• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN STBM PILAR 4 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (PSRT)

N/A
N/A
Dania Shafa Almasa

Academic year: 2024

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN STBM PILAR 4 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (PSRT)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PILAR 4 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (PSRT) DI DESA KEDUNGWULUH KIDUL KECAMATAN PATIKRAJA

KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2023

Oleh : Kelompok 9

Aditya Bayu Pratama I1A021017

Mazidatul Hidayah I1A021019

Nurjanah Putri Utami I1A021031 Fasa Fanka Afraisa I1A021033 Cucu Putri Solehah I1A021036 Anggyta Septayanis Putri I1A021044 Hilda Ferlina Khairunnisa I1A021052 Dania Shafa Almasa I1A021091

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO 2023

(2)

1. Judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan STBM Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT) di Desa Kedungwuluh Kidul Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Tahun 2023

2. Ruang Lingkup

Kesehatan Masyarakat

3. Anggota Kelompok

1. Aditya Bayu Pratama I1A021017 2. Mazidatul Hidayah I1A021019 3. Nurjanah Putri Utami I1A021031 4. Fasa Fanka Afraisa I1A021033 5. Cucu Putri Solehah I1A021036 6. Anggyta Septayanis Putri I1A021044 7. Hilda Ferlina Khairunisa I1A021052 8. Dania Shafa Almasa I1A021091 4. Lokasi

kegiatan

Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas

5. Waktu Tanggal 8 Januari – 2 Februari 2024

DAFTAR ISI

ii

Purwokerto, 23 November 2023 Dosen Pembimbing

Drs. Bambang Hariyadi, M.Kes NIP. 19600411 198603 001

(3)

DAFTAR ISI ...iii

A. PENDAHULUAN ...1

B. TUJUAN ...3

1. Tujuan Umum ...3

2. Tujuan Khusus ...3

C. MANFAAT ...4

1. Bagi Mahasiswa ...4

2. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat ...4

3. Bagi Masyarakat Desa Kedungwuluh Kidul ...4

4. Bagi Puskesmas Patikraja ...4

5. Bagi Dinas Kesehatan ...4

D. TINJAUAN PUSTAKA ...5

1. Definisi STBM ...5

2. Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ...5

3. Faktor-Faktor Risiko STBM Pilar Ke-4 ...10

E. KERANGKA TEORI ...11

F. METODE PELAKSANAAN ...12

1. Jenis dan Metode Kegiatan ...11

2. Tempat dan Waktu ...12

3. Definisi Operasional ...12

4. Popolasi dan Sampel ...14

5. Instrumen ...15

6. Pengumpulan Data ...16

7. Analisis Data ...17

G. JADWAL KEGIATAN ...19

DAFTAR PUSTAKA ...20

LAMPIRAN ...23

iii

(4)

pada lingkup rumah tangga dalam rangka penguatan budaya hidup bersih dan sehat, serta pencegahan penularan penyakit berbasis lingkungan. Terdapat lima pilar di dalam STBM yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan dengan sabun, pengolahan air dan makanan, pengolahan sampah serta pengolahan limbah cair rumah tangga (Laverda, et al., 2023).

Secara nasional total desa/kelurahan yang melaksanakan STBM mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah seluruh desa/kelurahan di Indonesia pada tahun 2018 adalah 80.805 dan jumlah desa/kelurahan yang telah melaksanakan STBM mencapai 49.283 desa/kelurahan, angka ini telah melebihi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2018 yaitu 40.000 desa/kelurahan. Rata-rata capaian nasional desa/kelurahan yang melaksanakan STBM tahun 2018 adalah 60,99% meningkat dari rata- rata capaian tahun 2017 yaitu 47,48% dan tahun 2016 sebesar 42,24%. Lima provinsi dengan realisasi desa/kelurahan yang melaksanakan STBM tertinggi yaitu Jawa Tengah (7.600 desa/kelurahan), Jawa Timur (7.100 desa/kelurahan), Jawa Barat (3.316 desa/kelurahan), Sulawesi Selatan (2.895 desa/kelurahan), dan Aceh (2.823 desa/kelurahan) (Roro, et al., 2021)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga maupun sampah sejenis sampah rumah tangga. Sedangkan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan penanganan sampah. Sampah menjadi salah satu permasalahan yang dialami oleh berbagai negara di dunia karena sifatnya yang sulit diurai, namun keberadaannya semakin meningkat setiap tahun. Masing-masing negara memiliki jumlah yang berbeda dengan berbagai latar belakang penduduk dan kondisi negaranya. Pada 1950, produksi sampah dunia ada di angka 2 juta ton pertahun. Sementara 65 tahun setelah itu, pada 2015 produksi sampah sudah di angka 381 juta ton pertahun. Angka ini meningkat lebih dari 190 kali lipat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,8 ton pertahun.

1

(5)

Di Indonesia sampah menjadi permasalahan yang mendapatkan perhatian.

Tahun 2022 tercatat sampah nasional sebanyak 68.5 ton. Data Ditjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK pada 2022 menyebutkan pengelolaan sampah berjumlah 44,2 ton atau 64,52%  dari total sampah nasional.

Sampah dapat menimbulkan gangguan sosial ekonomi dan gangguan kesehatan selain menimbulkan pencemaran. Sampah rumah tangga adalah sampah dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk sampah spesifik dan tinja (Warjoto, et al., 2018). Menurut Komarudin (2023) sampah yang tidak diurus juga dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Jumlah lalat, tikus, dan hewan pengganggu lainnya yang meningkat dapat meningkatkan risiko penyakit menular. Risiko penularan penyakit dapat dikurangi dengan mengurangi, mendaur ulang, atau membuang sampah pada tempat dan jenis sampah.

Pemerintah daerah Palembang sedang berusaha meningkatkan sistem pengelolaan sampah untuk mengatasi masalah ini. Perbaikan infrastruktur, kampanye kesadaran lingkungan, program daur ulang yang lebih efisien, dan peraturan yang lebih ketat untuk pengelolaan sampah rumah tangga dengan beberapa upaya mengelola sampah. Semakin banyak orang yang terlibat dalam upaya ini, semakin besar peluang untuk menciptakan lingkungan perdesaan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Sampah rumah tangga merupakan jenis sampah yang menyumbang pencemaran lingkungan.

Sampah dapat menimbulkan gangguan jika tidak ditangani dengan serius.

Sebanyak 68% sampah rumah tangga terdiri dari sampah organik, yaitu jenis sampah yang bisa terurai oleh bakteri (Palmasari, et al., 2022).

Berdasarkan Studi pendahuluan Desa Kedungwuluh Kidul merupakan desa di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.

Jumlah Penduduk Desa Kedungwuluh Kidul adalah 2.884 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.469 jiwa dan perempuan sebanyak 1.415 jiwa. Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Desa Kedungwuluh Kidul menyatakan telah mencapai keberhasilan 98%. Upaya menurunkan angka sampah, penting untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang

(6)

mempengaruhi pelaksanan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Studi awal dengan pihak Puskesmas, dan Bidan Desa mengatakan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Kedungwuluh Kidul belum dilaksanakan secara optimal, dan masih dapat ditingkatkan lagi. Oleh karena itu dari pilar-pilar STBM tersebut kami memilih satu pilar yang menjadi fokus PBL 1 yakni Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.

B. Tujuan  1. Tujuan Umum

Tujuan Praktik Belajar Lapangan (PBL) 1 ini mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara variabel pengetahuan dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

b. Mengetahui hubungan antara variabel sikap dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

c. Mengetahui hubungan antara variabel perilaku dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

d. Mengetahui hubungan antara variabel ketersediaan informasi dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

(7)

e. Mengetahui hubungan antara variabel ketersediaan sarana dan prasaran dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

f. Mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat  (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah   2. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat

Meningkatkan kerjasama instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk menyelesaikan permasalahan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat  (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.  

3. Bagi Masyarakat Desa Kedungwuluh Kidul

Mengetahui informasi dan pengetahuan mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga yang terdapat di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

4. Bagi Puskesmas Patikraja

Memperoleh data dan informasi tambahan mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

5. Bagi Dinas Kesehatan

(8)

Memberikan informasi mengenai masalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga yang terdapat di Desa Kedungwuluh Kidul Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sehingga dapat dijadikan bahan referensi dalam perencanaan program Kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas khususnya Desa Kedungwuluh Kidul.

D. Tinjauan Pustaka 1. Definisi STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Penyelenggaraan STBM dilakukan secara mandiri oleh masyarakat dengan berpedoman pada lima pilar STBM guna memutus mata rantai penularan penyakit dan keracunan. Pelaksanaan STBM diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) serta pedoman lainnya. (Kemenkes RI, 2014).

2. Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat pilar STBM adalah perilaku higienis dan saniter yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Pilar tersebut antara lain:

(9)

Gambar 1.1 Skema 5 Pilar STBM a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABs)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 disebutkan bahwa Stop Buang Air Besar Sembarangan merupakan kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit. Perilaku stop buang air besar sembarangan diwujudkan melalui kegiatan yang terdiri dari:

1. Membu

dayakan perilaku buang air besar sehat yang dapat memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara berkelanjutan

2. Menyed

iakan dan memelihara sarana buang air besar yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan (Kemenkes, 2014).

Perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABs) diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter

(10)

merupakan koondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu:

1. Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia 2. Dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada

pemakai dan lingkungan sekitarnya (Kemenkes, 2014).

b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau handrub dengan antiseptik atau berbasis alkohol. WHO (2009) cuci tangan (handwashing) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya dengan tujuan untuk menjadi bersih. Cuci tangan juga merupakan salah satu cara pencegahan infeksi yang paling tua, paling sederhana dan paling konsisten. Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debu dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air yang mengalir (Depkes RI, 2011).

Langkah-langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Ada enam langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang tepat menurut Kemenkes yaitu 

1. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun.

2. Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik

3. Gosok pergelangan dan punggung tangan, sela-sela jari, dan kuku 4. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir

5. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain 6. Gunakan kain atau tisu sebagai penghalang mematikan kran air

c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) adalah proses pengolahan, penyimpanan, serta pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan serta keperluan oral lainnya, dan pengolahan makanan yang aman di rumah tangga, meliputi higiene sanitasi pangan yaitu penyimpanan bahan makanan, penyimpanan

(11)

makanan, pemilihan bahan makanan, pengangkutan makanan dan penyajian makanan (Kemenkes, 2015). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga adalah melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.

1. Pengolahan Air Minum Aman Rumah Tangga

Mengolah air yang akan diminum dengan metode seperti filter pasir lambat (Biosand), saringan keramik, mendidih , klorinasi, Disinfeksi Tenaga Surya (SODIS), dan ozonisasi.

2. Pengelolaan Makanan Rumah Tangga Aman

Prinsip higiene dan sanitasi pangan dalam pengolahan pangan rumah tangga dikelompokkan berdasarkan tahapan prosesnya, yang meliputi pemilihan bahan pangan, penyimpanan bahan pangan, pengolahan pangan, penyimpanan pangan matang, pengangkutan pangan, dan penyajian pangan. Beberapa praktik utama yang harus diikuti meliputi memilih bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, menyimpan makanan matang, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan.

d. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT)

Pengelolaan sampah rumah tangga (PSRT) adalah melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang, dan mendaur ulang. Pengelolaan sampah rumah tangga adalah sebuah pendekatan untuk merubah perilaku buang sampah masyarakat dengan melakukan kegiatan dan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai, dan mendaur ulang. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (UU Nomor 18 Tahun 2008).

(12)

Tujuan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga adalah untuk menghindari penyimpanan sampah dalam rumah dengan segera menangani sampah.

Pengelolaan sampah yang aman adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan material sampah dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Prinsip utama dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT) yaitu meminimalkan risiko kesehatan dan agar sampah tidak dapat dijangkau oleh binatang seperti lalat, babi, dan anjing. Menurut Hasditama (2021) adapun prinsip- prinsip dalam pengelolaan sampah antara lain

a. Reduce

Reduce yaitu kegiatan mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu dibutuhkan. Contoh:

mengurangi pemakaian kantong plastik, mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga secara rutin misalnya, sekali sebulan atau sekali seminggu, mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang, Memperbaiki barang-barang yang rusak (jika masih bisa diperbaiki) dan membeli produk atau barang yang tahan lama.

b. Reuse

Reuse yaitu kegiatan memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai tanpa mengubah bentuk. Contoh: sampah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan seperti koran bekas, kardus bekas, kaleng susu, wadah sabun lulur, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi, perhiasan, dan sebagainya.

c. Recycle

Recycle yaitu kegiatan mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru. Contoh: Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dengan cara pembuatan kompos atau dengan pembuatan lubang biopori.

Sedangkan, sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa digunakan kembali, contohnya mendaur ulang kertas yang tidak digunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa menjadi tempat alat tulis, bungkus plastik detergen atau susu bisa dijadikan tas, dompet, dan

(13)

sebagainya. Kegiatan Pengamanan Sampah Rumah Tangga dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip bahwa sampah tidak boleh ada dalam rumah dan harus dibuang setiap hari; pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah, pemilahan sampah dilakukan terhadap 2 (dua) jenis sampah, yaitu organik dan anorganik; tempat sampah harus tertutup rapat;

pengumpulan sampah dilakukan melalui pengambilan dan pemindahan sampah dari rumah tangga ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu serta sampah yang telah dikumpulkan di tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu diangkut ke tempat pemrosesan akhir.

Adanya penerapan prinsip 3R maka volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat tidak lagi menambah tumpukan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan sampah dapat bermanfaat sebagai produk. Penerapan dengan prinsip pengelolaan sampah rumah tangga 3R tersebut diharapkan agar terwujud masyarakat yang sehat, lingkungan hidup yang lestari, serta dapat mengubah sampah dan masalah menjadi sumber daya yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan (Hasditama, 2021).

e. Pengelolaan Air Limbah Domestik Rumah Tangga

Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan kegiatan pemukiman, perkantoran, bisnis, apartemen, dan asrama, serta rumah makan. Air limbah harus diperhatikan karena dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk pada semua makhluk hidup, termasuk manusia. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik, juga disebut SPALD, adalah kumpulan tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah domestik dikombinasikan dengan sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk mengelola air limbah domestik. SPALD dapat berupa SPALD Setempat dan Terpusat. Air Limbah Domestik Rumah Tangga terdiri dari air limbah kakus (black water), air limbah non kakus (grey water) (Direktorat Penyehatan Lingkungan. 2023).

Kawasan permukiman yang sudah tersedia sarana IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal atau Sistem Pengelolaan Limbah

(14)

Domestik Terpusat (SPLD-T) dengan sistem perpipaan dapat langsung tersambung ke rumah tangga. Sistem SPAL pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan tidak tersedianya lahan untuk pembangunan SPAL maka dapat dibuat SPAL semi komunal untuk beberapa sambungan rumah tangga dengan memanfaatkan fasilitas umum seperti jalan/gang (Direktorat Penyehatan Lingkungan. 2023).

3. Faktor-faktor risiko STBM pilar ke-4 a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi (predisposing factor) merupakan faktor dari diri seseorang yang mempermudah untuk melakukan praktik kesehatan tertentu.

Dalam hal ini faktor-faktor predisposisi meliputi pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan, paritas dan tradisi/budaya (Aprianti Siti, 2023).

b. Faktor enabling /pemungkin

Faktor Enabling adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku ataupun tindakan. Faktor enabling mencakup lingkungan fisik dan jarak pelayanan kesehatan ke desa (Aprianti Siti, 2023).

c. Faktor reinforcing/pendukung

Faktor penguat (reinforcing factor) merupakan faktor penguat perubahan perilaku seseorang di bidang kesehatan. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi adalah dukungan petugas kesehatan, keluarga, dan tokoh masyarakat (Aprianti Siti, 2023).   

E. Kerangka Teori

(15)

Gambar 1.2 Kerangka Teori menurut Teori Lawrence Green

F. Metode Pelaksanaan

1. Jenis dan Metode Kegiatan

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor-faktor resiko dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat tertentu saja (Notoatmodjo, 2010). Penelitian kegiatan PBL 1 ini menggunakan cross sectional karena bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Kedungwuluh Kidul Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas.

(16)

Gambar 1.3 Kerangka Konsep 1. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan 1 akan dilaksanakan di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Januari - 2 Februari 2024. 

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasionalisai yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu. Definisi operasional digunakan untuk menyamakan kemungkinan pengertian yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca agar tidak terjadi kesalahpahaman.

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur Karakteristik Responden

1. Umur Lama waktu hidup narasumber sejak dilahirkan sampai dengan waktu penelitian yang dinyatakan dalam tahun

Wawancara Kuesioner Ordinal 1.Remaja 10-19 tahun 2.Dewasa Muda 20-34

tahun

3.Dewasa tua 35-54 tahun

4.Lansia >75 tahun (WHO, 2023) 2 Jenis

Kelamin

Perbedaan

perempuan dan laki-laki secara

Wawancara Kuesioner Nomina l

1.Laki-laki 2.perempuan

(17)

biologis sejak narasumber dilahirkan 3 Pendidika

n

Jenjang

Pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh narasumber

Wawancara Kuesioner Ordinal 1.SD/ MI 2.SMP/MTs 3.SMA / Sederajat 4.Perguruan tinggi

(UU No 20 Tahun 2003)

4 Pekerjaan Aktivitas yang dilakukan oleh narasumber sehari-hari untuk mendapatkan penghasilan

Wawancara Kuesioner Nomina

l 1. ASN

2. Karyawan swasta 3. Wiraswasta 4. Buruh 5. Tidak bekerja 6. Dll

Variabel independen 5 Pengetahu

an

Pemahaman yang dimiliki

masyarakat Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja,

Kabupaten Banyumas

mengenai definisi, manfaat, dan penerapan

Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga

Wawancara Kuesioner Ordinal Jika data berdistribusi normal,

0. Baik (Total Skor>Mean) 1. Buruk (Total Skor<Mean)

Jika data tidak

berdistribusi normal, 0. Baik (Total

Skor>Median) 1. Buruk (Total

Skor<Median)

6 Sikap Respon

masyarakat Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja,

Kabupaten Banyumas mengenai penerapan

Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga

Wawancara Kuesioner Ordinal Jika data berdistribusi normal,

0. Baik (Total Skor>Mean) 1. Buruk (Total Skor<Mean)

Jika data tidak berdistribusi normal, 0. Baik (Total Skor>Median) 1. Buruk (Total Skor<Median)

(18)

7 Perilaku Tindakan

responden dalam menjalankan upaya penerapan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga

Wawancara Kuesioner Ordinal Jika data berdistribusi normal,

0. Baik (Total Skor>Mean) 1. Buruk (Total Skor<Mean)

Jika data tidak berdistribusi normal, 0. Baik (Total Skor>Median) 1. Buruk (Total Skor<Median) 8 Ketersedia

an sarana dan prasarana

Kesiapan suatu

sarana dan

prasarana yang menunjang

Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja,

Kabupaten Banyumas.

Wawancara Kuesioner Ordinal Jika data berdistribusi normal,

0. Baik (Total Skor>Mean) 1. Buruk (Total Skor<Mean)

Jika data tidak berdistribusi normal, 0. Baik (Total Skor>Median) 1. Buruk (Total Skor<Median)

9 Ketersedia an informasi

Kegiatan

penyuluhan dan ketersediaan media informasi mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja,

Kabupaten Banyumas

Wawancara Kuesioner Ordinal Jika data berdistribusi normal,

0. Baik (Total Skor>Mean) 1. Buruk (Total Skor<Mean)

Jika data tidak berdistribusi normal, 0. Baik (Total Skor>Median) 1. Buruk (Total Skor<Median)

Variabel dependen 1 STBM

Pilar 4 Pengelolaa n Sampah Rumah

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT) adalah kegiatan mengolah sampah

Wawancara Kuesioner Ordinal Jika data berdistribusi normal,  

0. Baik (Total Skor>Mean)   1. Buruk (Total

(19)

Tangga di rumah tangga seperti

mengurangi, memakai ulang,

dan mendaur

ulang.

Skor<Mean)     

Jika data tidak berdistribusi normal,   0. Baik (Total

Skor>Median)   1. Buruk (Total Skor<Median) 

4. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. (Sugiyono, 2019). Populasi pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PBL) I adalah seluruh penduduk yang ada di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berjumlah 833 Kepala Keluarga yang tersebar dalam 19 RT.

(Data cakupan STBM desa Kedungwuluh Kidul, 2020).

b. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2019). Teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling, untuk kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) I ini, digunakan teknik quota sampling dengan mengambil sampel dan mencirikan karakteristiknya. 

5. Instrumen a. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2015) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada narasumber untuk menjawabnya. Kuesioner dapat berupa pernyataan tertutup atau terbuka dan dapat diberikan kepada narasumber secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

b. Dokumentasi

(20)

Instrumen ini merupakan cara pengumpulan data pendukung penelitian dalam bentuk, buku, arsip, dokumen, tulisan, angka, dan gambar (Sugiono, 2016). Dokumentasi yang dilakukan pada kegiatan PBL 1 berupa foto atau video di Desa Kedungwuluh Kidul Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas.

c. Alat Tulis

Alat tulis merupakan instrumen yang digunakan untuk mencatat hasil wawancara dan laporan kegiatan. Alat tulis yang dilakukan dalam PBL 1 di Desa Kedungwuluh Kidul Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas berupa kertas, pulpen, dan alat tulis lainnya jika diperlukan.

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian tentunya membutuhkan alat ukur yang baik, yaitu instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2019). Penelitian yang dilakukan pada PBL 1 ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan data melalui pemberian seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2019).

Kuesioner nantinya akan dibagikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi sampel penelitian di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Kuesioner penelitian ini harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum diberikan kepada responden. 

Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah suatu alat ukur tersebut valid (sahih) atau tidak valid. Alat ukur yang dimaksud disini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan tersebut pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner[ CITATION Jan21 \l 1033 ]. Validitas yang dilakukan, antara lain validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi dilakukan untuk melihat sejauh mana pertanyaan di dalam kuesioner dapat mengukur apa yang akan diukur dengan ditanyakan kepada ahli, yaitu Dosen Pembimbing. Di samping itu, validitas konstruk dilakukan untuk melihat sejauh mana alat ukur menunjukkan hasilnya

(21)

sesuai dengan teori melalui pengujian instrumen ke responden yang sesuai dengan kriteria inklusi di desa lain yang masih dalam wilayah kerja Puskesmas Patikraja.

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas dapat digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Alat ukur dikatakan reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan pengukuran berkali-kali [ CITATION Jan21 \l 1033 ].

6. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada PBL 1 yaitu a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2018) data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer yang digunakan pada PBL I ini yaitu data kuesioner yang didapatkan dari narasumber.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018) data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer, dimana data ini bisa diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya. Data sekunder yang digunakan pada PBL I ini yaitu

1. Data Profil Desa Kedungwuluh Kidul 2020 2. Data Profil Puskesmas Patikraja 2022

3. Data cakupan STBM Desa Kedungwuluh Kidul per Agustus 2020.

7. Analisis Data

Analisa data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena dengan analisalah data dapat mempunyai arti atau makna yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian (Setiadi, 2013)

a. Analisis Univariat

(22)

Analisis univariat adalah analisa yang digunakan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau pengaruh (Notoatmodjo, 2010). Dalam analisis bivariat, sampel yang digunakan bisa saja berpasangan atau masing-masing independen dengan perlakuan tersendiri pada kejadian STBM pilar ke 4.

c. Analisis Multivariat

Analisis multivariate atau multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Notoatmodjo, 2010).

G. Jadwal Kegiatan

(23)
(24)

Aprianti, Siti. 2023. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Yudanagara Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2022. Sarjana Thesis. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

Arsiana , A., Ramadhan, T. & Asnia, Z., 2021. Evaluasi Program Gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Wilayah Dinas KEsehatan Kabupaten Bombana. Ilmu Keperawatan, 3(4), pp. 43-66.

Data Profil Desa Kedungwuluh Kidul. 2020.

Data Profil Puskesmas Patikraja. 2022.

Data Cakupan STBM Desa Kedungwuluh Kidul. 2020. Agustus.

Direktorat Penyehatan Lingkungan. 2023. Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Hasditama, Rifqi Ridho. 2021. Implementasi Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM ) di Wilayah Kampung Sanitasi Kelurahan Rawa Mekar Jaya Kota Tangerang Selatan Tahun 2021. Jakarta.

Janna, N. M. & Herianto, 2021. Konsep Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Menggunakan SPSS. https://osf.io/v9j52.

Kemenkes, 2014. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes, 2015. Kurikulum dan Modul Pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Komarudin, A., Rosmajudi, A. & Hilman, A., 2023. Implementasi Kebijakan dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Indonesian Journal Of Education and Humanity, 3(4), pp. 41-49.

Lamentira, A. L., 2020. Hubungan Sumber Air Bersih dan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare Pada Balita: Systematic Review.

Laverda, F. H. N., Martini, Ari, U. & Retno, H., 2023. Hubungan Penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan Kejadian Diare Anak Balita Di

20

(25)

Wilayah Kerja Puskesmas Sumbang 1. Jurnal Kesehatan Masyarakat, pp.

192-203.

Notoatmodjo,S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Palmasari, B. et al., 2022. Sosialisasi dan Pendampingan Pengolahan Sampah Organik menjadi Eco-Enzyme di Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang. International Journal of Community Engagement, 3(1), pp. 37-40.

Peraturan Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta: Peraturan Kementerian Kesehatan RI.

Riyani, A., 2021. Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bei Tahun 2015 - 2018.. Skripsi thesis, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Rondonuwu, Maxi Rein. 2023. Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Roro, N. S., Budiman & Nasir, A., 2021. Kajian Pelaksanaan Program Inovasi

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Goyang Gotik Di Puskesmas Pasirkaliki Kota Cimahi. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1(3), pp. 15-26.

Setiadi., 2013.Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Ed 2. Yogjakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono, P., 2015. Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:

Alfabeta, 28, pp.1-12.

Sugiyono, P., 2016. Metode Penelitian Manajemen (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods), Penelitian Tindakan (Action Research, dan Penelitian Evaluasi). Bandung: Alfabeta Cv.

Sugiyono, D., 2018. Metode penelitian kuatintatif, kualitatif dan R &

D/Sugiyono. Bandung: Alfabeta, 15(2010).

(26)

Sugiyono, P.D., 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&d dan Penelitian Pendidikan). Metode Penelitian Pendidikan, 67.

Timelines, 2023. Tahun 2022 Total Sampah Nasional Capai 68.5 Juta Ton.

https://timelines.id/2023/03/19/tahun-2022-total-sampah-nasional-capai- 68-5-juta-ton/2/. 19 Maret 2023.

Undang-Undang No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Indonesia).

Diakses tanggal 22 November 2023 dari

https://peraturan.bpk.go.id/Details/39067/uu-no-18-tahun-2008.

Warjoto, R. E., Canti, M. & Hartanti, A. T., 2018. Metode Komposting Takakura untuk Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga di Cisauk Tanggerang.

Jurnal Perkotaan, 10(2), pp. 76-90.

WHO. 2009. “ Cuci Tangan (Handwashing).” World Health Organization (WHO).

WHO. 2023. Klasifikasi Umur Dewasa menurut WHO. World Health Organization (WHO).

(27)
(28)

KUESIONER PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) 1

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN STBM PILAR 4 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (PSRT) DI

DESA KEDUNGWULUH KIDUL KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2023

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin : Pendidikan : Pekerjaan :

II. PENGETAHUAN

Petunjuk : Jawablah dengan memberi tanda (v) pada kotak pilihan Anda

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah 1. Sampah adalah barang yang benar-benar sudak tidak

dapat digunakan lagi

2. Jenis sampah ada dua yaitu sampah organik dan anorganik

3. Sampah anorganik tidak dapat didaur ulang*

4. Membuang sampah sembarangan di lingkungan rumah adalah perbuatan yang dibenarkan*

5. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk untuk tanaman

6. Plastik, styrofoam, dan kaca bekas adalah contoh sampah organik*

7. Sampah harus dimusnahkan karena sampah merupakan tempat berkembang biaknya kecoa, lalat dan tikus

8. Membakar sampah boleh dilakukan asal dengan api yang besar dan tidak menimbulkan banyak asap*

9. Tempat pembuangan sampah organik dan anorganik perlu dipisah

10. Timbunan sampah yang tidak dikelola dapat menimbulkan penyakit dan dampak buruk bagi lingkungan

11. Tempat sampah yang baik adalah tempat sampah yang

23

(29)

terbuat dari bahan yang cukup kuat dan kedap air 12. Pengumpulan sampah ke TPA (Tempat Pembuangan

Akhir) diupayakan dengan sistem terpisah antara sampah organik dan anorganik

13. Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menambah beban TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

14. Lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang baik adalah yang dekat dengan pemukiman warga*

III. SIKAP

Petunjuk : beri tanda (v) pada jawaban yang Anda anggap benar Keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS 1. Saya perlu memisahkan sampah

yang mudah membusuk dan sampah yang tidak mudah membusuk

2. Saya perlu mengetahui manfaat dari pengelolaan sampah rumah tangga dengan baik

3. Saya perlu membuang sampah rumah tangga ke sungai karena dapat mencemari sungai*

4. Saya perlu mendaur ulang sampah untuk mengurangi sampah rumah tangga

5. Saya perlu menimbun sampah di dalam rumah untuk mencegah bau tidak sedap*

6. Setiap rumah tangga perlu melakukan pengelolaan sampah setiap harinya.

7. Setiap rumah tangga perlu menyediakan tempat sampah untuk memisahkan sampah kering dan basah

8. Saya perlu membakar sampah agar sampah tidak menumpuk*

9. Saya perlu membuang sampah pada tempatnya karena merupakan pekerjaan yang mudah

10. Saya tidak perlu melakukan pengelolaan sampah karena masalah sampah merupakan tanggung jawab pemerintah*

(30)

11. Sampah yang berserakan di sekitar rumah harus dibersihkan setiap hari

12. Saya perlu membiarkan sampah berserakan di rumah karena merupakan hal yang wajar digunakan*

IV. PERILAKU

Petunjuk : beri tanda (v) pada jawaban yang anda anggap benar Keterangan :

Selalu (S) = Berperilaku 7 kali dalam satu minggu Sering (SR) = Berperilaku 4-6 kali dalam satu minggu Kadang-kadang (KD) = Berperilaku 1-3 kali dalam satu minggu Tidak Pernah (TP) = Berperilaku 0 kali dalam satu minggu

No Pernyataan Jawaban

S SR KD TP

1. Saya melakukan pengelolaan sampah rumah tangga

2. Saya membakar sampah untuk mengurangi sampah rumah tangga*

3. Saya membuang sampah di TPA 4. Saya memilah sampah organik dan

anorganik di rumah

5. Saya membuang sampah di sungai*

6. Saya mengikuti kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan 7. Saya melakukan pengolahan

kompos dari sampah dapur 8. Saya menimbun sampah di

lingkungan sekitar rumah*

9 Saya memperingatkan orang lain yang tidak membuang sampah pada tempatnya

10 Saya menyimpan plastik keresek bekas yang masih bersih dan masih bisa digunakan

11 Saya langsung membuang sampah tanpa dipilah terlebih dahulu*

V. KETERSEDIAAN INFORMASI

Petunjuk : beri tanda (v) pada jawaban yang anda anggap benar Keterangan :

Sangat Membantu (SM) = Sangat membantu Anda dalam melakukan pengelolaan sampah rumah tangga

(31)

Membantu (M) = Membantu Anda dalam melakukan pengelolaan sampah rumah tangga Tidak Membantu (TM) = Tidak membantu Anda dalam

melakukan pengelolaan sampah rumah tangga

Sangat Tidak Membantu (STM) = Sangat tidak membantu Anda dalam melakukan pengelolaan sampah rumah tangga

No Pertanyaan Jawaban

SM M TM STM 1. Bagaimana penyuluhan tentang

pengelolaan sampah rumah tangga?

2. Bagaimana penyuluhan terkait tata cara mendaur ulang sampah rumah tangga?

3. Bagaimana penyuluhan terkait manfaat membakar sampah rumah tangga?*

4. Bagaimana media informasi berupa stiker terkait pemilahan sampah organik dan anorganik?

5. Bagaimana media informasi berupa stiker terkait larangan membuang sampah sembarangan?

6. Bagaimana media informasi terkait larangan mendaur ulang sampah rumah tangga?

7. Bagaimana Informasi yang disampaikan mengenai jadwal pengangkutan sampah dan aturan pengelolaan sampah di lingkungan anda?

8. Bagaimana media informasi berupa stiker terkait anjuran membuang sampah di sungai?*

9. Bagaimana informasi terkait kebijakan dari tokoh masyarakat untuk melakukan kegiatan pengolahan sampah?

VI. KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

Petunjuk : beri tanda (v) pada jawaban yang anda anggap benar Keterangan :

Sangat Memadai (SM) = Kuantitas dan kualitas sangat baik Memadai (M) = Kuantitas dan kualitas cukup Tidak Memadai (TM) = Kuantitas dan kualitas kurang Sangat Tidak Memadai (STM) = Tidak ada sarana prasarana

(32)

No Pertanyaan Jawaban

SM M TM STM 1. Bagaimana kondisi tempat sampah di

rumah?

2. Bagaimana kondisi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di lingkungan sekitar?

3. Bagaimana kondisi sungai untuk pembuangan sampah?*

4. Bagaimana kondisi sarana pembuangan sampah di area umum seperti lapangan, taman, atau tempat-tempat umum lainnya?

5. Bagaimana kondisi sarana penimbunan sampah di rumah?*

6. Bagaimana kondisi TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik?

7. Bagaimana kondisi sarana untuk membakar sampah di lingkungan?*

8. Bagaimana kondisi sarana prasarana untuk pengangkutan sampah rumah tangga?

9. Bagaimana kondisi fasilitas pemilahan sampah di rumah anda?

10. Bagaimana kondisi tempat sampah di rumah anda apakah kuat dan kedap air?

11. Bagaimana kondisi wadah kompos di rumah anda?

12. Bagaimana kondisi sarana bank sampah di lingkungan anda?

(33)

Lampiran 2. Hasil Community Diagnosis Tabel Hasil Community Diagnosis

No .

Komponen Diagnosis (Berdasarka

n Lawrence Green)

Telaah Data Sekunder Rumusan Masalah

1. Faktor Predisposisi

Berdasarkan data dari profil Desa Kedungwuluh Kidul tahun 2022 data pekerjaan warga rata-rata bekerja sebagai petani. Berdasarkan data dari Puskesmas Patikraja tahun 2022 terdapat data tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Ptikraja dengan jumlah penduduk terbanyak adalah tidak/belum sekolah dan penduduk yang tamat SD.

Apa mayoritas pekerjaan penduduk Desa Kedungwuluh Kidul?

Apa rata-rata riwayat pendidikan

penduduk di

wilayah kerja Puskesmas

Patikraja?

2. Faktor Pendukung

Ditinjau dari segi pelayanan kesehatan fasilitas di Desa Kedungwuluh Kidul meliputi Posyandu dan Polindes 6 buah, serta Bidan Desa 1 orang. Berdasarkan data dari Profil Puskesmas Patikraja, tenaga Kesehatan yang tersedia yaitu 5 Dokter Umum, 2 Dokter Gigi, 6 perawat, 2 Perawat Gigi, 20 Bidan, 2 Tenaga Gizi, 3 Tenaga Kefarmasian, 2 Tenaga Sanitasi. Puskesmas Patikraja juga sudah menyediakan beberapa pelayanan kesehatan antara lain data pemanfaatan Puskesmas, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan gakin, penanggulangan KLB dan data pelayanan kesehatan lainnya.

Apakah narasumber melakukan

pemeriksaan kesehatan?

Apakah narasumber pernah sakit selama satu bulan terakhir?

Penyakit apa yang dderitan selama satu bulan terakhir?

3. Faktor Pendorong

Berdasarkan data yang terdapat pada profil Desa Kedungwuluh Kidul tahun 2022 terdapat pelatihan PHBS bagi kader dan melakukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat. Adanya pelatihan PHBS dan penyuluhan langsung kepada masyarakat dapat menjadi pendorong agar masyarakat menerapkan personal hygiene yang baik

Apa saja faktor

yang menjadi

pendorong

masyarakat dalam melakukan PHBS?

(34)

dan benar..

Gambar

Gambar 1.1 Skema 5 Pilar STBM   a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABs)
Gambar 1.2 Kerangka Teori menurut Teori Lawrence Green
Gambar 1.3 Kerangka Konsep  1. Tempat dan Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi

6 Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan teory perilaku yang dikemukakan oleh Lawrence green yang menyebutkan bahwa faktor-faktor pendorong (renforcing

Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi

Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi

Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Studi yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian musculoskeletal disorders pada

Penelitian ini bersifat observasional analitik (non eksperimental) dengan desain studi Cross Sectional , bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program sanitasi total berbasis masyarakat pilar pertama ( Stop BABS) di Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak

Bataha, 2015 Faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan berat badan ibu pengguna alat Tujuan penelitia n ini untuk mengana lisa faktor- faktor Indon esia cross sectional