• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika dalam rumah tangga ini yang kemudian diwujudkan dalam bentuk hak dan kewajiban suami istri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Etika dalam rumah tangga ini yang kemudian diwujudkan dalam bentuk hak dan kewajiban suami istri"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

Terima kasih atas doa dan motivasinya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun masih jauh dari sempurna. Sebagai seorang pemimpin, sayalah yang telah memberikan bimbingan luar biasa dalam membimbing dan berkontribusi hingga terselesaikannya skripsi ini.

Latar Belakang Masalah

Sedangkan Pasal 77 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan: “Suami dan istri mempunyai kewajiban mulia untuk memelihara rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah yang merupakan tiang penyangga tatanan masyarakat.” Pada Pasal 30 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 77 ayat (1) Kompilasi Undang-Undang tidak banyak perbedaan, namun pada Kompilasi Hukum Islam terdapat penambahan editorial karena kemungkinan pelaksanaan kompilasi. hukum Islam. khusus ditujukan kepada umat Islam di Indonesia.

ىذمرتلا هاور )(

  • Pertanyaan Penelitian
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
  • Penelitian Relevan
  • Metodelogi Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian
    • Sumber Data
    • Metode Pengumpulan Data
    • Teknik Analisis Data

Bagaimana pendapat Syaikh Nawawi AL-Bantani dalam kitab Syarah Uqud Al Lujjain tentang etika hubungan pria-wanita. Khususnya mengenai pandangan Syaikh Nawawi tentang etika hubungan laki-laki dan perempuan dalam kitab Syarah Uqud Al Lujjain.

Etika Relasi Suami Istri

  • Pengertian Etika Relasi Suami Istri a. Pengertian Etika
  • Dasar Hukum Hak dan Kewajiban Suami Istri
  • Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Fiqih
  • Hak dan Kewajiban Suami istri Menurut Perundang-Undangan Menurut hukum yang mengatur tentang perkawinan diatur

8 Nurul Qamar dan Farah Syah Rezah, Etika Profesi Hukum (Empat Pilar Hukum) (Makassar: CV Social Political Genius (SIGN) dan hak moral individu dan masyarakat. 10 Dalam rumah tangga, suami istri harus menjalankan etika sebagai suami istri Oleh karena itu suami istri harus menjaga etika dalam rumah tangga yaitu menjaga kerjasama dan keseimbangan hubungan baik dengan menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing 11. Hubungan yang baik maksudnya harus tercipta perkawinan antara suami istri yang ada dalam pola hubungan yang positif, harmonis, damai, juga ditandai dengan keseimbangan antara hak dan kewajibannya.19 Hubungan suami istri dalam keluarga merupakan hubungan yang menjadi landasan dan menentukan keseluruhan rumah tangga.

Tak sedikit keluarga yang putus karena kegagalan hubungan suami istri dalam keluarga, dan kunci keharmonisan adalah menyadari hak dan kewajiban masing-masing. 20. Adanya indikasi adanya penyesuaian antara suami dan istri yaitu permasalahan, komunikasi dan pembagian tugas satu sama lain dalam keluarga. Namun yang dimaksud dengan hak dalam perkawinan adalah sesuatu yang dimiliki atau dapat dimiliki oleh laki-laki dan perempuan yang diperoleh melalui ikatan perkawinan.

Misalnya suami istri dilarang melupakan kewajibannya sebagai suami istri, karena manusia yang hidup di muka bumi ini tidak demikian. Oleh karena itu, kewajiban suami istri dapat diartikan sebagai tanggung jawab dalam perkawinan yang harus dipenuhi oleh suami istri, kewajiban yang mengikat ketika mereka sah menjadi suami istri. Menurut Imam Maliki, mahar adalah sesuatu yang diberikan laki-laki kepada istrinya sebagai imbalan atas hubungan suami istri.

Hak dan kewajiban suami istri menurut undang-undang Menurut undang-undang yang mengatur perkawinan diatur Menurut undang-undang yang mengatur perkawinan diatur dalam UU no. 1 Tahun 1974 tentang Hak dan Kewajiban Suami Istri. Sedangkan dalam Kompendium Hukum Islam, hak dan kewajiban suami istri dijelaskan secara rinci pada Pasal 77-84.

Sejarah Singkat Biografi Syaikh Nawawi Al-Bantani

Silsilah Syaikh Nawawi merupakan anak pertama Kyai Umar dari tujuh bersaudara yaitu : 1. Syaikh Nawawi, 2. Ibunya Zubaedah asli Tanara, dari garis keturunan bapaknya Syaikh Nawawi merupakan keturunan Maulana Sultan Hasanudin putra Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon). Setelah diajar oleh ayahnya selama kurang lebih tiga tahun, Syekh Nawawi yang masih terbilang muda bisa dengan mudah menerima ajaran ayahnya.

Pada usia 8 tahun, Syeikh Navevi memulakan perjalanan menimba ilmu, tempat utama yang dilawatinya ialah Jawa Timur. Ayahnya juga seorang ulama yang sangat sering memanggil Al-Bantani Al-Jawi ketika masih muda dan membimbingnya dalam menuntut ilmu agama. Sulam al-Fudhala: Syarah 'ala Mandzumat al-Adzkiya, Muraqi al-Ubudiyah: Syarah 'ala Bidayat al-Hidayah, Nashaih al-Ibad: Syarah.

4 Sutiyah Nova Irawati, Etika Berilmu dalam Perspektif Nawawi al-Bantani, Journal:El-Banat, Vol.8 No.1(2018)hal.1-3. Fatkhu al-Ghafir al-Khatiyyah syarah ‘ala Nadzam al-Jurumiyah al-Musamma bi Khattab al-Jaliyyah, Kasyfu al-Maruthiyyah ‘an Sattari al-Jurumiyah, Luhab al-Bayan. Madariju al-Shu'ud; Syarah 'ala Maulid Al-Nabawi (Kitab Maulid Al-Barzanji), Fatkhu al-Sannad: Syarah 'ala Maulid Al-Nabawi, Targhibu al-Mustaqin: Syarah 'ala Mandzumat Sayyid al-Barzanji Zainal Abidin fi Maulid Sayyidi al-Awwalin, Al-Fushusu al-Yaquthiyyah: Syarah 'ala Raudhatul Bahiyyah fi Abwahi al-Tashrifiyyah, Al-Ibriz al-Dani fi Maulidi Sayyidina Muhammadi Sayyidi al-Adnani, Bughyatu al-Anam fi Syarhi Maulidi Sayyidi al-Anam, Al-Dhuraru al- Bahiyyah fi Syarhi Maulidi Sayyidi al-Anam, Syarah al-Burdah.8.

Sekilas Tentang Kitab Uqud Al-Lujjain

Hussein Muhammad, kitab Uqud Al-Lujjin merupakan kitab yang banyak orang anggap sebagai kitab perwakilan untuk membincangkan hak dan kewajipan suami isteri. Sehingga kini masih ramai yang mempertahankan dan mempertahankan buku ini sebagai pedoman perkahwinan walaupun ramai juga yang tidak bersetuju dengan kandungan buku ini kerana dianggap terlalu menagih wanita. Buku ini adalah salah satu daripada banyak buku fiqh yang berkaitan dengan kehidupan berumah tangga dalam Islam.

Banyak orang yang menjadikan buku ini sebagai pedoman keluarga bagi suami istri untuk menerapkan etika hubungan keluarga dalam bentuk hak dan kewajiban. Etika hubungan suami istri dalam membangun keluarga adalah tata cara hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai pasangan sebagai suami istri, yang berarti hubungan sosial antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam menciptakan keluarga yang rukun dan seimbang, saling membantu. satu sama lain dan menjaga dari tanggung jawab.tanggung jawab sebagai suami istri berupa hak dan kewajiban. Bab ini berisi tentang keharmonisan rumah tangga, dukungan keluarga, mahar (mas kawin), mengunjungi rumah kerabat, mendidik wanita tentang agama, seperti shalat, sunah ibadah, haid dan syarat ketaatan kepada suami.

Dalam bab ini, kita membincangkan tentang ketaatan isteri kepada suaminya dalam perbuatan selain maksiat, melayani suami dengan sepenuh hati, menjaga rumah tangga, menjaga kehormatan suami, menjaga pandangan lawan jenis, menghindari fitnah orang, menerimanya. pemberian suami dan tidak meminta lebih kemampuan suami. Dalam bab ini, kami menerangkan kepentingan wanita solat di rumah, sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Wanita yang dianggap dekat dengan Allah ialah wanita yang berada di rumah, dan ia adalah lebih utama solat di rumahnya”. . Bab ini menerangkan larangan lelaki dan wanita melihat lawan jenis atau bersentuhan dengan lawan jenis. 11.

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

BIOGRAFI SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Syaikh Nawawi Al- Bantani dalam Kitab Syarah Uqud Al-Lujjain

Dalam bab pertama ini, Shaikh Nawawi menjelaskan tentang tugas lelaki yang mesti dilaksanakan iaitu mewujudkan keluarga yang harmoni. Seorang suami hendaklah memperlakukan isterinya dengan baik,1 sebagaimana yang dinukilkan oleh Syaikh Nawawi dalam firman Allah QS. Berkaitan dengan penjelasan Surat Al-Baqarah ayat 228, yang juga dinukilkan oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Uqud Al Lujjain menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan berhak atas persamaan hak dan kewajiban dalam perawatan.

Sebab, sang suami telah memberikan nafkah dan mahar kepada istrinya demi kebahagiaannya. Syekh Naveviu sebenarnya tidak menganjurkan pemukulan, karena Syekh Naveviu memperlakukan perbuatan nusyuz dalam tiga tahap, yaitu nasehat, pemisahan tempat tidur dan pemukulan yang sebisa mungkin harus dihindari. Dalam membimbing istri hendaknya suami bersabar dan penuh kasih sayang, meskipun istri mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.

Shaykh Navevi mengajar tentang etika tingkah laku yang baik dalam keluarga dan bahawa lelaki harus mempunyai garis panduan moral yang strategik. Pemberian didikan oleh suami adalah kerana suami adalah pemimpin yang wajib menjaga keluarganya daripada azab neraka. Kewajipan isteri terhadap suami menurut Syeikh Navevi Al-Bantani dalam kitab Syarah Ukud Al-Lujjain Bantani dalam kitab Syarah Ukud Al-Lujjain.

Kewajiban Istri Terhadap Suami Menurut Syaikh Nawawi Al- Bantani dalam Kitab Syarah Uqud Al-Lujjain Bantani dalam Kitab Syarah Uqud Al-Lujjain

24 Manakala menurut Syaikh Nevevi boleh memukul wanita walaupun wanita itu tidak melakukan nusyuzin secara berterusan jika menurutnya pukulan itu boleh memberi manfaat. 25. Syaikh Nawawi membenarkan pengasingan tempat tidur pada masa yang sama membenarkan pukulan jika isterinya benar-benar menentang suaminya. Syeikh Nawawiu memberi penjelasan terhadap ayat tersebut iaitu pahala yang dikurniakan Allah kepada umat manusia kerana berjihad, manakala ganjaran yang diberikan Allah kepada jantina perempuan adalah kerana menjaga kesucian dan taat kepada perintah Allah dan lelakinya. mereka. 28.

Menurut Syekh Nawawi, seorang istri ibarat seorang tawanan lemah tak berdaya yang berada di atas kekuasaan suaminya. Seorang istri tidak boleh menggunakan atau memberikan apapun dari harta suaminya kepada siapapun dengan izin suaminya. 30. Syekh Nawawi menjelaskan bahwa istri wajib memuliakan keluarga suaminya, memuliakan sanak saudaranya, memandang hal-hal kecil suaminya dengan pandangan yang berharga, menerimanya dengan rasa syukur dan memandang keadaan suaminya sebagai suatu kelebihan.

Seorang wanita tidak boleh berpuasa sunnah kecuali Arafah dan Asyura, kecuali dengan izin suaminya. Menurut Syeikh Navevi, terdapat empat kriteria wanita yang akan masuk syurga kelak: wanita yang malu apabila suaminya meninggalkannya dan yang menjaga harta suaminya. Persamaan Hak dan Kewajipan Lelaki dan Wanita Menurut Syeikh Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Syarah Uqud Al Lujjain.

Kesetaraaan Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Syarah Uqud Al Lujjain

Pemenuhan persamaan hak dan kewajiban dalam rumah tangga seringkali menjadi bahan perdebatan, terutama mengenai persoalan persamaan hak dan kewajiban suami istri. Ada yang berpendapat bahwa perempuan seharusnya mempunyai hak dan keadilan yang sama dengan laki-laki.40. Menurut Ratna Megawangi, meski terdapat perbedaan hak dan kewajiban perempuan, namun hal tersebut sudah merupakan sunnatullah atau qadrat perempuan yang tidak dapat disangkal.

Menurut Syekh Navevi Al-Bantani, tidak sedikit yang menolak hak dan kewajiban tersebut, karena terlalu patriarki terhadap perempuan. Namun sebenarnya Syekh Nawawi memberikan penjelasan yang tidak tersirat dalam penjelasannya di buku ini. Syekh Nawawiu dalam kitabnya menjelaskan bahwa hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan adalah sama di sisi Allah, namun berbeda dalam jenis perlakuannya. menjelaskan kepada suami istri dalam keluarga.

Tanpa disadari, buku ini sebenarnya memberikan persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan, namun berbeda dalam jenis perilakunya. Pemikiran Syaikh Nawawi tentang persamaan hak dan kewajiban suami istri tidak lepas dari pembahasan tentang bentuk-bentuk kepemimpinan dalam rumah tangga. An-Nisa ayat 34 dimana banyak ahli tafsir termasuk Syekh Nawawi Al-Bantani memberikan kedudukan laki-laki (suami).

ملسمو)

Sedangkan istri menjadi pemimpin dalam arti psikologis, memberikan kasih sayang dan emosi kepada istri dan anak-anaknya. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, kitab Uqud Al-Lujjain merupakan kitab yang ditulis pada zaman yang dapat dikatakan konservatif dan normatif, sehingga dalam kitab ini perempuan tidak diberikan kesempatan atau kedudukan untuk menjadi pemimpin. dalam rumah tangga. Sebab, Syaikh Nawawi tidak menjelaskannya secara langsung, namun menjelaskannya dalam arti timbal balik hak dan kewajiban masing-masing suami istri.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Pembahasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Kasus Istri Petani yang Bekerja Membantu Mencari Nafkah Keluarga di Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten