadi, terlebih lagi pada daerah yang terpencil, tertinggal, dan terpelosok. Hal ini sangat dimaklumi karena tingkat kesehatan manusia di Indonesia sendiri masih rendah sehingga merembet pada minimnya empati dalam mengurus

(2)

kesehatan makhluk hidup lain, dalam hal ini hewan. Faktor biaya pengobatan hewan juga dapat dibilang cukup mahal bagi sebagian orang Indonesia. Hal ini membuat mereka semakin enggan memberikan pengobatan khusus pada hewan yang terjangkit penyakit dan akhirnya memilih untuk untuk diobati seadanya tanpa resep dari dokter hewan. Tak jarang, jika didapati hewan ternak yang sakit, pemilik akan lebih memilih untuk membunuh dan mengolahnya sebagai hidangan makanan daripada mengeluarkan banyak uang untuk mengobati hewan tersebut.

Dari faktor-faktor internal masyarakat Indonesia yang minim kesadaran terhadap kesehatan hewan tersebut, memang lebih baik bahwa seharusnya apotek hewan dan manusia digabung. Penggabungan ini memberikan beberapa keuntungan, salah satunya, yaitu meningkatkan efisiensi biaya dalam pembangunan apotek. Pembiayaan apotek hewan bisa dibilang cukup tinggi, namun belum tentu sepadan dengan laba yang diperoleh setelah pembukaan apotek hewan. Biaya yang semula akan digunakan untuk pembangunan apotek hewan justru bisa dialokasikan untuk biaya produksi obat hewan atau pengembangan apotek yang sudah ada.

Selain itu, obat yang ditujukan kepada manusia dan tersedia di apotek umum bisa saja memiliki target aksi yang sama jika diberikan pada hewan, sehingga tidak masalah jika seorang dokter hewan meresepkan obat manusia untuk pengobatan pada hewan selama tidak ada kontraindikasi yang membahayakan.

Pelayanan obat hewan dalam apotek umum akan berjalan dengan baik selama komunikasi dan kerja sama antara apoteker dan dokter hewan berjalan dengan baik. Bila perlu, apoteker sebaiknya meminta konfirmasi kepada dokter hewan jika ada obat yang tidak tersedia di apotek atau saat ada resep obat yang mengandung psikotropika. Ini untuk memastikan apakah obat tersebut ditujukan untuk hewan atau bukan

Referensi

Dokumen terkait

Inti analisis terletak pada tiga proses yang berkaitan yaitu : mendeskripsikan fenomena, mengklarifikasikan, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul berkaitan satu dengan yang

3.3.4.2 Studi Lapangan Studi dokumentasi pada penelitian kali ini adalah mengamati film The Hunting Party yang nantinya akan diperoleh suatu data yang berisi makna pesan dalam film,