• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN COVID – 19 DI RUMAH SAKIT UMUM RAWAT INAP SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN PERIODE JANUARI- DESEMBER 2021

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN COVID – 19 DI RUMAH SAKIT UMUM RAWAT INAP SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN PERIODE JANUARI- DESEMBER 2021"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada kasus COVID-19 yang parah dan menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal bahkan kematian (Kepmenkes, 2020). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Herda Ariyani, dkk (2021) tentang profil penggunaan obat pada pasien Covid-19 di RSUD Ulin.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka Covid-19

  • Pengertian Covid-19
  • Klasifikasi Covid -19
    • Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
    • Orang Dalam Pemantauan (ODP)
    • Orang Tanpa Gejala (OTG)
    • Kasus Konfirmasi
  • Etiologi Covid-19
  • Faktor Resiko Covid-19
    • Usia Yang Lebih Tua
    • Jenis Kelamin
    • Diabetes
    • Penyakit Kardiovaskular
    • Kanker
    • Faktor Lain
  • Patofisiologi
  • Manifestasi Klinis
    • Kasus Suspek
    • Kasus Probable
    • Kasus Terkonfirmasi
  • Diagnosis Covid-19
    • Anamnesis
    • Pemeriksaan Fisik
    • Pemeriksaan Penunjang
    • Tes Antigen
    • PCR
    • Rapid Test Antibodi

Laki-laki lebih rentan terhadap SARS-CoV-2, sehingga jenis kelamin laki-laki menjadi faktor risiko Covid-19. Salah satu jenis tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test-RDT) adalah mendeteksi keberadaan protein (antigen) virus Covid-19 pada sampel dan saluran napas seseorang.

Penatalaksana Covid-19

  • Pasien tanpa gejala
    • Isolasi dan pemantauan
    • Non-Farmakologi
    • Farmakologi
  • Pasien derajat ringan
    • Isolasi dan pemantauan
    • Non-farmakologi
    • Farmakologi
  • Pasien derajat sedang
    • Isolasi dan pemantauan
    • Non-Farmakologi
    • Farmakologi
  • Pasien derajat berat atau keritis
    • Isolasi dan pemantauan
    • Non-Farmakologi
    • Farmakologi

Azitromisin 500 mg/24 jam IV atau Oral (digunakan selama 5-7 hari) atau jika dicurigai adanya infeksi bakteri, Levofloxacin 750 mg/24 jam IV atau Oral (digunakan selama 5-7 hari). Azitromisin 500 mg/24 jam IV atau Oral (digunakan selama 5-7 hari) atau jika dicurigai adanya infeksi bakteri, dosis Levoxacin 750 mg per 24 jam IV atau oral (digunakan selama 5-7 hari).

Table  2.1:  Rangkuman  terapi  dan  rencana  pemeriksaan  untuk  pasien  terkonfirmasi
Table 2.1: Rangkuman terapi dan rencana pemeriksaan untuk pasien terkonfirmasi

Pencegahan Penularan Covid-19

Vaksinasi

Profil Rumah Sakit

  • Pengertian Rumah Sakit Secara Umum
  • Klasifikasi Rumah Sakit
  • Profil Rumah sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
  • Rekam Medik
  • Rawat Inap
  • Instalasi Farmasi

Merupakan rumah sakit umum yang memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan subspesialis yang luas. Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, disebut Rumah Sakit Pangkalan Bun, didirikan sebelum zaman penjajahan Belanda dan terletak di Kelurahan Raja, sekarang dikenal sebagai Puskesmas Arut Selatan, Jalan Pangeran Antasari Nr. Pada tahun 1979 rumah sakit diperluas dan dipindahkan ke lokasi yang sekarang yaitu Jalan Sutan Syahrir No.17.

Organisasi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun ditetapkan sebagai rumah sakit Kategori B berdasarkan keputusan Direktur Penanaman Modal dan Perizinan Daerah Nomor 570/01/PK/XII/BP MDP/2015. Tugas pokok dan fungsi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat No. 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pelayanan kesehatan paripurna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan. dilakukan secara terpadu dengan upaya perbaikan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dinyatakan lulus akreditasi penuh berdasarkan surat keputusan NO.KRS-SERT/943/XII/2017 tanggal 22 Desember 2017.

Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit tempat dilakukannya semua pekerjaan kefarmasian untuk kebutuhan rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan obat, pengawasan mutu sediaan farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi (perencanaan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pendaftaran, pelaporan, pemusnahan atau penghapusan), pelayanan resep, pelayanan informasi obat, penyuluhan , farmasi klinik di ruangan. IFRS adalah organisasi pelayanan rumah sakit yang menyediakan produk pelayanan kepada pasien yaitu sediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan gas medis, serta pelayanan yaitu Farmasi Klinis (PIO, Counseling (Konseling), Meso, Pemantauan Terapi Obat, Adverse Drug Reactions to the pasien atau keluarga pasien.

Keaslian Penelitian

KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA TEORI

Kerangka Konseptual

Kerangka Empiris

Kerangka Teori

Menurut Pedoman Penanggulangan Covid-19 Edisi 3 (2020), ternyata untuk menentukan grade pasien dilihat dari tanda klinis, antara lain tanda klinis ringan, gejala yang biasa dialami seperti demam, batuk, kelelahan , anoreksia, sesak napas, nyeri otot (mialgia). Tabel 5.11 menunjukkan penggunaan obat pernafasan pada pasien konfirmasi Covid-19 yang paling banyak digunakan adalah N-acetylcysteine. Tabel 5.15 menunjukkan penggunaan obat antiinflamasi pada pasien konfirmasi Covid-19 yang paling banyak digunakan adalah asam mefenamat.

Berdasarkan Tabel 5.18 menunjukkan penggunaan obat pada pasien Covid-19 di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sebanyak 68 jenis obat. Berdasarkan Tabel 5.20 menunjukkan obat kardiovaskuler yang paling banyak digunakan pada pasien konfirmasi Covid-19 yaitu candesartan. PROFIL PENGGUNAAN VITAMIN DAN SUPLEMEN PADA PASIEN COVID-19 DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.

Kajian literatur khasiat dan efek samping N-acetylcysteine ​​​​pada pasien Covid-19 (Disertasi Doktor, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya).

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Waktu Dan Lokasi

  • Waktu
  • Lokasi

Pola penggunaan obat pada pasien Covid-19 di RSUD Sulan Imanudiin Pangkalan Bun meliputi golongan obat, jenis obat, bentuk sediaan, cara pemberian dan dosis obat. Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan antikoagulan yang paling banyak digunakan pada pasien konfirmasi Covid-19 yaitu arixtra inj. Berdasarkan tabel 5.17 terlihat bahwa dosis obat yang paling banyak digunakan pada pasien Covid-19 yaitu tepat pemberian yaitu sebanyak 100 pasien (100%).

Berdasarkan Tabel 5.19, penyakit penyerta terbanyak pada pasien konfirmasi Covid-19 adalah pneumonia sebanyak 38 pasien (38%), diikuti hipertensi 26 (26%) dan diabetes melitus 18 (18%). Review penggunaan antikoagulan pada pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan COVID-19 Kota Semarang. Evaluasi klinis dan efek samping terapi obat antivirus pada pasien Covid-19 di RSPAD Gatot Soebroto.

Profil peresepan terapi obat covid-19 pada pasien rawat inap di RS Santosa Bandung periode Kopo.

Tabel 4.1: Definisi Operasional (Lanjutan)  No   Variable  Definisi
Tabel 4.1: Definisi Operasional (Lanjutan) No Variable Definisi

Variable Penelitian

  • Variabel Bebas (Independen)
  • Variabel Terikat (Dependen)

Populasi, Sampel Dan Besar Sampel

  • Populasi
  • Sampel
  • Besar sampel

Pemberian azitromisin dapat mengurangi jumlah virus (viral load) ketika ditambahkan ke hidroksiklorokuin pada pasien Covid-19, yang direkomendasikan dalam penelitian skala kecil. Berdasarkan Tabel 5.16, durasi penggunaan obat pada pasien terkonfirmasi covid-19 dari kelas antivirus paling lama digunakan dengan kisaran <10 adalah favipiravil sebanyak 79 pasien (76,7%). Namun, beberapa studi pendahuluan menunjukkan bahwa penggunaan PPI dapat menyebabkan kondisi klinis yang merugikan pada pasien Covid-19.

Berdasarkan Tabel 5.21 menunjukkan penggunaan obat antidiabetes pada pasien terkonfirmasi Covid-19 yang paling banyak ditemukan yaitu novarapi pada sebagian besar pasien di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dengan penyakit diabetes bersamaan yang mendapatkan Novarapi. Berdasarkan hasil survei penilaian penggunaan obat pada pasien Covid-19 di RSU Sultan Imanuddin Pangkalan Bun periode Januari-Desember 2021, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Instrumen Penelitian dan teknik pengambilan sempel

  • Instrumen Penelitian Teknik Pengambilan Sampel
  • Teknik Pengambilan Sampel

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah untuk memudahkan pelaksanaan pengumpulan data dan pengelolaan data serta analisis data, dengan definisi operasional yang sesuai dengan ruang lingkup penelitian, atau makna variabel yang diteliti terbatas, dibuat juga definisi operasional untuk memandu penciptaan dan pengembangannya.

Prosedur Pengambilan Data

Analisis Data

Etika Penelitian

Berdasarkan tabel 5.13 penggunaan obat gastrointestinal pada pasien konfirmasi Covid-19 yang paling banyak digunakan adalah pantoprazole inj. Menurut data penelitian, kriteria pemberian pantoprazole biasanya diberikan kepada pasien dengan derajat sedang. Tabel 5.14 memperlihatkan penggunaan obat psikofarmaka yang paling banyak digunakan untuk pasien konfirmasi Covid-19 yaitu alprazolam Menurut data penelitian, kriteria pemberian alprazolam biasanya diberikan pada pasien dengan derajat sedang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran pasien Covid-19 di RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun

Berdasarkan Tabel 5.1 terlihat bahwa dari 100 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, mayoritas ditemukan berdasarkan jenis kelamin yaitu 61 pasien perempuan (61%) dan 39 pasien laki-laki (39%). Penelitian serupa yang dilakukan oleh Khaerummisa R, dkk (2022) menemukan bahwa mayoritas adalah perempuan (50,9%). Dalam penelitian ini disebutkan bahwa berjenis kelamin perempuan mudah mengalami stres dan merasa cemas karena melihat atau mendengar informasi tentang Covid-19 (Syamson, M. M. et al. 2021).

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan derajat keparahan penyakit pada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun tertinggi adalah derajat sedang dengan jumlah 73 pasien (73%). Penelitian serupa dilakukan oleh Putri W, A dan D T (2021) menunjukkan pasien suspek Covid-19 terbanyak adalah pasien sedang yaitu 43 pasien (78,81%). Penelitian serupa yang dilakukan oleh Maharianingsih N, M, dkk (2022) didapatkan hasil riwayat penyakit penyerta atau penyakit terkontrol pneumonia pada 102 pasien (51%) pneumonia sering terjadi pada pasien Covid-19, karena pada saat pasien terinfeksi virus dapat menyumbat dinding paru-paru sehingga menyebabkan cairan menumpuk di rongga sehingga pasien mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas (Khaerunnisa R, dkk 2022).

Pasien dengan penyakit penyerta diabetes cenderung terkena infeksi Covid-19 karena penurunan kemampuan sel fagositik dan peningkatan jumlah reseptor ACE2.

Tabel 5.2 Tingkat Derajat Pasien
Tabel 5.2 Tingkat Derajat Pasien

Pola Penggunaan Obat Covid-19

Temulawak juga berperan sebagai antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, antikanker, penurun gula darah dan juga imunomodulator pada pasien yang terinfeksi Covid-19 (Muliyani, dkk 2022). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah N, dan Haryavany D, (2022) menunjukkan bahwa azithromycin berpotensi untuk mengobati pasien Covid-19 baik digunakan sendiri maupun kombinasi. Hal ini dapat membantu menurunkan angka kematian dan lama tinggal di ventilator bagi pasien Covid-19 derajat berat (Sujana K, K, S dan. Maulida, M 2021).

Berdasarkan tabel 5.12 terlihat penggunaan antihistamin pada pasien Covid-19 yaitu pronicity dan diphenhydramine, namun menurut data penelitian kriteria pemberian antihistamin biasanya diberikan pada pasien dengan derajat sedang. Pemberian Favipiravil atau Avigan <10 hari, hal ini sesuai dengan Pedoman Penanganan Covid-19 edisi 3 tahun (2020), yaitu favipiravil diberikan dengan loading dose 1600 mg/12 jam/oral pada hari ke-1 dan diberikan setelah itu dengan dosis 600 mg (hari ke 2-5). Dan menurut Buku Informasi Obat Covid-19 di Indonesia, pemberian vitamin D nampaknya sesuai dengan derajat keparahan pasien Covid-19 yaitu 400-1000 UI/hari selama 14 hari.

Obat ini dapat digunakan bersamaan dengan berbagai obat antivirus yang sedang diuji untuk pengobatan Covid-19. Berdasarkan kesesuaian obat dengan pedoman pedoman Covid-19 edisi 3 tahun 2020, obat yang terdaftar sebanyak 19 obat (27,94%) dan obat yang tidak terdaftar sebanyak 49 obat (72,06%). Pasien diabetes melitus merupakan penyakit penyerta dengan risiko tinggi infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh perubahan sistem imun.

Tabel 5.5 Jenis Obat, Bentuk Sediaan, Cara Pemberian, Dan Dosis Obat  Antivirus atau Antiviral
Tabel 5.5 Jenis Obat, Bentuk Sediaan, Cara Pemberian, Dan Dosis Obat Antivirus atau Antiviral

Outcome Klinis

Kesesuaian obat untuk pasien Covid-19 di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun berdasarkan pedoman yaitu yang tercantum dan yang tidak tercantum dalam pedoman penanganan Covid-19 edisi ke-3 Tahun 2020. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mempelajari COVID-19 19 pasien dengan penyakit penyerta atau penyakit penyerta yang dialami oleh pasien dengan obat yang diberikan. Kami berharap penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk update pengobatan terbaru sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan terhadap Covid-19.

Docking molekuler mengungkapkan potensi aliskiren, dipyridamole, mopidamole, rosuvastatin, rolitetracycline dan metamizole untuk menghambat protease utama virus Covid-19. Kajian Penggunaan Obat Selama Isolasi Mandiri oleh Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Kota Medan Januari-Juni 2021 Antihistamin dan Azithromycin Sebagai Pengobatan COVID-19 di Puskesmas – Studi Observasi Retrospektif pada Pasien Lansia Farmakologi dan Paru Terapi Burhan, Erlina, dkk.

Gambaran lama hari rawat inap pasien Covid-19 berdasarkan hasil demografi, klinis dan laboratorium pasien di ruang perawatan Covid-19 RSUD H.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil klinis pada penelitian ini menunjukkan bahwa masa perawan terpanjang adalah 1-14 hari (80%). Dan pasien dengan perawatan terlama adalah 15-19, total 20 pasien (20%) Dilihat dari data penelitian yang diperoleh dari rekam medis pasien dengan lama perawatan 15-19, mereka memiliki penyakit penyerta atau penyakit penyerta .

Saran

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 10 Tahun 2015 tentang standar pelayanan keperawatan di rumah sakit khusus. Investigasi resep antihistamin untuk pasien rawat jalan di sebuah rumah sakit di Bandung. Sholihah R, I 2019 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PPI (Proton Pump Inhibitor) PADA PASIEN GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) DI RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT KOTA MADIUN.

Gambar

Table  2.1:  Rangkuman  terapi  dan  rencana  pemeriksaan  untuk  pasien  terkonfirmasi
Table  2.1:  Rangkuman  terapi  dan  rencana  pemeriksaan  untuk  pasien  terkonfirmasi (Lanjutan)
Gambar 2.1: Algoritma Penanganan pasien Covid-19
Table 2.2: Keaslian Peneliti     No   Nama peneliti,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal di atas, maka tujuan ini untuk mengetahui karakteristik penggunaan obat pada pasien anak rawat inap pada periode Januari 2013 s/d Desember 2013 berdasarkan

“ TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER

Berapa banyak interaksi obat yang terjadi pada pasien gagal jantung kongestif di.. Instalasi Rawat Inap RSUI Kustati Surakarta Periode

Lampiran 1.Tabel Data Pasien Ibu Hamil di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan Periode Januari 2015 – Desember 2015... Lampiran 2.Surat

Kesimpulan evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari-Desember 2015 yang paling

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah angka kejadian karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011 dengan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Coronavirus Disease 2019 COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas.. Hubungan Antara Umur Dan Jenis

111 buku pedoman yang digunakan di rumah sakit dan buku pedoman tatalaksana COVID-19 edisi 1-3 yang dikeluarkan oleh PDPI ditinjau dari pemilihan terapi pengobatan, bentuk sediaan,