• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE (Studi Kasus: Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE (Studi Kasus: Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Penulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi kapasitas saluran air yang ada dalam merespon debit banjir di Jalan Tempuling dan Jalan Taud, Desa Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran eksisting lebih kecil dibandingkan dengan debit banjir yang diperoleh dari analisis intensitas curah hujan, sehingga saluran eksisting tidak dapat menampung debit banjir. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak yang tidak dapat diperkirakan harganya.

Bapak Randi Gunawan S.T., M.Si., selaku pembimbing tugas akhir yang telah memberikan bimbingan, arahan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Bapak Sayed Iskandar Muda ST, M.T., selaku Guru Pembanding I tugas akhir yang memberikan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir. Ade Faisal, S.T., M.Sc., Ph.D, selaku Guru Komparatif II tugas akhir yang memberikan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir.

Seluruh dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada saya. 23 Hasil perbandingan debit Q saluran drainase eksisting dengan Q debit banjir kala ulang 10 tahun di jalan Tempuling dan Taud 54 Tabel 4.

Latar Belakang

Subdivisi Sidorejo merupakan salah satu subdivisi di Subdivisi Medan Tembung yang sering terkena dampak banjir, permasalahan banjir disebabkan oleh buruknya sistem drainase. Pada saluran drainase eksisting efektivitasnya berkurang karena drainase dipenuhi sampah dan tanah, serta ada warga yang berani menutup drainase dengan menuangkan drainase. Setiap musim hujan, air tersumbat dan tidak mengalir melalui drainase utama sehingga menyebabkan air mudah meluap ke jalan-jalan di sekitar saluran drainase (Buta, 2020).

Hal ini ditandai dengan seringnya terjadi genangan air di beberapa ruas jalan di Kecamatan Sidorejo. Untuk mengatasi permasalahan yang ada dapat dilakukan dengan mengetahui kondisi eksisting, dimensi saluran, debit banjir dan lain sebagainya yang berkaitan dengan efektivitas saluran dan kebutuhan drainase. Maka dengan banyaknya permasalahan di atas yang menyebabkan terjadinya banjir di berbagai ruas jalan di Kecamatan Sidorejo, maka perlu adanya tindakan untuk mengatasinya.

Kajian terhadap sistem saluran air limbah di Desa Sidorejo” untuk mengetahui apa saja yang ada dan permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.

Rumusan Masalah

Jika tidak bisa tertangani, berapa debit saluran drainase eksisting di Jalan Tempuling dan Jalan Taud yang mampu menampung debit banjir?

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penelitian

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Banjir

  • Pengertian Banjir
  • Penyebab Terjadinya Banjir

Menurut (Anwar, 2015), banjir merupakan salah satu bencana alam yang terjadi di banyak kota di dunia dengan skala yang berbeda-beda dimana air dalam jumlah berlebihan berada di daratan yang biasanya kering. Hal-hal tersebut dapat terjadi karena jumlah air di sungai, danau atau daerah aliran lainnya melebihi kapasitas normal akibat penimbunan air hujan atau kompresi sehingga meluap. Banjir adalah debit air sungai yang relatif lebih besar dari biasanya akibat hujan yang terus menerus turun di hulu atau di suatu tempat tertentu, sehingga tidak dapat ditampung oleh saluran sungai yang ada, sehingga air meluap dan menggenangi wilayah sekitarnya (Karongkong, 2019). . .

Menurut (akharianto, 2018) banjir merupakan bencana alam yang perlu mendapat perhatian karena mengancam kehidupan masyarakat dan perekonomian serta merupakan bencana alam terbesar ketiga di dunia yang memakan banyak korban jiwa dan kehilangan harta benda. 6 orang disebabkan oleh ulah manusia yang menimbulkan perubahan lingkungan hidup seperti: perubahan keadaan daerah aliran sungai (DAS), pemukiman penduduk di sekitar bantaran sungai, rusaknya drainase tanah, rusaknya bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami) dan perencanaan. sistem pengendalian banjir yang tidak memadai (Putra, 2021).

Drainase

  • Pengertian Drainase
  • Sistem Drainase
  • Jenis-jenis Drainase
  • Fungsi Drainase
  • Pola Jaringan Drainase
  • Bentuk Drainase
  • Tipe Penampang Drainase
  • Kapasitas Saluran Drainase

Sistem drainase makro adalah suatu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan. Sistem drainase mikro adalah sistem saluran dan bangunan drainase pelengkap yang menampung dan menyalurkan air dari daerah tangkapan hujan. Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.

Saluran air yang karena alasan tertentu dimaksudkan untuk menyalurkan air permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa). Pola alami merupakan pola jaringan drainase yang hampir sama dengan pola siku, dimana sungai sebagai saluran utama berada di tengah kota, namun jaringan cabangnya tidak selalu berbentuk siku ke arah saluran utama (sungai). . . Pola radikal merupakan pola jaringan drainase yang menyalurkan air dari sumber air pusat dan menyebar ke berbagai arah.Pola ini sangat cocok diterapkan pada daerah perbukitan.

Pola grid merupakan pola drainase yang mempunyai saluran drainase yang mengikuti arah jalan utama. Kapasitas saluran drainase diambil dari dimensi saluran drainase eksisting, bentuk saluran ada dua yaitu persegi dan trapesium.

Gambar 2.1: Pola jaringan siku.
Gambar 2.1: Pola jaringan siku.

Analisa Hidrologi

  • Siklus Hidrologi
  • Frekuensi Curah Hujan
  • Uji Chi-Square
  • Intensitas Curah Hujan
  • Koefisien Pengaliran
  • Debit Banjir

Proses analisis hidrologi pada dasarnya adalah proses pengolahan data curah hujan, data luas dan bentuk daerah tangkapan air, data kemiringan lahan pada perbedaan ketinggian dan data penggunaan lahan yang kesemuanya mempunyai arah untuk mengetahui curah hujan rata-rata, koefisien drainase, waktu konsentrasi. , intensitas curah hujan dan debit banjir yang direncanakan. Siklus hidrologi bisa disebut dengan siklus air, karena kata hidrologi sendiri mempunyai arti yang sama dengan air, yang membedakan hanya pada kosakatanya saja. Siklus air sendiri merupakan salah satu siklus biogeo kimia yang terjadi di bumi dengan tujuan untuk menjaga kuantitas dan ketersediaan air.

Dengan demikian, hidrologi secara harafiah dapat diartikan sebagai cabang ilmu geografi yang mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan air. Hal lain kajian hidrologi berkaitan dengan pergerakan air atau dengan kata lain disebut juga siklus air. Tujuan dari siklus hidrologi sendiri tidak hanya untuk menjaga ketersediaan air saja, namun juga untuk menjaga intensitas hujan.

Tak hanya itu, siklus air juga menjaga cuaca dan suhu bumi, sehingga semuanya tetap teratur. Siklus air ini juga membantu menyeimbangkan ekosistem dan memastikan seluruh aspek kehidupan tetap berfungsi dengan baik. Berdasarkan uraian persamaan rumus yang ada, penulis memperkirakan besarnya curah hujan yang direncanakan dengan menggunakan Metode Log Person Tipe III.

Cetakan yang digunakan untuk menghitung curah hujan rencana dengan metode Log Person Tipe III adalah. Ciri umum hujan adalah semakin pendek durasi hujan, semakin kuat intensitasnya, dan semakin lama periode ulangnya, semakin besar intensitasnya. 22 Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan yang turun per satuan waktu, dinyatakan dalam mm/jam.

Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam, intensitas curah hujan (mm/jam). Luas lahan perkotaan relatif terbatas jika direncanakan saluran yang melayani debit banjir maksimum dengan periode ulang lebih dari lima tahun. Kriteria desain hidrolik sistem drainase perkotaan: daerah tangkapan air 10 – 500 (ha) dengan periode ulang 2 hingga 10 tahun menggunakan periode perhitungan debit banjir Rasional, dan daerah tangkapan air > 500 (ha) dengan periode ulang 10 sampai 25 tahun dengan menggunakan perhitungan debit satuan banjir hidrograf.

Tabel 2.2: Reduced standard deviation, Sn (Suripin, 2004).
Tabel 2.2: Reduced standard deviation, Sn (Suripin, 2004).

Analisa Hidrolika

  • Penampang Saluran

24 Luas daerah pengeringan di perkotaan pada umumnya terdiri dari beberapa daerah yang mempunyai sifat permukaan tanah yang berbeda-beda, sehingga koefisien drainase setiap permukaan tanah mempunyai nilai yang berbeda-beda, dan untuk menentukan koefisien drainase pada daerah tersebut, setiap permukaan tanah digabungkan. Untuk menentukan koefisien limpasan harus dipilih berdasarkan pengetahuan daerah berdasarkan pengalaman dan harus dipilih sesuai dengan jenis pembangunan yang ditentukan oleh rencana kota. Daerah yang mempunyai daerah tangkapan air hujan mengalihkan air hujan relatif lebih sedikit dibandingkan daerah yang tidak mempunyai daerah tangkapan air sama sekali.

Keratan rentas saluran persegi yang paling menjimatkan apabila lebar bahagian bawah saluran adalah dua kali ganda kedalaman air (B = 2j) atau jejari hidraulik ialah separuh daripada kedalaman air (R = h/2).

Gambar 2.8: Penampang trapesium (Triadmodjo, 2010).
Gambar 2.8: Penampang trapesium (Triadmodjo, 2010).

Umum

Lokasi penelitian dilakukan di Jalan Tempuling dan Jalan Taud yang berada di Desa Sidorejo Kecamatan Medan Tembung. 30 Akibat dari kondisi Jalan Tempuling dan Jalan Taud, material yang digunakan untuk drainase adalah beton, banjir berlangsung selama 2 jam, kondisi drainase eksisting buruk, dan ukuran drainase eksisting kecil.

Gambar 3.2: Peta lokasi titik banjir (Google earth).
Gambar 3.2: Peta lokasi titik banjir (Google earth).

Metode Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Analisis Data

Data Primer

Data Sekunder

Analisa Data

Panjang jalur aliran pada saluran yang diperiksa (L) adalah 250 m, tersebar pada 2 titik sepanjang jalur.

Analisa Hidrologi

  • Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan Harian Maksimum

Distribusi Log Normal

38 Saat menghitung distribusi log-normal, diperlukan nilai rata-rata curah hujan dan simpangan baku, yaitu.

Distribusi Log Person III

  • Koefisien Aliran Permukaan
  • Koefisien Manning
  • Debit Banjir
    • Perhitungan Debit Banjir Pada Jalan Tempuling
    • Perhitungan Debit Banjir Pada Jalan Taud
  • Analisa Kapasitas Penampang Saluran Drainase (eksisting) 1. Jalan Tempuling
  • Perhitungan Perencanaan Kapasitas Daya Tampung Saluran Drainase Perhitungan kapasitas daya tampung saluran drainase yang telah direncanakan
  • Alternatif Untuk Mengatasi Banjir Tanpa Mengaliri Air Ke Sungai Sei Kera

49 Debit banjir yang direncanakan dihitung menggunakan metode rasional dengan faktor parameter antara lain koefisien limpasan, intensitas curah hujan regional, dan luas daerah tangkapan air. Analisis kapasitas beban melintang saluran drainase menurut kondisi eksisting saluran drainase di lokasi penelitian ditunjukkan pada tabel 4.20. Analisis kapasitas beban melintang saluran drainase menurut kondisi eksisting saluran drainase di lokasi penelitian ditunjukkan pada tabel 4.21.

Perhitungan kapasitas saluran drainase rencana Perhitungan kapasitas saluran drainase rencana Perhitungan kapasitas saluran drainase rencana pada Jalan Tempuling dan Jalan Taud berdasarkan tabel 4.24. Perhitungan semen menentukan luas penampang, keliling basah, radius hidrolik, kecepatan aliran dan debit saluran pada Jalan Tempuling. Perhitungan tersebut menentukan luas penampang, keliling basah, radius hidrolik, kecepatan aliran dan debit saluran pada jalur taud.

Setelah dilakukan perhitungan, ternyata debit banjir rencana lebih besar dari debit saluran drainase eksisting sehingga tidak bisa meluap. Diperlukan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan bekerjasama dalam membersihkan saluran drainase untuk mencegah banjir di kawasan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para pemangku kepentingan dalam perencanaan sistem drainase di wilayah penelitian ini di masa yang akan datang.

Tabel 4.9: Hasil analisa curah hujan distribusi log person III.
Tabel 4.9: Hasil analisa curah hujan distribusi log person III.

Gambar

Gambar 2.1: Pola jaringan siku.
Gambar 2.3: Pola jaringan grid iron.
Gambar 2.4: Pola jaringan alamiah.
Tabel 2.3: Reduced variate, Y TR  (Suripin, 2004).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini: Tabel 4.9 Perbandingan Debit Rencana Total dan Debit Saluran Existing Saluran pada area ∑QR ∑QS Keterangan m3/dtk m3/dtk