193
EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA WILAYAH GUNTUNG PAYUNG DAN LANDASAN ULIN BARAT
Muhammad Aldo Novreza1, Hanna Putri Khoerunnisa2, Kamila Rahmah3, Suci Aulia Nabilla4, Eddy Nashrullah5, Novitasari Novitasari6,a
1,2,3,4Mahasiswa Program StudiS-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
5,6Dosen Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Achmad Yani Km. 35,5 Banjarbaru-Kalimantan Selatan 70714
Telepon/Fax.: (0511) 4773858-4773868
anovitasari@ulm.ac.id
Abstrak
Evaluasi saluran drainase pada wilayah Gunung Payung dan Landasan Ulin Barat merupakan studi yang dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas sistem drainase yang ada dalam mengatasi masalah genangan air di kedua wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi saluran drainase, mengevaluasi kapasitasnya dalam menyalurkan air hujan, serta menentukan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sistem drainase. Metode penelitian meliputi survei lapangan untuk memetakan kondisi saluran drainase yang ada, dan analisis data tentang curah hujan. Dalam mengevaluasi sistem drainase, parameter seperti dimensi saluran, keberadaan hambatan, kemiringan saluran, serta kondisi struktur fisiknya menjadi fokus utama. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian saluran drainase di wilayah Gunung Payung dan Landasan Ulin Barat mengalami penurunan kapasitas akibat penumpukan sampah, sedimentasi, dan pertumbuhan vegetasi yang tidak terkendali.
Hal ini menyebabkan genangan air yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan merusak lingkungan sekitar.
Kata kunci : Evaluasi saluran drainase, curah hujan, perbaikan sistem, Guntung Payung, Landasan Ulin Barat
Latar Belakang
Kota Banjarbaru terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah sekitar 430,51 kilometer persegi dan Kota Banjarbaru terbagi menjadi 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka, Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan dan terbagi kedalam 20 kelurahan. Drainase kota merupakan jaringan pembuangan yang digunakan untuk mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun sungai yang melintas di dalam kota.
Masalah banjir dan genangan air di perkotaan Indonesia berasal dari tidak bagusnya sistem drainase dan kurangnya perawatan sungai sesuai peruntukannya dapat menyebabkan air meluap saat musim hujan, yang pada akhirnya dapat
memicu banjir. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan tercermin dalam tindakan membuang sampah ke saluran drainase, yang dapat mengurangi efektivitas saluran drainase. Timbunan sampah ini menjadi penyebab utama tidak optimalan sistem drainase yang terlihat melalui genangan air yang sering terjadi di beberapa Wilayah Guntung Payung dan Landasan Ulin Barat.
Meskipun upaya untuk mengatasi masalah banjir dan genangan air di kawasan perkotaan serta sedimentasi terus dilakukan, hingga saat ini masalah tersebut belum dapat diatasi sepenuhnya dan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan kota. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat dilakukan analisis terhadap saluran drainase yang sudah ada, melibatkan evaluasi daerah genangan air, pola aliran, dimensi saluran, ketebalan endapan, profil saluran, dan faktor-faktor lain yang berkaitan
194 dengan efektivitas saluran dan kebutuhan drainase.
Tinjauan Pustaka
Menurut [7] dalam bukunya yang berjudul Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu [5].
Drainase berfungsi untuk mengalirkan air secara cepat yang berasal dari air hujan, kelebihan air irigasi, dan rembesan agar tidak menganggu. Berdasarkan fungsi tersebut, maka desain suatu drainase harus mempertimbangkan beberapa faktor yang ada di sekitar kawasan drainase tersebut. Data curah hujan yang akan dianalisa menjadi debit banjir rencana, harus menggunakan metode yang tepat agar desain dimensi drainase efektif. Analisa debit banjir rencana untuk luas daerah pengaliran yang relatif kecil, dapat menggunakan metode Rasional sebagai [6] :
𝑄 = 0,00278𝐶. 𝐼. 𝐴 ...(1)
Faktor penting dalam rumus metode Rasional adalah angka pengaliran (C), intensitas hujan (I) dalam mm/jam, dan luas daerah pengaliran (A) dalam hektar. Koefisien pengaliran pada studi ini akan menggunakan angka 0,95 untuk kawasan perkotaan[7].Sedangkan intensitas hujan menggunakan persamaan berikut:
𝐼 =𝑅24
24 (24
𝑇)
2⁄3
...(2)
Dimana I merupakan intensitas curah hujan dalam mm/jam, R24 merupakan curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm) yang didapatkan dari perhitungan curah hujan rencana, dan T menyatakan lamanya curah hujan dalam satuan jam [4].
Penentuan dimensi drainase setelah debit banjir rencana (Q) diketahui, dapat menggunakan persamaan berikut:
𝑄 = 𝑉. 𝐴 ...(3)
Luas penampang basah (A) dalam m2 harus mampu menampung Q (m3/det) dengan kala
ulang tertentu. Kontrol penentuan dimensi ini adalah nilai kecepatan aliran (V) dalam m/det dengan persamaan[8]:
𝑣 = 1
𝑛𝑅2⁄3𝑆1⁄2… (4)
Nilai n merupakan nilai kekasaran pada saluran berdasarkan jenis bahan konstruksinya. Nilai n untuk saluran pasangan batu memiliki nilai sebesar 0,023 – 0,035 [9] Semakin kecil nilai n maka aliran semakin licin. Sehingga penentuan nilai n harus mempertimbangkan faktor eksternal seperti lingkungan sekitar saluran dan potensi yang akan terjadi. Sedangkan untuk kecepatan aliran maksimum yang diijinkan untuk saluran pasangan batu adalah 2 m/det [11].
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder seperti curah hujan yang didapatkan dari data satelit di lokasi studi dan peta Banjarbaru Drainage Master Plan untuk mengetahui aliran saluran pada studi ini.
Berdasarkan Gambar 1, diketahui Jaringan drainase Sekunder dan jaringan drainase Tersier.
Gambar 1 Sistem drainase wilayah Kota Banjarbaru
Setelah mengetahui sistem drainase di wilayah studi, maka dilakukan plot area pada peta satelit. Pada Gambar 2, diketahui jaringan drainase pada wilayah Guntung Payung dan Landasan Ulin Barat.
195 Gambar 2 Peta jaringan drainase wilayah Guntung Payung dan Landasan Ulin Barat
.
Gambar 3 Kondisi drainase wilayah Guntung Payung dan Landasan Ulin
Barat
Gambar 4 HHMT Wilayah Guntung Payung
Gambar 4 HHMT Wilayah Landasan Ulin Barat Data HHMT (Hujan Harian Maksimum Tahunan) yang digunakan dari data Satelit sepanjang 20 tahun. Berdasarkan Gambar 4 dan Gambar 5 diketahui bahwa curah hujan tertinggi selama kurun waktu 20 tahun adalah 287 mm yang terjadi pada tahun 2013 pada wilayah guntung payung dan 287 mm yang terjadi pada tahun 2008 pada wilayah Landasan Ulin Barat.
Hasil Dan Pembahasan Analisa Hidrologi
Analisa curah hujan rencana pada studi ini menggunakan aplikasi komputer berupa Ms.
Excel. Data curah hujan sesuai pada Gambar 3 dan Gambar 4 setelah dianalisa, menghasilkan curah hujan rencana sebagai berikut ini.
Tabel 1 Curah hujan rencana Wilayah Guntung Payung
Metode
Kala Ulang Uji Distribusi
2 5 10 25 50 Chi
Kuadrat
Smirnov- Kolmogorof Log
Person III 11 3,4 3
15 8,2 9
191 ,98
239, 87
279,
22 Memenuhi Memenuhi
Tabel 2 Curah hujan rencana Wilayah Landasan Ulin Barat
Metode
Kala Ulang Uji Distribusi
2 5 10 25 50 Chi
Kuadrat
Smirnov- Kolmogorof Log
Person III 11 3,4 9
15 8,2 4
192 ,03
227, 67
280,
25 Memenuhi Memenuhi
Distribusi curah hujan rencana yang digunakan pada studi ini adalah distribusi Log Perason III.
Pemilihan distribusi probabilitas yang paling sesuai pada serangkaian data hujan dapat dilakukan dengan uji kesesuaian Kolmogorov- Smirnov dan Chi-kuadrat [10]. Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2, diketahui bahwa curah hujan rencana yang lolos uji adalah distribusi Log Person III, sehingga untuk analisa intensitas hujan akan digunakan hasil dari Log Person III.
Hasil analisa intensitas hujan dan debit banjir rencana menggunakan Persamaan (1) dan (2) adalah sebagai berikut ini.
0 50 100 150 200 250 300
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Rmax
Tahun
0 50 100 150 200 250 300 350
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
RMax
Tahun
196
Tabel 3 Intensitas hujan dan debit banjir rencana Wilayah Guntung Payung
CA (km) S Tc Intensitas Hujan/I (mm/jam)
C Debit Rancangan/Qr (m3/detik)
2 5 10 25 50 2 5 10 25 50
4,10 0,003 1,84 26,19 36,54 44,32 55,38 64,46 0,68 20,36 28,41 34,45 43,05 50,11 4,10 0,003 1,84 26,19 36,54 44,32 55,38 64,46 0,68 20,36 28,41 34,45 43,05 50,11 2,80 0,003 1,37 31,85 44,45 53,90 67,35 78,40 0,53 13,04 18,20 22,07 27,58 32,10 2,80 0,003 1,37 31,85 44,45 53,90 67,35 78,40 0,53 13,04 18,20 22,07 27,58 32,10 2,70 0,003 1,33 32,45 45,28 54,92 68,62 79,88 0,51 12,52 17,47 21,19 26,47 30,82 2,70 0,003 1,33 32,45 45,28 54,92 68,62 79,88 0,51 12,52 17,47 21,19 26,47 30,82 1,00 0,003 0,62 54,03 75,40 91,45 114,26 133,00 0,31 4,66 6,50 7,88 9,85 11,46 1,00 0,003 0,62 54,03 75,40 91,45 114,26 133,00 0,31 4,66 6,50 7,88 9,85 11,46 1,15 0,003 0,69 50,29 70,18 85,11 106,35 123,80 0,33 5,27 7,36 8,93 11,15 12,98 1,15 0,003 0,69 50,29 70,18 85,11 106,35 123,80 0,33 5,27 7,36 8,93 11,15 12,98
Tabel 4 Intensitas hujan dan debit banjir rencana Wilayah Landasan Ulin Barat
CA (km) S Tc Intensitas Hujan/I (mm/jam)
C Debit Rancangan/Qr (m3/detik)
2 5 10 25 50 2 5 10 25 50
15,9 0,03 0,215 3,259 4,545 5,515 6,539 8,049 0,215 4,319 4,319 5,241 6,214 7,649 8,9 0,03 0,430 3,259 4,545 5,515 6,539 8,049 0,43 2,418 2,418 2,934 3,478 4,282 4,6 0,03 0,395 3,907 5,447 6,610 7,837 9,647 0,395 1,498 1,498 1,817 2,155 2,652 4,2 0,03 0,395 3,907 5,447 6,610 7,837 9,647 0,395 1,367 1,367 1,659 1,967 2,422
Analisa Hidrolika
Kondisi eksisting drainase pada wilayah Guntung Payung dan Landasan Ulin Barat ada yang memenuhi dan ada yang perlu diganti karena tidak mampu menampung debit banjir
yang disebabkan oleh hujan. Berikut analisa kapasitas saluran drainase wilayah Guntung Payung dan Landasan Ulin Barat dengan menggunakan Persamaan (3) dan (4):
Tabel 5 Kapasitas saluran drainase eksisting dan desain Wilayah Guntung Payung
Perhitungan Saluran Drainase Eksisting Bentuk Trapesium
m = 1
Lokasi L S n B (m) b (m) h+W (m)
W
(m) h (m) A (m²) P (m) R (m) V
(m/s) Qkap Qr
(m³/det) Qr (m³/det)
S1 Kanan 4,1 0,003 0,014 6,00 4,5 7,70 0,20 7,50 90,00 25,71 3,50 9,02 811,71 6,74 MEMENUHI S1 Kiri 4,1 0,003 0,024 6,00 4,5 7,70 0,20 7,50 90,00 25,71 3,50 5,26 473,50 5,20 MEMENUHI S2 Kanan 2,8 0,003 0,024 5,00 3,5 6,45 0,20 6,25 60,94 21,18 2,88 4,62 281,34 3,65 MEMENUHI S2 Kiri 2,8 0,003 0,024 5,00 3,5 6,45 0,20 6,25 60,94 21,18 2,88 4,62 281,34 6,33 MEMENUHI S3 Kanan 2,7 0,003 0,024 4,00 2,5 5,70 0,20 5,50 44,00 18,06 2,44 4,13 181,84 5,58 MEMENUHI S3 Kiri 2,7 0,003 0,024 4,00 2,5 5,70 0,20 5,50 44,00 18,06 2,44 4,13 181,84 6,11 MEMENUHI
Perhitungan Saluran Drainase Eksisting Bentuk Trapesium Persegi
Lokasi L S n b (m) y (m) w (m) h (m) P (m)
R (m)
V (m/s)
A
(m²) Qkap Qr 5 Tahun
(m³/det) Qr 5 Tahun (m³/det)
S4 Kanan 1 0,003 0,024 2,50 3,13 0,2 3,33 9,15 0,91 0,06 8,31 0,49 1,33 DIGANTI S4 Kiri 1 0,003 0,024 2,50 3,13 0,2 3,33 9,15 0,91 0,06 8,31 0,49 1,84 DIGANTI S5 Kanan 1,15 0,003 0,024 2,50 3,13 0,2 3,33 9,15 0,91 0,06 8,31 0,49 1,85 DIGANTI S5 Kiri 1,15 0,003 0,024 2,50 3,13 0,2 3,33 9,15 0,91 0,06 8,31 0,49 1,20 DIGANTI
Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa dimensi saluran drainase eksisting saluran 4 dan saluran 5 hanya sanggup menampung debit sebesar 0,49 m3/det. Lebar jalan eksisting adalah 6 m, sehingga dalam peningkatan drainase jalan Gunung Anyar direncanakan pada dua sisi jalan
dengan masing – masing sisi berdimensi 3,5 x 3,5 m. Total debit yang dapat tertampung pada dimensi rencana adalah 7,9 m3/det. Sehingga dapat diketahui bahwa saluran mampu menampung debit banjir hingga kala ulang 5
197 tahun, sesuai dengan PERMEN PUPR No. 12 tahun 2014.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa hidrologi, diketahui bahwa debit banjir rencana yang terjadi di saluran sekunder Guntung Payung dapat dilihat pada Tabel 3. Sebagian saluran drainase di wilayah Gunung Payung dan Landasan Ulin Barat mengalami penurunan kapasitas akibat penumpukan sampah, sedimentasi, dan pertumbuhan vegetasi yang tidak terkendali. Hal ini menyebabkan genangan air yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan merusak lingkungan sekitar. Untuk memenuhi standar kapasitas saluran drainase berdasarkan PERMEN PUPR No. 12 tahun 2014, direncanakan pada Guntung Payung terdapat saluran drainase di sisi kanan dan kiri jalan dengan masing-masing kapasitas 7,9 m3/det dan berdimensi 3,5 x 3,5 m. Sedangkan pada Landasan Ulin Barat.
Ucapan Terimakasih
Studi ini merupakan luaran matakuliah Perancangan Bangunan Sipil (PBRS) Paralel 2 Semester Ganjil TA 20232024. Matakuliah PBRS adalah matakuliah capstone design pada Program Studi Teknik Sipil ULM.
REFERENSI
[1] E. Sumirman, I. Sa’ud, and A. Zuhdi, “Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari Kota Surabaya,” J. Apl. Tek.
Sipil, vol. 14, no. 2, 2016.
[2] M. Pitaloka and U. Lasminto, “Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur,” J. Tek. ITS, vol. 6, no. 1, 2017.
[3] D. Nurhayati, J. Caroline, and D.
Kusumaningrum, “Study of Inundation Management on Tertiary Drainage Channels in Keputih Tegal Surabaya City,”
J. Civ. Eng. Plan. Des., vol. 1, no. 1, pp. 45–
49, 2022.
[4] Nashrullah, E. (2023). Analisis Karakteristik Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Banjar. Jurnal Teknologi Berkelanjutan, 12(1), 19-26.
[5] Novitasari, N. (2008). Kajian Masterplan Drainase Pasang Surut Kota Banjarmasin. Info-Teknik, 9(2), 142-160.
[6] S. Suyono and T. Kensaku, Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2003.
[7] Suripin, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004.
[8] Suripin, Mekanika Fluida dan Hidraulika Saluran Terbuka untuk Teknik Sipil.
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2019.
[9] V. T. Chow, Hidrolika Saluran Terbuka.
Jakarta: Penerbit Airlangga, 1985.
[10] Zainal, E. (2021). Distribusi Probabilitas Curah Hujan Pada Daerah Aliran Sungai Kuranji. Jurnal Rekayasa, 11(1), 17-26.
[11] Anonim, “Perhitungan Saluran Drainase.”
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016.