• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PEKERJA LAS DI PT.WAHANAKARSA SWANDARI ANDALAS KARYA MULIA TAHUN 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PEKERJA LAS DI PT.WAHANAKARSA SWANDARI ANDALAS KARYA MULIA TAHUN 2022"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum penyakit akibat kerja disebabkan oleh dua hal, yaitu kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman. Penyakit akibat kerja dipengaruhi oleh masa kerja, masa kerja merupakan faktor penting penyebab gangguan kesehatan pada pekerja las.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan alat pelindung diri dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT.

Manfaat penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Distribusi penyakit akibat kerja pada tukang las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022. Hubungan alat pelindung diri dengan penyakit akibat kerja pada tukang las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Husaini dkk dengan judul Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja Pada Pekerja Las Di Jalan A.Yani Kota Banjarbaru Tahun 2017. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haryandi dkk dengan judul Analisis Tingkat Kebisingan dan Upaya Pengendalian Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan area pertambangan PT.

Penyakit Akibat Kerja

  • Pengertian Penyakit Akibat Kerja
  • Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja: Penyakit yang mempunyai penyebab spesifik atau hubungan kuat dengan pekerjaan, umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang diketahui. Penyakit kulit akibat kerja merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sering terjadi di masyarakat.

Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

  • Faktor Peralatan
  • Faktor Lingkungan
  • Faktor Individu
  • Faktor Pekerjaan
  • Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
  • Metode Kerja atau Cara Kerja

Alat pelindung diri merupakan alat yang digunakan pekerja untuk melindungi dirinya terhadap potensi bahaya dan kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di tempat kerja. Disiplin pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri (APD) masih tergolong rendah, sehingga risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat membahayakan pekerja cukup tinggi (11).

Gambar 2.1. Lensa Kaca Las
Gambar 2.1. Lensa Kaca Las

Pengelasan

  • Pengertian Pengelasan
  • Bahaya Pengelasan

SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau pengelasan busur logam berpelindung adalah suatu proses pengelasan busur listrik dimana energi panas untuk pengelasan dihasilkan oleh busur listrik yang terbentuk antara elektroda logam yang dibungkus dengan benda kerja. Logam pengisi pada elektroda dilapisi dengan terak yang akan melindungi logam las selama proses pengelasan. Bahaya yang berpotensi terjadi pada proses pengelasan diantaranya adalah bahaya radiasi (cahaya), bahaya asap dan gas, bahaya percikan api, bahaya.

Terdapat tiga radiasi berbahaya pada balok las pada saat proses pengelasan, yaitu sinar intra-merah, sinar tampak, dan sinar ultraviolet. Jika asap las bersentuhan dengan mata, dapat menyebabkan rasa sakit dan perih pada mata, yang dapat mengakibatkan mata perih, mata merah, dan berair, seperti halnya paparan bunga api yang timbul selama proses pengelasan (44). Asap las yang dihasilkan selama proses pengelasan terdiri dari berbagai campuran logam seperti besi (Fe), mangan (Mn), kromium (Cr) dan nikel (Ni).

Asap yang dihasilkan pada saat pekerjaan pengelasan, Asap ini terdiri dari komponen-komponen yang dihasilkan dari elektroda dan logam pada saat proses pengelasan. Debu pada asap berukuran sekitar 0,2 hingga 3, butiran debu berukuran 0,5, bila dihisap tertinggal di balik bulu hidung, sedangkan partikel yang lebih halus terbawa ke paru-paru dan ada pula yang dihembuskan kembali.

Gambar 2.15. Bahaya Asap pada Las
Gambar 2.15. Bahaya Asap pada Las

Kerangka Teori

Hipotesis

Hubungan umur dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022. Hubungan masa kerja dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022. Hubungan jam kerja dengan penyakit akibat kerja Penyakit pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022.

Hubungan pengetahuan dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022. Artinya terdapat hubungan umur dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022. Hal ini menyatakan bahwa ada adalah hubungan pengalaman kerja dengan penyakit akibat kerja pada bengkel las PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022.

Artinya terdapat hubungan antara alat pelindung diri dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia pada tahun 2022.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan utama mengamati/mengukur variabel satu kali dan pada waktu yang bersamaan. Rancangan penelitian ini menggunakan desain survei analitik dimana penelitiannya menggali mengapa fenomena tersebut terjadi, survei analitik cross-sectional dengan karakteristik sampel diambil dari populasi, dari sampel tersebut kemudian dibagi berapa yang sakit dan berapa yang tidak, kemudian dicari sebab akibat. faktor.

Lokasi dan Waktu Penelitian

  • Lokasi penelitian
  • Waktu penelitian

Populasi dan Sampel

  • Populasi
  • Sampel

PT ry karsa swandiri andalas Karya Mulia Duri Kota Riau akan dipelajari sebanyak 56 pekerja.

Kerangka Konsep

Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

  • Definisi Operasional
  • Aspek Pengukuran

Kuesioner yang diberikan berupa pernyataan yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban : ya, diberi nilai 1 dan tidak, diberi nilai 0. Masa kerja adalah lamanya seorang karyawan bekerja pada suatu perusahaan, sehingga dia memiliki pengalaman bekerja di perusahaan. Durasi kerja adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan atau waktu yang dihabiskan seseorang untuk suatu tugas, sehingga mempengaruhi beban.

Angket yang diberikan berbentuk pilihan ganda terdiri dari 25 soal dengan alternatif jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Angket yang diberikan berupa pernyataan terdiri dari 10 soal dengan alternatif jawaban ya diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Aspek pengukuran dalam penelitian ini terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek pengukuran variabel independen yaitu : umur, senioritas, masa kerja, kelelahan.

Metode Pengumpulan Data

  • Jenis Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Uji Validitas dan Reabilitas

Tujuannya adalah untuk mencari data penelitian yang diperlukan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit akibat kerja pada tukang las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia. Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang diperoleh melalui penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan instrumen pengukuran (kuesioner) yang digunakan. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 20 soal yang diuji validitasnya, seluruh soal dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel, sehingga angket yang digunakan untuk penelitian terdiri dari 20 butir tes.

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 7 soal yang diuji validitasnya, seluruh soal dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel, sehingga angket yang digunakan untuk penelitian terdiri dari 7 butir tes. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 15 soal yang diuji validitasnya, seluruh soal dinyatakan valid karena nilai r tabel hitung > r, oleh karena itu angket yang digunakan untuk penelitian berjumlah 15 butir tes.

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan

Metode Pengolahan Data

Analisa Data

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Artinya terdapat hubungan antara masa kerja dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia pada tahun 2022. Artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia pada tahun 2022. Tahun 2022. Terdapat hubungan umur dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022 dengan nilai p = 0,000.

Terdapat hubungan antara pengalaman kerja dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022 dengan nilai p. Terdapat hubungan antara jam kerja dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022 dengan nilai p = 0,000. Terdapat hubungan pengetahuan dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022 dengan nilai p.

Terdapat hubungan antara alat pelindung diri dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022 dengan nilai p = 0,001.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

  • Letak Geografis

Pada bulan Juni 2008, manajemen pusat memutuskan untuk berkolaborasi dengan perusahaan yang bergerak di sektor jasa atau bidang lainnya. Pada bulan Oktober 2008, perusahaan ini telah mengalami pertumbuhan melalui kerjasama dengan PT lain. Wahanakarsa Swandiri bergerak di bidang konstruksi pertambangan minyak dan gas sebagai subkontraktor pekerjaan di area PT.

Hasil Penelitian

  • Karakteristik Responden
  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Setelah dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit akibat kerja pada tukang las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia diperoleh hasil sebagai berikut. Responden yang berumur ≥ 30 tahun mempunyai risiko terkena penyakit akibat kerja sebanyak 28 orang (50,0%), sebanyak 7 orang (12,5%) tidak mempunyai risiko. Tabulasi silang pengalaman kerja dengan penyakit akibat kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Responden dengan pengalaman kerja ≥ 5 tahun dan mempunyai risiko penyakit akibat kerja sebanyak 30 orang (53,5%), tidak berisiko sebanyak 9 orang (16,1%). Pada tabel di bawah ini Anda akan menemukan tabulasi silang jam kerja untuk penyakit akibat kerja. Responden yang bekerja < 8 jam mempunyai risiko terkena penyakit akibat kerja sebanyak 31 orang (55,3%), tidak berisiko sebanyak 10 orang (17,9%).

Responden yang mempunyai kesadaran baik terhadap risiko penyakit akibat kerja terdapat 6 orang (10,7%), dan yang tidak mempunyai risiko sebanyak 17 orang (30,4%).

Tabel 4.2.  Distribusi  Pendidikan  pada  Pekerja  Las  di  PT  Wahanakarsa  Swandari Andalas Karya Mulia Tahun 2022
Tabel 4.2. Distribusi Pendidikan pada Pekerja Las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia Tahun 2022

Pembahasan

  • Hubungan Usia dengan Penyakit Akibat Kerja
  • Hubungan Masa Kerja dengan Penyakit
  • Hubungan Lama Kerja dengan Penyakit
  • Hubungan Pengetahuan dengan Penyakit

Hubungan masa kerja dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022 Pengelasan di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022 Hasil penelitian secara statistik menunjukkan p = 0,000 atau < 0,05. Hubungan jam kerja dengan penyakit akibat kerja pada pekerja las di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022. Pengelasan di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia tahun 2022. Hasil penelitian statistik menunjukkan p = 0,000 atau < 0,05. Hubungan Pengetahuan Dengan Penyakit Akibat Kerja Pada Pekerja Las Di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia Tahun 2022 Pengelasan Di PT Wahanakarsa Swandari Andalas Karya Mulia Tahun 2022 Hasil penelitian secara statistik menunjukkan p = 0,000 atau < 0,05.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik mengenai penyakit akibat kerja dalam pengelasan, hal ini disebabkan karena banyak pekerja yang belum memahami prosedur yang baik dan penggunaan alat pelindung diri untuk menghindari berbagai risiko penyakit akibat kerja dalam pengelasan. pekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Husaini dkk pada tahun 2017 tentang faktor penyebab penyakit akibat kerja pada pekerja pengelasan. Penggunaan alat pelindung diri diawali dengan rasa kesadaran akan bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (61).

Kesadaran para pekerja dalam memakai alat pelindung diri sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja di kemudian hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Diharapkan pekerja las dapat melakukan pekerjaan berdasarkan SOP kerja yang berlaku, salah satunya adalah penggunaan APD lengkap pada saat bekerja seperti pengelasan, sehingga meminimalisir terjadinya penyakit akibat kerja salah satunya ketegangan mata, pernafasan, dan penyakit akibat kerja. asap las. dan paparan bunga api las pada tangan 9 orang pekerja. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Pekerja Pengelasan : Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tukang Las. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Mata Pada Pekerja Bengkel Las Di Kecamatan Jelutung Kota Jambi Tahun 2021 [Internet].

Hubungan paparan radiasi sinar ultraviolet dengan gejala fotokeratitis pada pekerja bengkel las di kecamatan Bandar Jaya Lahat Tahun 2020. Hubungan Tingkat Disiplin Penggunaan Alat Pelindung Mata Dengan Masalah Kesehatan Mata Pada Pekerja Las Industri Rumah Tangga Di Surakarta. Masalah kesehatan mata pekerja bengkel las listrik di Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

Faktor yang berhubungan dengan keluhan fotokeratokonjungtivitis pada operator las di bengkel las Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2016. Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya konjungtivitis pada pekerja las di Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Pengaruh penggunaan alat pelindung mata terhadap ketajaman penglihatan pekerja bengkel las di Kawasan Terminal Bus Wisata Ngabean Kota Yogyakarta.

Gambar 1. Melakukan Wawancara Kepada Atasan
Gambar 1. Melakukan Wawancara Kepada Atasan

Gambar

Tabel 2.1. Kriteria Penggunaan Gogel ( JIS T8141 – 1970 )
Gambar 2.2. Gogel  Untuk Proses  Menggerinda
Gambar 2.7.Masker Las
Gambar 2.8. Alat  Pernapasan Pelindung Debu
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi