EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK TENTANG PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
(Studi pada Program Kalender Event dan Festival di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018 )
Vivi Alvionita1, Ari Darmastuti2, Robi Cahyadi K3 dan Syarief Makhya4
1,2,3,4Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong, Indonesia Email: [email protected]; [email protected]; [email protected];
ABSTRAK. Kabupaten Lampung Timur menjadi salah satu daerah di Provinsi Lampung yang melakukan pembangunan di bidang pariwisata dengan menyelenggarakan 101 event dan festival wisata pada tahun 2018. Penyelenggaraan kalender wisata ini merupakan penyelenggaran kalender wisata tebanyak di Provinsi Lampung pada tahun 2018 dan berdampak salah satunya pada peningkatan jumlah wisatawan dan uang berputar. Oleh sebabnya evaluasi program pariwisata ini menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana evaluasi program pengembangan pariwisata Kabupaten Lampung Timur dengan melakukan evaluasi terhadap program yang ditinjau dari 4 aspek yaitu masukan, proses, manfaat dan akibat. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi dengan pendekatan kuantitatif deskriptif sebagai pendekatan primer dan kualitatif sebagai pendekatan sekunder dengan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari pengembangan program ini mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang cukup signifikan, meningkatkan PDRB, meningkatkan jumlah objek wisata, terbukanya lapangan usaha, perlahan merubah citra buruk Kabupaten Lampung Timur, sarana edukasi masyarakat dalam berbahasa asing serta memacu masyarakat untuk meningkatkan keamanan daerahnya. Peneliti juga menemukan beberapa kekurangan dari program ini yaitu, terbatasnya anggaran dan belum maksimalnya sarana dan prasarana, belum adanya kontribusi langsung terhadap PAD, belum adanya kerjasama antar industri wisata, masih kurangnya kualitas dan inovasi event dan festival yang terselenggara.
Kata kunci: Evaluasi, Kebijakan Publik, Program Pariwisata.
PUBLIC POLICY EVALUATION OF TOURISM DEVELOPMENT PROGRAMS IN EAST LAMPUNG DISTRICT
(Study on the Calendar of Events and Festivals in East Lampung Regency in 2018)
ABSTRACT. East Lampung Regency is one of the areas in Lampung Province which has developed tourism sector by holding 101 tourism events and festivals in 2018. East Lampung Regency tourism calendar in 2018 is the largest tourist calendar in Lampung Province which has an impact of increasing the number of tourist and revolving money. This study is aimed to see how the evaluation of the tourism development program in East Lampung Regency by evaluating the program in term of input, process, benefits and consequences. This study uses a combination method with a descriptive quantitative approach as the primary approach and qualitative as a secondary approach with the interview method.
The results showed that, the development of this program was able to increase the number of tourists quite significantly, increase the GRDP, increase the number of tourist objects, open the business fields, slowly change the bad image of East Lampung Regency, educated the community about to use the foreign languages and spur the community to increase the security of the area. Researchers also found several shortcomings of this program, namely, limited budget and not maximized facilities and infrastructure, no direct contribution from tourism to local revenue, the absence cooperation between tourism industries and still lack of quality and innovation in event and festival that were held.
Keywords: Evaluation, Public Policy, Tourism Program.
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan, kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Pembangunan pariwisata di Indonesia memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional sebagai instrument peningkatan devisa dan lapangan kerja. Sektor pariwisata di proyeksi menjadi
“core economy” dan penyumbang devisa terbesar di Indonesia untuk lima tahun kedepan (2020-2025). Sektor pariwisata saat ini telah ditetapkan sebagai sektor unggulan penyumbang ekonomi bangsa oleh pemerintah melampaui CPO (minyak sawit mentah) (Sakti 2019)
Sektor pariwisata semenjak tahun 2014 menjadi sumber pendapatan Negara kedua terbesar setelah pajak. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata pendapatan devisa dari sektor pariwisata pada Tahun 2015 mecapai US$ 12,23 miliar atau setara Rp. 169 triliun. Jumlah tersebut berada diurutan keempat sebagai penyumbang devisa terbesar pada 2015, di bawah migas, batu bara dan kelapa sawit. Pada Tahun 2019, pendapatan devisa dari pariwisata mencapai angka US$ 19,29 miliar atau hampir menembus target Tahun 2019 yaitu sebesar US$ 20 miliar dan menjadi yang terbesar mengalahkan ekspor sawit dan migas. Era otonomi saat ini menjadikan pariwisata
sebagai salah satu sektor andalan yang dapat menunjang kemampuan daerah. Sektor pariwisata menjadi industri terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (Supriono 2017:98).
Pariwisata dari perspektif pembangunan sumber daya manusia juga menjadi instrument dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama penduduk sekitar destinasi pariwisata.
Kabupaten Lampung Timur menjadi salah satu daerah yang melakukan pengembangan di bidang pariwisata.
Kabupaten Lampung Timur, di bidang kepariwisataan, dalam rangka membangun citra daerah melalui pariwisata dengan destinasi wisata yang relatif sedikit, mengadakan kegiatan kepariwisataan sebagai sarana promosi pariwisata yaitu dengan menyelenggarakan program kalender event dan festival pariwisata dengan mengadakan 101 festival wisata dan budaya sepanjang Tahun 2018. Program pariwisata ini terinspirasi dari keberhasilan penyelenggaraan 22 festival wisata yang
diselenggarakan oleh Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2017 (Murdaningsih 2018).
Pada Tahun 2017, Kabupaten Lampung Timur melakukan pengembangan program kalender wisata daerah dengan mengadakan 22 kegiatan festival wisata dan budaya. Program kalender wisata daerah merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk meningkatkan peluang usaha kreatif masyarakat, menumbuh kembangkan daya saing daerah, menciptakan Kabupaten Lampung Timur yang aman, damai, kondusif bagi perkembangan pariwisata, serta merubah citra Kabupaten Lampung Timur menuju kabupaten yang aman dan nyaman.
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Rangkaian festival pariwisata, seni budaya, serta kuliner yang digelar pada tahun 2017 tersebut ternyata berhasil meningkatkan kunjungan wisatawan. Data wisatawan ke Kabupaten Lampung Timur dari tahun 2013 hingga 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Jumlah Wisatawan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 - 2017
No Tahun Jumlah Wisatawan
1 2013 58.148
2 2014 47.814
3 2015 63.530
4 2016 321.166
5 2017 506.158
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017
Menurut Dinas Pariwisawa Kabupaten Lampung Timur, kegiatan dalam kalender event pariwisata yang diadakan di tahun 2017 juga berdampak pada perekonomian masyarakat. 22 festival yang diadakan di Tahun 2017 mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dengan perputaran uang sebanyak Rp. 5.061.680.000 dengan serapan tenaga kerja 3.493 orang, terdiri atas 2.284 pedagang dan 1.209 dari sektor jasa.
Keberhasilan program ini juga diperlihatkan dari data yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mencatat bahwa realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) balai Taman Nasional Way Kambas dari kegiatan Festival Way Kambas yang diadakan pada tahun 2017 mencapai Rp. 700 juta melebihi target realisasi yang ditetapkan
oleh Kementerian Keuangan yaitu sebesar Rp. 250 juta. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB) pada Tahun 2017 tersebut merupakan sumbangan pendapatan terbanyak Balai Way Kambas terhadap Negara (Ksdae Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2018)
Berkaca dari keberhasilan program kalender wisata yang diadakan di tahun 2017, pada tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur mengembangkan kembali program tersebut dengan jumlah festival yang lebih banyak dari festival yang diadakan di Tahun 2017. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2018 mengadakan 101 festival pariwisata dalam kalender event dan festival yang diadakan sepanjang tahun 2018. Program tersebut mengemas beragam budaya yang ada di masyarakat menjadi event wisata. Kabupaten Lampung Timur menjadi daerah di Provinsi Lampung yang memiliki kalender wisata paling banyak dengan diadakannya 101 festival wisata di Tahun 2018 (Kominfo Lampung Timur 2018)
Kegiatan pembangunan di bidang pariwisata selain merupakan upaya untuk meningkatkan peluang lapangan kerja dan kesempatan berusaha untuk masyarakat sekitar guna peningkatan kesejahteraan, kegiatan pembangunan pariwisata juga merupakan salah satu upaya meningkatkan pendapatan asli daerah. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, festival yang diadakan di Tahun 2018 mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dengan perputaran uang sebanyak Rp.
5.491.080.000 dengan serapan tenaga kerja sebanyak 6.771 orang.
Pembangunan pariwisata yang menjadi salah satu sektor unggulan
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
berdasarkan RPJMD Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016-2021, namun kegiatan pembangunan dibidang kepariwisataan yang dilakukan oleh Kabupaten Lampung Timur ini belum memberikan kontribusi maksimal terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan Dokumen Target dan Realisasi Penerimaan APBD Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017- 2019, bahwa kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Lampung Timur belum memiliki kontribusi langsung terhadap peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Lampung Timur. Data penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lampung Timur dari Tahun 2017- 2019 terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Berdasarkan ulasan yang telah dibahas sebelumnya, program pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2018 menjadi hal yang menarik perhatian peneliti.
Peneliti pada penelitian ini tertarik meneliti bagaimana evaluasi terhadap program pengembangan dan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Timur yang fokusnya berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian tentang evaluasi program pariwisata salah satunya dikaji dalam penelitian oleh ivan Ibrahim (2018) yang membahas tentang Evaluasi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016-2017. Penelitian ini menggunakan teori analisis SWOT dari Fred R David. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian tentang evaluasi
program pariwisata juga di lakukan oleh Nina Marlina (2017) dengan judul Efektifitas Program Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kabupaten Ciamis (studi pada objek wisata Situ Lengkong). Penelitian tersebut menggunakan teori efektifitas program dari Kettner Moroney dan Martin. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian lainnya tentang evaluasi program pariwisata adalah penelitian tentang Evaluasi Program Pengembangan Pariwisata Kota Metro oleh Herawati Oktavia (2020).
Penelitian tersebut menggunakan model evaluasi program (proses, dampak dan manfaat). Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Agustina Pallewa (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara juga membahas tentang evaluasi program pariwisat. Penelitian ini mengevaluasi implementasi dari kebijakan pariwisata Pemerintah Kabupaten Toraja yang diukur dengan menggunakan 4 variable dari teori George Edward III tentang kebijakan implementasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini memfokuskan pada evaluasi kebijakan publik tentang program menggunakan model evaluasi program dari Wirawan dengan 4 substansi yang diteliti yaitu: masukan, proses, manfaat dan akibat dengan fokus yang berbeda serta menggunakan metode penelitian campuran (mix methode).
Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti evaluasi kebijakan publik
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
tentang program pengembangan pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi pada program kalender event pariwisata Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018).
Evaluasi menurut Wirawan (2016:9) adalah riset untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan membandingkan dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai nilai dan manfaat objek evaluasi. Sedangkan Kebijakan dapat diartikan sebagai keputusan yang dibuat oleh negara, khususnya pemerintah, sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang bersangkutan (Nugroho 2011:85). Evaluasi kebijakan digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan publik
Menurut Wirawan Evaluasi program dapat dilakukan dengan melihat 4 aspek yaitu masukan (input), yaitu dengan mengidentifikas kebutuhan dasar program;
proses, yaitu melihat apakah program telah dilaksanakan seperti yang direncanakan;
Evaluasi Manfaat, melihat apakah program telah menghasilkan perubahan yang diharapkan sesuai dengan tujuan pelaksaan program dan Evaluasi Akibat, melihat pengaruh program terhadap pendapatan asli daerah dan pengaruhya terhadap masyarakat.
METODE
Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah tipe penelitian kombinasi data penelitian (mix method) dengan model concurrent embedded. Metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasi atau menghubungkan antara metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dengan metode kombinasi merupakan suatu metode penelitian yang mengkombinasi atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam satu kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komperhensif, valid reliable, dan objektif (Sugiyono 2016:404).
Peneliti menggunakan tipe penelitian kombinasi dengan model concurrent embedded, yang merupakan metode penelitian yang mengkombinasi penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan atau bersama-sama, tetapi memiliki bobot yang berbeda (Sugiyono 2016:412). Pada metode ini terdapat metode primer dan metode sekunder. Metode primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, sedangkan metode sekunder digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode primer.
Peneliti pada penelitian ini menggunakan model campuran tidak berimbang (concurrent embedded) dengan pendekatan kuantitatif deskriptif sebagai pendekatan primer. Penelitian kuantitatif pada penelitian ini menggunakan data sekunder. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan sekunder yang menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data.
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Gambar 1. Design Model Penelitian Concurrent Embedded Kuantitatif sebagai
Data Primer
Peneliti memilih penggunaan metode penelitian kombinasi (mixed methods) desain concurrent embeded dikarenakan peneliti memandang bahwa pendekatan ini sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang peneliti lakukan. Penggunaan metode kombinasi ini akan mempermudah peneliti dalam mengungkap hal-hal yang akan menjadi sasaran penelitian, serta memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penggunaa metode kombinasi, kelemahan-kelemahan yang ada dalam metode kuantitatif maupun kualitatif mampu diminimalisir.
Gambar 2. Langkah Penelitian Kombinasi Kuantitatif dan Kualitatif Definisi operasional digunakan untuk
mengetahui bagaimana variabel diukur. Oleh sebab itu, dengan melihat definisi operasional di dalam sebuah penelitian maka seseorang mengetahui indikator variabel pada penelitian tersebut. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:
QUAN
Qual
Analysis of Finding
Fokus dan Rumusan
Masalah
Kajian Teori
Analisis Data KUAN dan Kual Penyajian dan
Pembahasan data Hasil Simpulan data
Hasil Penelitian
Pengumpulan dan Analisis Data
Kuantitatif Pengumpulan dan
Analisis Data Kualitatif
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Tabel 2. Operasional Variabel
No. Variabel Indikator Sub- Indikator Teknik Pengumpulan Data 1. Evaluasi Evaluasi Masukan • Anggaran dalam program
• Event dalam program
• Sumber daya manusia yang terlibat.
• Pengumpulan Data Sekunder
Evaluasi Proses • Jumlah event yang terlaksana
• Jumlah pedagang/usaha yang terlibat
• Jumlah Wisatawan
• Pengumpulan Data Sekunder
Evaluasi Manfaat • Peningkatan jumlah wisatawan dan Uang Berputar
• peningkatan ekonomi atau Produk Nasional Domestic Bruto (PDRB)
• Pengumpulan Data Sekunder
Evaluasi Akibat • Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
• Pengumpulan Data Sekunder
Fokus pada penelitian ini adalah bagaimana evaluasi kebijakan tentang program pariwisata Kabupaten Lampung Timur dengan studi pada program kalender event dan festival pariwisata Tahun 2018 di Kabupaten Lampung Timur. Peneliti melakukan analisis menggunakan teori evaluasi program oleh Wirawan (2016) dengan menggunakan 4 indikator evaluasi yaitu: Evaluasi Masukan, yaitu melihat kebutuhan dasar dari program seperti anggaran, sumber daya manusia serta event.
Evaluasi Proses, yaitu melihat apakah pelaksanaan program telah terealisasi sesuai dengan rencana. Indikator ini melihat keterlaksanaan kegiatan dan hambatan apa saja dalam pelaksanaan tersebut. Evaluasi Manfaat, melihat apakah program telah
menghasilkan perubahan sesuai dengan tujuan pelaksanaan program. Evaluasi Akibat, melihat kontribusi program terhadap pendapatan asli daerah dan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Informasi pada penelitian ini adalah hasil wawancara bersama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, Kepala Bagian Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Destinasi Usaha Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, Kepala Seksi Atraksi Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Lampung Timur, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Lampung Timur, Kepala Desa
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Muara Gading Mas dan Bendahara Desa Muara Gading Mas.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Masukan (Input)
Pada indikator ini, peneliti melihat melalui 3 aspek yaitu pertama anggaran.
Anggaran memberikan gambaran tentang besaran dana yang digunakan untuk suatu kegiatan dan merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas kegiatan yang telah dilakukan. Berikut besaran anggaran Kalender Event dan Festival Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018 dalam tabel Anggaran Kalender Event Pariwisata di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017-2018:
Tabel 3. Anggaran Kalender Event dan Festival Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2017-2019 No. Tahun Jumlah
Anggaran (Rp)
Jumlah Festival 1. 2017 2.515.000.000 22 2. 2018 2.855.000.000 101 3. 2019 2.103.924.900 101
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Berdasarkan data pada tabel, anggaran di tahun 2018 naik 13,52% dari anggaran tahun 2017 diiringi dengan peningkatan jumlah festival yang diadakan yaitu sebanyak 101 festival. Data dari tabel juga memperlihatkan anggaran untuk program kalender event dan festival tahun 2019 turun sebesar 26,31 % dari anggaran tahun 2018 dengan jumlah festival yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu 101 festival.
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif, anggaran yang berasal dari APBD Kabupaten Lampung Timur masih tergolong terbatas, sehingga pendanaan pun tidak hanya bersumber dari anggaran pemerintah, tapi juga sebagian besarnya berasal dari swadaya dan gotong royong masyarakat.
Berdasarkan analisis peneliti atas hasil wawancara, salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lampung timur untuk memaksimalkan penggunaan anggaran guna mendukung sektor pariwisata adalah melakukan sinergi dokumen pelaksanaan anggaran antara satu OPD dengan OPD lain. Event dan festival yang dilaksanakan tahun 2018 banyak merupakan kerjasama antar OPD, contohnya pada pelaksanaan Festival Napak Tilas yang diadakan tahun 2018.
Festival Napak Tilas yang diadakan tahun 2018 merupakan kerjasama antara Dinas Pariwisata dan Bappeda Kabupaten Lampung Timur, ada juga Festival Petik Lada yang merupakan kerjasama antara Dinas Pariwisata dengan Dinas Pertanian, dan juga Festival Kuliner oleh Dinas Perindustrian Perdagangan yang bekerja sama dengan Dinas pariwisata, serta beberapa festival lainnya yang juga merupakan kerjasama antara satu OPD dengan OPD lain. Bentuk kerjasama lainnya adalah kerjasama antara dinas pariwisata dengan desa dengan memasukkan HUT desa ke dalam calendar of event Kabupaten Lampung Timur tahun 2018.
Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, bahwa berdasarkan alokasinya, penggunaan anggaran di dominasi untuk penyelenggaraan event dan festival yaitu sebanyak 90% dari
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
total anggaran dan angggaran untuk kegiatan promosi atau media velue sebesar 10% dari total anggaran.
Anggaran merupakan sebuah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran organisasi dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan kerja dan arahan penggunaan sumberdaya dalam rangka pencapaian target tertentu, sarana komunikasi dan koordinasi antar pegawai yang meliputi suatu periode waktu tertentu Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak baik manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah yang akan mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dari tujuan anggaran (Ginting 2018:23).
Pentingnya peran anggaran tidak lepas dari proses alokasi anggaran yang harus tepat. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa alokasi anggaran harusnya juga terfokus pada kegiatan promosi, karena kegiatan promosi menjadi salah satu faktor penting yang menarik kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut.
Alokasi anggaran untuk calendar of event yang diarahkan oleh Kementerian Pariwisata adalah minimal 50% untuk media value dan 50% untuk penyelenggaraan event sedangkan Kabupaten Lampung Timur mengalokasikan 90% anggaraan untuk penyelenggaraan dan hanya 10% untuk media value.
Alokasi anggaran untuk media value menjadi sangat penting jika berkaca dari keberhasilan beberapa daerah yang berhasil dalam pengembangan pariwisata salah satunya Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi menyandang gelar daerah
dengan calendar of event terbaik se- Indonesia, dengan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara yang sangat tinggi.
Banyaknya kunjungan wisatawan ini tidak semata karena banyaknya event yang digelar saja, tapi juga karena proses promosi yang dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi.
Aspek kedua dalam indikator ini adalah event dan festival Tahun 2018. Event dan Festival menjadi salah satu indikator masukan dalam penelitian tentang program pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur. Karena penelitian ini fokus pada pengembangan kalender event, maka peneliti ingin melihat perkembangan event yang diselenggarakan di Kabupaten Lampung Timur khususnya pada tahun 2018.
Berikut grafik yang akan memaparkan berapa jumlah event dan festival yang dilaksanakan pada tahun 2018:
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 3. Jumlah Event dan Festival Tahun 2018
Berdasarkan data di atas, pada sepanjang tahun 2018 dilaksanakan sebanyak 101 event dan festival di Kabupaten Lampung Timur yang terdiri dari 30 festival desa dan sisanya adalah festival dan event yang bertema budaya, kuliner, religi, pendidikan, kesehatan, otomotif, seni dan lain-lain.
1 2 4
9 7 7 10 16 20
17 6
2 Event dan Festival Tahun 2018
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Gelaran event dan festival terbanyak ada pada bulan September yaitu sebanyak 20 event dan festival. Penyelenggaraan festival paling sedikit ada pada bulan Januari dengan hanya diselenggarakan 1 festival. Peneliti juga membandingkan jumlah event dan festival yang diselenggarakan di Kabupaten Lampung Timur dalam 3 tahun terakhir dalam tabel berikut:
Berdasarkan data di atas, pada sepanjang tahun 2018 dilaksanakan sebanyak 101 event dan festival di Kabupaten Lampung Timur yang terdiri dari 30 festival desa dan sisanya adalah festival dan event yang bertema budaya, kuliner, religi, pendidikan, kesehatan, otomotif, seni dan lain-lain.
Gelaran event dan festival terbanyak ada pada bulan September yaitu sebanyak 20 event dan festival. Penyelenggaraan festival paling sedikit ada pada bulan Januari dengan hanya diselenggarakan 1 festival. Peneliti juga membandingkan jumlah event dan festival yang diselenggarakan di Kabupaten Lampung Timur dalam 3 tahun terakhir dalam tabel berikut:
Tabel 4. Jumlah Event dan Festival dalam Kalender Event Tahun 2017-2019 No. Tahun Jumlah Event dan
Festival
1. 2017 22
2. 2018 101
3. 2019 101
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Berdasarkan tabel, jumlah event dan festival dalam Kalender Event dan festival Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017 adalah sebanyak 22 event dan festival. Pada tahun 2018 meningkat menjadi 101 event dan
festival, dan pada tahun 2019 event dan festival di Kabupaten Lampung Timur berjumlah sama dengan tahun sebelumnya yaitu 101 event dan festival.
Secara kualiatif, tujuan diselenggarakannya event dan festival Kabupaten Lampung Timur adalah: (1) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, (2) untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, (3) membangun citra Kabupaten Lampung Timur sebagai kabupaten yang layak di kunjungi, (4) membangun sinergi dengan masyarakat untuk membangun pariwisata daerah.
Menurut Getz (2018:41) peranan penting event dalam pembangunan pariwisata terbagi dalam empat hal,antara lain:
1. Event sebagai atraksi (attraction),yaitu kegiatan event pariwisata merupakan atraksi atau daya tarik yang menarik untuk dilihat/dinikmati bagi sebuah destinasi.
2. Event sebagai pemberi citra destinasi (image maker), melalui kegiatan event sebuah destinasi dapat memasarkan dirinya untuk memberikan kesan dan pandangan terhadap destinasi yang ditawarkan.
3. Event sebagai pendorong tumbuhnya atraksi wisata (animators of static attractions) yang dapat ditunjukkan dengan segala bentuk atraksi yang ditampilkan saat aktivitas dan kreativitas para pelaku event.
4. Event sebagai penggerak tumbuhnya pembangunan sektor lain (catalyst for other development). Melalui event, pertumbuhan sektor lain secara tidak langsung tumbuh untuk melengkapi kegiatan event yang dilaksanakan.
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Aspek ketiga ada sumber daya manusia yang terlibat. Sumber daya manusia yang terlibat menjadi salah satu indikator evaluasi masukan dalam program pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur. Berikut merupakan data sumber daya manusia yang terlibat dalam penyelenggaraan Kalender Event dan Festival Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018:
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 4. Sumber Daya Manusia yang Terlibat
Berdasarkan data pada grafik, pada penyelenggaraan kalender event dan festival tahun 2018 pemerintah melibat Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pemerintah desa serta beberapa komunitas sebagai koordinator dan pelaksana dalam penyelenggaraan kalender event dan festival tahun 2018. Pada tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur melibatkan sebanyak 54 organisasi perangkat daerah, 49 desa dan 19 komunitas pada gelaran event dan festival tahun 2018.
Penyelenggaraan Calendar of Event Tahun 2018 merupakan instrument untuk menggerakkan banyak orang, berdasarkan data Dinas Pariwisata, Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2017 hanya bekerja sama dengan 14 desa dan 10 komunitas. Sedangkan untuk tahun 2018, dengan banyaknya event
yang diselenggarakan pemerintah Kabupaten Lampung Timur melibat 49 desa, 19 komunitas dan juga menambah keikutsertaan organisasi perangkat daerah untuk menjadi koordinator pada tiap pelaksanaan event.
Berdasarkan hasil penelitian, selain sebagai instrument penggerak masyarakat, penyelenggeraan kegiatan ini juga dapat menjadi instrument penggerak birokrasi.
Hal ini juga selaras dengan hasil penelitian kualitatif bahwa sumber daya manusia yang terlibat dalam penyelenggaran program ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur, desa, berbagai kelompok dan komunitas penggiat wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur.
Bertambahnya jumlah event yang diselenggarakan berarti menambah partisipasi warga lokal dan komunitas untuk terlibat. Dengan banyaknya unsur yang terlibat dalam pelaksanaan event maka perlu adanya konsolidasi agar terwujudnya pembangunan pariwisata yang terintegrasi dengan baik. Menurut Kusuma (2014:127) intergrasi pembangunan pariwisata yang baik harus dapat melibatkan seluruh stakeholder, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Melalui sinergi antar aktor tersebut, pembangunan pariwisata akan dapat berjalan dengan lebih maksimal.
B. Evaluasi Proses
Evaluasi proses melihat kebijakan pariwisata melihat 3 aspek, yaitu jumlah event dan festival terlaksana, jumlah pedagang dan jasa yang terlibat dan jumlah wisatawan tahun 2018. Berikut merupakan data jumlah event terlaksana di Tahun 2018:
0 10 20 30 40 50 60
SDM
OPD 54
Desa 49
Komunitas 19
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 5. Jumlah Event yang Terlaksana Tahun 2018
Pada pelaksanaan kalender event dan festival Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018, sebesar 98% kegiatan terlaksana atau sebanyak 99 event dan festival terlaksana, sedangkan 2 kegiatan tidak terlaksana atau sebesar 2% dari keseluruhan kalender event dan festival pada tahun 2018 tidak terlaksana.
Peneliti juga memperoleh data perbandingan banyaknya event dan festival yang terlaksana pada tahun 2017-2019 sebagai berikut:
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 6. Perbandingan Jumlah Event dan Festival yang Terlaksana Tahun
2017-2019
Berdasarkan data di atas, kegiatan event dan festival pada tahun 2017 mencapai tingkat keterlaksanaan 100%. Pada tahun
2018, sebanyak 99 kegiatan terlaksana dan 2 kegiatan tidak terlaksana. Pada 2019, jumlah kegiatan yang tidak terlaksana mengalamin kenaikan, yaitu sebanyak 22 kegiatan tidak terlaksana pada tahun 2019. Peneliti mengukur efektifitas keterlaksanaan event melalui skala dan klasifikasi pengukuran efektifitas kinerja pemerintah sebagai berikut:
Tabel 5. Skala dan Klasifikasi Pengukuran Efektifitas Kinerja Instansi
Pemerintah
Pengukuran Kriteria Keefektifan
≤ 20% Sangat tidak efektif 21% - 40% Tidak efektif 41% - 60% Cukup efektif 61% - 80% Efektif
81% - 100% Sangat Efektif
Sumber: Permendagri Tahun 2011
Berdasarkan klasifikasi efektifitas tersebut, keterlaksanaan event dan festival tahun 2018 dengan tingkat keterlaksanaan 98% maka termasuk pada kriteria sangat efektif. Keterlaksanaan event dan festival tahun 2017 dengan tingkat keterlaksanaan 100% termasuk pada kriteria sangat efektif dan tahun 2019 dengan keterlaksanaan 78%
maka termasuk dalam kriteria efektif.
Pada kalender wisata tahun 2019 banyak event dan festival yang tidak terlaksana. Data dari dinas pariwisata bahwa sebanyak 22 kegiatan tidak terlaksana pada tahun 2019. Menurut keterangan hasil penelitian, salah satu penyebab beberapa event dibatalkan adalah selain karena beberapa kendala, juga karena terlalu banyaknya event dan festival yang
98%
2%
Jumlah Event Terlaksana Tahun 2018
Terlaksana Tidak Terlaksana
0 50 100
2017 2018 2019
22
99
79
0 2 22
Terlaksana Tidak Terlaksana
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
dilaksanakan dan tidak mungkin melaksanakan event sebanyak itu secara terus menerus. Pada tahun setelahnya, pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur melakukan akurasi lagi terhadap event dan festival yang benar-benar memiliki efek signifikan.
Sektor pariwisata diyakini memiliki sifat penggandaan dan turunan yang luas ini, harus diwujudkan melalui proses perencanaan dan implementasi yang cermat, terpadu dan konsisten. Pengembangan kepariwisataan juga dapat diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan tenaga kerja lokal dengan tetap memperhatikan aspek kualitas, kekhasan, dan daya tarik Kabupaten Lampung Timur sebagai destinasi wisata. Arah pengembangan yang jelas dan berpihak kepada pelaku lokal dan seoptimal mungkin dalam memanfaatkan sumberdaya internal yang didukung oleh kebijakan dan implementasinya merupakan faktor kunci keberhasilan dalam pembangunan pariwisata.
Secara kualitatif pelaksanaan event dan festival sudah terlaksana dengan cukup baik meskipun ada beberapa hambatan dan kekurangan dalam program ini antara lain: (1) Minimnya anggaran, (2) perbaikan sarana dan prasarana destinasi wisata yang masih kurang optimal, terutama untuk akses jalan, (3) belum optimalnya koordinasi dan kejasama antar industri pariwisata, (4) masih terbatasnya kualitas dan inovasi event, (5) belum adanya pendampingan dari pemerintah daerah terhadap pengelolaan pendapatan dan pengeluaran dari objek wisata.
Calender of event Kabupaten Lampung Timur ternyata juga memiliki dampak positif dengan menciptakan lapangan kerja dan memacu berbagai kegiatan ekonomi
yang perlihatkan melalui jumlah pedagang dan jasa yang terlibat pada penyelenggaraan event dan festival. Jumlah pedagang dan jasa yang terlibat pada penyelenggaraan event dan festival tahun 2018 adalah 6.771 pedagang dan jasa jumlah ini meningkat 4.487 dari tahun 2017. Berikut merupakan data jumlah pedagang dan jasa yang terlibat pada event dan festival tahun 2018:
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 7. Jumlah Pedangan dan Jasa yang Terlibat Tahun 2018 Berdasarkan grafik, dapat
dilihat bahwa jumlah pedagang dan jasa paling banyak ada pada bulan September yaitu sebanyak 1453 pedangan dan jasa dan paling sedikit ada pada bulan Januari yaitu hanya 72 pedagang dan jasa. Data yang peneliti peroleh bahwa pada bulan September, adalah bulan terbanyak diadakannya event dan festival di tahun 2018, disusul kemudian bulan Agustus dan kemudian Oktober dan paling sedikit dilaksanakannya event dan festival ada di bulan Januari.
Secara kualitatif, manfaat ekonomi dari penyelenggaraan festival merupakan salah satu manfaat dari dikembangkannya Kalender event dan festival Kabupaten Lampung Timur. Kegiatan ini meningkatakan penyerapan dari potensi masyarakat. Event dan festival yang diselenggarakan menjadi peluang bagi masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja, memperoleh penghasilan dan menjadi sarana bagi para pedagang untuk memasarkan produknya.
Dampak positif pariwisata terhadap ekonomi dapat dilihat dari contoh seperti terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatnya taraf hidup dan pendapatan masyarakat, meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing, membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana setempat dan meningkatkan kemampuan manajerial serta keterampilan masyarakatyang memacu kegiatan ekonomi lainnya (Mill 2000:168–
69).
Calender of event ternyata memiliki dampak positif dengan menciptakan lapangan kerja dan memacu peningkatan ekonomi suatu daerah. Hal ini sesuai juga dengan hasil penelitian dari Urbanus dan Febianti (2017:119) bahwa Pembangunan pariwisata memunculkan berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi dalam suatu daerah pariwisata seperti hotel, penginapan, restoran, biro perjalanan, industri kerajinan dan industri- industri sampingan lainnya. konsep event dan festival selain sebagai daya tarik wisata, juga dapat membantu pertumbuhan ekonomi serta
72 95
574 731
190 308 590
1056 1453
831 716
155
Jumlah Pedagang dan Jasa
Jumlah Pedagang dan Jasa
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
mampu menstimulasi sebuah daerah agar terus berkembang, membantu menurunkan tingkat pengangguran, dan meningkatkan peluang pendapatan di suatu daerah. Event yang dipersiapkan dengan matang akan menumbuhkan nilai ekonomi yang tinggi dan mendatangkan keuntungan bagi daerah.
Berdasarkan hasil penelitian, pariwisata berbasis event tenyata mampu
menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Lampung Timur. Jumlah kunjungan wisatawan ke lampung timur pada tahun 2018 adalah sebanyak 549.108 wisatawan dengan diadakannya 101 event dan festival tahun 2018. Berikut merupakan data jumlah wisatawan pada event dan festival tahun 2018:
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 8. Jumlah Wisatawan Tahun 2018 Secara kualitatif, penyelenggaraan
event memang menjadi salah satu faktor yang meningkatkan kunjungan wisatawan. Event dan festival yang diadakan membuat objek- objek di Kabupaten Lampung Timur lebih di kenal lagi oleh masyarakat. Mulai diminatinya objek wisata ini membuat kunjungan pasca event pun meningkat.
Pariwisata berbasis event tenyata mampu menarik hati wisatawan untuk berkunjung ke Lampung Timur. Hal ini juga selaras dengan penelitian dari Swastika, Andrian dan Kholid (2017) bahwa pariwisata berbasis event mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap keputusan berkunjung dan minat berkunjung kembali wisatawan.
Wisatawan merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari dunia wisata.
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur berusaha memacu pengembangan sektor pariwisata melalui pengembangan kalender event dan festival Kabupaten Lampung Timur. Rangkaian event dan festival tersebut dirancang salah satunya untuk memikat wisatawan baik domestik maupun mancanegara dan membuat wisatawan mau kembali lagi dan berlama-lama tinggal di Lampung Timur. Festival dan event merupakan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pariwisata karena dapat menarik wisatawan (Cudny 2014:114).
2003 7732
23372 32717
25077
57485
14063 23482
46325
37708
129155
5100 Jumlah Wisatawan
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Pada konteks kepariwisataan, jumlah wisatawan menjadi faktor yang sangat penting. Jumlah pengunjung tentu akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi di suatu daerah wisata, karena menjadi sumber perputaran uang akibat dari permintaan akan kebutuhan wisatawan. Dapat diketahui bahwa, jumlah uang berputar dari penyelenggaraan event dan festival tahun 2018 adalah sebanyak Rp. 5.491.080.000.
C. Evaluasi Manfaat
Evaluasi manfaat melihat kebijakan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur melalui 2 aspek, yaitu peningkatan jumlah wisatawan dan peningkatan PDRB. Jumlah wisatawan mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan data jumlah wisatawan pada tahun-tahun sebelum dikembangkannya kalender event. Jumlah wisatawan mengalami kenaikan setiap tahunnya seiring dengan pengembangan kalender event dan festival yang dilaksanakan.
Berikut merupakan perkembangan jumlah wisatawan di Kabupaten Lampung Timur tahun 2017-2019:
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 9. Jumlah Wisatawan Kabupaten Lampung Timur 2017-2019
2017 2018 2019
Jumlah Wisatawan
2017-2019 506,158 549,108 577,598
460,000 480,000 500,000 520,000 540,000 560,000 580,000 600,000
Jumlah Wisatawan 2017-2019
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Berdasarkan data pada tabel, pada tahun 2017 jumlah wisatawan adalah sebanyak 506.158 wisatawan, tahun 2018 sebanyak 549.108 wisatawan dan pada 2019 sebanyak 577598 wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan ini mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan data yang ada pada Tabel 2. Jumlah Wisatawan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 sampai 2017. Jumlah wisatawan mengalami kenaikan setiap tahunnya seiring dengan pengembangan kalender event dan festival yang dilaksanakan.
Secara kualitatif, bahwa dengan adanya event dan festival yang diselenggarakan, ternyata dapat menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan lokal maupun internasional dan mampu meningkatkan kunjungan wisatawa ke Kabupaten Lampung Timur.
Wisatawan merupakan salah satu unsur penting dalam pariwisata.
Terlaksananya kegiatan pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dengan objek wisata yang di dukung dengan berbagai sarana dan prasarana wisata. Sebuah objek akan dikatakan menarik apabila dikunjungi oleh wisatawan (Munanda and Amar 2019:41) Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa didalam kehidupan
(Ismiyati 2010:2)
Kunjungan wisatawan merupakan indikator yang digunakan dalam mengukur pencapaian industri pariwisata dan mampu memberikan dampak terhadap masyarakat.
Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya menjadi faktor utama dalam mempengaruhi
minat dan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata (Munanda and Amar 2019:38)
Tingkat kunjungan wisatawan merupakan tolak ukur dalam melihat keberhasilan pembangunan pariwisata suatu daerah. Kunjungan wisatawan bisa ditingkatkan salah satunya melalui penyelenggaran event pariwisata. Menurut Swastika, Andrian dan Kholid (2017:2) event pariwisata dapat mеnciptаkаn pеrsеpsi pаdа pеngunjung, sеhinggа dаpаt mеnstimulus kеputusаn bеrkunjung dаn mеnciptаkаn rаsа sukа yang mеndorong wisatawan untuk mеnjеlаjаhi lеbih lаnjut mengenai daya tarik di daerah tersebut. Event pariwisata juga dapat membentuk minat berkunjung kembali wisatawan.
Berdasarkan data, pengembangan kalender wisata memang menaikkan jumlah wisatawan di Kabupaten Lampung Timur.
Namun, peneliti menilai kenaikan jumlah wisatawan pada tahun 2018 belum signifikan.
Penyelenggaraan 101 event dan festival pada tahun 2018 hanya menaikkan 8,5%
wisatawan dari jumlah wisatawan tahun 2017 yang hanya menyelenggaran 22 event dan festival.
Fenomena tersebut memperlihatkan bahwa ternyata jumlah event tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap tingkat kunjungan wisatawan. Menurut peneliti, ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan pada suatu event, yaitu salah satunya kualitas dari event tersebut.
Selain dari stimulus yang diciptakan oleh hadirnya banyak event yang diselenggarakan, kualitas event yang diselenggarakan juga menjadi salah satu faktor yang menentukan keputusan berkunjung wisatawan.
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Pendapat ini juga di dukung dengan hasil penelitian dari Simanjuntak, Fauzi dan Irawan (2018:150) bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan pada suatu event. Pengaruh event terhadap keputusan berkunjung wisatawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
Festive Spirit atau suasana yang meriah, uniqueness atau keunikan yang membuat event tersebut berbeda dengan event daerah lain, authenticity atau keaslian adat daerah yang di tampilkan dalam event, hospitality atau keramahan dan pelayanan yang baik yang diberikan kepada wisatawan, theming atau kreatifitas penyelenggara dalam menentukan tema-tema dalam event yang diselenggarakan, symbolism atau tersampaikannya tujuan penyelenggara dalam event yang diselenggarakan (Simanjuntak et al. 2018:150)
Peningkatan juga terjadi pada jumlah wisatawan mancanegara selama kurun waktu 2017-2019. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur tahun 2017 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke lampung timur sebanyak 460 wisatawan. Tahun 2018 wisatawan mancanegara sebanyak 987 wisatawan dan pada tahun 2019 kunjungan wisatawan sebanyak 1640 wisatawan.
Hal ini juga dipertegas dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa dengan adanya event dan festival yang diselenggarakan, ternyata dapat menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan lokal maupun internasional dan mampu meningkatkan kunjungan wisatawa ke Kabupaten Lampung Timur.
Meskipun peningkatan jumlah wisatawan tidak naik secara signifikan dengan diadakannya 101 event dan festival
pada 2018, namun jumlah wisatawan ini telah mencapai target pokok kunjungan wisatawan Kabupaten Lampung Timur yaitu 500.000 wisatawan pada akhir periode 2021.
Penambahan jumlah wisatawan juga meningkatkan jumlah uang berputar melalui konsumsi atau belanja wisatawan.
Berdasarkan hasil penelitian dari penyelenggaraan kalender event dan festival, jumlah uang berputar mengalami peningkatan setiap tahunnya. Belanja wisatawan pada saat perjalanan wisata memiliki dampak positif bagi perekonomian daerah.
Selanjutnya, peningkatan perekonomian daerah, yang dilihat melalui
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015-2019. Seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan, PDRB Kabupaten Lampung Timur juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berikut data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur atas dasar pengeluaran Tahun 2015-2019:
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Tabel 6. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Atas Dasar Pengeluaran Tahun 2015-2019
No. Tahun PDRB (dalam miliar rupiah) Jumlah Wisatawan
1 2015 30.646,87 63.530
2 2016 33.085,54 321.166
3 2017 36.143,30 506.158
4 2018 39.868,55 549.108
5 2019 42.541,12 577.598
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Berdasarkan hasil beberapa penelitian tentang sektor-sektor yang mempengaruhi peningkatan PDRB suatu daerah, di dapatkan hasil bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan PDRB suatu daerah.
Hasil penelitian oleh Yhoga Bagus Adikarsa (2016) tentang pengaruh pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa jumlah wisatawan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur. Penelitian menunjukkan hasil yang serupa yaitu pada penelitian tentang pengaruh industri pariwisata terhadap PDRB kota Padang oleh Yenni Del Rosa dan Muhammad Abdilla (2018) bahwa jumlah wisatawan berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kota Padang.
Berdasarkan pernyataan di atas, sektor pariwisata Kabupaten Lampung Timur melalui program kalender event dan festival, bisa menjadi salah satu faktor meningkatnya PDRB di Kabupaten Lampung Timur.
Meningkatnya jumlah wisatawan karena penyelenggaraan event dapat berpengaruh pada tingkat konsumsi, karena wisatawan
yang berkunjung pasti melakukan pengeluaran baik itu berupa makan, minum, akomodasi, transportasi, dan lain-lain.
Pengeluaran wisatawan ini meningkatkan penghasilan dari masyarakat yang berjualan di daerah sekitar. Naiknya tingkat konsumsi ini juga dapat dilihat dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) Kabupaten Lampung Timur.
Berdasarkan perbandingan dari tahun 2014-2019, ekonomi Kabupaten Lampung Timur mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama di tahun-tahun dikembangkannya kalender event dan festival yaitu pada periode tahun 2017 hingga 2019.
PDRB atas dasar pengeluaran Kabupaten Lampung Timur ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) yaitu diatas 60% dari total PDRB kabupaten Lampung Timur. Komponen PKRT mengalami peningkatan terutama pada tahun di kembangkannya kalender event dan festival di Kabupaten Lampung Timur.
Berikut merupakan grafik peningkatan Komponen Pengeluaran Akhir Rumah Tangga dari tahun 2014-2019:
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Grafik 10. PKRT Kabupaten Lampung Timur 2014-2019 Pengeluaran konsumsi akhir rumah
tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan jasa dengan tujuan konsumsi.
PKRT merupakan komponen pengeluaran yang terdiri dari makanan, minuman, rokok, pakaian dan alas kaki, perumahan, perkakas, perlengkapan dan penyelenggaraan rumah tangga, kesehatan dan pendidikan, transportasi, komunikasi, rekreasi dan budaya, hotel, restoran, dan lainnya.
Peningkatan PDRB Kabupaten Lampung Timur ini juga dipertegas oleh hasil wawancara. Secara kualitatif, event dan festival yang diselenggarakan berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat yang dilihat melalui perngaruhnya terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur.
Berdasarkan hasil penelitian, program pengembangan kelender event pariwisata Kabupaten Lampung Timur telah mampu mencapai tujuan dari pelaksanaan program.
Tujuan dan sasaran dikembangkannya
kalender wisata ini berdasarkan Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur 2016-2021 adalah mengembangkan kepariwisataan yang dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lampung Timur.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata di suatu daerah dan membelanjakan uangnya akan membuat velocity of money cukup tinggi. Konsumsi wisatawan akan menciptakan permintaan barang dan jasa yang akan memberi value added kepada PDRB suatu daerah (Rosa and Abdilla 2018:48–49). Kegiatan konsumtif dari setiap wisatawan, akan meningkatkan pendapatan yang diterima oleh pemilik usaha diindustri pariwisata dari pembayaran atas pelayanan yang diterima oleh wisatawan yang nantinya akan meningkatkan jumlah penerimaan pajak dan retribusi bagi
0 5 10 15 20 25 30
2014 2015 2016 2017 2018 2019
16.69 18.45 19.91 21.83 23.96 26.15
PKRT dalam miliar rupiah
PKRT dalam miliar rupiah
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
pemerintah daerah tujuan wisata setempat, yang notabene merupakan komponen dari pendapatan perkapita industri pariwisata.
D. Evaluasi Akibat
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi sub indikator pada evaluasi akibat. PAD merupakan pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan layanan kepada masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah (Anggoro Dwi 2017:18).
Setiap daerah memiliki perbedaan komponen atau pos penerimaan pada pendapatan asli daerah. Penyelenggaraan kepariwisataan merupakan salah satu perangkat dalam pembangunan era otonomi daerah saat ini. Pada konteks penelitian ini, peneliti melakukan analisis kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Lampung Timur.
Sebelum melakukan analisis terhadap kontribusi sektor pariwisata, peneliti meninjau terlebih dahalu bagaimana efektifitas pendapatan sektor pariwisata Kabupaten Lampung Timur dengan menggunakan data anggaran tahun 2017- 2019 sebagai berikut:
Ratio Efektivitas = Realisasi Penerimaan Pendapatan Sektor Pariwisata x 100%
Target Penerimaan Pendapatan Sektor Pariwisata Tabel. 7
Efektifitas Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017-2019 Tahun
Anggaran
Realisasi (Rp) Target (Rp) Efektifitas (%)
Keterangan 2017 1.543.067.547 1.195.444.400 129,08 Sangat Efektif 2018 1.588.888.883 1.475.444.400 107,68 Sangat Efektif 2019 2.315.513.784 1.480.444.000 156,40 Sangat Efektif Rata-rata 1.815.823.405 1.383.777.600 131,05 Sangat Efektif Sumber: Diolah oleh Peneliti (2020)
Berdasarkan perbandingan hasil target penerimaan dan realisasi penerimaan sektor pariwisata Kabupaten Lampung Timur, maka tingkat efektifitas penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Lampung Timur diukur dengan menggunakan kriteria
penilaian berdasarkan Kepmendagri No.
690.900.327 Tahun 1994 tentang pedoman penilaian kinerja keuangan yang di susun sebagai berikut:
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Tabel 8. Kriteria Efektifitas Keuangan Persentase Kinerja
Keuangan
Kriteria 100% ke atas Sangat Efektif 90% - 100% Efektif
80% - 90% Cukup Efektif 60% - 80% Kurang Efektif Di bawah dari 60% Tidak Efektif Sumber: Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1994
Berdasarkan hasil perhitungan efektifitas penerimaan sektor pariwisata Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2017 tingkat efektifitas sebesar 129,08% sehingga
kriteria mencapai sangat efektif. Tahun 2018 menurun menjadi 107,68% dengan kriteria sangat efektif, Tahun 2019 tingkat efektifitas naik menjadi 156,40% dengan kriteria sangat efektif. Angka capaian ini mengindikasikan bahwa efektifitas penerimaan sektor pariwisata Kabupaten Lampung Timur selama periode 2017-2019 sangat efektif.
Setelah melakukan telaah terhadap efektifitas penerimaan sektor pariwisata, peneliti melakukan analisis kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut:
Ratio Kontribusi = Realisasi Pendapatan Sektor Pariwisata x 100%
Pendapatan Asli Daerah
Tabel 9.Kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017-2019
Tahun Anggaran
Realisasi Pendapatan Sektor Pariwisata
(Rp)
Pendapatan Asli Daerah
(Rp)
Kontribusi (%)
2017 1.543.067.547 207.241.702.799,34 0,74
2018 1.588.888.883 125.537.746.273,25 1,26
2019 2.315.513.784 147.258.356.540,67 1,57
Rata-rata 1.815.823.405 160.012.601.871,09 1,19 Sumber: diolah oleh peneliti (2020)
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Berdasarkan perbandingan pendapatan sektor pariwisata dan pendapatan
asli daerah, maka tingkat kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD di Kabupaten Lampung Timur diukur dengan menggunakan klasifiksi kriteria kontribusi yang dinilai dengan persentase sebagai berikut:
Tabel 10. Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase
Kontribusi
Tingkat Kontribusi
< 10% Sangat Kurang 10,01% - 20% Kurang
20,01 – 30% Sedang 30,01 – 40% Cukup Baik 40,01 – 50% Baik
> 50% Sangat Baik Sumber: Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM1991 (Handoko:2013)
Pada tabel, dapat dilihat kontribusi realisasi pendapatan sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017-2019. Pada tahun 2017 kontribusi sektor pariwasata terhadap PAD Kabupaten Lampung Timur adalah sebesar 0,74% dengan kriteria sangat kurang. Pada tahun 2018 sebesar 1,26% dengan kriteria sangat kurang dan pada tahun 2019 1,57%
dengan kriteria sangat kurang. Berdasarkan data tersebut, kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Lampung Timur selama rentan tahun 2017-2019 berada di bawah >10% yang berarti tergolong kedalam kriteria sangat kurang.
Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan daerah yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan dalam suatu daerah, yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan daerah, agar hasil pembangunan tersebut dapat dinikmati masyarakat (Nasir 2019:31). Sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, sehingga mampu menjadi salah satu sumber pemasukan dalam upaya peningkatan pendapatan daerah (Munanda and Amar 2019:40).
Menurut Kuncoro (2014:15) ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pendapatan asli daerah yaitu: (1) kurang berperannya perusahaan daerah dan sumber pendapatan daerah, (2) Tingginya derajat sentralisasi dalam bidang perpajakan, (3) Kendati pajak daerah cukup beragam, ternyata hanya sedikit yang bisa diandalkan sebagai sumber penerimaan, (4) adanya kekhawatiran apabila daerah mempunyai sumber keuangan yang tinggi yang menyebabkan terjadinya disintegrasi dan separatism, (5) kelemahan dalam pemberian subsidi dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Pada konteks Kabupaten Lampung Timur, hasil penelitian berdasarkan data realisasi penerimaan PAD Tahun 2017 sampai dengan 2019 dari Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lampung Timur, rendahnya kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah dikarena sumber pendapatan sektor pariwisata hanya berasal dari sektor pajak, padahal sektor retribusi juga berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata. Sektor Retribusi berdasarkan penelitian dari Yenni Del Rosa (2018:125) memberikan kontribus paling banyak terhadap penerimaan PAD Kabupaten Pariaman.
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
Berdasarkan hasil wawancara, penyebab Kabupaten Lampung Timur memiliki pendapatan pariwisata yang relatif rendah adalah salah satunya dikarenakan untuk pendapatan retribusi sektor pariwisata tidak masuk ke kas daerah. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur menganggap bahwa meskipun belum ada pendapatan dari sektor retribusi objek wisata, namun meningkatnya sektor pajak dan sektor-sektor yang lain merupakan dorongan dari sektor pariwisata.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (Afriyani 2015:87)
Berdasarkan data-data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa sektor pariwisata merupakan kegiatan yang terdiri dari berbagai sektor kegiatan. Kegiatan pariwisata dapat mencakup semua kegiatan ekonomi terutama sektor hotel, restoran, sektor jasa maupun sektor industri, sehingga peranan pariwisata dalam perekonomian dapat mencakup ke semua kegiatan ekonomi.
Peranan pariwisata dalam perekonomian dapat dilihat dari bagaimana pariwisata memberikan kontribusi dalam perekonomian dengan cara mendorong peningkatan sektor- sektor ekonomi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada konteks penelitian ini, sektor pariwisata bukan penyumbang terbesar dalam pendapatan
daerah, namun sektor pariwisata bisa berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah, oleh karenanya, penting bagi pemerintah daerah untuk membuat straregi bagaimana meningkatkan pendapatana asli daerah melalui sektor pariwisata dan mengelola hasil pendapatannya dengan baik.
Industri pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor penghasil devisa yang terbanyak menghasilkan kontribusi dan merupakan katalisator pembangunan dalam beberapa bidang, misalnya pendapatan asli daerah (PAD) (Suryani 2017:147). Menurut Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tetang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah pasal 6 bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah meliputi : Pendapatan Asli Daerah terdiri dari hasil pajak daerah hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainya yang dipisahkan lain-lain.
Pemerintah daerah dalam hal mengurangi ketergantunga ketergantungan pada pemerintah pusat perlu meningkatkan pendapatan asli daerah yang salah satunya dengan menggali potensi daerah. Tujuan yang lebih penting dalam peningkatan pendapatan asli daerah adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik dan menciptakan kesejahteraan masyarakat di dalam suatu daerah. Menurut Wijaya dan Sudiana (Wijaya and Sudiana 2016:1388) pendapatan daerah adalah salah satu indikator untuk mengukur kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi.
Secara kualitatif juga, peneliti mendapatkan tambahan informasi mengenai dampak lain yang di dapat setelah adanya pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur, yaitu meningkatnya jumlah objek wisata di Kabupaten Lampung Timur,
Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur (Studi Pada
termotivasi masyarakat sekitar destinasi untuk belajar bahasa asing dan termotivasinya masyarakat untuk menjamin keamanan daerahnya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi kebijakan publik tentang program pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung timur, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa Program pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur dilihat dari evaluasi masukan dan proses, secara keseluruhan sudah cukup baik. Peneliti juga melihat dampak dari pelaksanaan program melalui evaluasi manfaat dan akibat, dimana dari segi manfaat, program telah mampu mencapai tujuan dilaksanakannya program yaitu meningkatkan jumlah wisatawan dan meningkatkan ekonomi masyarakat yang dilihat dari kontribusnya terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur. Dari segi akibat, program telah mampu memberikan manfaat terhadap sosial ekonomi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, program pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur secara keseluruhan sudah cukup baik, namun masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Beberapa hambatan tersebut diantaranya yaitu: (a) terbatasnya anggaran serta penyediaanya sarana dan prasarana (b) belum adanya kerjasama antar industri pariwisata, (c) belum tersegmentasi dengan baik event-event yang diselenggarakan (d) belum adanya pendampingan bagi desa pengelola objek wisata, (e) belum maksimalnya kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli
daerah Kabupaten Lampung Timur
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa saran terkait evaluasi program pengembangan di Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah diharapkan bisa memaksimalkan sumber-sumber penerimaan dari sektor pariwisata dan mengalokasikannya dengan efektif sesuai dengan kebutuhan pariwisata serta diharapkan adanya optimalisasi terhadap pengelolaan objek wisata, misalnya melalui kerjasama dengan pihak ketiga atau lembaga swasta dalam hal pengelolaan objek wisata.
Pemerintah daerah diharapkan juga bisa melakukan pendampingan terhadap desa pengelola objek wisata.
2. Pemerintah diharapkan mulai meningkatkan kualitas dan inovasi dari event dan festival yang akan diselenggarakan guna meningkatkan minat kembali wisatawan serta melakukan peninjauan kembali terhadap event dan festival yang memiliki dampak signifikan. Pemerintah juga diharapkan dapat mulai membangun kerjasama antar industri pariwisata yang akan mempermudah para pelaku usaha pariwisata dalam mendapatkan keuntungan.