• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA SUB DAS MANGGAR KIRI 9A KOTA BALIKPAPAN - Repository ITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA SUB DAS MANGGAR KIRI 9A KOTA BALIKPAPAN - Repository ITK"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Intensitas curah hujan, jumlah limpasan akan meningkat jika intensitas curah hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi. Distribusi curah hujan, pada daerah tangkapan air, jika hujan lebat terjadi secara merata maka akan menyebabkan limpasan air semakin besar. Suatu DAS mempunyai bagian-bagian yang disebut subDAS, yaitu bagian DAS yang menerima air hujan dan mengalir melalui anak-anak sungainya ke sungai utama, dan SubDAS, yaitu bagian DAS yang mengalir melalui cabang-cabang sungai yang menjadi bagian dari DAS tersebut. perpecahan bawah air.

Sebab jika dihitung rata-rata curah hujan, maka sebaran hujan yang terjadi dianggap merata pada suatu daerah aliran sungai. Nilai rata-rata curah hujan (mm);. Soewarno, 1995 dalam Kusuma, 2016) Parameter statistik yang diperoleh disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis distribusi. Dalam hidrologi biasanya digunakan untuk menentukan periode ulang curah hujan pada kurun waktu tertentu dalam setahun dan dalam perencanaan teknik sumber daya air diperlukan perhitungan kejadian banjir yang direncanakan apabila tidak dilakukan pencatatan debit maksimum secara jangka panjang dan terus menerus pada suatu lokasi.

Xtr = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi selama payback period yang ditentukan;. k = faktor frekuensi, merupakan fungsi kebetulan atau periode ulang; dan S = simpangan baku. Faktor frekuensi k untuk berdistribusi normal dapat ditentukan berdasarkan periode ulang dan fungsi probabilitas dapat dilihat pada Tabel 2.2 Faktor frekuensi untuk berdistribusi normal adalah sebagai berikut : 2 Faktor frekuensi untuk berdistribusi normal Tanpa periode ulang T Berdasarkan Tabel 2.2, semakin panjang periode ulang T maka nilai probabilitas semakin kecil dan nilai k semakin besar.

Soewarno, 1995 dalam Kusuma, 2016) Harga k diperoleh berdasarkan harga Cs dan tingkat probabilitas dapat dilihat pada Tabel 2.3 Koefisien deviasi Cs distribusi Log Pearson III adalah sebagai berikut.

Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi     (Sumber : Hadisusanto, 2010)
Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi (Sumber : Hadisusanto, 2010)

Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Uji Smirnov – Kolmogorov

Uji Chi Kuadrat

Periode Ulang Curah Hujan

Besarnya limpasan hujan tergantung pada interval periode ulang yang digunakan, semakin lama periode ulang yang digunakan maka limpasan hujan akan semakin besar. Perencanaan talang drainase periode ulang yang digunakan tergantung pada fungsi talang dan daerah pengumpulan hujan yang akan dinilai. Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan periode ulang untuk perencanaan dapat ditunjukkan sebagai berikut pada Tabel 2.7, periode ulang berdasarkan wilayah dan Tabel 2.8, berdasarkan fungsi saluran.

Debit Hidrologi (Q)

Koefisien Aliran (C)

Hidrolika

  • Bentuk Melintang Penampang Saluran
  • Debit Hidrolika

Pada aliran saluran terbuka terdapat permukaan air bebas yang bersentuhan dengan atmosfer, sedangkan pada aliran saluran tertutup tidak terdapat permukaan air yang bebas bersentuhan dengan atmosfer, sedangkan pada aliran saluran tertutup tidak terdapat permukaan air karena air memenuhi seluruh diameter saluran. Analisis hidrolik dilakukan untuk mengetahui dampak banjir dan upaya penanggulangannya, sehingga optimalisasi diameter saluran pada debit dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Menurut Suripin (2004), analisis hidrolik dilakukan untuk mengetahui apakah dimensi saluran dapat menyalurkan debit hidrologi tanpa meluap.

Kapasitas Saluran

Kecepatan Aliran

  • Koefisien Kekasaran
  • Kemiringan Saluran dan Kecepatan Aliran
  • Tinggi Jagaan
  • Bangunan Bantu
    • Bangunan Terjun

Menurut Chow (1992), koefisien kekasaran dipengaruhi oleh kekasaran permukaan, vegetasi, ketidakteraturan saluran, keselarasan saluran, pengendapan dan erosi, hambatan, ukuran dan bentuk saluran, serta ketinggian dan debit air. Menurut Subarkah (1980), kemiringan saluran disesuaikan dengan kondisi topografi dan energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan air secara gravitasi dan kecepatan yang dihasilkan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan tabel 4.13 perencanaan saluran drainase direncanakan sesuai dengan jenis material yang digunakan pada permukaan saluran.

Ketinggian kelegaan untuk saluran terbuka dengan permukaan yang mengeras ditentukan berdasarkan pertimbangan seperti saiz saluran, halaju aliran, arah selekoh saluran, dan luahan banjir. Jumlah luahan banjir, pengumpulan sedimen di dasar saluran, penurunan kecekapan keratan rentas kerana kehadiran tumbuh-tumbuhan, penurunan tebing dan limpahan aliran semasa berlakunya hujan adalah faktor yang mempengaruhi nilai penyelenggaraan saluran yang tinggi.perparitan. Dapat dilihat dalam jadual 2.15 ketinggian saluran luahan yang diperolehi berdasarkan luahan banjir seperti di bawah.

Hubungan antara ruang kepala dan luahan aliran, yang merupakan piawaian Pusat Penyelidikan dan Pembangunan Sumber Air, boleh dilihat dalam jadual 2.16 ruang piawai saluran saliran seperti berikut. Ketinggian kelegaan untuk longkang trapezoid dan persegi boleh ditentukan menggunakan persamaan berikut. Bangunan runtuh adalah perlu jika kecerunan permukaan lebih besar daripada kecerunan maksimum yang dibenarkan, boleh dilihat dalam rajah 2.4 ilustrasi istilah yang berkaitan dengan bangunan menyerap tenaga.

Tabel 2. 12  Koefisien Kekasaran Manning (n)
Tabel 2. 12 Koefisien Kekasaran Manning (n)

Perhitungan hidrolis

Bagian hulu pengatur yaitu bagian yang aliran airnya menjadi superkritis Gambar 2.5 menggambarkan istilah-istilah yang berkaitan dengan lebar efektif dan ruang belok pada bangunan tegak lurus, sebagai berikut :.

Jenis Bangunan Terjun

Penelitian Terdahulu

Analisis pasang surut menunjukkan bahwa tipe pasang surut di perairan Sungai Martapura merupakan tipe pasut campuran curam. Dari analisis hidrolik diketahui bahwa kapasitas Sungai Guring tidak mampu mempertahankan debit banjir yang direncanakan sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang. Analisa HEC-RAS merencanakan dimensi saluran tersier, saluran sekunder dan Sungai Guring berbentuk persegi dengan lebar 1-3 meter, 1,5-5 meter dan 46-50 meter serta kedalaman 2 meter, 2,5 meter. dan 3 meter dengan penambahan tanggul beton di tepian Sungai Guring.

Hasil analisis hidrolik menunjukkan dimensi saluran sekunder 0,80-1,40 meter dan saluran primer 1,50 meter yang bermuara di kolam penampungan. Besarnya debit akibat adanya perumahan sebesar 1,45m3/s yang untuk sementara ditampung oleh kolam penampungan di kawasan pemukiman. Ketinggian tanggul yang diperlukan agar kawasan pemukiman dapat mengalirkan air secara gravitasi adalah 2,10 meter (+7.302) dari jalan desa (+5.402).

Dengan rencana ini, limpasan air hujan ditampung di kolam penampungan dan saluran-saluran di kawasan pemukiman dan dialirkan secara otomatis. Evaluasi kinerja sistem drainase DAS Klandasan Kecil yang meliputi kondisi sungai mengenai debit limpasan maksimum yang terjadi pada DAS tersebut. Debit banjir pada sub DAS primer adalah Sungai Klandasan kecil 53.589 m3/s, Sungai Klandasan II 19.182 m3/s dan Sungai Klandasan II 19.182 m3/s.

Ketinggian banjir yang terjadi sehingga daya tampung titik-titik sungai tidak memenuhi daya tampung bervariasi antara 0,30-4,42 meter di atas luas penampang sungai.

Posisi Penelitian

Gambar

Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi     (Sumber : Hadisusanto, 2010)
Tabel 2. 1 Parameter Jenis Distribusi Probabilitas
Tabel 2. 2 Faktor Frekuensi Untuk Distribusi Normal  No  Periode Ulang T
Tabel 2. 3 Koefisien Kemencengan Cs Distribusi Log Pearson III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Based on this, the Surakarta Government made regional policies to provide services, increase participation, initiatives, and community empowerment which led to improving people's