EVALUASI PROGRAM KESIAPSIAGAAN KEGIATAN DESA TANGGAP BENCANA DI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPDB) KABUPATEN BANJAR. Dilarang memperbanyak isi buku ini dalam bentuk apapun, seluruhnya atau sebagian, tanpa izin tertulis dari penerbit. Kami senantiasa mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmatnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan buku berjudul “Evaluasi Program Kesiapsiagaan Kegiatan Desa Tangguh Bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Banjar”. waktu tanpa hambatan yang berarti.
Tujuan dari penyusunan buku ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai konsep evaluasi program kesiapsiagaan dalam kegiatan desa tangguh bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB). Keberhasilan penulisan buku ini tentunya bukan karena usaha penulis sendiri, melainkan banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan atas keberhasilan penulisan buku ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga buku ini dapat terselesaikan.
Maka kritik, saran dan masukan dari para pembaca sangat kami harapkan dan kami sangat terbuka agar buku ini semakin sempurna dan lengkap.
Bencana
UNDP menyatakan bahwa: Bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang meningkatkan jumlah korban dan/atau kerusakan, hilangnya harta benda, infrastruktur, pelayanan penting atau penghidupan hingga tingkat yang melebihi batas normal. Bencana adalah terjadinya kerusakan pola kehidupan normal, yang merugikan kehidupan manusia, struktur sosial dan. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang dimaksud dengan bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor tidak alami atau faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan. terhadap lingkungan, properti, dan dampak psikologis.
Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan risiko bencana maupun kerentanan pihak yang terkena risiko. Secara umum faktor penyebab terjadinya bencana disebabkan adanya interaksi antara ancaman (hazards) dan kerentanan (vulnerabilities). Kerentanan terhadap dampak atau risiko bencana bersifat “biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan kondisi atau karakteristik.
Penanggulangan bencana adalah suatu proses yang dinamis, berkesinambungan dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berkaitan dengan pengamatan dan analisis bencana, serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanggulangan bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
Desa Tangguh Bencana
Salah satu bentuk penanggulangan bencana adalah Kinerja Desa Tangguh Banjir (DESTANA) di Desa Truni, Wilayah Lamongan. Kedua, perencanaan berkaitan dengan langkah-langkah tindakan yang dilakukan pemerintah desa Truni dalam melaksanakan tahapan perencanaan dalam melaksanakan penanggulangan bencana dengan mewujudkan desa tangguh bencana. Keenam, pelaksanaan penanggulangan bencana, yaitu berkaitan dengan pelaksanaan penanggulangan bencana melalui kinerja desa tangguh bencana.
Legislasi merupakan kegiatan penyusunan peraturan desa yang mengatur pengurangan risiko dan penanggulangan bencana di tingkat desa. Berbasis pengurangan risiko merupakan kegiatan penanggulangan bencana yang menitikberatkan pada kegiatan meminimalkan dampak risiko bencana berdasarkan pengurangan risiko bencana. Dalam proses mewujudkan program desa tangguh bencana diperlukan masyarakat aktif yang menjadi aktor utama dalam pelaksanaan penanggulangan bencana.
Dalam prinsip penerapan Desa Tangguh Bencana, terutama dalam pelaksanaan penanggulangan bencana, dukungan masyarakat terhadap kelompok rentan harus diutamakan.
- Pengertian Kesiapsiagaan
- Tujuan Kesiapsiagaan
- Indikator Kesiapsiagaan
- Sifat Kesiapsiagaan
- Elemen-Elemen Penting Kesiapsiagaan
- Upaya Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan merupakan upaya menghadapi situasi darurat dan mengidentifikasi berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Kesiapsiagaan merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mampu menyikapi dan kemudian mengurangi dampak kerugian akibat suatu bencana (Paramesti, 2011; Nurhidayati dan Ratnawati, 2018). Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan melalui langkah-langkah yang tepat dan efektif (UU No. 24 Tahun 2018).
Menurut Carter (1991) dalam LIPI-UNESCO/ISDR (2006), kesiapsiagaan adalah tindakan yang memungkinkan pemerintah, organisasi, keluarga dan individu untuk merespon dengan cepat dan tepat terhadap situasi bencana untuk mengurangi kerugian dan korban jiwa. Langkah-langkah kesiapsiagaan meliputi penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharaan sumber daya, dan pelatihan staf. Menurut Yayasan IDEP, dalam bukunya mengenai respon berbasis masyarakat, mereka mendefinisikan kesiapsiagaan sebagai upaya menghadapi situasi darurat dan mengidentifikasi berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu.
Namun, ada banyak cara atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ancaman atau mengurangi akibat dari suatu ancaman. Mengurangi kerentanan masyarakat, Kerentanan masyarakat dapat dikurangi jika masyarakat telah mempersiapkan diri, maka akan lebih mudah dalam melakukan operasi penyelamatan ketika terjadi bencana. Persiapan yang baik akan membantu masyarakat mengambil tindakan yang tepat dan tepat waktu.
Upaya ini sangat krusial terutama pada saat bencana dan pasca bencana, sebelum bantuan dari pemerintah atau pihak luar datang. Dengan adanya peringatan bencana ini, masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi korban jiwa, harta benda, dan kerusakan akibat bencana tersebut. Parameter kelima adalah mobilisasi sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia (SDM), pendanaan, dan infrastruktur penting dalam keadaan darurat, yang merupakan potensi yang dapat mendukung atau sebaliknya menjadi penghambat kesiapsiagaan bencana alam.
Berdasarkan teori di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kesiapsiagaan adalah tindakan responsif dan penyelamatan masyarakat terhadap bencana dengan menyiapkan individu dan orang lain. Ketika melaksanakan pemulihan dan rekonstruksi bencana, mekanisme kesiapsiagaan juga harus diterapkan untuk menghadapi kemungkinan bencana berikutnya (Sopaheluwakan et al., 2006).
Ruang Lingkup Evaluasi
Penilaian sebagai salah satu fungsi manajemen bertujuan untuk mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan suatu rencana, serta mengukur hasil pelaksanaan tersebut seobjektif mungkin dengan menggunakan ukuran-ukuran yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu rencana. Penilaian merupakan upaya untuk mengukur dan menilai secara objektif pencapaian hasil yang direncanakan sebelumnya. Tujuan utama dari penilaian adalah agar hasil penilaian dapat dijadikan masukan terhadap perencanaan sebelumnya (Muryadi, 2017).
Melindungi pihak lain agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama atau mengajak pihak lain untuk menerapkan cara serupa jika cara tersebut terbukti berhasil 9.
Evaluasi Program
Evaluasi kualitatif seringkali dianggap agak hambar dibandingkan dengan evaluasi kuantitatif yang bersifat teknis dan berorientasi pada pengamat, namun informasi kuantitatif mungkin tidak dipahami dengan baik oleh pembaca. Sebagian besar penulis sepakat bahwa evaluasi program merupakan fungsi spesialis, baik evaluasi dalam sistem manajemen (Bank Dunia, 2010). Berdasarkan berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi program adalah suatu kegiatan untuk mengevaluasi suatu objek, program yang sedang dijalankan atau sedang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya program tersebut, yang kemudian akan menentukan keberlangsungan program dengan mengambil kebijakan atau keputusan berdasarkan hasil yang ada.
Tujuan Evaluasi Program
Kesenjangan yang membentuk kebutuhan ini dapat mencakup faktor-faktor seperti biaya, waktu, personel dan sumber daya, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat diketahui misalnya berapa jumlah pegawai yang perlu ditambah atau dikurangi, sumber daya atau fasilitas apa saja yang perlu disiapkan untuk melaksanakan program, berapa tambahan waktu yang diperlukan, dan lain sebagainya. Sedangkan evaluasi bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan tentang perencanaan program, keputusan mengenai komponen masukan dalam program, pelaksanaan program yang mengarah pada kegiatan dan keputusan mengenai keluaran yang berkaitan dengan hasil dan dampak kegiatan program, dan terutama apa yang dapat dilakukan. ditingkatkan. pada program yang sama untuk dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda.
Tipe Evaluasi
Penulis menyelesaikan pendidikan S1 dari Universitas Hasanuddin Makassar bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan/Kesehatan Kerja (1995), Magister Ilmu Kesehatan Kerja dari Universitas Airlangga Surabaya (2000), dan PhD dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bidang Ilmu Kesehatan Kerja (2000), dan kini menjadi dosen tetap pada Program Studi Sarjana dan Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan, juga aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta. Diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat oleh Rektor Universitas Lambung Mangkurat pada tanggal 18 Agustus 2017 di Banjarmasin. Pada tahun 2012-2016 dipercaya sebagai Pembantu Dekan II FK ULM dan pada tahun 2012-2016 juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat FK ULM.
Penulis kini bekerja sebagai dosen pada program sarjana Kesehatan Masyarakat dan program magister IKM Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. UGM lulus pada tahun 2012 dan kini menjadi dosen tetap pada Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM Kalimantan Selatan. Saat ini, ia tidak hanya menjabat sebagai staf pengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK ULM di bawah Departemen Kesehatan Lingkungan, tetapi juga menjabat sebagai sekretaris program studi.
Saat ini, selain berkiprah di Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas Kesehatan Lingkungan, beliau juga dipercaya sebagai sekretaris Unit Pelaksana Konseling dan Orientasi Karir, anggota Unit Pelaksana Bidang Kemahasiswaan. dan Kerjasama, serta anggota Unit Pelaksana Teknologi Informasi dan Komunikasi serta merupakan anggota Unit Pelaksana Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia (JPKMI) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK ULM. Politeknik Kesehatan Lingkungan Banjarmasin dan mendapat gelar Dokter Spesialis Madya Kesehatan Lingkungan (AMKL) pada tahun 2014, S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dan mendapat gelar Diploma Kesehatan Masyarakat (SKM) pada tahun 2019 dan dilanjutkan meraih gelar Magister pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Saat ini, selain menjadi staf pengajar pada Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK ULM Jurusan Kesehatan Lingkungan, penulis dipercaya sebagai
Analis Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat, Sekretaris Unit TIK Program Studi Kesehatan Masyarakat, Anggota Unit Pelaksana Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia (JPKMI), Anggota Unit Pelaksana Konseling dan Bimbingan Karir Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Penulis juga aktif dalam organisasi Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dan Ikatan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI). Pada tahun 2015, beliau memulai studi S1 di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (PSKM FK ULM) dengan memilih. Saat mengawali pendidikan S1 di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) hingga saat ini, peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah dipilihnya sebagai spesifikasi jurusan yang diminatinya.
Pada tahun 2017, ia memulai program sarjananya di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM), memilih peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) sebagai spesifikasi jurusan yang diminatinya, dan lulus pada tahun 2021. Pada tahun 2017, beliau memulai pendidikan S1 di Program Studi Kesehatan. Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memilih peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pada tahun 2018, beliau memulai studi S1 di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) hingga saat ini dengan memilih peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) sebagai spesifikasi jurusannya.
Selain menjadi mahasiswa PSKM FK ULM, beliau juga aktif di organisasi internal kampus yaitu sebagai Koordinator Divisi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pada Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.