• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ETIKA POLITIK KHALIFAH ABU BAKAR (Perspektif Teori Kekuasaan Machiavelli)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF ETIKA POLITIK KHALIFAH ABU BAKAR (Perspektif Teori Kekuasaan Machiavelli)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Sosok Abu Bakar sebagai pemimpin terpilih menggunakan istilah 'khalifah' sebagai gelarnya, yang juga mencerminkan konsep pemerintahannya. Sejarah Islam mencatat, Khalifah Abu Bakar berhasil menyelamatkan masyarakat Islam dari perpecahan sekaligus mendirikan basis pemerintahan bagi para khalifah penerusnya. Penelitian ini mencoba memposisikan Khalifah Abu Bakar sebagai pemimpin dan penguasa politik, dengan meninggalkan ‘sisi keagamaan’ yang telah lama dikaitkan dengan sejarah dan pemikiran politik Islam.

Penelitian ini berfokus pada langkah-langkah politik praktis Khalifah Abu Bakar untuk menentukan arah kebijakan politiknya, khususnya upaya konsolidasi kekhalifahannya pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW, mobilisasi militer di Jazirah Arab dan proses pengangkatan penggantinya. . Penelitian ini diharapkan dapat membentuk suatu sistem etika politik berdasarkan sosok Khalifah Abu Bakar. Sifat penelitian ini adalah deskriptif-eksplanatori-eksploratif, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis data-data sejarah yang berkaitan dengan peristiwa pada masa Khalifah Abu Bakar, serta rancangan kebijakannya dalam bidang politik praktis.

Dalam upaya membaca sejarah Khalifah Abu Bakar, digunakan metode grounded theory untuk memperoleh gambaran konseptual berdasarkan data dan pengetahuan kontekstual peneliti. Upaya memetakan langkah politik praktis Khalifah Abu Bakar dilakukan dengan teori kekuasaan Machiavelli sebagai pendekatan utama. Merujuk pada pola politik khalifah sepeninggal Nabi Muhammad SAW, sosok Abu Bakar merupakan penguasa ideal jika dilihat dari teori kekuasaan Machiavelli.

Kebijakan Khalifah Abu Bakar, khususnya dalam penindasan terhadap oposisi, mobilisasi militer, dan pemerintahan, tampaknya merupakan sintesa dari teori Machiavelli secara umum.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian
  • Tinjauan Pustaka
  • Kerangka Teoretik
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Pembahasan

Para penulis literatur Islam tidak banyak membahas dan memetakan kebijakan Khalifah Abu Bakar dari sudut pandang politik praktis. Berdasarkan uraian di atas, saya akan mengkaji etika politik Khalifah Abu Bakar dari sudut pandang politik praktis. Penelitian ini mengkaji tentang tindakan dan kebijakan Abu Bakar Ash-Sidiq selama menjabat sebagai khalifah dalam dunia sosial-kemasyarakatan.

Tujuan penelitian terhadap sosok Khalifah Abu Bakar adalah untuk mengkaji etika politik dari langkah politik praktis Abu Bakar dalam melaksanakan kekhalifahannya. Karya-karya orientalis mengkaji secara detail kondisi sosial pada masa Khalifah Abu Bakar dari berbagai sumber referensi literatur Islam. Sastra orientalis lebih fokus pada peristiwa-peristiwa tertentu, khususnya yang berkaitan dengan Khalifah Abu Bakar.

Sastra karya al-Makin, Kister dan Eickelman berfokus pada perang antara Khalifah Abu Bakar dan Musailimah di Yamamah. Penelitian ini mencakup upaya mendeskripsikan dan menganalisis kondisi sosial dan kebijakan Khalifah Abu Bakar. Literatur Islam cenderung mendeskripsikan dan menganalisis langkah-langkah Khalifah Abu Bakar serta melihat dampaknya terhadap sosial masyarakat dari sudut pandang agama, sedangkan penelitian ini mengkaji langkah-langkah Khalifah dan memetakan motifnya dari sudut pandang politik praktis.

Penelitian ini tidak bertujuan untuk menilai etika politik khalifah, namun hanya mengkaji dan memetakan langkah politik dan pola kebijakan Khalifah Abu Bakar. Literatur utama yang penulis utamakan adalah karya para sejarawan klasik yang berkaitan dengan Khalifah Abu Bakar dan “Il Principe” karya Machiavelli sebagai perspektif. Mengawali penelitian mengenai etika politik Abu Bakar, bab II berfokus pada konsolidasi kekhalifahan Abu Bakar di Madinah.

Pengukuhan ini dilakukan dengan (A) mengkaji realiti politik selepas kewafatan Nabi, (B) mengkaji tanda-tanda kebangkitan hegemoni suku Quraisy, dan (C) bentuk Khalifah daripada Abu Bakar. Bab ini juga mengandungi (D) catatan tambahan tentang gambaran keseluruhan sumber rujukan berkenaan kesetiaan awal Khalifah Abu Bakar. Selepas penyatuan di Madinah, Bab III mengandungi kajian tentang ketuanan khalifah Abu Bakar terhadap kabilah-kabilah di luar Hijaz.

Pembahasannya terfokus pada (A) mempelajari dokumen-dokumen literatur sejarah Islam dan (B) membaca informasi sejarah tersebut. C) Refleksi Kekhalifahan Abu Bakar secara umum disajikan sebagai kesimpulan bab ini. Pembahasan pola politik Khalifah Abu Bakar dapat dilihat pada Bab V, disusun berdasarkan pandangan Machiavelli tentang teori kekuasaan mengenai (A) bentuk kekuasaan, (B) mobilisasi pasukan, dan (C) kekerasan dan kejahatan perang.

SIMPULAN

Penaklukan wilayah Arab di bawah kekhalifahan Abu Bakar juga meminjam sosok Nabi Muhammad SAW sebagai alasan untuk menindas penguasa setempat. Tatanan hukum dan pemerintahan mengacu kembali pada ajaran dan sosok Nabi Muhammad SAW untuk menjaga stabilitas kekhalifahannya. Kebanyakan catatan sejarah hanya menceritakan stabilitas politik Kekhalifahan Abu Bakar, tidak sebanding dengan catatan beberapa peristiwa kontroversial.

Pencantuman ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi sudah menjadi hal yang lumrah dalam literatur Islam untuk membenarkan setiap tindakan Khalifah Abu Bakar. Literatur partai non-Kuraisy, seperti Syiah pendukung Hasyimiyah, hanya mementingkan pencarian hak kepemimpinan tokoh 'Ali bin Abī Ṭālib, ketimbang mencoba memahami sejarah yang ditulis kaum pro-Kuraisy untuk diselidiki dan direkonstruksi. pesta. . Catatan sejarah mengenai tokoh perantau Quraisy seperti 'Umar bin Khaṭāb, 'Uṡman bin 'Affān, Khalīd bin Wālid, dan tokoh-tokoh lainnya mudah ditemukan.

Narasi literatur sejarah Islam menempatkan oposisi suku Quraisy sebagai tokoh antagonis seperti Sa’ad bin ‘Ubadah, Malik bin Nuwairah atau Musailimah. Tidak ada catatan sejarah objektif yang dapat ditemukan mengenai kehidupan pihak oposisi, begitu pula tokoh-tokoh Islam non-Qurayit (serta jenderal perang pasukan khalifah) seperti Hużaifah bin Mihṣan atau Ṭuraifah bin Hajīz tidak diriwayatkan secara rinci. Hegemoni suku Quraisy pada masa kekhalifahan Abu Bakar bukan sekedar hegemoni yang muncul dari hubungan suku dengan Nabi Muhammad SAW.

Sejarah mencatat Kekhalifahan Abu Bakar berhasil mencapai dominasi di Jazirah Arab atas suku-suku lokal, seperti di Hijaz, Jama, Buzaka, Bahrain, Yaman dan wilayah lainnya. Melihat hegemoni suku Quraisy yang didirikan oleh Khalifah Abu Bakar dan pengaruh tatanan sosial masyarakat Arab, maka Khilafah Abu Bakar mencerminkan segala bentuk kekuasaan dalam teori Machiavelli. Khalifah Abu Bakar juga tampak menjadi “pemimpin ideal” bagi Machiavelli jika dilihat dari pandangan dan kebijakannya, khususnya dalam menekan oposisi, membentuk pasukan perang, merawat tawanan perang, dan memerintah di zona konflik.

Mengkaji etika politik Khalifah Abu Bakar dari sudut pandang Teori Kekuasaan Machiavelli harus secara sadar diakui sebagai suatu tindakan yang bias, tidak adil dan tidak seimbang, mengingat perbedaan kondisi psikologis dan ideologi di antara keduanya. Penelitian ini tidak bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap etika politik khalifah, karena pada akhirnya penelitian ini juga menunjukkan bahwa etika seorang pemimpin hanya dapat dinilai dari sudut pandang mayoritas. Al-Ya'qūbī, Ahmad bin Abu Ya'qub bin Ja'far bin Wahab bin Wāḍih. Tārīkh al-Ya'qubī.

The Expansions of Saracens – The East dalam The Cambridge Medieval History.New York: The Macmillan Company, 1913.

Referensi

Dokumen terkait

"Supraphysiological testosterone supplementation improves granulation tissue maturation through angiogenesis in the early phase of a cutaneous wound healing model in

Objective of the Fund Fund Information Revenue Fund's Asset Distribution Sector/Geographic Top Ten Investments Approved by Alinma Sharia Board Alinma Saudi Equity Fund Fund