PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Batasan Masalah
Manfaat Penelitian
Luaran
STUDI PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Zuyyina Ulfa (2020) melakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan air bersih di Yayasan Darut Taqwa Purwosari Pasuruan. Proyeksi jumlah penduduk tersebut kemudian digunakan untuk memperkirakan kebutuhan air bersih dengan mempertimbangkan berbagai kebutuhan air bersih non-domestik. Ketersediaan air bersih pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 2.170 liter/detik, sedangkan perkiraan kebutuhan air layak pada tahun 2027 sebesar 623,4 liter/detik.
Landasan Teori
- Perkembangan Penduduk
 - Jumlah Populasi
 - Metode Aritmatik
 
Perpindahan atau migrasi manusia antar tempat dapat memberikan dampak terhadap jumlah penduduk di kedua tempat tersebut. Bencana alam, perubahan iklim dan kerusakan alam juga dapat berdampak pada seluruh penduduk di suatu wilayah atau lingkungan tertentu. Luasnya imigrasi, yang mengacu pada kedatangan individu dari luar, dan luasnya emigrasi, yang melibatkan keluarnya individu dari suatu populasi, juga mempengaruhi jumlah penduduk.
Definisi Kebutuhan Air Bersih
Teori Kebutuhan
Kebutuhan Cinta dan Kepemilikan: Kebutuhan ini memotivasi individu untuk membentuk hubungan emosional dan menumbuhkan rasa memiliki.
Kebutuhan Air Bersih
- Kebutuhan Domestik
 - Kebutuhan Non Domestik
 - Kehilangan Air
 
Air bersih diartikan sebagai air yang tampak jernih dan berkualitas baik sehingga layak untuk diminum dan berbagai keperluan lainnya tanpa menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh. Kebutuhan air berkaitan dengan jumlah air yang wajar digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti keperluan rumah tangga, serta kegiatan lain yang memerlukan air. Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (1990), sebagaimana tercantum dalam Pedoman Standar Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih, kehilangan air adalah air yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan dihasilkan tetapi tidak dimanfaatkan oleh penggunanya.
Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih
Kategori ini mencakup pemanfaatan air untuk prasarana umum seperti gedung pemerintahan, tempat ibadah, perkantoran, lembaga pendidikan. Faktor kerugian ini dapat menyebabkan kerugian pada sistem air bersih, baik bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun konsumen. Pola fluktuasi harian kebutuhan air bersih di titik-titik distribusi ditentukan dengan menggunakan metode berbasis kajian yang tertuang dalam Pedoman Sistem Penyediaan Air Bersih Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
Metodologi ini bertujuan untuk mengatasi fluktuasi kebutuhan air bersih di Indonesia dari waktu ke waktu. Faktor hari maksimum: Faktor hari maksimum mengacu pada jumlah tertinggi air yang digunakan dalam satu hari selama setahun. Penggunaan Jam Puncak: Jam sibuk mengacu pada jam-jam ketika konsumsi air tertinggi terjadi dalam periode 24 jam.
Rasio ini muncul karena populasi yang lebih tinggi melakukan aktivitas yang lebih luas, sehingga variasi konsumsi menjadi lebih sedikit.
Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Qnondom: Kebutuhan air non-minum (liter/hari) Pad: Persentase kebutuhan air non-minum (%) Qdom: Kebutuhan air minum (liter/hari). Qmax : Kebutuhan air maksimum harian (liter/hari) Qrt : Kebutuhan air rata-rata (liter/hari).
Sistem Hidraulika Dalam Distribusi Air Bersih
Hidraulika Aliran pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih
Air dalam saluran biasanya berpindah dari daerah dengan tingkat energi lebih tinggi ke daerah dengan tingkat energi lebih rendah. Energi Potensial: Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh molekul air berdasarkan ketinggiannya relatif terhadap suatu garis acuan (jalur data).
Kecepatan Aliran Jaringan Pipa
- Hukum Bernoulli
 - Hukum Kontinuitas
 
ETot = ℎ Menurut prinsip kekekalan energi yang berasal dari prinsip Bernoulli, jika tidak ada energi yang ditransfer atau diterima antara dua titik dalam suatu sistem tertutup, maka energi totalnya tetap. Pada diagram di atas, Anda dapat melihat garis yang mewakili tekanan air pada ketinggian yang disebut garis kemiringan hidrolik atau garis gradien. Untuk air yang mengalir secara stabil dalam suatu pipa dengan luas penampang dan kecepatan tertentu, debitnya tetap sama pada setiap penampang.
Prinsip kontinuitas juga berlaku pada aliran pipa memanjang, dimana debit yang masuk ke dalam pipa sama dengan debit yang keluar dari pipa. Dalam jaringan distribusi air yang ideal, pipa berperan sebagai komponen utama yang bertanggung jawab atas aliran cairan antar titik.
Sistem Jaringan Perpipaan Transmisi
Untuk mengatasinya, katup pelepas udara dipasang untuk melepaskan udara yang terperangkap dan memperlancar aliran air. Katup ini juga memungkinkan udara masuk ke dalam perlengkapan, yang membantu mempercepat aliran air saat perlengkapan mengering. Sebaliknya sedimen yang terbawa aliran air dapat terakumulasi pada titik terendah pipa bertekanan.
Jaringan pipa transmisi air baku: Jaringan ini mempunyai fungsi mengalirkan air dari sumber air baku ke instalasi pengolahan air. Jaringan Pipa Transmisi Air Bersih/Air Minum: Jaringan ini mengalirkan air olahan dan air minum bersih dari instalasi pengolahan ke reservoir yang menampung air olahan atau dari reservoir utama (reservoir air olahan) ke reservoir sekunder sebelum didistribusikan.
Sistem Perpipaan Jaringan Distribusi
Peta wilayah layanan yang merinci rute jalan, jenis penggunaan lahan (misalnya perumahan, komersial, industri), jarak antar lokasi dan fitur geografis. Jalur utama adalah pipa berdiameter relatif besar yang mengalirkan air olahan dari instalasi pengolahan atau reservoir distribusi ke area layanan. Saluran pelayanan, disebut juga saluran penyediaan air, adalah pipa yang menghubungkan langsung ke properti konsumen.
Pipa-pipa ini mempunyai diameter yang relatif kecil dibandingkan dengan saluran sekunder dan tersier serta dapat disambungkan ke saluran sekunder dan tersier. Saluran tersier adalah pipa-pipa kecil yang dapat dihubungkan langsung ke saluran sekunder atau primer. Pipa beton tersedia dalam ukuran diameter 750 mm hingga 3600 mm, dengan panjang standar 3,6 hingga 7,2 meter.
Paip ini boleh dicantumkan dengan gabungan haba untuk membuat sambungan yang kuat dan kalis bocor.
Perencanaan Teknik Unit Distribusi
Pembagian zona: Jika perbedaan ketinggian di area layanan lebih dari 40 meter, area layanan dapat dibagi menjadi beberapa zona untuk memastikan distribusi tekanan yang baik.
Analisa Perpipaan
Analisa Sistem Jaringan Perpipaan Menggunakan Software Watergems
Deskripsi Software WaterGEMS
Analisa Tahapan Penggunaan Software WaterGEMS
Untuk secara akurat mewakili setiap elemen mekanisme perpindahan air yang tepat, WaterGEMS menyediakan fungsi pelabelan otomatis yang dapat. Komponen mekanisme aliran air yang ideal meliputi reservoir, pipa, sambungan (node), dll., yang disimulasikan untuk mendekati kinerja sebenarnya dari elemen sebenarnya. Untuk tujuan representasi, WaterGEMS memberikan label otomatis untuk komponen-komponen ini, yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan untuk meningkatkan pengelolaan, identifikasi, penggantian atau daur ulang elemen tertentu.
Untuk mewakili setiap instrumen mekanisme transmisi air secara kompeten, para insinyur harus mahir menggunakan WaterGEMS untuk memodelkan komponen-komponen ini. Node mewakili titik sambungan atau komponen yang berkomunikasi langsung dengan konsumen dengan menyediakan air baku. Tipe aliran kebutuhan air baku digunakan apabila terdapat tambahan debit masuk pada simpang tersebut.
Kebutuhan air baku pada setiap simpul dapat berbeda-beda tergantung cakupan layanan dan jumlah konsumen pada simpul tersebut. Permintaan tetap mewakili rata-rata kebutuhan air harian, sedangkan permintaan variabel mengacu pada permintaan air yang berfluktuasi secara teratur berdasarkan penggunaan air. Dalam konteks ini, waduk digambarkan sebagai sumber air yang tidak dikonsumsi atau mempertahankan ketinggian air yang relatif konsisten meskipun ada kebutuhan air.
Setelah tata letak jaringan dirancang dan seluruh komponen ditentukan secara akurat, dilakukan simulasi untuk menganalisis sistem jaringan distribusi.
- Waktu dan Lokasi Penelitian
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Analisis Data
 - Bagan Alir Penelitian
 
Data jaringan distribusi air bersih akan digunakan untuk menganalisis sistem perpipaan air bersih yang termasuk dalam jaringan distribusi air bersih. Software WaterGEMS akan digunakan untuk menganalisa kebutuhan air bersih dan jaringan pipa pada penelitian ini. Selanjutnya akan dilakukan pengkajian terhadap kebutuhan pipa distribusi air bersih yang efisien di lingkungan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bantuas.
Penilaian ketersediaan air bersih hingga tahun 2032 diselesaikan dengan membandingkan produksi mata air saat ini dengan proyeksi kebutuhan air bersih. Ketersediaan air yang dihasilkan oleh IPA Bantuas baik di Kecamatan Bantuas maupun Palaran dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih hingga tahun 2032. Hal ini terlihat dari total kebutuhan air bersih berdasarkan proyeksi jenis wilayah layanan di Sub Kecamatan Bantuas. -daerah.
Perkiraan kebutuhan air bersih menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan air bersih pada tahun 2032 diperkirakan sebesar 12,51 liter/detik. Dengan membandingkan kebutuhan tersebut dengan ketersediaan air yang ada, maka terlihat bahwa total kapasitas produksi air akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih Desa Bantuas hingga tahun 2032. Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih di Desa Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Kajian Pengkajian dan Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Kawasan Bangkon di Jalan Kertoharjo Kota Malang.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisa Kependudukan
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Dalam pembahasannya akan melalui pengukuran-pengukuran yang akan dilaksanakan untuk mengevaluasi kebutuhan air bersih dan sistem jaringan perpipaan di Kota Bantuas Wilayah Palaran. Hasil proyeksi penduduk Bantuas dengan metode pengukuran yang sama sampai tahun 2032 disajikan pada Tabel 4.2.
Data pelanggan IPA bantuas pada tahun 2021 dan 2022
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Dalam analisis ketersediaan dan kebutuhan air bersih di WTP Bantuas Samarinda, pertimbangan tersebut diselaraskan dengan pedoman perencanaan air bersih yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 1998. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk di wilayah tersebut. tahun perencanaan, dengan kategori kota kecil dengan kebutuhan air bersih sebesar 130 liter per orang per hari (seperti terlihat pada tabel 2.2). Tujuan utama dari kerangka jaringan distribusi air bersih adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan tekanan yang cukup dalam skenario penggunaan yang berbeda.
Pola fluktuasi kebutuhan air bersih harian pada titik-titik simpul diperoleh berdasarkan pendekatan analisis terhadap perubahan kebutuhan air sehari-hari yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum. Variasi kebutuhan air akibat penggunaan puncak harian di titik-titik air dinilai dengan menggunakan metode faktor puncak pada sistem distribusi air bersih. Analisis sistem jaringan air bersih menggunakan software WaterGems Di wilayah Bantuas, 48,69% dari jumlah penduduk sebanyak 4.932 jiwa saat ini terlayani cakupan sistem jaringan air bersih hingga tahun 2023.
Untuk simulasi perencanaan jaringan air bersih di Kecamatan Bantuas pada tahun 2032, cakupannya diproyeksikan meningkat hingga 74,25% dari penduduk yang dilayani, dengan total 6.627 jiwa. Berdasarkan proses analisis informasi yang telah dilakukan, diperoleh data berikut mengenai proyeksi kebutuhan air bersih pada tahun 2032, dengan menggunakan pendekatan cakupan layanan 130% dan dengan asumsi jumlah penduduk tetap di bawah kurang lebih 2032 orang. Proyeksi peningkatan kebutuhan air bersih di wilayah sasaran pada tahun 2032 akan berdampak pada peningkatan jumlah pelanggan di wilayah Bantua tepatnya sebanyak 983 pelanggan dengan laju maksimum 14,39 liter per detik.
Temuan ini menghasilkan kesimpulan bahwa simulasi yang dilakukan dengan menggunakan software WaterGEMS telah memenuhi kriteria desain perpipaan suatu sistem distribusi air bersih dan tidak melebihi batas tekanan yang ditentukan. Meningkatnya kebutuhan air: Meningkatnya kebutuhan akan air bersih, khususnya di wilayah layanan unit IPA Bantuas, memerlukan strategi penggunaan air yang efisien untuk mengurangi kelangkaan air. Dengan mengatasi aspek-aspek utama ini, jaringan distribusi air yang terstruktur dengan baik dan efisien dapat dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif sekaligus mendorong keberlanjutan sumber daya dan pengelolaan yang bertanggung jawab.