• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMEKARAN WILAYAH KELURAHAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2003 (Studi Di Wilayah Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PEMEKARAN WILAYAH KELURAHAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2003 (Studi Di Wilayah Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PEMEKARAN WILAYAH KELURAHAN BERDASARKAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2003

(Studi Di Wilayah Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Guntung

Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan

Oleh: Harry Widhiyatmoko ( 02230093 ) Dept. of Goverment Science

Dibuat: 2008-04-14 , dengan 3 file(s).

Keywords: Pemekaran Kelurahan, Otonomi Daerah, Pelayanan Pubik.

Pemekaran kelurahan dilakukan atas dasar PP no. 73 tahun 2005 pasal 2 dan PP no. 129 tahun 2000, disebutkan bahwa pembentukan kelurahan dapat berupa penggabungan beberapa

kelurahan atau bagian kelurahan yang bersandingan, atau pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih. Pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan penggabungan daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan penggabungan daerah dilakukan atas dasar pertimbangan untuk peningkatkan pelayanan kepada masyarakat, percepatan pertumbuhan kehidupan berdemokrasi, percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, percepatan pengelolaan potensi wilayah, dan peningkatkan keamanan dan ketertiban, peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengungkap lebih jauh lagi dalam bentuk penelitian dengan judul Proses Pemekaran Wilayah Kelurahan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 4 Tahun 2003. Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pemekaran dan dampak yang terjadi di Kelurahan Guntung Payung (kelurahan induk) dan Kelurahan Guntung Manggis (kelurahan hasil pemekaran) pasca pemekaran, terutama terkait dengan pelayanan publik.

Adapun lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Guntung Manggis dengan sample penelitiannya adalah 3 (tiga) orang yaitu Kepala Sub-bagian

Pengembangan dan Keagrarian Bagian Tata Pemerintahan Kota Banjarbaru, Lurah Guntung Payung dan Lurah Guntung Manggis. Alat pengumpul data yang di gunakan adalah berupa data primer dan data sekunder. Teknik analisa data yang digunakan adalah kualitatif.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Proses pemekaran Kelurahan Guntung Payung menjadi Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Guntung Manggis dilakukan atas dasar ketentuan dari PP No. 129 tahun 2000, juga atas dasar pertimbangan administratif dan syarat teknis dalam suatu pemekaran wilayah. Sosialisasi dilakukan selama 2 sampai 3 bulan sebelum pemekaran dilakukan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat, selain anggota dewan seperti perwakilan masyarakat yaitu ketua RT, RW, dan para tokoh masyarakat serta tokoh agama. Proses sosialisasi tersebut dilakukan dengan mengadakan pertemuan yang telah diagendakan dengan mengundang RT, RW dan tokoh masyarakat di Guntung Payung. Realisasi pemekaran wilayah baru dilakukan pada tahun 2004 akhir dan lebih disebabkan pada syarat teknis

(2)

diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 4 Tahun 2003 Pasal 3. Penetapan nama dilakukan dengan melibatkan beberapa tokoh masyarakat selain masyarakat itu sendiri. Pemilihan dan penetapan nama Guntung Manggis karena berdasarkan sejarah dan lokasinya di sebelah selatan Jl. A. Yani itu dikenal dengan Guntung Manggis. Dampak yang terjadi di Kelurahan Guntung Payung aspek kemudahan administrasi adalah pelayanan publik terhadap masyarakat menjadi lebih prima karena masyarakat tidak perlu menunggu lama jika ada mengurus keperluan birokrasi kepada pemerintah daerah dan tidak terlalu jauh secara geografis setelah dilakukannya pemekaran pada kelurahan tersebut. Sehingga penyelesaian proses administrasi menjadi lebih cepat. Kemudian dilihat dari dampak yang terjadi pada resposibilitas dan akuntabilitas pelayanan publik di Kelurahan Guntung Payung dan

Kelurahan Guntung Manggis. Akses masyarakat terhadap pelayanan publik pemerintah menjadi lebih dekat, sehingga sangat menguntungkan masyarakat. Pengelolaan pembangunan

pemerintahan ke masyarakat menjadi lebih efektif karena area wilayah yang ditangani lebih sempit sehingga rencana program pemerintah menjadi optimal untuk direalisasi. Dampak negatifnya yang terjadi pada kelurahan yang lama, volume pekerjaan akan menurun. Belum up-datenya data-data di masyarakat berkaitan dengan pemekaran, seperti KTP, kode pos wilayah dll.

Village extension has been pursuant to Article 2 of 2005 No. 73 Government Regulation and 2000 No. 129 Government Regulation. Both mention about village establishment including the compilation of several villages or the nearby parts of village, or the extension from one village into two or more villages. The formation, extension, elimination and compilation should be aimed at improving public welfare because these consider the improvement to public service, the acceleration of local economic development implementation, the acceleration of area

management, the improvement of security and orderliness, and the improvement of compatible relationship between central and local.

This phenomenon produces the author’s interest to reveal this condition in research titled with

Rural Area Extension Process based on 2003 No. 4 Local Regulation of Banjarbaru City. Research aims to examine the process of extension and its impact on Guntung Payung Village (host village) and Guntung Manggis (village as extension result) after extension, related to this public service.

Research locates at Guntung Payung and Guntung Manggis Villages. Research sample includes 3 persons, Sub-Division Head of Banjarbaru City Development and Agrarian, Chief of Guntung Payung Village and Chief of Guntung Manggis Village. Data collection method involves

primary and secondary data. Data analysis technique concerns with qualitative measure.

Results of research indicate that Guntung Payung Village extends into Guntung Payung Village and Guntung Manggis Village pursuant to 2000 No. 129 Local Regulation in considering

administrative fundamental and technical requirement of an extension. Socialization takes 2 or 3 months before the extension and involves all public components in addition to public

representation, leader of neighborhood association, and religious figure of Guntung Payung. Socialization involves a meeting to invite all related representative figures of Guntung Payung. The realization of new area extension seems ended in 2004 and it relates to technical and administrative requirements. The idealist of area extension for Guntung Payung Village will be the government of Banjarbaru City, executive or legislative in Sub-Division of Area

(3)

2004 No. 32 Act, and Banjarbaru’s Article 3 of 2003 No. 4 Local Regulation. Name

establishment involves some public figures instead of the community. The selection and

establishment for Guntung Manggis name consider the history and the location in south of Jalan Ahmad Yani, previously recognized as Guntung Manggis.

The impact on Guntung Payung Village ensures the facilitation for administration in which

public service seems optimized because the community don’t have to wait too long in the

bureaucracy of local government and don’t have to go distant. Administration process gets faster

to complete. Public access to government’s public service gets closer and indeed, benefits the

community. Government’s public management of development becomes more effective because

Referensi

Dokumen terkait

Adapun maksud disusunnya pedoman pengelolaan informasi dan dokumentasi di RSUD Provinsi NTB ini adalah sebagai acuan bagi setiap unit- unit dalam mengelola dan

"Rencana dan keberhasilan transformasi berbasis produk kami membantu menghasilkan lebih banyak lagi kendaraan yang terkemuka di segmennya, seperti new Fiesta dan

Tingkat kepuasan Dewan Pertimbangan Presiden atas dukungan teknis dan administrasi yang diberikan Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden dalam rangka penyusunan nasihat

Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kepuasan psikologis dan akhirnya akan timbul sikap atau tingkah laku negatif dan pada gilirannya akan

Dalam pelaksanaannya, penelitian-penelitian tersebut dikelompokkan dalam dua level, yaitu (1) penelitian unggulan pada level institusi dan (2) penelitian unggulan

Hasil tersebut konsisten dengan bobot biji, yang menunjukkan bahwa hibrida dari tetua dengan kelompok heterotik yang berbeda akan menghasilkan heterosis yang lebih tinggi

Pengujian pembangkitan harmonisa tegangan dan arus dilakukan dengan bantuan alat ukur HIOKI 3286-20 untuk mengetahui perbandingan besar kecilnya magnitudo harmonisa

Untuk analisis keseimbangan gaya-gaya dilakukan dengan asumsi pada saat brakiterapi dalam posisi tidak bergerak pada lantai datar, dipindahkan dari suatu tempat