• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA BERBUSANA (KAJIAN MA'ANIL HADIS PADA SHAHIH MUSLIM NO 2128) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ETIKA BERBUSANA (KAJIAN MA'ANIL HADIS PADA SHAHIH MUSLIM NO 2128) SKRIPSI"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Istilah

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Sedangkan penelitian yang akan kami bahas adalah terkait makna hadis mengenai etika berbusana dan relevansinya dalam busana muslimah masa kini.7. Skripsi yang ditulis oleh Dewi Puji Lestari, mahasiswa jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik Universitas Negri Semarang tahun 2011 berjudul Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Pakaian Remaja di Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Dengan fokus penelitian apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh lingkungan masyarakat terhadap etika berpakaian remaja di desa?

Sedangkan penelitian yang kami bahas adalah untuk memahami makna hadits tentang etika berpakaian dalam Shahih Muslim dan relevansinya dengan pakaian wanita muslim masa kini. Jurnal yang ditulis oleh Rabiatul Adawiyah, mahasiswa Universitas Sarjaniwiyata Tamansiswa Yogyakarta berjudul Hubungan Pengetahuan dan Etika Berpakaian pada Mahasiswi. Fokus penelitiannya adalah hubungan pengetahuan berbusana dengan etika berpakaian siswi di Asmadewa, tingkat pengetahuan berbusana siswi di Asmadewa, dan tingkat pemahaman etika berbusana siswi di Asmadewa. Berbeda sekali dengan penelitian yang akan kita bahas adalah makna hadis mengenai etika berbusana dalam hadis Imam Muslim nomor 2178 dan relevansinya dengan busana muslimah masa kini.

8 Dewi Puji Lestari, Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Etika Berpakaian Remaja Di Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu Kabupaten Patri (Disertasi Universitas Negeri Semarang. 2011). 9 Rabiatu Adawiyah, Hubungan Pengetahuan Berbusana dengan Etika Berbusana di Kalangan Santri Asmadewa, (Jurnal, Sarjana Universitas Tamansiswa Yogyakarta, 2022) vol 8.

Kajian Teori

Islam tidak membatasi desain, bahan baku atau warna yang digunakan dalam pakaian muslim. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia tentu sangat menjanjikan dalam industri fashion muslim. Selain itu, perkembangan desain dan gaya pakaian muslim anak juga turut menambah minat mereka.

Oleh karena itu, tidak heran jika semua kalangan mempunyai minat yang besar terhadap pakaian muslimah. Sementara di sisi lain, tren fesyen muslim yang berlebihan dapat berujung pada komersialisasi yang berlebihan, mengorbankan nilai-nilai agama dan menjadikannya produk konsumen murni. Salah satu alasan mengapa pakaian muslimah baru mulai populer di tahun baru adalah karena pengaruh modernisasi.

Dinamika tren fashion wanita muslim menunjukkan bahwa faktor penting yang membentuknya adalah perubahan sosial dan budaya. Dengan kata lain, tren busana muslim muncul akibat berbagai unsur sosial dampak modernisasi terhadap kehidupan masyarakat. Busana muslim sebagai gaya hidup mengacu pada cara berpakaian dan gaya hidup yang dianut oleh individu wanita muslim yang menganut keyakinan agama Islam.

Influencer fashion muslim dapat menjadi sumber inspirasi bagi individu yang mencari ide-ide baru dalam berbusana. Mereka kerap berbagi foto dan video tren, gaya, dan kombinasi busana muslimah yang menarik dan kreatif. Hal ini dapat membantu para fashionista muslim mengeksplorasi gaya mereka sendiri dan mengembangkan penampilan yang unik.

Di antara influencer yang berbusana muslim dan memiliki banyak pengikut di media sosial adalah Hana Tajima. Hana Tajima adalah seorang blogger asal Inggris yang berprofesi sebagai perancang busana muslim dengan labelnya sendiri. Hana Tajima kerap mengunggah foto dirinya mengenakan busana muslim melalui akun media sosial tersebut.

Seiring digalakkannya sektor industri oleh pemerintahan Orde Baru, maka industri subsektor Pakaian Muslim mulai sejahtera. Bahkan Kementerian Perdagangan RI mengutarakan gagasan agar Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia.

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Dalam konteks berbusana, ditegaskan agar muslimah menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat yang menonjolkan bentuk tubuh. Nabi Muhammad (SAW) juga memperingatkan agar tidak mengenakan pakaian transparan atau pakaian dengan hiasan berlebihan. Muhammad (SAW) bersabda: “Wanita yang berpakaian tapi telanjang memanipulasi dan dimanipulasi, hatinya lebih rentan terhadap kemunafikan dan kepala wanita muslim harus menghindari memakai pakaian transparan atau pakaian dengan hiasan yang sengaja menarik perhatian.

Dalam konteks berbusana, hal ini berarti hendaknya perempuan muslim memilih pakaian yang khas dan sesuai dengan identitas kewanitaannya, menghindari pakaian yang secara eksplisit dikaitkan dengan pakaian laki-laki. Pada dasarnya hadis etika berbusana melarang perempuan, khususnya muslimah, untuk mengenakan pakaian yang ketat, pendek, dan transparan. Etika berpakaian dalam ajaran Islam mengajarkan muslimah untuk menjaga kesopanan dengan memilih pakaian yang longgar dan menutupi seluruh tubuh, menghindari transparansi dan tidak terlalu menonjolkan bentuk tubuh.

Pakaian yang berpegang pada prinsip ajaran Islam akan membantu melindungi diri dari godaan seksual dan fitnah serta menjaga ketertiban sosial. Laki-laki Muslim juga dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang mematuhi prinsip-prinsip Islam tentang kesopanan dan kesesuaian, meskipun penekanannya lebih pada perempuan, karena mereka lebih cenderung menjadi objek godaan. Sebaliknya, mereka dapat memilih pakaian yang modis namun tetap berpegang pada prinsip Islam tentang kesopanan dan kesopanan dengan memilih pakaian yang tidak ketat, tidak terlalu pendek, tidak transparan, tidak terlalu berhias dan tidak menyerupai pakaian laki-laki.

Umat ​​Islam diberikan petunjuk yang jelas tentang batasan aurat dan pakaian yang pantas melalui Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Namun hadis mengenai tata cara berpakaian mengingatkan muslimah untuk menghindari pakaian yang terlalu ketat, pendek, atau terbuka. Wanita muslimah dapat memilih pakaian yang tetap trendi dan sesuai dengan tren fesyen, namun tetap berpegang pada prinsip Islam yaitu kesopanan dan kepatutan.

Mereka dapat memadukan tren fesyen dengan konsep fesyen yang sederhana, menggunakan bahan dan warna yang sesuai serta memilih model pakaian yang memungkinkan kreativitas tanpa melanggar batasan syariah. Makna hadits tentang etika berpakaian dalam Sahih Muslim nomor 2128 tentang wanita yang berpakaian namun tampak telanjang adalah perumpamaan bagi orang yang belum memenuhi syara' dengan menutup aurat. Hadits ini menunjukkan bahwa adab berpakaian hendaknya dalam bentuk apapun, hindari memperlihatkan bagian tubuh dengan memakai pakaian terbuka atau menutup aurat dengan kain tipis.

Konsep tabarruj mengajarkan muslimah untuk menjaga kesopanan dengan memilih pakaian yang longgar dan menutupi seluruh tubuh demi menjaga kehormatan, harkat dan kesopanan dalam pergaulan sosial. Penulis ingin memberikan nasehat tentang baik tidaknya seorang muslim menjaga kesopanan menurut syariat Islam, ketika kita keluar rumah hendaknya kita lebih memperhatikan pakaian yang kita kenakan, hendaknya kita berpakaian sopan, tidak memakai pakaian yang tipis dan ketat. . . , baju tembus pandang dan baju apa lagi yang mirip dengan lawan jenis karena semua itu memberi kesan kita berpakaian tapi telanjang.

PEMBAHASAN

Makna Hadis Tentang etika berbusana dalam Shahih Imam Muslim

  • Makna hadis tentang etika berbusana
  • Kategori tabarruj dalam berbusana menurut hadis

Relevansi etika berbusana dengan pakaian wanita muslimah kekinian

PENUTUP

Simpulan

Saran

Setelah mempelajari etika pakaian dalam pengajian hadith ma'anil dalam Sahih Muslim no 2128, tesis ini masih jauh dari selesai. Hamid Atiqah, 2012 Kitab Fiqh Wanita Lengkap, Yogyakarta: Divapress Mirnawati, Memahami ayat tentang pendekatan pengajian Tabarruj. Nurun Najwa, 2018 Ilmu Ma'anil Hadith Kaedah Memahami Hadis Nabi: Teori dan Aplikasi Yogyakarta: Pustaka Cahaya.

Abdul Mustaqim, 2016 Ilmu Paradigma Hadits Ma'anil Interkoneksi Wawasan Berbeda Dalam Hadits Nabi, Yogyakarta: Idea Press. Aulia Nisa, Budaya Tabarruj dalam Klangan Wanita Islam, (Skripsi, UIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, 2019. Muhammad Ali al-Hasyimi, 2002 Muslimah Ideal Yogyakarta: Mitra Pustaka Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal, Musnad Imam ahmad (Beitut: Muassatu Al-Risala, 2001).

Imam Ahmad Ibn-Hanbal, Musnad Imam Ahmad (Bejrut: Dar al Ihya' al Turath al 'Arabi, 1993). M Quraish Shihab, Muslimanska ženska oblačila (Tanggerang Lentera Hati, 2018) Malik bin anas bin Malik bin Amir, Al-Muwatha‟ (Bejrut: Dar al-Ihya‟, 1985) Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Dhahak Al-Thitmidzi, Sunan. Muhammad bin Ismail Abu Abdullah Al-Bukhari, Shahoh Bukhari, Vol.7 (Bejrut: Dar Thauq Al-Najah, 1422).

مسلم إبن الحجاج أبل حسن القصيري, شهيه مسلم, ديل أ (بيروت دار أحياء الترتص, ٢٦١ أه).

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Satuan Lingual yang Mengandung Pronomina Persona Ketiga pada Teks Terjemahan Buchori-Muslim yang Mengandung Etika Berbahasa Dengan ini kami menilai tesis

Nilai-nilai itu meliputi: (1) Relevansi Nilai Agama Hindu tentang Etika dalam Geguritan Bhiksuni masih sangat relevan karena dalam dunia pendidikan kita dituntun

Hadis tersebut merupakan peringatan Rasulullah saw kepada umat Islam bahwa ia tidak meninggalkan sebuah fitnah yang lebih berbahaya daripada wanita untuk para laki-laki