• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT (CIPP) PADA PROGRAM KESETARAAN PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT TUNAS BANGSA OKU TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EVALUASI CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT (CIPP) PADA PROGRAM KESETARAAN PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT TUNAS BANGSA OKU TIMUR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Email: jurnal_pls@fkip.unsri.ac.id (p-ISSN: 2355-7370) (e-ISSN: 2685-1628)

EVALUASI CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT (CIPP) PADA PROGRAM KESETARAAN PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR

MASYARAKAT TUNAS BANGSA OKU TIMUR

Shomedran1*, Ardi Saputra2

1,2Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya Corresponding Author: shomed16ut@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Tunas Bangsa dengan menggunakan metode evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).

Jenis penelitian adalah penelitian evaluasi model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian diambil dari unsur pengelola, tutor dan warga belajar yang berjumlah lima orang. Hasil penelitian menjukkan aspek context yakni program yang diselenggarakan sudah cukup sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat sekitar yaitu kebutuhan pendidikan, Input program sudah sesuai mencakup masukan sarana, masukan mentah dan masukan lainnya. Sedangkan aspek process, yakni telah dijalankan melalui pembelajaran dengan didukung materi, jadwal, tutor, serta penilaian yang berkelanjutan. Aspek Product telah menunjukkan bahwa warga belajar dan lulusan telah mengalami peningkatan perilaku, sikap, pengetahuan dan kompetensi yang ditunjukkan melalui sebaran lulusan yang diserap pada dunia kerja dan beberapa melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang leih tinggi.

Kata Kunci: Evaluasi CIPP, Paket C,PKBM

Abstract: This study aims to describe the implementation of the Equality Education Package C program at PKBM Tunas Bangsa using the CIPP (Context, Input, Process, Product) evaluation method. This type of research is the evaluation research of the CIPP model (Context, Input, Process, Product) which was developed using a descriptive qualitative approach. The research subjects were taken from the administrators, tutors and learning residents, totaling five people. The results of the study show that the context aspect is that the program being held is sufficient in accordance with the needs of the surrounding community, namely educational needs. The program input is appropriate including input of facilities, raw input and other inputs. While the process aspect, which has been carried out through learning supported by materials, schedules, tutors, and continuous assessment. The product aspect has shown that the learning community and graduates have experienced an increase in behavior, attitude, knowledge and competence which is shown through the distribution of graduates who are absorbed into the world of work and some continue their education to a higher level.

Keywords: CIPP Evaluation, Package C, PKBM

PENDAHULUAN

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memberdayakan atau mengembangkan potensi masyarakat. Potensi tersebut dapat berupa potensi manusia yang merupakan pola pikir dan pola sikap, dan potensi sumber daya alam yang merupakan upaya pengembangan potensi. Mengembangkan potensi sumber daya manusia dan alam merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

naskah diterima: 10/01/2023, direvisi: 03/06/2023, disetujui: 10/07/2023

(2)

keseluruhan. Pemberdayaan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan kecakapan hidup, upaya pengurangan buta aksara, dan peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, dan kemampuan masyarakat agar mampu hidup mandiri.

Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat menegaskan bahwa akan terus meningkatkan kinerja untuk menuntaskan masalah buta aksara melalui lembaga pendidikan non formal salah satunya dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, dalam pasal 10 ayat (2), dijelaskan bahwa dalam pendidikan non formal terdapat 5 satuan pendidikan, yaitu Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar, PKBM, Majelis Taklim, serta PAUD Nonformal (Pringgondani, 2019).

PKBM adalah salah satu bentuk satuan pendidikan nonformal yang mengupayakan proses pembelajaran dari, oleh, dan untuk masyarakat yang membutuhkan. Dalam UU No.

20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat (4) yang menekankan bahwa Satuan Pendidikan Nasional terdiri dari lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, PKBM, Majelis Taklim, dan satuan pendidikan lainnya yang selaras atau serumpun (UU RI No. 20 Tahun 2003). PKBM sendiri bertujuan untuk membuka peluang bagi warga belajar, khususnya masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan, wawasan dan keterampilan, sikap dan mental karena tidak menyelesaikan pendidikan dasar sehingga diperlukan pembelajaran dengan tujuan tersebut untuk mengembangkan potensi dan dapat membantu untuk mensejahterakan masyarakat. PKBM disebut sebagai pusat kegiatan karena terdapat bermacam-macam program yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan warga belajar, seperti program Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C, kursus komputer dan bahasa inggris, program pelatihan, dan jenis program lainnya, (Otaviana, 2019).

Berdasarkan tujuan dan harapan dari pendirian PKBM akan sangat membantu masyarakat yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasar dan mampu meningkatkan potensi dan kecakapan hidupnya, sehingga mampu bersaing dalam mencari pekerjaan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi dalam pengelolaan PKBM juga terdapat beberapa kendala seperti sarana dan prasarana, kualitas tutor, pendanaan, dan masalah lainnya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian terkait evaluasi program pada PKBM khususnya Pendidikan kesetaraan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan PKBM Tunas Bangsa merupakan salah satu PKBM yang ada di OKU Timur yaitu di Desa Tambak Boyo, Kec. Buay Madang Timur diketahui bahwa menyediakan beberapa program seperti program keaksaraan, kesetaraan seperti Paket A, B, dan C, dan Program Kursus Komputer. Warga belajar di PKBM Tunas Bangsa terus meningkat pada setiap tahunnya, dengan tutor berjumlah 10 orang, tetapi tutor pada PKBM Tunas Bangsa ini sebagian tidak relevan latar belakang pendidikannya dengan mata pelajaran yang diajarkan, ada beberapa tutor yang berpendidikan S1 dengan jurusan PGSD tetapi menjadi tutor untuk program paket B dan C dan ada beberapa tutor yang merangkap untuk beberapa program dengan mata pelajaran yang bukan keahliannya, selain itu masalah pendanaan yang berguna untuk memfasilitasi sarana dan prasarana pada PKBM

(3)

juga sering terhambat.

Evaluasi dalam pendidikan saat ini sudah banyak dikembangkan, salah satunya model evaluasi CIPP Sutufflebeam, model ini memberikan gambaran atau gambaran yang menjelaskan hasil penilaian terstruktur dalam suatu program, merupakan model evaluasi komprehensif yang memiliki fungsi formatif dan fungsi sumatif, (Yeni et al., 2020). Model CIPP memiliki komponen evaluasi yaitu konteks, masukan, proses dan produk. Komponen konteks dapat membantu kebutuhan pembelajaran dengan mengidentifikasi proses pembelajaran peserta pelatihan dalam program nonformal. Masukan (input) merupakan komponen penilaian yang digunakan sebagai penentu atau perencanaan untuk menentukan kebutuhan belajar warga. Proses adalah komponen evaluasi yang menilai proses pembelajaran dan hambatan belajar dalam suatu program, sedangkan outcome/output adalah komponen keluaran yang menyangkut manfaat atau hasil dari pelaksanaan suatu program, (Kuniawan, 2022).

Untuk dapat melihat sebuah program PKBM berjalan dengan sesuai tujuan dan sesuai dengan kebutuhan warga belajar perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi digunakan sebagai bahan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu pencapaian sebuah program, sehingga dapat dijadikan sebuah acuan dalam pengambilan keputusan selanjutnya oleh pengelola program (Hurmaini & Abdillah, 2015). Oleh karena itu, dengan adanya permasalahan di PKBM Tunas Bangsa peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi Program Paket C dengan model evaluasi CIPP (context, input, process, product). Selanjutnya Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan program Paket C di PKBM Tunas Bangsa apakah sudah berjalan dengan baik atau belum dengan mengevaluasi aspek context, input, process, product.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan teknik evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product), pendekatan deskriptif kualitatif untuk menghasilkan data berupa uraian deskriptif yang menggambarkan temuan penelitian di PKBM Tunas Bangsa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder (Sugiyono, 2018).

Lokasi penelitian ini dilakukan di PKBM Tunas Bangsa Kabupaten OKU Timur dengan subjek penelitian adalah ketua, tutor dan warga belajar di PKBM Tunas Bangsa.

Evaluasi CIPP Menurut Stufflebeam dalam (Yustialti et al., 2018) meliputi: 1) Context (konteks), yang menggambarkan mengenai lingkungan atau deskripsi mengenai program apa saja yang ada di PKBM yang ingin diteliti., 2) Input (masukan), berdasarkan evaluasi masukan/input digunakan untuk melihat keadaan program pada PKBM meliputi sarana dan prasarana yang ada di PKBM, kondisi tutor, peserta, dan pendanaan yang digunakan dalam program, 3) Process (proses), proses pembelajaran atau pelaksanaan program yang ada di PKBM yang akan diteliti, dan 4) Product (hasil), pada evaluasi akhir yaitu evaluasi produk dapat digunakan untuk mengetahui hasil produk atau dalam PKBM ini yaitu lulusan PKBM yang keterampilan dan

(4)

pengetahuannya bertambah sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya yang dapat bermanfaat untuk mencari atau mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh di PKBM Tunas Bangsa OKU Timur, didapat data evaluasi program secara sederhana mengenai program Paket C yang ada di PKBM Tunas Bangsa dengan menggunakan model evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam dalam (Yustialti et al., 2018), dengan hasil sebagai berikut:

Evaluasi Context (konteks)

Menurut Sudjana dalam (Mei Istiyani & Kunci, 2019) menyatakan bahwa kebutuhan pelatihan dan kebutuhan warga belajar dapat diidentifikasi dari berbagai sumber, diantaranya dari pesertaprogram atau tutor, dan masyarakat, serta pihak yang terkait, seperti dinas pendidikan setempat. Evaluasi konteks merupakan evaluasi yang menilai kebutuhan, masalah, aset, dan peluang yang digunakan untuk membuat kebijakan yang sesuai kebutuhan warga belajar pada PKBM (Nursita & Saepudin, 2019). Dalam evaluasi konteks di PKBM Tunas Bangsa ini program yang diselenggarakan sudah cukup sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Tujuan dari PKBM Tunas Bangsa ini pada dasarnya untuk memberikan pengetahuan/wawasan dan keterampilan untuk mendukung masyarakat agar dapat mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

Pada perencanaan program dan kegiatan pengelola melibatkan seluruh tutor dan mengajak untuk mengadakan rapat secara bersama dan berdiskusi baik mengenai kegiatan pembelajaran, potensi warga belajar, dan melakukan evaluasi kegiatan secara mandiri.

Keadaan ruang belajar dan kantor untuk tutor pun dapat dikatakan layak dan nyaman, sehingga hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung pada saat proses pembelajaran, karena kenyamanan juga merupakan fakor keberhasilan pebelajaran. Program yang dilaksanakan tidak jauh dari PKBM yang ada di daerah lainnya, diantaranya program kesetaraan, keaksaraan, dan kursus/pelatihan. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, program yang ada sudah cukup membantu masyarakat yang memang membutuhkan pendidikan karena tidak bisa menyelesaikan pendidikan formalnya, tetapi tidak sedikit warga belajar yang mengambil program Paket C di PKBM Tunas Bangsa ini hanya untuk mengambil atau membutuhkan ijazahnya saja untuk keperluan tertentu dan tidak mengikuti proses pembelajaran secara intensif, sehingga mengikuti program ini hanya sekedar formalitas saja dan hal tersebut dapat menjadi kebiasaan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar yang menganggap remeh pada program Paket C ini.

Evaluasi Input (masukan)

Evaluasi program merupakan evaluasi yang menilai aktivitas dibidang Pendidikan

(5)

dengan menyediakan data dan informasi yang berkelanjutan. Evaluasi Input menilai pendekatan alternatif, rencana aksi berkompetisi, rencana staf, kelayakan anggaran untuk kelayakan dan potensi efektivitas biaya guna memenuhi kebutuhan dan pencapaian tujuan yang ditargetkan, (Djuanda, 2019). Berhasilnya suatu program tentunya ada faktor pendukung, begitu juga dalam sebuah program. Hal ini didasarkan dengan adanya motivasi warga belajar untuk mengikuti program, selain itu motivasi dan kerja sama yang bagus antara warga belajar dan tutor sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan program. Sarana dan prasarana juga berpengaruh terhadap proses berjalannya program (Suryanto et al., 2020).

Berdasarkan evaluasi masukan pada program Paket C di PKBM Tunas Bangsa, warga belajar berjumlah 53 orang dengan jumlah 30 Perempuan dan 23 laki-laki dengan umur 25- 35 tahun, warga belajar di PKBM Tunas Bangsa dapat menyerap materi yang diberikan secara maksimal, dikarenakan faktor usia yang membuat warga belajar sulit untuk berkonsentrasi

secara penuh, dan warga belajar ada beberapa yang bekerja sehingga ada beberapa warga belajar yang sering tidak masuk pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu tutor yang direkrut banyak yang tidak sesuai dengan kompetensinya waktu mengajar, sehingga tutor tidak menguasai pelajaran secara keseluruhan, hal ini dapat menyebabkan tidak terserapnya materi yang diajarkan kepada warga belajar sehingga warga belajar juga sulit untuk menguasainya.

Pendanaan pada PKBM Tunas Bangsa ini berasal dari kas pengelola dan tutor yang bekerjasama dengan warga belajar, selain itu PKBM Tunas Bangsa juga terus mengajukan bantuan pada pemerintah setempat untuk mendapatkan dana bantuan sebagai penunjang berjalannya program pada PKBM, dan mampu memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di PKBM Tunas Bangsa, seperti kondisi kelas, meja, kursi, papan tulis, dan komputer yang sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan program pada PKBM Tunas Bangsa.

Evaluasi Proccess (Proses)

Evaluasi proses ini meliputi asesmen atau penilaian terkait apakah proses pembelajaran yang dilakukan di PKBM berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan (Dwi Surya Febrianti & Herlina, 2021). Proses pembelajaran di PKBM Tunas Bangsa berlangsung dua kali dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa dan Sabtu, atau setiap hari dalam seminggu yang dapat disesuaikan, dan durasi kegiatan kurang lebih 2 jam yaitu pukul 09.00-11.00 WIB. Mentor atau guru/tutor sebagai pengajar atau pembicara bertanggung jawab untuk membantu warga belajar dalam proses pembelajaran berbasis proyek dengan menyediakan dan menyajikan materi secara tepat dan menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, mampu memotivasi warga untuk belajar dan mengikuti prosesnya dengan semangat.

Meningkatkan motivasi belajar peran tutor sangat dibutuhkan, tutor juga harus mengerti takaran porsi dan peran apa yang diambil untuk mendampingi peserta didik atau warga belajar, (Khoirotin & Lestari, 2020). Pada PKBM Tunas Bangsa OKU Timur, tutor melakukan proses pembelajaran dan jadwal yang ditetapkan terkadang tidak sesuai dengan yang dilaksanakan, waktu pembelajaran dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi tutor apabila tutor pada hari tersebut ada hal mendesak maka

(6)

pembelajaran dapat ditunda, selain itu sarana dan prasarana penunjang pembelajaran juga tidak memadai, dan proses pembelajaran yang kurang kondusif juga menyebabkan proses pembelajaran terhambat dan tidak efektif.

Tutor atau fasilitator pada PKBM Tunas Bangsa sudah mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajan, seperti mampu menyampaikan materi menggunakan power point dan terkadang juga menampilkan video yang berkaitan dengan materi ataupun video motivasi, sehingga proses belajar tidak monoton dan warga belajar tidak merasa bosan saat mengikuti program, dengan adanya power point dan video, warga belajar dapat dengan cepat untuk menangkap materi yang disampaikan oleh tutor, karena ditampilkan dengan Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh warga belajar. Keaktifan warga belajar juga dapat menjadi salah satu acuan bagi tutor mengenai keberhasilan dan pemahaman warga belajar terhadap materi yang diberikan. Peserta didik (warga belajar) itu adalah sebagai orang dewasa yang diasumsikan memiliki kemampuan yang aktif dalam merencanakan arah belajar, memiliki bahan, memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulka sserta mampu mengambil manfaat dari belajar atau dari sebuah proses pendidikan, (Tri & Liliek Desamawati, 2015).

Pada PKBM Tunas Bangsa, keaktifan warga belajar tidak begitu terlihat, karena pada saat pembelajaran hanya 1 atau 2 orang saja yang aktif dalam kelas, sehingga proses pembelajaran bersifat pasif dan terfokus pada tutor yang menyampaikan materi, hal ini diakibatkan karena hanya sedikit warga belajar yang memang sengaja memilih PKBM sebagai penambah pendidikan untuk melanjutkan pendidikan yang selanjutnya, dan sisanya hanya sebagai formalitas yang hanya membutuhkan ijazahnya, sehingga warga belajar hanya dating, mendengarkan dan pulang. Keaktifan peserta didik tidak terlepas dari proses pembelajaran dimana setiap pertemuan menciptakan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan secara bertahap, sehingga dapat menimbulkan antusias dari peserta didik (Yudicia & Nengsih, 2022).

Evaluasi Product (Hasil)

Evaluasi produk atau evaluasi hasil program mengacu pada sesuatu yang menunjukkan perubahan dari masukan semula, (Ananda & Rafida, 2017). Evaluasi produk adalah untuk mengevaluasi hasil belajar yang dicapai oleh warga belajar pada Program Paket C. Pengelola proyek dan warga belajar diharapkan dapat menjadi acuan pencapaian tujuan proyek, khususnya Paket C , (Maskun, 2016). Di PKBM Hingga 60% warga belajar di penilaian produk/outcome Tunas Bangsa mengikuti program kejar Paket C hanya untuk mendapatkan ijazah yang dipersyaratkan untuk hal- hal tertentu. Sementara itu, 40% warga studi sangat ingin mengikuti program Paket C PKBM Tunas Bangsa untuk melanjutkan proses belajar dan mendapatkan ijazah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang diinginkan.

Kemampuan warga belajar juga sesuai dengan tujuannya mengikuti program kesetaraan paket C di PKBM Tunas Bangsa, diantaranya mampu mengoperasikan komputer, dimana hal ini juga dibutuhkan oleh warga belajar apabila ingin mencari pekerjaan, karena

(7)

mampu beradaptasi dengan teknologi juga sangat penting dan dibutuhkan dalam sebagian pekerjaan, baik di desa mauun di kota. Selain itu, lulusan PKBM Tuna Bangsa juga memiliki kecakapan baik dalam berbicara didepan umum, kecakapan berbahasa yang baik, memiliki pengetahuan dan wawasan. Keadaan lulusan yang berasal dar PKBM Tunas Bangsa ini dapat menjadi acuan bagi pengelola maupun tutor, karena dapat melihat ada atau tidaknya potensi dan pengaruh dengan adanya warga belajar di PKBM Tunas Bangsa dan setelah mengikuti program Paket C, sehingga dengan hal ini, dapat menjadi acuan pengelola maupun tutor agar kedepannya mampu menyiapkan pembelajaran dan materi yang lebih baik lagi, sehingga dapat menciptakan lulusan yang sesuai dengan tujuan diadakannya PKBM Tunas Bangsa bagi warga belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Program Paket C di PKBM Tunas Bangsa OKU Timur sudah cukup membantu masyarakat yang memang membutuhkan pendidikan karena tidak bisa menyelesaikan pendidikan formalnya, maka perlunya evaluasi atas komponen pelaksanaan program yang dijalankan sebagaimana terurai pada simpulan penelitian. Pada evaluasi konteks (context), analisa progam yang dijalankan sudah sesuai dengan kebuthuan masyarakat sekitar yakni kebutuhan akan Pendidikan dan mampu menjadi dasar untuk mengembangkan partisipasi dan pemahaman warga belajar selama program berlangsung. Dalam evaluasi masukan (input), masih perlunya peningkatan dan pengembangan sumber dana dikarenakan masih menggunakan kas dari satuan PKBM belum maksimal pendanaan dari pihak donatur dan pemerintah. terdapat catatan bagi program khususnya dari segi sumber dana yang tersedia.

Mengingat program sudah berlangsung lebih dari setahun, sumber dana yang tetap dibutuhkan untuk menunjang pengembangan program dalam jangka panjang. Adanya sumber dana yang terjamin dan tetap mampu memaksimalkan perencanaan dan strategi pembelajaran dalam program. Dalam evaluasi proses (process), pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan cukup baik dimana adanya jadwal, tutor, materi, fasilitas dan media, namun pelaksanaannya terkadang cukup fleksibel menyesuaikan kebutuhan warga belajar serta keaktifan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran belum maksimal. Evaluasi hasil (product) menunjukkan bahwa kemampuan warga belajar telah memiliki kemampuan atau keterampilan fungsional seperti mampu mengoperasikan kompoter, memiliki kecakapan berkomunikasi dan dapat diterima di dunia kerja dan Pendidikan lanjutan, sehingga memiliki dampak bahwa program paket C cukup efektif untuk membantu masyarakat dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Disarankan kepada pengelola program Pendidikan Kesetaraan Paket C agar dapat memaksimalkan semua komponen pembelajaran yang termuat dalam konteks, input, proses dan produk dari program yang dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R., & Rafida, T. (2017). Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Perdana Publishing.

Djuanda, I. (2019). Implementasi Evaluasi Program Pendidikan Karakter Model CIPP

(8)

(Context, Input, Process dan Output). Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu Dan Budaya Islam, 2(02), 105–116. https://doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20

Dwi Surya Febrianti, & Herlina. (2021). Efektvitas Pola Membinaan Manajemen Pada Lembaga PKBM Haska Khafila Di Desa Selebung Ketangga Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Ntb Tahun 2020/2021. Jurnal Transformasi, 7(1), 7–16.

https://doi.org/10.33394/jtni.v7i1.4067

Hurmaini, M., & Abdillah. (2015). Evaluation On Social Internship Program Of Iain Sultan Thaha Saifuddin Jambi Students: Using Context, Input, Process And Product Model (Cipp Model) (Vol. 6, Issue 11). Online. www.iiste.org

Khoirotin, F., & Lestari, G. D. (2020). Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. JPLUS, 9(2).

Kuniawan, A. P. (2022). Evaluasi Pembelajaran Matematika Yang Menggunakan Media Video Interaktif Berdasarkan Model Cipp (Context, Input, Process, And Product).

UIN Sunan Ampel.

Maskun, M. (2016). Evaluasi Implementasi Program Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Al- Kautsar Kota Mataram. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan PNFI, 2(1).

DOI: https://doi.org/10.33394/jtni.v2i1.730

Mei Istiyani, N., & Kunci, K. (2019). Evaluasi Program Model CIPP Pada Pelatihan Menjahit Di LKP Kartika Bawen. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (Vol. 3, Issue 2).

https://doi.org/10.19184/jlc.v3i2.16810

Nursita, Y., & Saepudin, A. (2019). Learning Evaluation In Parenting Training Using The Cipp Model Approach In Pkbm Melati Jayagiri. E-Plus Existensi Pendidikan Luar Sekolah, 4(2), 146–152. http://dx.doi.org/10.30870/e-plus.v4i2.7310

Otaviana, T. (2019). Evaluasi Program Pendidikan Paket C Kesetaraan Sma Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Al-Khairiyah Panjang Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Pringgondani, L. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Program Kesetaraan Paket C di PKBM Persada Pendowoharjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul. Jurnal Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan, 8(1), 59–64. https://doi.org/10.21831/sakp.v8i1.15844

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Suryanto, I. W., Astuti, N. M. E. O., & Diarini, I. G. A. A. S. (2020). Efektivitas program pelatihan pengolahan hidangan appetizer and dessert pada siswa SMK Pratama Widhya Mandala. JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat), 7(2), 159–171. https://doi.org/10.21831/jppm.v7i2.32235

Tri, Y., & Liliek Desamawati, W. (2015). Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pendekatan Andragogi Di Rutan Banjarnegara. Journal of Non Formal Education and Community Empowerment, 4(1).

https://doi.org/10.15294/jnece.v4i2

Yeni, D. I., Wulandari, H., & Hadiati, E. (2020). Pelaksanaan Program Pemberian Makanan Sehat Anak Usia Dini : Studi Evaluasi Program CIPP. Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1–15. https://doi.org/10.37985/murhum.v1i2.9

Yudicia, E. R., & Nengsih, Y. K. (2022). Evaluasi CIPP Pada Program Pendidikan Komunitas Relawan Anak Sumatera Selatan Di Kecamatan Kertapati, Kota Palembang. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (JPPM), 9(2), 219- 229. https://doi.org/10.36706/jppm.v9i2.19189

Yustialti, A., Hamdan, A., Herwina, W., Pendidikan, J., & Sekolah, L. (2018). Evaluasi

(9)

Pendidikan Kesetaraan Paket C Terhadap Peningkatan Taraf Hidup Warga Belajar Di PKBM Danis Jaya Kota Tasikmalaya. Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS (Vol. 3, Issue 1). https://doi.org/10.37058/jpls.v3i1.1616

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Model Evaluasi CIPP (Context, Input, Process, and Product) dalam Program Asistensi Mengajar di SD Inpres 12

[r]