• Tidak ada hasil yang ditemukan

evaluasi bantuan stimulan perumahan swadaya (bsps) bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "evaluasi bantuan stimulan perumahan swadaya (bsps) bagi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS) BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) DI KELURAHAN PELAIHARI

KABUPATEN TANAH LAUT

Kasmawati, Murdiansyah Herman, Fika Fibriyanita Ilmu Administrasi Publik, 63201, fisip, Uniska, 16120065 Ilmu Administrasi Publi, 63201, fisip, Uniska, 1109127301 Ilmu Administrasi Publik, 63201, fisip, Uniska, 1121028803

Email :Kasmawati288@gmail.com

ABSTRAK

KASMAWATI, NPM. 16120065 "Evaluasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut". Bimbingan Bapak Murdiansyah Herman sebagai Pembimbing Utama dan Ibu Fika Fibriyanita sebagai Co- Pembimbing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tata cara pelaksanaan, sistem pendataan, peranan aparatur desa, dan pihak-pihak yang terkait dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut yang mendapatkan bantuan dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup , juga memberikan gambaran faktor hambatan dan pendukung atas Program BSPS.

Metode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian dengan teori Edward III (dalam Subarsono, 2011; 90) yaitu : Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi, Struktur Birokrasi, data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara kepada 6 (Enam) orang informan. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kelurahan Pelaihari masih banyak terdapat kendala salah satu nya yang paling dominan adalah tidak adanya anggaran disediakan untuk upah tukang sehingga dana yang diberikan kepada penerima bantuan dipotong untuk biaya upah tukang dan itu membuat dana yang diberikan tidak sesuai dengan yang disepakati sebelumnya, juga kurangnya sosialisasi terkait Program BSPS kepada Masyarakat sehingga menimbulkan selisih paham dan mengira bahwa Program BSPS ini adalah sistem bedah rumah. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program BSPS yaitu : Komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Saran peneliti untuk usulan tahun yang akan datang dianggarkan untuk upah tukang dan juga lebih sering diadakan Sosialisasi terkait Program BSPS tersebut.

Kata Kunci :Evaluasi, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(2)

ABSTRACT

KASMAWATI, NPM. 16120065 Evaluation of Aid Propulsion Housing Innate (APHI) For Societal with low income at Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut". Advisors (1) Mr. Murdiansyah Herman as a major advisors and Mrs. Fika Fibriyanita as advisors assistant.

The purpose from this research is to knowing illustration of procedure implementation, data collection system, role of village institution and all of sides who has been related in program Aid Propulsion Housing Innate (APHI) at Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut who has been helped by housing citizency, residence region, and environment agency and with giving illustration about obstruction and support factors on this program.

Research method use qualitative approach with research kind Edward III theory (Subarsono 2011, 90) is communication, resource, disposition, bureaucracy structure, collecting data with carry out interview with 6 (six) informant person.Deciding sample with using collecting data technique with documentation and interview.

The result of this research show that program "Evaluation of Aid Propulsion Housing Innate (APHI) at Kelurahan Pelaihari has many problems. One of them there is not calculation about paying skilled laborer.

So the donation is not appropriate with agreement reached before. Less of socialiszation about program evaluation of aid propulsion housing innate to societal making miss understanding between them. Dan they are thingking that this program is house renovation system. The influence factors by this program is communication, resource, disposition and bureaucracy structure, suggestion from researcher to next year that we must concider about paying skilled laborer and ofted had a socialiszation about program Evaluasion of Aid Propulsion Housing Innate (APHI)

Keyward :Evaluation, Aid Propulsion Housing Innate

(3)

PENDAHULUAN

Perumahan adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak dan kepribadian bangsa, perlu dibina dan dikembangkan demi kelangsungan peningkatan kehidupan dan penghidupan manusia

Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia (RI) Tahun 1945 menerangkan bahwa : “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ini berdasarkan Peraturan Menteri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomer 14 Tahun 2011 yaitu program yang difasilitasi oleh pemerintah dengan memberikan sejumlah dana untuk pembangunan ataupun perbaikan rumah yang tidak layak huni dengan dana yang telah disediakan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Yang dimaksud Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ialah fasilitasi pemerintah berupa sejumlah dana yang diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sedangkan Perumahan Swadaya itu sendiri adalah rumah atau perumahan yang atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri ataupun kelompok yang meliputi perbaikan, perluasan atau pembangunan rumah baru beserta lingkungannya.

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perulu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah (Pasal 1 angka 24 Undang-Undang No. 1 Tahun 2011).

Tujuan dibentuknya Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah agar mampu membangun dan meningkatkan kualitas rumah secara swadaya sehingga masyarakat dapat menghuni rumah yang layak dilingkungan sehat dan juga aman.

Masih banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah terutama di Wilayah Kabupaten Tanah Laut yang termasuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).RTLHyaitu rumah yang tidak memenuhi syarat keselamatan dalam bangunan, kesehatan, penghuni, dan kecukupan minimum luas bangunan. Oleh karena itu, pembangunan perumahan dan permukiman harus terus ditingkatkan lagi oleh pemerintah guna menyediakan perumahan layak huni bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan harga yang terjangkau.

Bantuan dari Pemerintah melalui Program Bantuan Perumahan Swadaya (BSPS) yaitu untuk membantu masyarakat berlatar belakang Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sangat membantu masyarakat terutama bagi masyarakat di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)merupakan salah satu program di Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Laut sebagai wujud kepedulian dalam menyelenggarakan pembangunan layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) salah satunya di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.

Program ini sangat menguntungkan bagi kehidupan mereka.Pemerintah juga mengharapkan dengan adanya program ini benar- benar memberikan dampak yang signifikan bagi perbaikan kondisi perumahan masyarakat.

Adapun kondisi fisik perumahan yang menjadi sasaran Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sekaligus dinilai tidak mampu memperbaiki atau memenuhi kebutuhan perumahanannya yaitu rumah yang lantainya terbuat dari tanah, atapnya yang bocor, jendela yang ventilasinya tidak cukup memadai, tidak memili MCK, dan dinding rumah yang rusak.

Dengan demikian Kelurahan Pelaihari di beberap Desa menjadi sasaran Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ini untuk periode 2019 yang telah diusulkan di tahun sebelumnya yaitu tahun 2018 dikerjakan dengan beberapa tahapan sesuai dengan Surat Perintah dari Bupati Tanah Laut yaitu H. Sukamta.

Dengan program ini masyarakat yang berlatar belakang penghasilan rendah mendapat bantuan untuk perbaikan kondisi rumah. Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ini tentu membawa dampak perubahan kondisi fisik perumahan bagi masyarakat di Desa yang mendapatkan bantuan, dalam hal ini adalah masyarakat penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Implementasi di lapangan program ini masih banyak kendala yang di hadapi salah satunya di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tana Laut. Dalam pelaksanaannya masih banyak di jumpai permasalahan-permasalahan antara lain masih kurangnya komunikasi (miskomunikasi) kepada masyarakat akan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) masih jauh dari yang diharapkan.

(4)

Masih dijumpai beberapa kendala yang menjadi masalah bagi masyarakat penerima bantuan Mengingat dana atau biaya untuk pembangunan/ perbaikan rumah memerlukan biaya yang besar, dan juga untuk perbaikan setiap rumah tidak sama dilihat dari kerusakannya yang berberda-beda. Mereka berpendapat jika mengandalkan dana tersebut tidak cukup untuk pembangunan ataupun perbaikan rumah mereka, sehingga masyarakat justru harus berusaha keras untuk mencari biaya tambahan untuk menambah biaya yang dari pemerintah tersebut.

Dalam kondisi perekonomian yang ada pada masyarakat tentu bukan hal yang mudah dan berat untuk mereka atasi. Masalah keterbatasan dana yang dialami oleh masyarakat penerima dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tidak sepenuhnya adalah kekurangan dari pemerintah, perlu diingat bahwa dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) hanyalah sebagai acuan kepada masyarakat, seharusnya masyarakat penerima dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) diutamakan masyarakat yang memiliki dana simpanan atau tabungan yang telah diperuntukkan untuk pembangunan perumahan mereka, dan ini juga menjadi kriteria penerimabantuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yang terdapat dalam Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 06 Tahun 2012 tentang Pedoman pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya yaitu didahulukan yang telah memiliki rencana membangun atau meningkatkan kualitas rumah yang dibuktikan dengan: memiliki tabungan bahan bangunan, telah mulai membangun rumah sebelum mendapatkan bantuan stimulan, memiliki aset lain yang dapat dijadikan dana tambahan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), dan memiliki tabungan uang yang dapat dijadikan dana tambahan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Hal inilah yang menjadi kendala yang dijumpai di lapangan, masyarakat penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) secara umum tidak memiliki tabungan atau dengan kata lain tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan, ini juga menjadi hal yang sangat sulit diterapkan oleh pemerintah setempat ketika akan mendata masyarakat penerima dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Hal ini disebabkan masyarakat yang tidak memiliki dana simpanan atau tabungan merasa diasingkan dan mereka menuntut kepada perangkat desa karena merasa mereka lebih layak untuk dibantu. Setelah menjalani proses sudah dipastikan masyarakat yang menerima dana Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya akan terkendala mencari dana tambahan yang pada akhirnya bermuara pada hutang. Selain itu, dalam pelaksanaan tersebut dana yang diberikan tidak termasuk biaya upah tukang didalamnya, juga dalam tahapan pembangunan seharusnya dilakukan dengan gotong royong namun dalam kenyataannya masih dilakukan secara sendiri-sendiri. Dan juga masalah keterlambatan pencairan dana serta masalah-masalah lain yang menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan program ini.

Oleh karena itu, Maka berdasarkan latar belakang diatas lah dilakukannya penelitian guna mengevaluasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut telah berjalan dengan baik sehingga dapat membantu dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki rumah layak huni, Maka berdasarkan uraian latar belakang di atas juga, diharapkan penelitian ini dapat melihat sejauhmana kebijakan pemerintah dalam memberikan rumah layak huni dengan judul Penelitian “Evaluasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut“

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih sebagai upaya memecahkan masalah dengan menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan dideskripsikan dalam bentuk kata- kata dan bahasa yang diperoleh dari observasi , wawancara serta dokumentasi.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014: 4), Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.Metode ini dilakukan peneliti dan diterapkan dalam penelitian tentang Evaluasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Fokus pada penelitian ini yaitu menggunakan teori Edwar III yaitu : Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi, dan Struktur Birokrasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut

(5)

Pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah) di Kelurahan Pelaihari sangat dirasakan manfaat serta dampak positifnya Bagi Masyarakat Kelurahan Pelaihari khususnya bagi yang menerima bantuan dari program tersebut.Dimana dengan adanya program ini memberikan suatu motivasi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk memampukan diri menciptakan atau membuat rumah menjadi rumah layak huni bagi dari segi fisik, sosial, ekonomi dan kesehatan.

Dalam pelaksanaan ini Kemenpera, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup serta Masyarakat sangat berpengaruh dalam kegiatan BSPS ini.

Program ini telah dibuat oleh kemenpera kemudian disalurkan kepada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kemenpea melaksanakan program BSPS di Kelurahan Pelaihari dengan dibantu partisipasi oleh Masyarakat di Kelurahan Pelaihari.

Program BSPS direncanakan di tahun sebelumnya dan dikerjakan ditahun sesudahnya.Seperti yang diteliti oleh peneliti bahwa program diajukan di tahun 2018 dan mulai dikerjakan di tahun 2019. Dimulai pada bulan Mei sampai dengan Nopember 2019 Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan yang ada.

Maka dengan adanya permasalahan tersebut maka harus diadakan yang namanya evaluasi dengan bertujuan dapat melihat dan mengukur sejauh mana permasalahan yang terjadi untuk selanjutnya dapat menjadi langkah dalam pemecahan permasalahan tersebut.

B. Pemanfaatan Bantuan Rumah Swadaya

 Pemanfaatan bantuan berupa uang 1) Pemanfaatan Bantuan

a. Pemanfaatan uang dilakukan dalam dua tahap, dengan setiap tahap sebesar 50%

(lima puluh persen) untuk membeli bahan bangunan dan membayar upah kerja;

b. Pemanfaatan uang dilakukan bersamaan dengan cara transfer ke Toko/Penyedia bahan bangunan yang ditunjuk oleh penerima bantuan.

c. Pembelanjaan bahan bangunan dilakukan dengan membuat Daftar Rencana Pemanfaatan Bangunan (DRPB) berdasarkan rencana anggaran biaya dalam proposal teknis penerima bantuan.

d. Dalam pemilihan toko/penyedia bahan bangunan dilakukan dengan cara :

1) Survey toko/penyedia bahan bangunan 2) Penyepakatan penunjukan toko/penyedia

bahan bangunan dan harga bahan bangunan disepakati dan dimuat dalam berita acara.

3) Perjanjian antara KPB dengan toko/penyedia mengenai bahan bangunan yang digunakan dalam perbaikan.

4) Syarat toko/penyedia bahan bangunan meliputi :

a) Memiliki tempat/alamat sesuai dengan Surat Izin Tempat Usaha;

b) Memiliki NPWP;

c) Melakukan usaha perdagangan bahan bangunan yang diketahui oleh masyarakat umum;

d) Untuk masalah harga. Harga harus kurang atau tidak lebih dari harga yang ditetapkan Pemerintah;

e) Memiliki sarana angkutan pengiriman bahan bangunan;

f) Memiliki rekening tersendiri/khusus untuk kegiatan ini dan di buat di Bank yang sama dengan bank/pos penyalur;

g) Bersedia membayar pajak sesuai ketentuan perundang-undangan;

h) Membuat perjanjian kerja sama dengan Kelompok Penerima Bantuan (KPB)

e. Toko/penyedia bahan bangunan melakukan pengiriman bahan bangunan berdasarkan DRPB

f. Penerima Bantuan Rumah Swadaya memeriksa dan menerima bahan bangunan yang dikirimkan toko/penyedia bahan bangunan berdasarkan DRPB

g. Pembayaran bahan bangunan ke toko/penyedia bahan bangunan dilakukan oleh penerima uang dengan cara transfer/pemindahbukuan rekening dari rekening penerima uang ke rekening toko/penyedia bahan bangunan.

h. Dalam melakukan

transfer/pemindahbukuan rekening, penerima, uang menunjukkan dokumen kepada pihak petugas bank/pos penyalur berupa

1) Buku Tabungan dari Penerima 2) Kartu Tanda Penduduk

3) Nota/Bukti pengiriman bahan bangunan yang ditandatangani penerima bantuan 4) DRPB

(6)

i. Penerima bantuan melaksanakan Pembangunan Baru Rumah Swadaya (PBRS) atau Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PKRS) rumah secara swadaya dengan dana tahap I didampingi oleh TFL j. Pemanfaatan dana bantuan tahap dua

sebesar 50% dapat dilakukan apabila proses dari perbaikan rumah telah mencapai minimum 30% atau dana tahap I telah dibelanjakan dan telah mulai dilakukan perbaikan serta bahan bangunan tahap II telah diterima

k. Apabila ada perubahan mengenai dokumen pada tahap perencanaan maka harus ada dibuat berita acara.

l. Upah kerja pembayarannya di lakukan dengan penarikan tunai dari rekening penerima bantuan.

m. Bukti penerimaan uang untuk upah kerja berupa slip penarikan dan bentuk pertanggungjawaban upah kerja berupa kuitansi atau bukti lain yang sah dari penerima uang kepada tukang atau pekerja dengan dibuktikan dengan dipakainya bahan bangunan sesuai DRPB

 Mekanisme pemanfaatan uang

a..Tahap I bahan bangunan dan tahap 1 upah kerja

1. Penerima bantuan menyusun DRPB tahap I untuk pembelian bahan bangunan sebesar 50% dari besaran bantuan dan tahap I untuk pembayaran upah kerja sebesar 50%

2. Penerima bantuan menerima bahan bangunan tahap I sebesar 50% dari besaran bantuan sesuai DRPB tahap I 3. Pemindah bukuan dari penerima bantuan

ke toko/penyedia bahan bangunan tahap I sebesar 50% dari besaran bantuan.

4. Pelaksanaan konstruksi mencapai paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dan mempertanggungjawabkan dama sebesar 50% dari besaran bantuan untuk bahan bangunan tahap I

5. Setelah progres fisik mencapai paling sedikit 30% dilakukan penarikan dana dari tabungan penerima bantuan sebesar 50% dari upah/pekerja

6. Pembagian upah kerja tahap I kepada tukang/pekerja sebesar 50% dari tukang/pekerja

7. Penyusunan laporan penggunaan dana tahap I sebesar 20% dari besaran bantuan ditambah upah kerja sebesar 50% dari upah tukang/pekerja

b. Tahap II bangunan dan tahap II upah kerja

1. Penerima bantuan menyusun DRPB tahap II untuk pembelian bahan bangunan sebesar 50% dari besaran bantuan dan tahap II untuk pembayaran upah kerja sebesar 50%

dari upah tukang/pekerja

2. Penerima bantuan menerima bahan bangunan senilai 50% dari besaran bantuan sesuai DRPB tahap II

3. Pemindah bukuan dari penerima bantuan ke toko/penyedia bahan bangunan tahap II (dua) sebesar 50%

(lima puluh persen) dari besaran bantuan

4. Pelaksanaan kontruksi mencapai 100% (seratus persen) dan mempertanggungjawabkan dana sebesar 50% dari besaran bantuan untuk bahan bangunan tahap II 5. Setelah progres fisik mencapai 100%

dilakukan penarikan dana dari tabungan penerima bantuan sebesar 50% dari upah tukang/pekerja

6. Pembayaran upah kerja tahap II kepada tukang/pekerja sebesar 50%

dari upah tukang/pekerja

7. Penyusunan laporan penggunaan dana tahap II(dua) sebesar 50% (lima puluh persen) dari besaran bantuan ditambah upah kerja sebesar 50% dan upah tukang/pekerja

 Pertanggungjawaban

a) Penerima uang atau penerima bantuan bertanggungjawab secara penuh baik formal maupun materil atas pelaksanaan kegiatan ini.

b) Penerima uang wajib menyampaikan laporan penggunaan dana/uang bantuan rumah swadaya kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilengkapi dengan foto rumah dan bukti fotokopi rekening Koran perorangan

c) Laporan penggunaan dana dibuat dengan memperhatikan bukti-bukti pembelanjaan bahan bangunan (SPJ) selanjutnya disimpan sebagai objek pemeriksaan serta tidak disampaikan kepada OPD

d) OPD melaporkan proses pelaksanaan kegiatan secara bertahap sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam penelitian ini penulis melakukan evaluasi dengan menggunakan Edward III dengan hasil yaitu :

(7)

1. Komunikasi

Komunikasi adalah penyampaian atau pengiriman perintah , arahan, atau informasi yang bertujuan menghasilkan dampak.

"Bagaimana dari pelaksanaan Bantuan) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut ini?"

"Dalam PelaksanaannyaBSPS di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut sejauh ini masih berjalan dengan baik. Dari yang kami ajukan untuk Kelurahan Pelaihari mendapatkan 145 penerima yang ditetapkan sebagai penerima BSPS terdapat beberapa desa diantaranya Desa Sawahan, Desa Beramban dan Desa Perintis dengan melalui 3 Tahapan". (Wawancara dengan Bapak Imsaq Fakturahman Selaku Kasi)

"Sebanyak seratus empat puluh lima penerimadalam Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang telah ditetapkan dalam kriteria atau kategori perbaikan rumah, biaya yang diberikan kepada penerima bantuan yaitu Rp. 15.000.000,- Per rumah. Dengan semua penerima BSPS adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ". (Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani selaku Staff Perkim)

"Kami ditugaskan untuk mendata orang orang yang mendapat bantuan dan untuk di Kelurahan Pelaihari terdapat 145 KK yang termasuk dalam kategori berhak mendapatkan bantuan dari BSPS" (Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Di Kabupaten Tanah Laut terutama di Kelurahan Pelaihari masih ada masyarakat yang belum mendapat bantuan atau rumah layak huni.terutama di Desa Sawahan tempat saya tinggal, masih ada yang belum mendapatkan bantuan karena tidak memenuhi syarat sesuai kriteria" (Wawancara bersama dengan Ibu Mega Selaku Penerima Bantuan)

Dapat dilihat dari pertanyaan diatas bahwa penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut berjumlah 145 KK.

"Setiap penerima BSPS menerima dana bantuan sebesar Rp. 15.000.000,- Per KK dan dibelikan bahan bangunan oleh Pihak TFL, perbaikan rumahnya kira-kira batasnya 3 bulan"(Wawancara dengan Penyedia Toko Bangunan)

"Bagaimana tanggapan Masyarakat mengenai program BSPS ini? "

"Alhamdulillah… Sejauh ini masyarakat mendukung dengan kegiatan ini.Dan para penerima merasa lebih baik dengan rumah

yang d huninya sekarang. Tapi terlepas dari itu masih banyak hal yang perlu dievaluasi lagi untuk kedepannya agar lebih baik"

(Wawancara dengan Bapak Imsaq Fakturahman Selaku Kasi)

"Pelaksanaan bantuan ini berjalan dengan baik, rumah para penerima juga sudah dibangun.Meskipun ada dari beberapa warga yang belum mendapat bantuan dikarenakan tidak memenuhi syarat penerima bantuan".

(Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani selaku Staff Perkim)

"Sejauh ini tanggapan Masyarakat sangat bagus, dilihat dari antusias masyarakat mengikuti sosialiasasi yang kami berikan"(Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Kalau dari Saya pribadi Saya sangat senang karena Saya merasa terbantu , rumah Saya menjadi bagus dan enak untuk dipandang"

(Wawancara dengan Ibu Mega Selaku Penerima Bantuan)

"Tentu… Saya mendukung.Program ini sangat bagus." (Wawancara Penulis dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan)

"Saya sangat mendukung yaa… apalagi program ini memberikan dana kepada masyarakat untuk membuat rumah dengan dibantu oleh Pemerintah , sangat beruntung sekali mereka yang mendapatkannya"

(Wawancara dengan Penyedia Toko Bangunan)

Dari pernyataan diatas diketahui bahwa Masyarakat sangat mendukung dengan Program BSPS ini dan Program ini berjalan dengan baik.

Selanjutnya Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program BSPS di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut tahun 2019.

Berikut ini pernyataan mengenai hambatan dalam pelaksanaan BSPS

"Mengenai hambatan dalam proses pelaksanaan program BSPS di tahun 2019, yaitu dari masyarakat masih kurang swadaya dalam membangun juga memperbaiki rumah untuk di kerjakan tukang..Tentunya ini membutuhkan biaya lagi untuk upah."

(Wawancara dengan Bapak Imsaq Fakturahman Selaku Kasi)

Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa untuk membangun atau memperbaiki rumah masih kurang swadayanya.

"Masalah kekeliruan pembelian bahan-bahan bangunan. Karena tidak sesuai dengan permintaan MBR, akibatnya bangunan harus ditukarkan lagi . Dan ini membutuhkan waktu

(8)

yang lumayan lama" (Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani selaku Staff Perkim)

"Hambatan dalam penyelesaian ini juga termasuk cuaca.. Jika cuaca hujan maka proses perbaikan di hentikan, dan masalah permintaan bahan-bahan bangunan oleh penerima bantuan, dinilai terlalu berlebihan.

Karena diluar dari kriteria yang telah ditetapkan.Misalnya permintaan keramik, padahal kriteria nya harus lantai dari semen saja, mengingat bahwa biaya bantuan nominalnya terbatas". (Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Kami kesulitan dalam membangun rumah karena biaya yang diberikan dipotong untuk biaya tukang, namun itu pun masih kurang jadi kami harus menambah lagi dengan biaya sendiri, sedangkan kami tidak mempunyai uang yang cukup untuk itu". (Wawancara dengan Ibu Mega Selaku Penerima Bantuan)

"Saya tidak ada biaya tambaha untuk ngupah tukang. Jadi Saya juga ikut membantu memperbaiki sehingga tidak menambah biaya lagi" (Wawancara dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan)

"Untuk hambatan di bangunan , yaa..

terkadang salah ambil barang saja…"

(Wawancara dengan Penyedia Toko Bangunan)

Dari pernyataan di atas diketahui terdapat masih banyak kendala dalam proses pelaksanaan BSPS terutama dalam masalah upah tukang yang harus menambah biaya lagi karena untuk mengupah tukang diambil dari anggaran yang telah diberikan.

"Bagaimana cara menyampaikan kepada masyarakat tentang BSPS ini?"

"Penyampaian kepada masyarakat melalui sosialisasi pihak Tenaga Fasilitator Lapanganyang telahditunjuk orang-orangnya dan menguasai mengenai program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ini.(Wawancara dengan Bapak M. Imsaq Fakhurahman , Kasi Pemanfaatan, Pengawasan Perumahan Permukiman Bidang Perumahaan dan Kawasan Permukiman)

"Iya kami mengadakan sosialisasi yang menghadirkan masyarakat dengan memberikan penjelasan mengenai bagaimana proses program dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya itu"(Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani selaku Staff Perkim)

"Memberikan pengarahan dan gambaran mengenai program BSPS dengan

carasosialisasi langsung kepada masyarakat"

(Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Kami diundang oleh pihak dinas untuk menghadiri sosialisasi, mereka memberikan penjelasan bagaimana sistematika dan proses dari Program BSPS" (Wawancara dengan Ibu Mega Selaku Penerima Bantuan)

"Saya mengikuti sosialisasi yang diberikan oleh pihak dinas terkait program BSPS yang mereka laksanakan "(Wawancara dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan)

"Dari pihak dinas mengadakan sosialisasi dengan masyarakat mengenai program BSPS ini" (Wawancara dengan Penyedia Toko Bangunan)

Dari pernyataan diatas diketahui bahwa penyampaian kepada Masyarakat untuk program BSPS ini melalui sosialisasi yang menghadirkan calon-calon penerima BSPS untuk menjelaskan bagaimana prosedur dan proses dari Program BSPS.

"Media apa saja yang digunakan dalam penyampaian kepada masyarakat mengenai program bantuan stimulant perumahan swadaya ? "

"Media yang digunakan berupa tayangan slide berbentuk power point terkait penjelasan mengenai bagaimana program BSPS ini juga dengan pemberian informasi yang lebih jelas dan lengkap sehingga masyarakat lebih mudah memahami dan mengerti mengernai program BSPS"(Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Terkait media yang digunakan kami sudah serahkan semua kepada pihak TFL"(Wawancara dengan Bapak M. Imsaq Fakhurahman , Kasi Pemanfaatan, Pengawasan Perumahan Permukiman Bidang Perumahaan dan Kawasan Permukiman)

"biasanya menggunakan layar yang ditayangkan dengan bentuk power point sehingga masyarakat yang diundang melihat secara langsung bagaimana proses dan pengertian dari BSPS ini" (Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani selaku Staff Perkim)

"Mereka menayangkan sejenis layar tancap didepan yang didalamnya menjelaskan apa itu program BSPS dan cara melaksanakannya"

(Wawancara dengan Ibu Mega Selaku Penerima Bantuan)

"Yaa..saya melihat layar yang besar mirip seperti TV dirumah tapi ini lebih besar, disana menayangkan dan menjelaskan cara-cara

(9)

pelaksanaan program BSPS" (Wawancara dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan)

"Saya juga diundang ,karna terlibat juga dengan pelaksanaan BSPS ini, mereka menjelaskan dengan menggunakan tayangan slide sehingga orang banyak terfokus dan melihat disana"(Wawancara dengan Penyedia Toko Bangunan)

Dari pernyataan diatas bahwa media yang digunakan dalam penyampaian Program BSPS yaitu tayangan berbentuk powerpoint serta komunikasi yang baik antara petugas pelaksana program dan masyarakat sangat diperlukan sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik

"Kendala apa yang ditemui saat bersosialisasi”

"Sebagai pelaksana harus memahami program BSPS ini agar dalam pelaksanaan nya dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan, namun saya juga kesulitan dalam sosialisasi terhadap masyarakat. Sangat susah menjelaskan kepada masyarakat karena dalam persepsi masyarakat bantuan ini

merupakan bantuan bedah

rumah"(Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Kalau untuk kendala terkadang banyak dari masyarakat yang belum mengerti betul dengan program BSPS ini, karena kebanyakan dari mereka mengganggap program ini seperti bedah rumah" (Wawancara dengan Bapak M.

Imsaq Fakhurahman , Kasi Pemanfaatan, Pengawasan Perumahan Permukiman Bidang Perumahaan dan Kawasan Permukiman)

"Banyak dari masyarakat yang salah duga mereka mengira ini sama dengan bedah rumah padahal bukan seperti itu" (Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani selaku Staff Perkim)

"Kami sebagai calon penerima mengira bahwa kegiatan ini sama seperti bedah rumah yang dilakukan orang seperti di TV yang acara BEDAH RUMAH itu, sehingga kami tidak mengeluarkan dana sedikitpun dan perbaikan rumah semua ditanggung pemerintah"

(Wawancara dengan Ibu Mega Selaku Penerima Bantuan)

"Saya kira dari awal pendataan dan sosialisasi mereka ini memberikan bantuan bedah rumah yang biaya ditanggung dinas semuanya jadi kita tinggal terima beresnya saja"(Wawancara dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan)

"Sebagai pemilik toko awalnya mengira bahwa kegiatan ini sama seperti bedah rumah, eh..

ternyata bukan. Calon penerima juga harus mempunyai tabungan lebih untuk menambah biaya perbaikan karna bentuk perbaikan dan kerusakan tiap rumah sangat berbeda-beda"

(Wawancara dengan Penyedia Toko Bangunan)

Dari wawancara dapat diketahui bahwa pandangan masyarakat mengenai bantuan ini adalah bantuan bedah rumah yang memberikan renovasi seluruh rumah, sehingga pada saat pencairan bantuan masyarakat kecewa karena bantuan yang didapatkan tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Karena mereka berpikir bahwa program BSPS ini sama dengan bedah rumah yang semua biaya ditanggung oleh pemerintah yang sebenarnya masyarakat haruslah mempunyai biaya tambahan sendiri untuk memperbaiki rumah dan setiap rumah mempunyai kerusakan dan perbaikan yang berbeda-beda.

2. Sumber Daya

Sumber daya adalah faktor terpenting dalam pelaksanaan kebijakan. Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya yang mendukung proses pelaksanaan Program BSPS di Kelurahan Pelaihari. Karena tujuan dari BSPS adalah Memberdayakan masyarakat yang tidak hanya menerima tetapi juga berusaha dalam pelaksanaannya.

"Apakah informasi yang diberikan oleh pihak pelaksana, baik pemerintah maupun TFL dapat dipahami oleh masyarakat atau penerima bantuan ? "

"Kami mengupayakan agar masyarakat mengerti dan memahami betul mengenai program ini"

(Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Saya masih kurang mengerti namun Saya diberikan arahan dan bimbingan sehingga perlahan bisa dimengerti, walaupun banyak yang tidak pahamnya "(Wawancara dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan)

"Saya mengharapkan mereka untuk mengerti dan memahami dari kegiatan ini dan menurut Saya yang kami berikan sudah cukup memadai , namun untuk biaya yang diberikan kepada peneima bantuan hendaknya ada dana tambahan karna uang yang diberikan bisa jadi masih belum cukup untuk memperbaiki rumah rumah mereka, karena setiap rumah mempunyai kerusakan yang berbeda-beda" (Wawancara dengan Bapak M.

Imsaq Fakhurahman , Kasi Pemanfaatan, Pengawasan Perumahan Permukiman Bidang Perumahaan dan Kawasan Permukiman )

"Kebanyakan dari penerima adalah orang yang berpendidikan paling maxsimal adalah SMA

(10)

sehingga memberikan pengarahan harus lebih ektra" (Wawancara dengan penyedia toko bangunan)

"Peran masyarakat sangat besar dalam pelaksanaan program ini.Disini masyarakat diberi bantuan dalam bahan bangunan dan masyarakat harus melaksanakan pembangunan nya sendiri". (Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani , Staff Bidang Perumahaan dan Kawasan Permukiman )

Dari hasil wawancara peneliti mendapat informasi bahwa dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat diharuskan dapat memperbaiki rumah dengan usaha sendiri.Yang mana bantuan hanya untuk bahan bangunan tidak termasuk upah tukang. Tetapi yang terjadi dilapangan, sebagian masyarakat yang memperoleh bantuan tidak mempunyai kemampuan dalam bertukang, sehingga petugas memberlakukan pemotongan dana bantuan untuk biaya tukang. Hal ini tentu tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan otomatis mengurangi peningkatan kualitas rumah 3. Disposisi

Disposisi atau sikap pelaksana untuk mempunyai motivasi dan niat untuk melaksanakan kebijakan a. Adanya pemahaman dan pengetahuan para

pelaksana terhadap kebijakan yang telah dilaksanakan

b. Adanya arah respon para pelaksana untuk menerima, menolak atau melaksanakan kebijakan

c. Adanya insentif atau rangsangan atasan kepada pelaksana program.

"Bagaimana mengenai tanggapan/sikap pemerintah mengenai program ini?

"Sikap pemerintah sangat bagus, dan sangat bermanfaat. Kami yang mendapat bantuan merasa sangat terbantu dengan adanya program ini"(Wawancara dengan salah satu penerima bantuan yaitu Ibu Megawati)

"Iya ..kami akan berusaha semampu kami , agar masyarakat senang dengan bantuan yang diberikan" (Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani , Staff Bidang Perumahaan dan Kawasan Permukiman )

"Kami sebagai TFL akan berusaha semaksimal mungkin mengarahkan dan membantu Masyarakat yang memang layak untuk dibantu sehingga mendapatkan rumah yang memang diperuntukkan untuk mereka" (Wawancara dengan Ibu Fattimah Selaku TFL)

"Sangat baik, Saya pribadi merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini, rumah Saya menjadi bagus sehingga tidak kelihatan kumuh

lagi"(Wawancara dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan)

"Saya sangat mendukung yaa… pemerintah bagus mengadakan program semacam ini, apalagi untuk masyarakat yang memang layak untuk dibantu"

(Wawancara dengan penyedia toko bangunan) Dari pernyataan diatas diketahui bahwa sikap pemerintah dalam pandangan masyarakat sangat bagus.Apalagi program ini menjadikan rumah masyarakat lebih bagus dan layak untuk dihuni.

4. Struktur birokrasi

a. Adanya prosedur pengorganisasian SOP yang dapat membantu organisasi /lembaga dalam mengimpelementasikan kebijakan dari suatu kegiatan dan program

b. Adanya pembagian tanggung jawab untuk seluruh bidang kebijakan.

“Mengenai kriteria/syarat, bagaimana?”

"Untuk kelengkapan semuanya termasuk pemberkasan itu adalah urusan TFL karna TFL yang membimbing, memberi arahan dan membantu penerima bantuan selama proses perbaikan rumah mereka" (Wawancara dengan Bapak Irwansyah Andriani , Staff Bidang Perumahaan dan Kawasan Permukiman)

"Kami didata dan mengikuti syarat yang di berikan dengan kesesuaian syarat maka baru kami dinyatakan berhak menerima bantuan"

(Wawancara dengan salah satu penerima bantuan yaitu Ibu Megawati)

"Saya sudah sesuai dengan syarat penerima bantuan dan layak menerima bantuan ini"

(Wawancara dengan Bapak Abdul Hamid Selaku penerima Bantuan

"Yang Saya tau syarat penerima ditentukan dalam Peraturan Menteri Nomer 11 (sebelas) tahun 2011 "(Wawancara dengan penyedia toko bangunan)

Dari Pernyataan diatas bahwa diketahui syarat untuk mendapatkan BSPS sudah diatur dalam Peraturan Menteri Nomer 14 (empat belas) mengenai Pedoman Pelaksanaan BSPS KESIMPULAN

Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menjelaskan bahwa pengertian Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat yang mempunyai daya beli terbatas sehingga perlu mendapat dukungan dari pemerintah untuk memperoleh rumah sebagai tempat tinggal.

Persyaratan Penerima Bantuan menurut Peraturan Nomer 14 (empat belas) Tahun 2011 mengenai Pedoman Pelaksanaan Bantuan

(11)

 Warga Indonesia

 Mempunyai penghasilan tetap atau tidak tetap Sudah berkeluarga

 Memiliki atau menguasai tanah

 Belum memiliki rumah atau memiliki rumah tidak layak huni

 Menghuni rumah yang akan diperbaiki

 Belum pernah mendapat bantuan stimulan perumahan dari Pemerintah

Masih banyak kendala dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kelurahan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut salah satu yang paling dominan adalah tidak adanya anggaran disediakan untuk upah tukang sehinggadana yang diberikan kepada penerima bantuan dipotong untuk biaya membayar tukang dan itu membuat dana yang diberikan tidak sesuai dengan yang disepakati sebelumnya, juga kurangnya sosialisasi terkait Program BSPS itu sendiri sehingga masyarakat ada yang selisih paham dan mengira bahwa Program BSPS ini adalah bedah rumah yang sebenarnya adalah bukan .

Pandangan masyarakat mengenai bantuan ini adalah bantuan bedah rumah yang memberikan renovasi seluruh rumah, sehingga pada saat pencairan bantuan masyarakat kecewa karena bantuan yang didapatkan tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Karena mereka berpikir bahwa program BSPS ini sama dengan bedah rumah yang semua biaya ditanggung oleh pemerintah yang sebenarnya masyarakat haruslah mempunyai biaya tambahan sendiri untuk memperbaiki rumah dan setiap rumah mempunyai kerusakan dan perbaikan yang berbeda-beda.

Faktor pendukung dari BSPS ini yang paling penting adalah Masyarakat penerima bantuan, yang kedua tim pelaksana (TFL) dan yang lainnya yaitu kepala desa termasuk toko penyedia.

Faktor penghambat dari segi pemahaman masyarakat yang masih kurang mengenai BSPS, cuaca, dan juga barang yang salah beli Hasil yang diharapkan dari Program BSPS ini adalah untuk menjadikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi Rumah Layak Huni (RLH).

SARAN

Untuk usulan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ditahun kedepan diharapkan akan ada mencantumkan upah tukang tersendiri sehingga tidak terjadi pemotongan terhadap dana bantuan yang telah disediakan.

Sosialisasi yang dilakukan hendaklah rutin misalnya dalam satu bulan ada 2 kali sosialasasi sehingga masyarakat mengerti dan paham tentang pelaksanaan Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS).Karna kebanyakan dari masyarakat menganggap Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) adalah bedah rumah.

Persyaratkan untuk Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) hendaknya tidak memberatkan bagi penerima bantuan

DAFTAR PUSTAKA BUKU

A,P.Parlindungan, 1997.Komentar Atas Undang- Undang Perumahan dan Permukiman & Undang- Undang Rumah Susun.Mandar Maju.Bandung..h.

30

Dr. Urip Santoso,S.H.,M.H., 2014. Hukum Perumahan, Kencana, Jakarta, , h. 2

Lucy Yosita, Yan Nurcahya, dan Deasy Hartanti M.2015.Strategi Perencanaan dan Perancangan Perumahan Pada Era Kontemporer.

Deepublish.Yogyakarta

Riant Nugroho D.2006.Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang Model-Model Perumusan Implementasi dan Evaluasi.PT. Elex Media Kompotindo. Jakarta

Sulastri Sardjo dkk.2016.Implementasi Model Evaluasi Formatif Program Pembangunan Sosial (EFPPS).Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jakarta

PERATURAN

Peraturan Bupati Nomor 71 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Batuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tanah Laut

Peraturan Menteri Nomer 11 (Sebelas) Tahun 2014 mengenai Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Peraturan Pemerintah Nomer 14 Tahun 2016 mengenai penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

JURNAL/SKRIPSI/TESIS

Gita Cahyani, Dinda.2019.Evaluasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Di Kota Bandar Lampung.Skripsi.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Bandar Lampung

Inggriani.2015.Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Di Kabupaten Dharmasraya,2 (2): 2-13.

Syntia Bela Tama.2017.Partisipasi Masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).Universitas Lampung

(12)

Widayanti, Ratih dan Rosdiana, Weni.2019.Evaluasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tamanan Kecamatan Tulugagung Kabupaten Tulungagung.

9 (2): 1-7.

Referensi

Dokumen terkait

1 TAHAP AMALAN MASYARAKAT TERHADAP TANAH ADAT DAN UNDANG-UNDANG TANAH ADAT: KAJIAN DI NEGERI SEMBILAN LEVEL OF PRACTICE IN CUSTOMARY LAND AND CUSTOMARY LAND REGULATION AMONG THE