• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan: Masalah etika

N/A
N/A
rira nuradhawati

Academic year: 2023

Membagikan "Pendahuluan: Masalah etika"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

Batasan nilai-nilai normatif dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan inilah yang disebut dengan nilai-nilai etika. Perilaku yang baik mencakup nilai-nilai luhur, keutamaan yang berkaitan erat dengan hakikat dan sifat mulia manusia. Filsafat pemerintahan berupaya menyampaikan suatu pemikiran tentang kebenaran apa yang dilakukan pemerintah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan mengacu pada aturan atau nilai, baik formal maupun etika.

Kata-kata tersebut mengandung makna bahwa tindakan tersebut dianggap buruk atau salah karena melanggar nilai moral dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Moralitas dapat bersifat intrinsik, berasal dari diri manusia itu sendiri sehingga perbuatan manusia itu baik atau buruk terlepas atau tidak dipengaruhi oleh peraturan

Shidharta menyatakan, setiap orang yang sehat jiwa harus mempunyai sikap moral dalam menghadapi keadaan yang menyertai perjalanan hidupnya. Beberapa sikap moral tersebut ada begitu saja tanpa harus dibarengi dengan pergulatan atas pilihan-pilihan yang dilematis, namun ada juga sikap moral yang perlu dipertimbangkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan.

Moralitas Hetronom, sikap dimana kewajiban ditaati dan dilaksanakan bukan karena kewajiban itu sendiri, melainkan karena sesuatu yang berasal dari luar kehendak si pelaku sendiri, misalnya karena

Moralitas Otonom, kesadaran manusia akan kewajiban yang ditaatinya sebagai suatu yang dikehendakinya sendiri karena diyakini sebagai hal yang baik. Didalam moralitas otonom orang

Ajaran moral bertujuan untuk meningkatkan moralitas agar manusia menjadi baik, sedangkan etika bertugas memberikan argumentasi yang rasional dan kritis untuk mendukung ajaran moral. Di masa yang semakin kompleks, muncul tantangan-tantangan yang menghadang ajaran moral yang semakin kompleks. Indoktrinasi dalam ajaran moral akan sering dipertanyakan apabila tidak mampu lagi memberikan orientasi yang jelas kepada para pengikutnya.

Etika naturalistik adalah aliran yang meyakini bahwa kebahagiaan manusia dicapai dengan mengikuti panggilan alam (fitrah) peristiwa manusia; Etika hedonistik adalah aliran yang meyakini bahwa perbuatan moral adalah perbuatan yang menimbulkan hedon (kesenangan dan kelezatan); etika utilitarian adalah aliran yang menilai baik buruknya perbuatan manusia dalam kaitannya dengan kecil dan besarnya manfaatnya bagi manusia. (utilitas). : berguna).

Etika idealis adalah gerakan yang percaya bahawa tindakan manusia tidak harus terikat dengan sebab kelahiran, tetapi harus berdasarkan prinsip kerohanian yang lebih tinggi (idea). Etika vitalistik ialah trend yang menilai baik buruk tindakan manusia sebagai ukuran kehadiran atau ketiadaan daya hidup (vital) yang mengawal tindakan secara maksimum; Etika teologi adalah aliran yang mempercayai bahawa standard tindakan manusia yang baik dan buruk dinilai oleh kesesuaian dan ketidaksesuaian tindakan tersebut dengan perintah Tuhan (Theos = Tuhan).

Etika juga diperlukan oleh kaum agama yang disatu pihak menemukan dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, dilain pihak sekaligus mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan

Namun, salah satu krisis yang melanda dunia saat ini adalah pengabaian terhadap persoalan etika dalam segala hal, terutama dalam urusan kekuasaan. Masalah etika dan kekuasaan sangatlah sensitif, karena kedua unsur ini selalu saling melengkapi. Permasalahan etika ini merupakan permasalahan relatif yang termasuk dalam bidang normatif, dimana etika dilihat dari berbagai sudut pandang yang kesemuanya mempunyai argumen masing-masing.

Cara pandang para pemikir juga berbeda-beda dalam mengartikulasikan etika dan kekuasaan, karena ada pula yang berpendapat bahwa dalam pemerintahan suatu negara, etika yang dimaksud adalah kesopanan, kejujuran, atau perilaku baik yang diperlukan untuk mendapatkan kekuasaan. ditulis oleh Aristoteles, Plato dan pemikir Yunani lainnya. Etika merupakan bagian dari strategi kekuasaan yang tidak selalu berkaitan dengan persoalan baik dan buruk, namun bersifat realistis dan obyektif serta tidak bersifat universal. Penguasa yang memperlakukan rakyat dengan baik dalam membangun tatanan sosial dan politik yang baru terbentuk dianggap sebagai bagian dari strategi kekuasaan.

Artinya pula hubungan antara etika dan kekuasaan bukan sekedar hubungan strategis, melainkan suatu kewajiban yang patut diemban oleh penguasa. Etika merupakan bagian dari filsafat dan bahkan dikenal sebagai salah satu cabang filsafat tertua. Etika merupakan ilmu sebagaimana dirumuskan di atas, namun sebagai filsafat bukan ilmu empiris.

Prinsip-Prinsip Etika

Prinsip Persamaan (Equality), hakekat kemanusiaan menghendaki adanya persamaan antara manusia yang satu dengan yang lain. Setiap manusia yang terlahir di bumi ini serta memiliki

Temperamen, watak atau pandangan hidup setiap suku bangsa di dunia ini berbeda-beda, namun kedudukannya sebagai suatu kelompok sosial tetap sama. Tuhan juga telah menciptakan manusia dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dengan bentuk fisik yang berbeda, namun pada hakikatnya keduanya memerlukan kesetaraan dalam mengakui hak asasi manusia dan kedudukannya di hadapan Tuhan adalah sama. Memang pemerintah tidak bisa membedakan tingkat pelayanan kepada masyarakat hanya karena kedudukannya sebagai warga negara sama.

Yang membedakan pemberian pelayanan pemerintah kepada masyarakat adalah tingkat urgensinya, sehingga diberikan prioritas tertentu. Jika masyarakat menginginkan kebaikan dari ilmu pengetahuan, misalnya, mereka akan mengandalkan objektivitas ilmu pengetahuan, kegunaan ilmu pengetahuan, rasionalitas, dan sebagainya. Jika menginginkan ketertiban masyarakat yang baik, maka yang diperlukan adalah sikap kesadaran hukum, saling menghormati, budi pekerti (santunan), dan lain-lain.

Namun kebaikan beragama dalam hal kemanusiaan, menghargai sesama, berbuat baik terhadap sesama, kasih sayang dan lain sebagainya merupakan nilai-nilai kebaikan yang pasti diterima. Dalam pemerintahan, tujuan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik pada dasarnya adalah untuk menciptakan kebaikan dan kemajuan bagi warga negara.

Prinsip Kebebasan (Liberty). Secara sederhana kebebasan dapat dirumuskan sebagai keleluasaan untuk bertindak atau tidak bertindak berdasarkan pilihan yang tersedia bagi

Namun ada juga kebenaran mutlak yang bisa dibuktikan dengan iman, bukan dengan fakta yang dipelajari secara teologi dan kajian agama. Kebenaran harus dibuktikan dan diperlihatkan kepada masyarakat agar masyarakat merasa yakin akan kebenarannya. Untuk itu, kita perlu menjembatani kesenjangan antara kebenaran dalam pikiran (truth in the mind) dengan kebenaran dalam kenyataan (truth in reality) atau kebenaran yang terbukti.

Namun doktrin etika tidak selalu bisa diterima oleh masyarakat awam jika kebenaran yang dikandungnya tidak dapat dibuktikan. Enam gagasan besar atau bisa juga kita sebut dengan prinsip etika dalam modul ini, yang menjadi syarat dasar berkembangnya nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antar manusia, manusia dan masyarakat, dengan pemerintah dan sebagainya. Dengan kata lain, seperangkat etika yang disusun sebagai aturan hukum yang mengatur tata cara hidup dan penghidupan seseorang, masyarakat, organisasi, instansi dan pejabat pemerintah, dan sebagainya, harus benar-benar mampu menjamin terciptanya keindahan dan kesetaraan. , kebaikan, keadilan, kebebasan dan kebenaran untuk semua.

Konsepsi Etika dan Moralitas

Pertama, etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya dan dalam hal ini etika merupakan salah satu cabang

Kedua, etika merupakan pokok permasalahan dalam disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia

Oleh karena itu, sekadar bertindak sesuai dengan moralitas tidak sepenuhnya bermoral, dan melakukan hal yang benar dengan alasan yang salah bisa jadi sama sekali tidak bermoral. Dalam edisi yang sama, Frankena menyatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang mencakup filsafat moral atau pembenaran filosofis atas penilaian Qtilosofis. Dan moralitas merupakan salah satu instrumen sosial jika suatu kelompok sosial menginginkan suatu pedoman tindakan bagi seluruh pola perilaku yang disebut moral.

Secara konseptual, konsep etika cenderung dipandang sebagai sistem nilai tentang apa yang baik dan buruk bagi manusia dan masyarakat. Dorongan untuk mencari kebenaran dan kebaikan selalu ada dalam diri manusia, yang membedakan tingkat moralitas adalah tingkat kuat atau tidaknya dorongan tersebut (Supriyadi. Secara terminologis makna etika yang dikemukakan oleh tiga unsur Berten, yaitu, Pertama, etika adalah nilai dan norma moral akhlak yang menjadi pedoman seseorang atau kelompok dalam mengatur perilakunya.

Bertens telah memberikan arti kata etika yaitu tentang peraturan-peraturan dalam suatu bidang yang mempunyai nilai-nilai dan menjelaskan mana yang baik dan buruk sehingga menjadi jelas keadaannya, dimana definisi ini didapat dari arti yang berasal dari kamus besar bahasa indonesia. . Sedangkan Moore memberikan definisi tentang etika bahwa etika bukanlah sesuatu yang hanya membahas tentang baik dan buruk saja karena menurutnya konsep ini masih terjebak dalam pemahaman kondisi fisik, psikis dan metafisik yang dipengaruhi oleh pemahaman seseorang terhadap suatu agama tertentu. atau adat istiadat tertentu. Sebagaimana disebutkan, penguasa harus menghindari hal-hal yang akan membuatnya dibenci atau dipandang rendah.

ETIKA PEMERINTAHAN

Etika pemerintahan merupakan ajaran tentang perilaku yang baik dan benar sesuai dengan keutamaan yang berkaitan dengan fitrah manusia. Dalam etika pemerintahan selalu berkaitan dengan pertanyaan: Apa yang harus saya lakukan (sesuatu yang baik dan benar)? Etika pemerintahan juga mencakup masalah kepatutan dan kepatutan pada pejabat, aparatur, struktur dan lembaganya.

Akhlak mendorong manusia untuk mempunyai akhlak yang baik, misalnya kasih sayang terhadap orang tua, guru, pemimpin dan sebagainya. Selain itu akhlak melarang manusia untuk melakukan kejahatan seperti mencuri, melakukan perbuatan tercela, dan lain-lain. Sanksi bagi yang melanggar tata krama berasal dari dalam diri sendiri, bukan dijatuhkan dari luar dan bersifat otonom. Sopan santun merupakan suatu kaidah hidup yang muncul dari keinginan untuk menyenangkan orang lain, orang asing, dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat, pemerintahan, dan lain-lain.

Sopan santun pada dasarnya adalah kepatutan, kepatutan, adat istiadat, kehati-hatian, hinaan yang berlaku dalam masyarakat (masyarakat, pemerintahan, bangsa dan negara). Jika adab ditujukan pada sikap internal (batiniah), maka adab ditujukan pada sikap lahiriah (eksternal) setiap subjek, demi ketertiban dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Sanksi atas pelanggaran kesusilaan dikritisi di lingkungan masyarakat tempatnya berada, misalnya terisolasi dari masyarakat.

Etika Kehidupan Berbangsa

Etika Ekonomi dan Bisnis Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh perseorangan,

Etika ini mencegah praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah pada tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak buruk terhadap persaingan sehat dan keadilan, serta menghindari perilaku yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan. Etika penerapan hukum yang adil bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa ketertiban masyarakat, ketentraman, dan ketertiban hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan mentaati hukum dan segala peraturan yang mendukung keadilan. Segala aturan hukum yang menjamin terpeliharanya supremasi dan keamanan hukum sejalan dengan upaya pemenuhan rasa keadilan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Etika ini mensyaratkan penerapan hukum yang adil, perlakuan yang setara dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga negara di hadapan hukum, serta menghindari penyalahgunaan hukum sebagai alat kekuasaan dan bentuk manipulasi hukum lainnya. Etika Keilmuan Etika keilmuan bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga warga negara mampu menjaga kehormatan dan harkat dan martabatnya, serta kebenarannya untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan baik secara individu maupun kolektif dalam prakarsa, kreasi dan karya yang tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif, inventif dan komunikatif, dalam membaca, mengkaji, meneliti, menulis, menciptakan dan menciptakan iklim yang mendukung bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Etika keilmuan menekankan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan waktu, disiplin berpikir dan berbuat, serta menepati janji dan komitmen untuk mencapai hasil terbaik. Selain itu etika ini mendorong tumbuhnya kemampuan dalam menghadapi hambatan, hambatan dan tantangan dalam hidup, mampu mengubah tantangan menjadi peluang, mampu merangsang kreativitas untuk menciptakan peluang baru, serta tangguh dan pantang menyerah. Etika Lingkungan Hidup Etika Lingkungan Hidup menekankan pentingnya kesadaran untuk menghormati dan melestarikan lingkungan hidup dan penataan ruang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap yang dimiliki manusia, yaitu yang berkaitan dengan perbuatan, tingkah laku, gerakan, kata-kata, dan lain sebagainya.”28 Dalam Islam

Benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi luhur sebaliknya perbuatan yang tidak sinkron dengan kata hati yang tajam ataupun merupakan